Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL

Dosen Pengampu :
Prof. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.

Disusun Oleh :
TITANIA NOVIANA
A1A119074

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas


kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kasih dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta selesai tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “ Konsep
Dasar Psikologi Sosial”.
Adapun penyusunan makalah ini kiranya
masih jauh dari kata sempurna. Penulis pun
berharap pembaca makalah ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada
penulis agar di kemudian hari penulis bisa
membuat makalah yang ebih sempurna.
Sekian dan terima kasih.

Jambi, Februari 2020

Penuis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................i
KATA PENGANTAR.................................ii
DAFTAR ISI..............................................iii
BAG I Penyimpangan Psikologi Sosial ....1
1.1 Teori-teori penyimpangan Sosial...........1
1.2 Penyimpangan Psikologi Sosial.............2
1.3 Sebab - Sebab Terjadinya
Penyimpangan Sosial.............................9
1.4 Dampak Perilaku
Penyimpangan Psikologi Sosial.............9
BAGIAN II Pemecahan Masalah
Psikologi Sosial.........................................13
2.1 Aspek-Aspek Masalah.........................13
2.2 Kesulitan dalam
Memecahkan Masalah..........................14
2.3 Strategi Pemecahan Masalah...............15
BAGIAN III Problem-problem yang
Dihadapi dalam Pembentukan
Teori-teori Psikologi Sosial......................20
DAFTAR PUSTAKA................................25

iii
BAGIAN 1
Penyimpangan Psikologi Sosial

1.1 Teori-teori penyimpangan Sosial

Menurut Soerjono Soekanto :


penyimpangan sosial adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu
yang mengatur organisasi suatu jenis sosial.
Menurut Kimball Young dan Raymond W.
Mack : penyimpangan sosial adalah suatu
penyimpangan dalam struktur sosial, yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi
suatu jenis sosial.
Menurut William Kornblum :
penyimpangan sosial adalah perbergerakan
individu-individu, keluarga-keluarga dan
jenis sosialnya dan satu status ke status sosial
lainnya.
Perilaku menyimpang ialah perilaku yang
tidak sesuai dengan norma dan nilai yang
dianut oleh masyarakat atau kelompok.
Perilaku menyimpang disebut

1
nonkonformitas. Perilaku yang tidak
menyimpang disebut konformitas, yaitu
bentuk interaksi seseorang yang berusaha
bertindak sesuai dengan norma dan nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari, tidak semua orang
bertindak berdasarkan norma-norma dan nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat.

1.2 Penyimpangan Psikologi Sosial

1. Kriminalitas

(Sumber : jawapos.com)
Perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan memberi peluang bagi setiap
orang untuk berubah, tetapi perubahan
2
tersebut tidak membawa setiap orang ke arah
yang dicita-citakan. Hal ini berakibat
terjadinya perbedaan sosial berdasarkan
kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun
pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat
membawa seseorang atau kelompok ke arah
tindakan yang menyimpang karena
dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak
terpenuhi atau terpuaskan dalam
kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di
masyarakat secara khusus akan diuraikan
sebagai akibat terjadinya perubahan sosial
yang menimbulkan kesenjangan kehidupan
atau jauhnya ketidaksamaan sosial.
Akibatnya, tidak semua orang mendapat
kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan
tersebut menyebabkan setiap orang memiliki
penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak
dan kewajibannya. Setiap orang harus
mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban
yang dilakukan.

3
2. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

( Sumber : kiblat.net )
Bangsa Indonesia yang sedang
membangun perlu memiliki sistem
administrasi yang bersih dan berwibawa,
bebas dari segala korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Masalah korupsi menyangkut
berbagai aspek sosial dan budaya, maka Bung
Hatta (dalam Mubyarto) mengatakan bahwa
korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal
ini sudah membudaya di kalangan bangsa
Indonesia atau sudah menjadi bagian dari
kebudayaan bangsa akan sulit untuk
diberantas. Akibatnya, hal tersebut akan
menghambat proses pembangunan nasional.
Untuk memberantas korupsi, tidak hanya satu
atau beberapa lembaga pemerintahan saja
4
yang harus berperan,rakyat Indonesia harus
bertekad untuk menghilangkan korupsi.

3. Kenakalan Remaja

( Sumber : dinsos.jatengprov.go.id )
Kenakalan remaja merupakan disintergasi
dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu
karena tindakan yang mereka lakukan dapat
meresahkan masyarakat. Oleh karena itu,
kenakalan remaja disebut sebagai masalah
sosial. Munculnya kenakalan remaja
merupakan gejolak kehidupan yang
disebabkan adanya perubahan-perubahan
sosial di masyarakat, seperti pergeseran
fungsi keluarga karena kedua orangtua
bekerja sehingga peranan pendidikan
keluarga menjadi berkurang.
5
4. Alkoholisme

( Sumber : winnetnews.com )
Minuman alkohol mempunyai efek negatif
terhadap saraf. Alkohol dapat mengakibatkan
mabuk dan tidak dapat berpikir secara
normal. Akibatnya seorang pemabuk mudah
melakukan tindakan yang tidak terkendali
baik secara fisik, sosial, maupun psikologis
sehingga merugikan dirinya maupun orang
lain. Penyimpangan lain seperti perusakan,
penganiayaan, dan bahkan pembunuhan.

6
5. Penyalahgunaan Narkotika.

( Sumber : qureta.com )
Penyalahgunaan narkotika adalah
penggunaan narkotika tanpa izin dengan
tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan.
Penyimpangan sosial yang timbul adalah
pembunuhan, pemerkosaan pencurian,
perampokan.
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun
ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita
amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di
media cetak maupun elektronika yang hampir
setiap hari memberitakan tentang
penangkapan para pelaku penyalahgunaan
narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan
pelakunya adalah remaja belasan tahun,
mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya

7
mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa
mereka menggunakannya.

6. Penyimpangan Seksual

( Sumber : macorp.co.id )
Penyimpangan Seksual adalah bentuk
penyimpangan yang berkaitan dengan
masalah seksual.penyimpangan seksual
merupakan juga tingkah laku seksual yang
tidak lazim dijalankan. Penyimpangan sosial
yang timbul adalah pemerkosaan,
homoseksual, lesbian , bermesraan di tempat
umum, Pelacuran, dan lain sebagainya.
Penyimpangan ini bisa terjadi akibat adanya
keinginan dan kemauan.Penyimpangan
seksual dianggap menyimpang karena
melanggar norma- norma yang berlaku.

8
1.3 Sebab - Sebab Terjadinya
Penyimpangan Sosial
Adapun sebab-sebab terjadinya perilaku
menyimpang menurut Setiadi (2011; 215)
yaitu:
1. Sikap mental yang tidak sehat
2. Ketidakharmonisan dalam keluarga
3. Pelampiasan rasa kecewa
4. Dorongan kebutuhan ekonomi,
5. Pengaruh lingkungan & media massa
6. Ketidaksanggupan menyerap norma
7. Proses sosialisasi nilai-nilai subkultur
menyimpang
8. Kegagalan dalam proses sosialisasi
9. Adanya ikatan sosial yang berlainan.

1.4 Dampak Perilaku Penyimpangan


Sosial

Berbagai bentuk perilaku menyimpang


yang ada di masyarakat akan membawa
dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan
masyarakat pada umumnya.
1. Dampak Penyimpangan sosial Bagi Pelaku
9
Berbagai bentuk perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh seorang individu akan
memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut
ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau
penderitaan kejiwaan serta tekanan
mental terhadap pelaku karena akan
dikucilkan dari kehidupan masyarakat
atau dijauhi dari pergaulan.

b. Dapat menghancurkan masa depan


pelaku penyimpangan.

10
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan
dan dekat dengan perbuatan dosa.

d. Perbuatan yang dilakukan dapat


mencelakakan dirinya sendiri.

