Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN DAERAH TERPENCIL

TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Ingrid Gabriela Tansen 125170030


Veronica 125170070

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ​“Pengaruh TIingkat Kemiskinan Daerah Terpencil Terhadap Dunia Pendidikan”
dengan lancar sebagai salah satu tugas mata kuliah ​Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. ​Imam Safi sebagai dosen mata kuliah umum bahasa Indonesia


2. Rekan – rekan yang selalu memberi motivasi kepada kami dalam membuat
makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat. Kami meminta maaf karena makalah ini masih
banyak kekurangannya. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca
makalah ini.

Jakarta, May 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengatar ...................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2


C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan dan Pendidikan ............................................................. 3


a. Kemiskinan ................................................................................................... 3

b. Pendidikan..................................................................................................... 4

C. Dampak Kemisikinan di daerah terpencil Terhadap Pendidikan


...................................................... 7

D. Upaya Menanggulangi Kemisikinan di daerah terpencil Agar Meningkatkan Mutu


Pendidikan ..... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11

Daftar Isi ....................................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan adalah fenomena yang sejak lama terjadi diindonesia dan tidak
dapat dipungkiri lagi besarnya dampak yang di timbulkan. Dewasa ini, kemiskinan
sering menjadi perbincangan hangat di forum dunia namun belum menunjukan
penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Kemiskinan tidak hanya menarik
perhatian Indonesia tetapi juga dunia, baik negara maju maupun Negara berkembang.

Kemiskinan menjadi fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah


kemiskinan di negara ini selalu bersamaan dengan masalah laju pertumbuhan
penduduk yang kemudian menghasilkan pengangguran, ketimpangan sosial dalam
distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan dan pendidikan yang menjadi
modal utama untuk dapat bersaing didunia kerja. Di zaman sekarang untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka perlu diimbangi dengan biaya
sehingga masyarakat berekonomi lemah tidak mampu untuk membayarnya. Akibatnya,
pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki dibawah standar. Bahkan banyak
anak-anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena kemiskinan.

Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan


memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan ketrampilan.
Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Mendidik
dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut
seharusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa.

Dalam upaya mengentaskan dan memutuskan mata rantai kemiskinan, salah


satu titik berat yang harus diberikan perhatian yang serius adalah anak-anak.
Pemerintah seharusnya bisa menjamin dan memenuhi hak-hak mereka.

Oleh sebab itulah, kemiskinan dan pendidikan dapat diasumsi sebagai dua hal
yang berkaitan dan masih menjadi lingkar setan di dunia, khususnya negara indonesia,
serta butuh perhatian khusus terkait hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti pendidikan dan kemiskinan ?


2. Bagaimana dampak kemiskinan terhadap mutu pendidikan ?
3. Bagaimana menanggulanggi kemiskinan agar dapat meningkatkan mutu
pendidikan ?

C. Tujuan Masalah

Agar kita dapat mengetahui dampak dari kemiskinan terhadap pendidikan,


sehingga kita dapat mengantisipasi dan menanggulangi kemiskinan agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan dan Pendidikan


a. Kemiskinan

Pada umumnya, permasalahan mengenai pendidikan dan kemiskinan di negara


berkembang hampir serupa. Umunya, negara-negara ini menghadapi dilema; apakah
pertumbuhan ekonomi yang lebih dahulu dipacu ataukah pendidikan yang lebih baik.
Persoalan ini sukar dijawab, sehingga ia lebih merupakan sebuah lingkaran setan
(Azra, 1999)​.​. Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena
pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan
keterampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat
manusia. Mendidik dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal
tersebut seharusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan
bangsa. Tidak terkecuali, keadilan dalam memperoleh pendidikan harus diperjuangkan
dan seharusnya pemerintah berada di garda terdepan untuk mewujudkannya.
Penduduk miskin dalam konteks pendidikan sosial mempunyai kaitan terhadap upaya
pemberdayaan, partisipasi, demokratisasi, dan kepercayaan diri, maupun kemandirian.
Pendidikan nonformal perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengatasi kebodohan,
keterbelakangan, dan ketertinggalan sosial ekonominya. Pendidikan informal dalam
rangka pendidikan sosial dengan sasaran orang miskin selaku kepala keluarga
(individu) dan anggota masyarakat tidak lepas dari konsep ​learning society adult
education experience y​ ang berupa pendidikan luar sekolah, kursus keterampilan,
penyuluhan, pendidikan dan latihan, penataran atau bimbingan, dan latihan (Supriatna,
1997).

