Anda di halaman 1dari 14

PENYIMPANGAN SOSIAL

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Amin.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sosiologi. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini baik sistematika penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, sangat
kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini,
karena dengan adanya hal tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca pada umumnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyimpangan Sosial........................................................... 2
B. Teori Tentang Perilaku Menyimpang.................................................... 3
C. Sifat-sifat Perilaku Menyimpang........................................................... 6
D. Penyebab Perilaku Menyimpang........................................................... 6
E. Macam-macam Perilaku Menyimpang.................................................. 7
F. Pencegahan Penyimpangan Sosial......................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 10
B. Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul.
Masalah ini telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian,
masalah-masalah penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam
kehidupan masyarakat seolah tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada
banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang
penyimpangan tersebut.
Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus
terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan
buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi
tentang penyimpangan sosial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa pengertian dari penyimpangan sosial?
2. Apa teori-teori tentang perilaku menyimpang?
3. Bagaimana sifat-sifat perilaku menyimpang?
4. Apa penyebab perilaku menyimpang?
5. Apa saja macam-macam perilaku menyimpang?
6. Bagaimana upaya pencegahan penyimpangan sosial?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyimpangan Sosial


Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama
penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama)
secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk
sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap
lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di
dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh
aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat
kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan
aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa
menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa
lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan
penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang
adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan
konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya
seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Secara umum perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat
sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut menurut pendapat para
ahli mengenai perilaku menyimpang:
1. Paul B. Horton, ia mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah
perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadap
norma-norma kelompok ataupun masyarakat.

2
3

2. Bruce J. Cohen, ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap


perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-
kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
3. Robert M.Z Lawang, ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut.
4. James Vander Sander, ia berpendapat bahwa yang dimaksud perilaku
menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar
batas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau
masyarakat.

C. Teori Tentang Perilaku Menyimpang


1. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi
a. Teori Labeling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, menurutnya
seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang
diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan,
cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang
melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku
penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya
sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun
menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
b. Teori Sosialisasi
Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya
menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari beberapa orang yang
dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang
menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya dapat
melahirkan perilaku menyimpang. Ada dua penjelasan yang dapat di
kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu
apabila sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku
4

menyimpang maka orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang


juga. Sebagai contoh, beberapa studi Amerika, menunjukkan bahwa di
kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisir secara baik,
perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal (wajar).
c. Teori Pergaulan Berbeda (Differential Association)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut
teori ini penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok
orang yang telah menyimpang. Penyimpangan didapatkan dari proses
alih budaya (cultural transmission) dan dari proses tersebut seseorang
mempelajari sub kebudayaan menyimpang (deviant subculture).
Contoh teori pergaulan berbeda: perilaku tunasusila, peran sebagai
tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan
pergaulan yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan
kemudian ia melakukan percobaan dengan melakukan peran
menyimpang tersebut.
d. Teori Anomie
Konsep anomie dikembangkan oleh seorang sosiologi dari
Perancis, Emile Durkheim. Istilah anomie dapat diartikan sebagai
ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan
suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu
sama lain saling bertentangan. Suatu masyarakat yang anomis (tanpa
norma) tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan
di pegang oleh para anggota masyarakatnya.
2. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi
Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori
psikoanalisisnya bernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa
dalam diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal
sebagai berikut:
a. Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan mudah
terpengaruh oleh gerak hati.
b. Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi
menjaga pintu kepribadian.
5

c. Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi (menyerap)