2. Dampak Penyimpangan sosial Bagi Orang


Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa
dampak bagi orang lain atau kehidupan
masyarakat pada umumnya. Beberapa di
antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

11
a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban
dan ketidakharmonisan dalam
masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan
berbagai pranata sosial yang berlaku di
masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial, psikologis,
dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-
unsur lain yang mengatur perilaku
individu dalam kehidupan masyarakat.¹

BAGIAN II
Pemecahan Masalah Psikologi Sosial

12
Pemecahan masalah merupakan
keterampilan kognitif yang bersifat
kompleks, dan mungkin merupakan
kemampuan paling cerdas yang dimiliki
manusia (Chi & Glaser dalam Matlin, 1989).
Menurut Matlin (1989), pemecahan
masalah diperlukan ketika seorang individu
mempunyai keinginan untuk meraih sebuah
tujuan tertentu dan tujuan itu belum tercapai.
2.1 Aspek-Aspek Masalah
Matlin (1989) mengemukakan bahwa
dalam memecahkan masalah, ada baiknya
memperhatikan aspek-aspek dari masalah,
yaitu:
1. Kondisi nyata yang dihadapi, misalnya
seorang mahasiswa yang tidak memiliki
handphone padahal semua teman di
kampusnya sudah memiliki handphone.
Mahasiswa ini sudah meminta dibelikan
pada orang tuanya, namun ternyata orang
tuanya tidak memiliki dana yang cukup
untuk membeli handphone.

13
2. Kondisi yang diinginkan, misalnya
mahasiswa tersebut di atas menginginkan
handphone model terbaru seperti yang
dimiliki teman-temannya
3. Aturan atau batasan yang ada, misalnya si
mahasiswa tersebut memegang teguh nilai,
bahwa ia tidak boleh mendapatkan barang
dengan cara yang melanggar norma,
seperti mencuri.

2.2 Kesulitan dalam Memecahkan


Masalah
Watson (dalam Evans, 1992) menjelaskan
beberapa kesulitan dalam memecahkan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Kegagalan dalam mengenali adanya
masalah. Hal ini dapat terjadi jika individu
tidak merasakan adanya suatu kesenjangan
antara kondisi yang ideal dengan kondisi
yang nyata.
2. Kegagalan dalam mendefinisikan masalah
dengan benar. Hal ini terjadi ketika
individu mengetahui adanya masalah,

14
namun ia tidak memahami masalah yang
sebenarnya.
3. Kegagalan dalam menggunakan informasi
yang tersedia. Hal ini terjadi jika individu
tidak memiliki pengetahuan yang
memadai terkait dengan masalah yang
dihadapi.
4. Kegagalan dalam mengenali atau
mempertanyakan asumsi yang ada. Hal ini
terjadi jika individu tidak memahami
adanya asumsi, teori atau aturan yang
terkait dengan masalah yang dihadapi.
5. Kegagalan dalam mempertimbangkan
berbagai alternatif yang ada. Hal ini terjadi
jika individu tidak memiliki kemampuan
berfikir divergen yang memungkinkannya
untuk melihat berbagai alternatif
penyelesaian masalah.

2.3 Strategi Pemecahan Masalah


Bransford dan Stein (dalam Eggen &
Kauchak, 1997) menjelaskan bahwa strategi
umum dalam memecahkan masalah terdiri
dari 5 langkah, yaitu:
15
1. Identifikasi masalah.
Langkah pertama dalam upaya
memecahkan masalah ini kelihatannya adalah
hal yang sederhana, namun pada
kenyataannya, memahami sebuah masalah
adalah hal yang cukup menantang mengingat
untuk dapat memahami masalah diperlukan
suatu daya kreativitas, ketahanan dan
kemauan untuk tidak terburu-buru dalam
menyelesaikan masalah. Banyaknya aspek
yang terkait dengan masalah yang dihadapi
terkadang ikut menyulitkan seorang individu
dalam memahami suatu masalah.
Ada beberapa kondisi yang membuat
seorang individu mengalami kesulitan dalam
identifikasi masalah, diantaranya:

a) Kurangnya pengalaman dalam


mengidentifikasi masalah. Seperti telah
dijelaskan di awal, kemampuan
menyelesaikan masalah tampaknya baru
sebatas pada masalah yang bersifat well
defined, karena masalah jenis inilah yang

16
banyak dihadapi dan diajarkan cara
penyelesaiannya di bangku sekolah.
Sementara untuk masalah yang bersifat ill
defined, tampaknya masih cukup banyak
yang kesulitan dalam menyelesaikannya.
Hal ini membuat pelajar atau mahasiswa
akan merasa kesulitan mengidentifikasi
masalah yang serba tidak pasti ketika
mereka menghadapi situasi nyata dalam
kehidupan.
b) Kurangnya pengetahuan yang terkait
dengan masalah, sehingga menyulitkan
individu dalam memahami masalah dan
melihat alternatif solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah
c) Kecenderungan ingin cepat menemukan
solusi, sehingga terkadang individu tidak
sabar dan tidak mau membuang waktu
untuk memahami masalah dengan lebih
komprehensif.

2. Representasi masalah atau penggambaran


masalah
17
Representasi atau penggambaran masalah
dapat berupa secara sederhana
membayangkan masalah yang ada, maupun
menggunakan alat bantu seperti grafik,
gambar, daftar dan lain sebagainya.
Representasi masalah ini akan membantu
individu untuk memberikan makna pada
masalah tersebut, yang pada akhirnya akan
membantu individu untuk memahami
masalah dengan benar.
3. Pemilihan strategi pemecahan masalah
4. Implementasi strategi pemecahan masalah.
Kunci keberhasilan dari implementasi
strategi adalah pemahaman yang benar
tentang masalah. Jika dalam implementasi ini
ada kesulitan, maka perlu dilihat kembali
apakah masalah yang dihadapi sudah
dipahami dengan benar. Jika ada kesalahan,
maka individu tersebut perlu mulai lagi dari
awal untuk mengidentifikasi dan memahami
masalah dengan benar, kemudian mencoba
lagi strategi pemecahan masalah yang sesuai.
5. Evaluasi hasil
18
Evaluasi hasil berarti evaluasi realitas,
apakah strategi pemecahan masalah yang
diterapkan benar-benar sudah mengatasi
masalah yang dihadapi.

19
BAGIAN III

Problem-problem yang Dihadapi dalam


Pembentukan Teori-teori Psikologi Sosial

Kesulitan-kesulitan dalam pembentukan


teori psikologi sosial disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam Definisi
Setiap teori memerlukan konsep-konsep.
Setiap konsep perlu diberi istilah dan istilah
itu harus didefinisikan untuk menjelaskan
maksud atau artinya. Istilah itu dapat
diperoleh dari istilah sehari-hari, atau istilah
yang sudah banyak digunakan. Cari ini
menguntungkan karena mudah dikenal,
artinya dapat segera ditangkap oleh
pembacanya. Akan tetapi, keemahan dari cara
ini adalah bahwa banyak istilah yang
mempunyai arti ganda atau artinya tidak
begitu jelas atau menjadi tidak tepat untuk
situasi-situasi tertentu, misalnya istilah
kebutuhan, dorongan, dan motif yang
maknanya sering dicampur adukkan.

20
Untuk menghindari kelemahan dari istilah
yang diambil dari pembendaharaan istilah
sehari-hari, ada sarjana-sarjana yang lebih
suka membentuk istilah sendiri. Kelemahan
dari cara ini adalah bahwa istilah yang dipilih
lebih sukar didefinisikan dan lebih sukar
diingat. Oleh karena itu, usaha yang banyak
dilakukan oleh para sarjana adalah membuat
definisi operasional dari suatu istilah.
Misalnya : istilah “kepemimpinan”. Seorang
disebut mempunyai kepemimpinan jika
mendapatkan minimal sekian persen suara
yang mendukungnya dalam suatu
pemungutan suara. Akan tetapi definisi
operasional ini juga mempunyai kelemahan
yaitu terlalu khusus, hanya berlaku dalam
situasi tertentu sehingga sukar dilakukan
generalisasi. Selain itu, ada kemungkinan
bahwa setelah dioperasionalkan definisi itu
tidak cocok lagi dengan konsep semula.

2. Masalah Reliabilitas Data

21
Setiap data yang digunakan sebagai dasar
untuk menyusun teori harusnya reliable
(dapat dipercaya kebenarannya). Akan tetapi,
data yang reliable sulit diperoleh dalan
psikologi sosial karena faktor-faktor berikut
ini :

a. Faktor alat pengukur


Jika dalam ilmu alam atau ilmu-ilmu
kimia sudah dikenal alat-alat pengukur yang
hampir 100% dapat dipercaya, dalam
psikologi sulit sekali dibuat alat pengukur
yang reliable seperti itu. Skala sikap,
misalnya yaitu suatu alat pengukur sikap
yang sudah dikembangkan selama lebih dari
40 tahun, sampai sekarang hanya mencapai
tingkat 0,75.

b. Sumber data
Dalam ilmu alam atau kimia, bahan-bahan
penelitian dapat diperoleh dimana saja dan
kapan saja dengan kualitas yang hampir sama

22
asalkan sudah menemui criteria tertentu.
Dalam psikologi sosial, bahan penelitiannya
adalah manusia,yang walaupun dipilih
berdasarkan kriteria tertentu, tetapi tidak bisa
diperoleh bahan penelitian yang baku.
Masalahnya, manusia disuatu tempat atau
waktu tertentu bisa berbeda sekali dari
manusia di tempat atau waktu yang lain.
Ketidakcermatan atau mungkin juga
ketidakjujuran dari peneliti bisa besar sekali
pengaruhnya. Ketidakcermatan dan
ketidakjujuran ini tidak mudah diketahui oleh
peneliti lain karena penelitian sosial pada
umumnya tidak mudah diulang kembali oleh
peneliti lain seperti halnya dengan ilmu alam.

c. Pengendalian eksperimental
Seperti telah diuraikan diatas, data yang
memenuhi syarat untuk suatu teori adalah
data yang diperoleh dari pengamatan dalam
situasi yang terkontrol. Dengan perkataan
lain, data diperoleh dari suatu eksperimen,
dimana faktor-faktor yang menentukan

23
dikontrol oleh peneliti. Akan tetapi, dalam
psikologi sosial hal ini sulit dilakukan karena
variable-variabel yang berpengaruhbanyak
sekali dan banyak diantaranya yang tidak
diketahui.

3. Ruang Lingkup Teori

b. Jangkauan penerapannya yaitu untuk


berapa banya fenomena atau kepribadian
teori ini harus dapat diterapkan

c. Keterbatasan, yaitu sampai dimana perlu


diberikan prasyarat pada kondisi dimana
fenomena itu timbul agar suatu teori dapat
dinyatakan berlaku

d. Keumuman, sampai dimana teori bisa


diperluas untuk mencangkup situasi-
situasi yang tidak tercangkup dalam
fenomena awal yang dijadikan dasar untuk
penyusunan teori yang bersangkutan

24
4. Penentuan Jenis Teori

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Sarlito Wirawan. 2015. Teori-Teori
Psikologi Sosial. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.

Eggen, P & Kauchak, D. 1997. Educational


Psychology. Windows on Classroom.
Third Edition. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc
Evans, R, J. 1992. Creativity in MS/OR:
Improving Problem Solving Through
Creative Thinking. Interfaces 22: 2. Pp.
87-91.
Hanurawan, Fattah. 2019. Aplikasi Psikologi
Sosial Terhadap Perilaku Penggunaan
Internet. Jurnal psikologi sosial,
perilaku penggunaan internet, aplikasi.
Program Studi Psikologi Universitas
Negeri Malang. Akses 03-02-2020.

25
Marlina, Leni &Ismail Bakhtaruddin. 2013.
Penyimpangan Sosial Dalam Novel
Hati Yang Bercahaya Karya Wiwid
Prasetyo. Jurnal Penyimpangan sosial.
FBS Universitas Negeri Padang. Akses
01-02-2020.
Matlin, W, M. 1989. Cognition. Second
Edition. New York: Holt, Rineheart and
Winston, Inc.

Patnani, Miwa. 2013. Upaya Meningkatkan


Kemampuan Problem Solving Pada
Mahasiswa. Jurnal Psikogenesis.
Fakultas Psikologi Universitas YARSI.
Akses 01-2020.
Riza Rahmawati. 2016. Penyimpangan Sosial
Human Trafficking. Jurnal Equilibrium
Pendidikan Sosiologi. Volume IV No.
1. Akses 14-02-2020.
Setiadi, Elly. 2011. Pengantar Sosiologi
Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi,
dan Pemecahannya. Jakarta : Kencana.
https://dosenpsikologi.com/dampak-
psikologis-dari-penyimpangan-sosial

26
https://dosenpsikologi.com/cara-
menyelesaikan-masalah-menurut-
psikologi
https://www.dosenpendidikan.co.id/bentuk-
penyimpangan-sosial/
https://layanabk.weebly.com/prilaku-
menyimpang-penyebab-dan-
dampaknya.html¹
http://blog.unnes.ac.id/zakiyatur/wp-
content/uploads/sites/98/2015/11/perila
ku-menyimpang.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai