Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengaruh TIingkat Kemiskinan Daerah Terpencil Terhadap Dunia Pendidikan”
dengan lancar sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
b. Pendidikan..................................................................................................... 4
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan adalah fenomena yang sejak lama terjadi diindonesia dan tidak
dapat dipungkiri lagi besarnya dampak yang di timbulkan. Dewasa ini, kemiskinan
sering menjadi perbincangan hangat di forum dunia namun belum menunjukan
penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Kemiskinan tidak hanya menarik
perhatian Indonesia tetapi juga dunia, baik negara maju maupun Negara berkembang.
Oleh sebab itulah, kemiskinan dan pendidikan dapat diasumsi sebagai dua hal
yang berkaitan dan masih menjadi lingkar setan di dunia, khususnya negara indonesia,
serta butuh perhatian khusus terkait hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
(Sharp, et.al dalam Kuncoro, 2003; Subandi, 2008) mengidentifikasikan ada tiga
penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu:
• Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
sumber daya sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang,
• Kemiskinan timbul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia,
• Kemiskina muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Adanya
keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan
rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya
pendapatan yang diterima.
Meledaknya jumlah penduduk yang tidak di imbangi dengan lapangan kerja yang
memadai sehingga menciptakan pengagguran, dan dari pengangguran tersebut
terciptalah kemiskinan.
Pendidikan yang tidak merata terutama di daerah terpencil memberikan peran yang
cukup besar dalam menambah angka kemiskinan, pendidikan selama ini lebih
mengutamakan di kota-kota besar, sehingga hanya masyarakat kota saja yang memiliki
pendidikan yang cukup. Sedangkan masyarakat di pelosok tetap di bayang-bayangi
oleh kemiskinan.
Tindakan korupsi yang di lakukan oleh para pejabat yang tidak bertanggung jawab
yang hanya memikirkan pribadi tanpa memikirkan orang-oarang yang di rugikan.
Jumlah uang yang di korupsi oleh para koruptor sudah tidak terhitung lagi dan telah
merugikan Negara. Seharusnya uang tersebut di gunakan untuk biaya megurangi
kemiskinan.
Di bidang pendidikan, salah satu masalah kunci adalah tingginya angka putus
sekolah di masyarakat miskin pada saat mereka melanjutkan pendidikan dari SD ke
SMP. Yang menjadi masalah utama adalah kurangnya akses masyarakat miskin untuk
melanjutkan dari SMP ataupun SMK, baik bersifat fisik maupun finansial. Akses
finansial terbatas akibat tingginya biaya menciptakan halangan bagi pendidikan
masyarakat miskin pada tingkat pendidikan menengah pertama. Sekitar 89 persen anak
dari keluarga miskin menyelesaikan sekolah dasar, tetapi hanya 55 persen yang
menyelesaikan sekolah menengah pertama. Diagnosa menunjukkan bahwa manfaat
pendidikan (return to education) meningkat seiring dengan dengan meningkatnya
pendidikan.
Lebih dari itu kita bisa tahu sebagian besar dari peserta didik tertanam dalam
pikiran mereka bahwa tujuan pendidikan yang mereka jalani hanyalah untuk
persaiangan mendapat pekerjaan sebenarnya ini yang lebih mengerikan dalam
memandang masa depan bangsa kita.Bangsa yang jumlah penduduknya mencapai 250
juta jiwa, hanya bersaing mendapat pekerjaan. Semestinya pandangan ini harus
diubah, pada negara maju pendidikan bukan sebagai langkah untuk mendapat
pekerjaan tetapi sebagai langkah memperkaya pengetahuan dan wawasan, sehingga
mereka mampu melihat peluang yang ada dalam menciptakan usaha.
d) Salah satu faktor kemiskinan adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. untuk mengatasinya perlu adanya peminjaman
modal bagi masyarakat yang tidak mampu agar mereka memiliki penghasilan,
sehingga sebagian dari penghasilanya dapat disisihkan untuk membiayai
pendidikan. Bahkan juga dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
e) Memberantas korupsi
PENUTUP
A. Kesimpulan