nilai-nilai kultural yang berfungsi sebagai suara hati. Menurut Fried
perilaku menyimpang dapat terjadi pada diri seseorang apabila id
terlalu berlebihan sehingga tidak terkontrol dan muncul bersamaan
dengan superego yang tidak aktif, sementara dalam waktu yang
bersamaan ego tidak berhasil memberikan perimbangan.
3. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi
Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar,
yaitu sebagai berikut:
a. Endomorph (bundar, halus, dan gemuk)
b. Mesomorph (berotot dan atletis)
c. Ectomorph (tipis dan kurus)
4. Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi
a. Teori Konflik Berdasarkan
Teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut:
1) Konflik Budaya Dalam suatu masyarakat dapat terjadi konflik
budaya etika dalam masyarakat tersebut terdapat sejumlah
kebudayaan khusus di mana setiap kebudayaan khusus tersebut
cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan adanya
kesepakatan nilai. Sejumlah norma yang bersumber dari
kebudayaan khusus yang berbeda saling bertentangan antara satu
dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kondisi anomie.
2) Konflik Kelas Sosial Konflik kelas sosial dapat terjadi di
masyarakat ketika suatu kelompok membuat peraturan sendiri
untuk melindungi kepentingan, sehingga terjadilah eksploitasi
kelas atas terhadap kelas bawah. Orang-orang yang menentang
hak-hak istimewa kelas atas dianggap berperilaku menyimpang
dan di cap sebagai penjahat.
b. Teori Pengendalian
Teori pengendalian beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya
memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar
suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang atau tidak. Pengendalian
6

itu mencangkup dua bentuk, yaitu pengendalian dari dalam dan


pengendalian dari luar. Pengendalian dari dalam berupa norma yang
dihayati dan nilai yang dipelajari oleh seseorang melalui proses
sosialisasi.

D. Sifat-sifat Perilaku Menyimpang


1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah suatu perbuatan yang
tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku umum yang
mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial di mana ia tinggal.
Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia merealisasikan
cita-citanya akan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara yang ia
pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan. Contoh penyimpangan
yang bersifat positif adalah: seorang wanita yang bercita-cita sekolah
setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanita karier. Bagi
sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatu penyimpangan,
namun dari penyimpangan tersebut ada dampak positif yang muncul dari
dalam dirinya yaitu emansipasi wanita. Karena ia telah bersifat mulia yaitu
mau menjadi seorang dokter atau bersosial kepada orang lain atau
masyarakat dengan menjadi seorang dokter.
2. Penyimpangan yang bersifat negatif
Penyimpangan yang bersifat negatif adalah suatu perbuatan atau
kecenderungan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah
dan berakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial yang ada.
Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka akan nada hukum dan
sanksi yang jelas dari Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif
adalah: pencurian, pembunuhan, pelacuran, pemerkosaan, pemabuk,
penjudi, dan lain-lain.

E. Penyebab Perilaku Menyimpang


Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu atau kelompok
melakukan penyimpangan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:
7

1. Individu biasanya menghayati nilai-nilai dari beberapa orang yang cocok


dengan dirinya. Bilamana sebagian besar teman menyimpang, maka
individu tersebut kemungkinan besar akan menjadi menyimpang.
2. Adanya imitasi atau meniru perilaku orang lain. Peniruan perilaku ini
banyak dilakukan oleh individu yang masih berusia anak-anak.
3. Masyarakat yang memiliki banyak nilai dan norma, di mana di antara satu
dengan lainnya saling bertentangan. Tidak terdapat seperangkat nilai dan
norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Kondisi ini
terjadi pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan dari
masyarakat tradisional ke masyarakat modern.
4. Anggota masyarakat Indonesia yang mempunyai mental mengambil jalan
pintas. Anggota masyarakat yang ingin cepat memperoleh kedudukan atau
kekayaan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma sosial.
5. Adanya pemberian cap atau label oleh masyarakat terhadap individu atau
kelompok. Pemberian cap atau label ini yang menyebabkan individu atau
kelompok melakukan penyimpangan.
6. Penyimpangan sosial terjadi disebabkan karena keterikatan individu
terhadap kelompoknya lemah.

F. Macam-macam Perilaku Menyimpang


1. Tindakan Kriminal
Tindakan kriminal/kejahatan ialah tindakan yang melanggar
hukum. Tindakan ini biasanya mendapat hukuman dari pihak yang
berwajib.
a. Kejahatan tanpa korban
Kejahatan tanpa korban ialah kejahatan yang tidak merugikan
orang lain tetapi kejahatan yang merugikan diri sendiri. Contoh-contoh
kejahatan ini adalah merokok, mabuk, dll.
b. Kejahatan kerah putih
Kejahatan kerah putih ialah kejahatan yang menyalahgunakan
jabatan. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
8

memiliki jabatan tinggi. Contoh-contoh kejahatan ini adalah korupsi,


suap, memasukkan saudara ke sekolah dari jalur seludupan, dll.
2. Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah penyalahgunaan seks atau perilaku
seksual yang tidak lazim dilakukan.
a. Lesbian
Lesbian ialah kesalahan nafsu seks, pada orang penderita
penyakit ini ia menyukai sesama perempuan. Kelainan nafsu seks ini
biasanya dikarenakan pernah disakiti pria, pernah diperkosa, dll.
b. Homoseksual
Homoseksual ialah penyakit yang hampir mirip dengan lesbian
hanya saja pada penyakit ini yang terkena ialah pria. Pria yang terkena
penyakit ini biasanya menyukai sesama pria. Faktor-faktor
penyebabnya ialah pernah disakiti wanita, dll.
3. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba ialah orang-orang yang salah
menggunakan narkoba. Kalau di dunia kedokteran narkoba sangat
digunakan untuk penenang dan sebagainya. Tetapi, orang-orang zaman
sekarang memakai narkoba untuk happy, santai, dll. Jenis-jenis narkoba
ada banyak misalnya ganja, narkotika, psikotropika, sabu-sabu, dll. Tetapi
yang sangat banyak digunakan orang-orang ialah ganja karena harganya
terjangkau dan barangnya mudah didapat. Tetapi kalau orang kaya
biasanya memakai narkotika, psikotropika, sabu-sabu , dll.
Narkoba kebanyakan dipakai oleh mahasiswa laki-laki maupun
perempuan terutama di pulau Jawa. Menurut data 60% mahasiswa sudah
mengisap rokok dan 40% sudah memakai narkoba. Meskipun jikalau
ketahuan bisa mendapat hukuman yang tegas tetapi masih banyak
mahasiswa maupun siswa memakai narkoba. Alasan mereka memakai
narkoba adalah untuk senang-senang, melupakan masalah hidup, dll.
4. Penyimpangan Gaya Hidup
Penyimpangan gaya hidup ialah bergaya yang salah misalnya gaya
ala anak jalanan, gaya ala Bob Marley, gaya ala pemain seks dll.
9

Penyimpangan gaya hidup biasanya dilakukan orang karena orang tersebut


sangat mengagumi tokoh yang ditirunya. Penyimpangan gaya hidup
biasanya terjadi akibat kurang perhatian dari keluarganya. Penyimpangan
gaya hidup dapat dicegah dengan mengawasi segala kegiatan orang yang
diawasi. Orang yang bergaya hidup buruk dapat mempengaruhi banyak
orang, karena banyak orang lain yang melihat gayanya tertarik, walaupun
gaya itu ialah gaya yang tidak bagus.

G. Pencegahan Penyimpangan Sosial


1. Keluarga
Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan
kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk
dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan
keluarga yang baik begitu sebaliknya.
2. Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan
Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal
dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam
melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik
maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik
sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.
3. Media massa
Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu
wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan
sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media
massa adalah apabila kamu ingin menonton acara di televisi dengan
memilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat
membawa pengaruh tidak baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi
dalam kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert,
menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang
diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap,
etiket, ataupun kepada seseorang.
Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu
sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat.
Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya
sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi
suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya sehari-hari.

H. Saran
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran
sosiologi. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik saran dari
pembaca tentunya yang bersifat membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.

https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-ervinakhoi-5700-2-
babii.pdf

http://www.amazine.co/6222/bahaya-merokok-5-efek-negatif-merokok-pada-
wanita/?ModPagespeed=noscript

11

Anda mungkin juga menyukai