Anda di halaman 1dari 2

KENAKALAN REMAJA

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian unsur-unsur sosial budaya yang


terdapat dalam suatu masyarakat, sehingga membahayakan kelompok sosial atau
menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok para warga kelompok sosial,
sehingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial, Gillin dan Gillin (dalam Soerjono Soekanto,
2006).

Masalah sosial dapat dikaji dengan tiga teori utama sosiologi, yaitu: Teori
Fungsionalisme Struktural (Emile Durkheim) masalah sosial muncul dari kegagalan institusi
sosial, kelompok dan bagian lain dari masyarakat untuk menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya. Teori Konflik (Karl Marx) masalah sosial muncul dari eksploitasi
kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Dan terakhir, Teori Interaksi Simbiolik
(George H. Mead) masalah sosial muncul karena pergaulan dengan hukum dan pelabelan
karakter yang buruk.

Terdapat berbagai masalah sosial di masyarakat, salah satunya adalah kenakalan


remaja. Kenakalan remaja adalah ialah suatu perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan
oleh seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya. Kenakalan remaja terdapat dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diakibatkan karena krisis identitas dan kontrol diri yang
lemah. Sedangkan faktor eksternal diakibatkan kurangnya perhatian dari keluarga, teman
dan lingkungan.

Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma
sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena
dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang
secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku
yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk mengetahui latar
belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak
disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena pelaku kurang memahami aturan-aturan
yang ada, perilaku menyimpang yang disengaja, bukan karena pelaku tidak mengetahui
aturan. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa
seseorang melakukan penyimpangan, padahal ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan.
Becker (dalam Soerjono Soekanto,1988) mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk
mengasumsikan hanya mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat
demikian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami
dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang
tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal
biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang.

Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat


beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial tidak dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran hukum. Bentuk kenakalan remaja tersebut seperti: kabur dari rumah,
membawa senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah
menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum seperti;
pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang,
dan tindak kekerasan lainnya yang sering diberitakan media-media masa.

Berdasarkan tiga teori mengenai masalah sosial, kenakalan remaja dapat dikaji
menggunakan Teori Interaksi Simbiolik, yaitu masalah sosial muncul karena pergaulan
dengan hukum dan karakter yang buruk. Perlakuan-perlakuan yang dilakukan oleh para
remaja ini dapat membawa dampak-dampak buruk sehingga sesuai dengan pengertian teori
yang digagaskan oleh George H. Mead tersebut. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap
struktur dalam sistem sosial, fungsionalisme terhadap yang lain. Disini, sistem yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial adalah
keluarga. Untuk itulah, sebagai tempat sosialisasi pertama bagi anak, keluarga dituntut
untuk dapat membentuk kepribadian yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Karena jika
dalam suatu keluarga menciptakan remaja menjadi nakal, maka remaja nakal ini akan
mempengaruhi remaja lainnya sehingga akan merusak sistem sosial lainnya. Selain
berdampak untuk masyarakat, kenakalan remaja dapat berdampak ke diri remaja tersebut
sendiri. Perbuatan-perbuatan tidak baik yang para remaja lakukan bisa bersangkutan
dengan nyawa mereka dan dapat merugikan diri mereka sendiri.

LUH AYU RIZKYOLLA DEFA NABILA


XI IPS 3

Anda mungkin juga menyukai