Menurut (Dwi. 2010), kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan


hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air
minum, hal- hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga
berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi
masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Kemiskinan dapat didefenisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu
adanya kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan
standard kehidupan yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan
Secara umum kemiskinan diartikan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok atau dasar.

(Sharp, et.al dalam Kuncoro, 2003; Subandi, 2008) mengidentifikasikan ada tiga
penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu:
• Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ​ketidaksamaan pola kepemilikan
sumber daya ​sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang,
• Kemiskinan timbul akibat perbedaan ​kualitas sumber daya manusia,
• Kemiskina muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Adanya
keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan
rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya
pendapatan yang diterima.

Faktor lain yang menyebabkan kemiskinan, antara lain:

a. Semakin meningkatnya jumlah penduduk sementara lapangan kerja yang


tersedia sangat minim.

Meledaknya jumlah penduduk yang tidak di imbangi dengan lapangan kerja yang
memadai sehingga menciptakan pengagguran, dan dari pengangguran tersebut
terciptalah kemiskinan.

b. Tidak meratanya pendidikan.

Pendidikan yang tidak merata terutama di daerah terpencil memberikan peran yang
cukup besar dalam menambah angka kemiskinan, pendidikan selama ini lebih
mengutamakan di kota-kota besar, sehingga hanya masyarakat kota saja yang memiliki
pendidikan yang cukup. Sedangkan masyarakat di pelosok tetap di bayang-bayangi
oleh kemiskinan.

c. Banyaknya pejabat yang melakukan tindakan korupsi

Tindakan korupsi yang di lakukan oleh para pejabat yang tidak bertanggung jawab
yang hanya memikirkan pribadi tanpa memikirkan orang-oarang yang di rugikan.
Jumlah uang yang di korupsi oleh para koruptor sudah tidak terhitung lagi dan telah
merugikan Negara. Seharusnya uang tersebut di gunakan untuk biaya megurangi
kemiskinan.

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan proses


pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dari pengertian diatas bahwa melalui pendidikan dapat dilihat, yaitu:

• Orang Mengalami Perubahan Sikap dan Tata laku


• Orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku
• Proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
b. Pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa yunani yaitu “Peadagogie”. Secara Etimologi


kata peadagogie adalah “pais” yang artinya “anak” dan “again” yang berarti “bimbing”.
Jadi terjemahan bebas kata peadagogie adalah “bimbingan yang diberikan kepada
anka”. Menurut termonologi yang lebih luas pendidikan adalah usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan
hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Di bidang pendidikan, salah satu masalah kunci adalah tingginya angka putus
sekolah di masyarakat miskin pada saat mereka melanjutkan pendidikan dari SD ke
SMP. Yang menjadi masalah utama adalah kurangnya akses masyarakat miskin untuk
melanjutkan dari SMP ataupun SMK, baik bersifat fisik maupun finansial. Akses
finansial terbatas akibat tingginya biaya menciptakan halangan bagi pendidikan
masyarakat miskin pada tingkat pendidikan menengah pertama. Sekitar 89 persen anak
dari keluarga miskin menyelesaikan sekolah dasar, tetapi hanya 55 persen yang
menyelesaikan sekolah menengah pertama. Diagnosa menunjukkan bahwa manfaat
pendidikan (​return to education​) meningkat seiring dengan dengan meningkatnya
pendidikan.

Investasi di bidang pendidikan harus dilakukan dengan fokus pada perbaikan


akses dan keterjangkauan sekolah menengah serta pelatihan ketrampilan bagi
masyarakat miskin, sambil terus meningkatkan mutu dan efisiensi sekolah dasar. Untuk
memperbaiki pendidikan masyarakat miskin pada tingkat sekolah menengah diperlukan
intervensi dari sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran, perlu disediakan
lebih banyak ruang kelas dan gedung sekolah menengah. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengkonversi gedung sekolah dasar bila terjadi kelebihan persediaan. Pada
sisi permintaan, sekolah menengah dan sekolah menengah kejuruan dapat dibuat lebih
terjangkau bagi masyarakat miskin dengan mentargetkan bantuan kepada siswa miskin
melalui beasiswa atau bantuan tunai bersyarat (CCT). Untuk memperbaiki mutu
pendidikan dasar, prioritas tindakan yang bisa diambil adalah melaksanakan program
untuk memperbaiki manajemen guru sehingga jumlah guru di sekolah berkurang tetapi
mutunya meningkat dan jumlah yang ditempatkan di wilayah terpencil bertambah.

C. Dampak Kemiskinan Terhadap Pendidikan

Dampak kemiskinan terhadap pendidikan sangat besar. jika kemiskinan tidak


segera di atasi maka untuk mencapai pendidikan yang bermutu sangat sulit, karena di
zaman yang modern seperti sekarang ini persaingan sangat ketat, segala sesuatu
membutuhkan sumberdaya yang berkualitas dan mampu bersaing. Jika tidak maka
akan sangat sulit. Bagi masyarakat yang mampu mungkin tidak masalah, karena
mereka memiliki cukup materi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
dengan berbagai jalan salah satunya dengan kursus.
Kemiskinan akan menghambat individu untuk mengonsumsi nutrisi bergizi,
mendapatkan pendidikan yang layak serta menikmati lingkungan yang menunjang bagi
hidup sehat. Dari sudut pandang ekonomi kesemuanya itu akan menghasilkan sumber
daya manusia yang kurang berkualitas, atau dapat dikatakan memiliki tingkat
produktivitas yang rendah. Hal ini juga berimbas pada terbatasnya upah/pendapatan
yang dapat mereka peroleh. Sehingga dalam perkembangannya hal ini akan
mempengaruhi tingkat pembangunan manusia di suatu daerah (Christina, 2011)

Lebih dari itu kita bisa tahu sebagian besar dari peserta didik tertanam dalam
pikiran mereka bahwa tujuan pendidikan yang mereka jalani hanyalah untuk
persaiangan mendapat pekerjaan sebenarnya ini yang lebih mengerikan dalam
memandang masa depan bangsa kita.Bangsa yang jumlah penduduknya mencapai 250
juta jiwa, hanya bersaing mendapat pekerjaan. Semestinya pandangan ini harus
diubah, pada negara maju pendidikan bukan sebagai langkah untuk mendapat
pekerjaan tetapi sebagai langkah memperkaya pengetahuan dan wawasan, sehingga
mereka mampu melihat peluang yang ada dalam menciptakan usaha.

Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan.


Pendidikan yang diselenggarakan oleh negara yang bertujuan agar warga negaranya
mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat mengurangi tingkat ketertinggalan dan
keterbelakangan suatu daerah. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan
meningkatkan produktivitas orang tersebut, karena ilmu dan pengetahuan diperoleh
lebih banyak. Peningkatan produktivitas dapat meningkatkan pendapatan individu.
Peningkatan pendapatan individu tersebut dapat meningkatkan konsumsi mereka, dan
dapat terhindar dari kemiskinan. Pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk
memperoleh keahlian maupun keterampilan untuk mengembangkan diri di dalam
maupun diluar sekolah dan berlangung seumur hidup. Pendidikan merupakan salah
satu modal dasar manusia harus dipenuhi untuk mencapai pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan. Sektor pendidikan memainkan peran utama untuk membentuk
kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan
mengembangkan kapasitas produksi agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan
yang berkelanjutan (Purnama Yanthi & Marhaeni, Piramida Vol.XI no.2)

D. Upaya Menanggulangi Kemiskinan Agar Meningkatkan Mutu Pendidikan

Upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kemiskinan agar mutu


pendidikan meningkat antara lain:

a) Menciptakan banyak lapangan pekerjaan Menciptakan banyak lapangan


pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan sumberdaya
yang ada di daerah tersebut, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

b) Menyamaratakan pendidikan termasuk di daerah terpencil yang sulit untuk


dijangkau agar mereka juga dapat merasakan pendidikan sehingga meskipun
bermukim di daerah terpencil tetapi tetap memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang baik.

c) Memberikan modal usaha bagi masyarakat yang kurang mampu.

d) Salah satu faktor kemiskinan adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. untuk mengatasinya perlu adanya peminjaman
modal bagi masyarakat yang tidak mampu agar mereka memiliki penghasilan,
sehingga sebagian dari penghasilanya dapat disisihkan untuk membiayai
pendidikan. Bahkan juga dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan.

e) Memberantas korupsi

f) Masalah korupsi di Indonesia memang sangat memperihatinkan , bahkan menurut


pemberitaan di berbagai media, Indonesia adalah salah satu Negara yang terkorup.
Tidak terhitung uang yang di ambil oleh para koruptor demi kebutuhan dan
kepentingan pribadi, yang seharusnya uang tersebut di gunakan untuk
menanggulangi kemiskinan dan untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat rumit dan memberikan dampak


keberbagai bidang terutama pendidikan. Berbagai cara yang telah dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi kemiskinan. Mulai dari pemberian BLT bagi masyarakat
ekonoimi lemah, Indonesia Pintar, pendidikan gratis, perbaikan dan perkembangan
kampung. Namun, pada kenyataannya angka kemiskinan tetap tinggi. Faktor
kemiskinan diantaranya meningkatkan jumlah penduduk yang tidak disertai dengan
kualitas sumber daya manusia, tidak meratanya pendidikan, serta banyaknya pejabat
negara yang melakukan tindakan korupsi.

Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan


memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan.
Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Mendidik
dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut
seharusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa.
Tidak terkecuali, keadilan dalam memperoleh pendidikan harus diperjuangkan dan
seharusnya pemerintah berada di garda terdepan untuk mewujudkannya. Penduduk
miskin dalam konteks pendidikan sosial mempunyai kaitan terhadap upaya
pemberdayaan, partisipasi, demokratisasi, dan kepercayaan diri, maupun kemandirian.
Pendidikan nonformal perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengatasi kebodohan,
keterbelakangan, dan ketertinggalan sosial ekonominya

Dampak kemiskinan terhadap dunia pendidikan salah satuynya banyaknya


anak-anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena tidak adanya biaya. Solusi
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan diantaranya dengan
menyamaratakan pendidikan disemua wilayah termasuk didaerah-daerah yang
terpencil, menciptakan lapangan kerja, memberikan bantuan berupa modal usaha
kepada masyarakat yang berekonomi lemah, serta memberantas korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

• H. Sudantoko, Djoko, S.Sos.,MM & Hamdani Muliawan, S.E, 2009, ​Dasar-Dasar


Pengantar Ekonomi Pembangunan, ​Jakarta, PT. PP Mardi Mulyo
• Drs. Subandi, M.M, 2008, ​Ekonomi Pembangunan,​ Jakarta, Alfabeta
• Djauzak, Ahmad. 2009. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan
www.kompas.com
• The World Bank Jakarta, ​Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia,
dapat diakses di​http://indopov.org/files/Ikhtisar.pdf

Anda mungkin juga menyukai