PENDAHULUAN
Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang
disebut masalah sosial berkutat didalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas sosial
memang tidak pernah dijumpai suatu kondisi masyarakat yang ideal. Dalam pengertian tidak
pernah dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa seluruh kebutuhan setiap warga
masyarakat terpenuhi, seluruh prilaku kehidupan sosial sesuai harapan atau seluruh warga
masyarakat dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan yang
terjadi. Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan
dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang
telah disepakati perilaku – perilaku seperti kriminalitas, pelacuran atau dan sosiologi menjadi
pokok utama pembahasan dalam makalah ini.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah sosial seperti kriminalitas, sosiologi, dan
kenakalan remaja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Masalah Sosial
Masalah sosial adalah ketidak sesuaian suatu unsur unsur atara masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur – unsur yang ada
dapat menimbulakan ganggguan dalam kehidupan sosialseperti menimbulkan kegoyahan dalam
kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial timbul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realitas yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial
dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi masyarakat,
musyawarah masyarakat dan lain sebagainya.
Perspektif Sosiologi
Masalah Sosial adalah situasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai perlu diatasi
(dipemecahankan). Pandangan pekerja sosial adalah terganggunya fungsi sosial, sehingga
mempengaruhi kemampuan memenuhi kebutuhan, dan peranan-peranannya di masyarakat.
Kondisi yang dipandang orang atau masyarakat sebagai situasi yang tidak diharapkan.
1. Kriminalitas
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang
melanggar hukum atau sebuah tindakan kejahatan. Pelaku kriminalitas desebut seorang kriminal
adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Jadi intinya kriminalitas adalah
tindakan yang melanggar norma atau hukum yang berlaku didaerah tersebut . Tindak kriminal
dapat dilakukan oleh siapapun dimanpun, tua, remaja, bahkan anak-anak.
Dalam pandangan sosiologis, kejahatan diartikan sebagai semua bentuk ucapan dan tingkah laku
yang melanggar norma – norma sosial, serta merugikan dan mengganggu keselamatan
masyarakat, baik secara ekonomis, politis maupun sosial psikologis.
2. Prostitusi
Prostitusi atau pelacuran merupakan penyakit masyarakat yang semakin marak sekarang ini dan
mempunyai sejarah panjang. Namun pada jaman sekarang, prostitusi oleh masyarakat Indonesia
dianggap menjadi sesuatu yang biasa dan hampir ada disetiap daerah, tidak hanya di kota – kota
besar namun mencakup keseluruh daerah terpencil sekalipun.
Menurut Soerjono Soekanto, pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan
mendapat upah. Dari pengertian yang dibuatnya, tampak dengan jelas bahwa Soerjono Soekanto
menggunakan prespektif motif dalam menjelaskan definisi pelacuran. Beliau memandang
pelacuran sebagai sebuah profesi yang bersifat ekonomis tanpa memperhatikan apakah pelacuran
merupakan sebuah problema sosial atau bukan. Soerjono Soekanto menambahkan, pelacuran
menjadi suatu masalah sosial atau tidak tergantung dari cara masyarakat memandang masalah
tersebut sebagai tindakan yang menyimpang ataupun bukan.
Sedangkan menurut wikipedia, Drs. Muhammad Hawari mengatakan pelacuran adalah
setiap hubungan kelamin secara bebas antara pria dan wanita tanpa diikat suatu perkawinan yang
sah. Dalam definisinya, Muh. Hawari menggunakan prespektif sosiologis dalam memandang
pelacuran yakni hubungan di luar perkawinan yang sah, sehingga definisi ini bisa memastikan
pelacuran sebagai suatu tindakan bertentangan dengan norma kesusilaan masyarakat Indonesia.
3. Kenakalan Remaja
Santrock mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Kenakalan
remaja merupakan perbuatan anak-anak yang melanggar norma sosial, norma hokum, norma
kelompok dan mengganggu ketrentaman kelompok.
1. Kriminalitas
1. Faktor Sosial, Kondisi sosial yang buruk dapat menjadi faktor penyebab terjadinya
tindak kriminalitas di masyarakat, sementara kondisi sosial yang baik akan
menciptakan kondisi yang baik pula dapat meminimalisir angka kejahatan.
2. Faktor Ekonomi, Faktor ekonomi memang sering menjadi alasan utama atau akar dari
tindak kriminalitas. Terkadang karena alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya
orang rela melakukan tindakan menyimpang ini dengan cara melanggar norma hukum
dan moral.
3. Budaya, karena perbedaan budaya ras atau suku bangsa terkadang kita berselisih
siapa yang paling hebat, perbedaan budaya memang dapat menimbuklan konflik
berawal dari cek cok hingga terjadinya tindak kriminalitas berupa konflik antar
kelmpok.
2. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).[3]
Faktor Internal :
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Faktor Eksternal :
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
3. Prostitusi
Faktor Internal :
1. Sifat malas tidak terlepas adanya keingingan untuk mendapat uang serta menjadi orang
kaya tanpa harus bekerja keras.
2. Kurangnya pendidikan tidak terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar pelaku
prostitusi lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang kurang mampu. Mereka pun juga kebanyakan
berasal dari orang tua yang berwatak lemah dan kurang terdidik sehingga standard moral keluarga-
keluarga mereka pada umumnya rendah dan cara orang tua mereka memberikan pembentukan displin
tidak bijaksana serta tidak dapat dipertanggung jawabkan.
4. Hypersexual didefinisikan sebagai kemauan atau hasrat untuk berhubungan seks secara
berlebihan. Gangguan psikologis maupun cacat jiwa juga berpengaruh dalam faktor ini.
Faktor Eksternal :
1. Ekonomi yang lemah merupakan faktor yang mendorong munculnya rasa malas dan
keinginan untuk menjadi orang kaya atau keluar dari garis kemiskinan secara instan dan melacur
dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk mewujudkannya.
2. Keluarga yang tidak harmonis juga turut berperan dalam menimbulkan rasa kecewa
(sudah dijelaskan sebelumnya) yang akhirnya membuat seseorang melacur.
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan