Kita tentunya pasti sudah pernah mengalami masalah. Setiap waktu masalah senantiasa hadir
dalam kehidupan kita. Dengan adanya masalah yang kita hadapi, kita belajar dan
mendapatkan hikmah dibalik itu.
Pada tulisan kali ini yang akan kita bahas adalah masalah sosial yang tentunya berbeda
dengan masalah pribadi yang sering kita alami. Apakah sebenarnya pengertian dari masalah?
Masalah adalah suatu keadaan yang menunjukkan perbedaan antara apa yang kita harapkan
dengan apa yang terjadi pada kenyataan.
Masalah sosial menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan
masyarakat dan masyarakat merasakan dampak dari masalah tersebut. Pada dasarnya masalah
sosial berkaitan dengan nilai dan norma sosial dilingkungan masyarakat.
Masalah sosial dibedakan kedalam dua bentuk sebagai berikut :
1. Manifest social problem, yaitu masalah sosial yang muncul akibat adanya
ketimpangan antara nilai dan norma sosial yang ada dilingkungan masyarakat. Akan
tetapi, masyarakat masih mampu mengatasi permasalahan tersebut.
2. Latent social problem, menunjukkan adanya masalah sosial yang muncul akibat
ketimpangan nilai dan norma sosial, tetapi masyarakat sudah tidak mampu mencegah
atau mengatasi permasalahan tersebut.
Adapun penyebab terjadinya masalah sosial dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Adanya kekurangan dalam diri manusia atau kelompok yang bersumber pada faktorfaktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan.
2. Adanya bentuk penyimpangan sosial di lingkungan masyarakat.
3. Adanya pengangguran atau pembatasan sumber alam.
4. Bertambah atau berkurangnya penduduk.
5. Ketimpangan yang muncul dalam proses penentuan kebijakan.
Jenis-jenis masalah sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor pendorongnya, yaitu
sebagai berikut:
1. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Masalah ini didorong adanya
ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sendiri secara layak,
misalnya : kemiskinan, pengagguran, anak jalanan dan lain-lain.
2. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya. Masalah ini dipicu adanya
ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial akibat adanya
proses perubahan sosial dan pola masyarakat heterogen/multikultural. Contoh
masalah ini seperti, kenakalan remaja, konflik antaretnik, diskriminasi gender, dan
bahkan pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara.
3. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor biologis. Masalah ini dapat timbul akibat
adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang berpotensi menimbulkan
ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya wabah penyakit menular,
virus penyakit baru, dan makanan beracun.
4. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor sosial. Masalah ini dipengaruhi oleh
faktor sosial yang terjadi akibat nilai dan norma tidak diakomodasi dalam setiap
perilaku individu, misalnya kejahatan/kriminalitas, pelecehan seksual, korupsi, dan
terorisme.
Masalah sosial dapat diatasi melalui cara berikut :
1. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan pendidikan.
2. menyediakan modal usaha.
3. meningkatkan kesadaran sosial.
4. mensosialisasikan nilai dan norma sosial.
5. mempertegas sanksi sosial bagi para pelanggar.
6. KONSEP MASALAH SOSIAL
7. Masyarakat adalah dinamis, karena masyarakat merupakan sekumpulan dan sekaligus
individu, keluarga, kelompok dan organisasi yang saling berinteraksi dan
berindepandensi untuk mencapai tujuan. Aktivitas pencapaian tujuan tersebut
hendaknya dilakukan sesuai dengan norma dan nilai yang ditetapkan. Bervariasinya
menyebabkan di antara mereka melakukan aktivitas menyimpang dari norma dan
nilai, sehingga masalah sosial selalu ada dan terjadi dalam masyarakat.
8. Selain itu, masalah sosial juga menunjukkan ketidakharmonisan atau disorganisasi
sistem-sistem sosial yang ada dalam masyarakat, baik sistem keluarga, sistem sosial
lokal hingga negara. Sistem-sistem sosial tersebut tidak mampu melaksanakan
perananya dengan baik, sehingga sekelompok individu dalam masyarakat terlempar
dari sitem sosial yang normatif. Masalah sosial terjadi karena struktur dari sistem
masyarakat tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Contoh masalah sosial
tersebut antara lain adalah pengangguran, kemiskinan, daerah kumuh, pengungsi,
perdagangan anak dan wanita.
9. Menurut perspektif profesi pekerjaan sosial, masalah sosial merupakan kondisi atau
sitiasi sosial yang dinilai orang sebagai kondisi yang tidak enak dan mengganggu.
Suatu kondisi disebut masalah sosial atau tidak tergantung pada orang atau pihak yang
memberikan penilaian dan alasan penilaiannya.
10. Masalah sosial timbul dari berbagai sebab, baik faktor pelaku (internal factor) maupun
faktor lingkungan (eksternal factor). Faktor-faktor internal dan eksternal saling
berinteraksi dan berindependensi, sehingga masalah sosial biasanmya kompleks dan
tidak mudah dipecahkan. Masalah sosial mempunyai berbagai dimensi, baik ekonomi,
sosial, budaya, biologis, psikologis, spiritual, hukum maupun keamanan, sehingga
masalah sosial hanya bisa didekati secara lintas sektor dan interdisipliner.
11. Secara konseptual, istilah masalah (problem) sering dibedakan dalam dua pengertian
yaitu antara masalah kemasyarakatan (societal problems) dengan masalah sosial
(sosial problems). Pengertian pertama berkaitan dengan berbagai gejala kehidupan
masyarakat, sedang pengertian kedua berkaitan dengan berbagai gejala abnormal
dalam masyarakat. Dalam rangka memahami kedua masalah tersebut, disiplin
Sosiologi dan Pekerja Sosial (Social Work) mempunyai andil yang signifikan.
Sosiologi berupaya untuk menyelidiki berbagai persoalan umum dalam kehidupan
masyarakat, dengan tujuan untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan
kehidupan kemasyarakatan. Pekerja sosial melakukan berbagai upaya perbaikan dan
penanganan terhadap persoalan tersebut. Jadi, sosiologi berusaha memahami gejalagejala atau kekuatan-kekuatan kemasyarakatan, termasuk masalah sosial, sedang
Pekerja Sosial berusaha untuk menanggulangi gejala-gejala abnormal atau masalah
sosial yang terjadi dalam masyarakat.
12. Masalah sosial sebenarnya merupakan hasil dari proses pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat itu sendiri (community development dan growth),
walaupun masalah sosial adalah hasil yang tidak diharapkan (unexpectation results).
Masalah sosial sebenarnya merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan
bermasyarakat, karena memang tidak ada suatu masyarakat pun yang bebas dari
masalah sosial. Hal itu identik dengan peraturan baru. Peraturan dibuat untuk
mengatur aktivitas dan perilaku manusia, namun konsekuensinya akan ada individuindividu yang melanggar peraturan-peraturan tersebut, sehingga setiap ada peraturan
pasti akan ada pelanggaran. Jadi, tidak ada peraturan yang tidak dilanggar.
13. Perubahan dan perkembangan masyarakat terjadi secara bervariasi, artinya ada yang
terjadi secara lambat (evalution), namun akan ada yang terjadi secara cepat
(revolution). Perubahan dan perkembangan masyarakat secara secapt, apalagi tidak
direncanakan dengan baik (unplanned), biasanya menimbulkan masalah sosial.
Masyarakat senantiasa berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan dan
perkembangan tersebut, namun biasanya ada sekelompok individu yang tidak mampu
melakukannya, sehingga berada dalam kesulitan (private trouble) dan masalah
(private problems).
14. Masalah sosial merupakan dampak interaksi sosial antar individu, antar individu
dengan kelompok, dan antar kelompok. Interksi sosial berkisar pada ukuran nilai, adat
istiadat, tradisi dan ideologi, yang ditandai dengan proses sosial yang disosiatif.
Masalah sosial menunjukan ketidaksesuaian antar unsur kebudayaan, sehingga
membahayakan kehidupan masyarakat. Banyak pakar yang menggunakan ukuran atau
indeks untuk memahami masalah sosial, misalnya indeks simple rates, social distance,
dan compisite. Indeks simple rates yaitu angka laju gejala abnormal dalam
masyarakat, seperti angka bunuh diri, perceraian, kenakalan anak dan seterusnya.
Indeks social distance yaitu angka jauhnya jarak individu dengan individu lain atau
dengan sistem sumber.Individu yang merasa dirinya jauh dari individu lain dan sistem
sumber akan mengalami hubungan yang kurang harmonis, sehingga mengalami
kesulitan melaksanakan peranan (private troubles) dan dapat melakukan perilaku
menyimpang (deviant behavior). Indeks composite yaitu gabungan dari berbagai
indeks dan bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu dengan lainnya.
Selain itu, dapat digunakan kriteria umum yang dapat dipakai sebagai ukuran
terjadinya suatu disorganisasi dalam masyarakat, seperti: keresahan sosial (social
unrest).
Tips Cara Mengatasi Masalah Sosial
1. Peran Orangtua. Ini adalah pintu pertama dalam menangani masalah sosial. Selain karena
orang tua adalah merupakan bagian dari tatanan sosial masyarakat, orang tua juga menjadi
penentu baik tidaknya kehidupan keluarga yang ujung-ujungnya akan bersinggungan dengan
kehidupan masyarakat disekitarnya. Peran orang tua dalam hal ini di antaranya,
Dengan memberi tambahan ilmu agama pada anak-anaknya merupakan langkah tepat
dalam mengatasi dan menghindari masalah sosial. Sebab agama akan menuntun
mereka berprilaku lebih baik sehingga kehidupan berbudaya dapat berjalan dengan
baik.
Dengan memberi contoh yang baik pada anak merupakan kunci dari semua yang kita
ajarkan. Tak ada artinya anda menasehati tiap hari kalau anda sendiri tidak melakukan
apa yang anda katakan.
Dengan menjadi orang tua angkat. Untuk keluarga yang mampu peran ini seyogyanya
dijalankan sebab jika sekiranya saja setiap satu keluarga melakukan ini maka akan
sangat banyak anak terlantar yang akan memperoleh kehidupan yang lebih baik dan
tentunya diharapkan mampu mengurangi dampak masalah sosial masyarakat
nantinya.
2. Peran Golongan Tertentu. Yang dimaksud di sini adalah seperti pengusaha, tokoh agama,
lembaga-lembaga sosial, maupun pribadi yang masuk kategori mapan atau mampu memberi
sumbangsi dalam mengatasi masalah sosial di daerahnya. Bagi seorang pengusaha misalnya
dengan memberikan bantuan modal pada anak muda yang ingin berbisnis atau menyediakan
fasilitas belajar bagi mereka. Untuk tokoh agama tentutunya banyak melakukan penyuluhan
dan nasehat-nasehat yang mengena di hati orang-orang agar mudah diterima. Sedang untuk
lembaga sosial, misalnya organisasi kemasyarakatan, sebaiknya banyak melakukan penelitian
soal keadaan sosial di daerahnya dan kemudian menerapkan pemecahannya dengan
melibatkan banyak orang dan lain sebagainya.
3. Peran Pemerintah. Peran inilah sebenarnya yang sangat berpengaruh dan dapat membantu
peran-peran lainnya dalam mengatasi masalah sosial. Karena mereka mempunyai wewenang
untuk menggerakkan, memfasilitasi dan bahkan memberi punishment bagi yang tidak
mengikuti aturannya. Diantara yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendirikan
lembaga khusus yang menangani persoal-persolan tertentu, misalnya penyuluhan anti
narkoba, pelatihan ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Atau misalnya menciptakan
program-program yang berdampak pada pemeliharaan tatanan sosial, misalnya memberkan
Bantuan Tunai pada masyarakat kurang mampu, memfasilitasi kebutuhan sekolah secara
berkala dan lain sebagainya. Selain itu menciptakan aturan yang tegas pada semua usaha
yang dilakukan oleh pemerintah juga menjadi senjata ampuh dalam menjaga kelansungan
program-program tersebut.
Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak
dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam
menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut
memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan
berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan
bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.