Anda di halaman 1dari 14

MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X

MIPA
BAB IV Perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang dari norma dan
nilai sosial keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya
PERILAKU MENYIMPANG
ikatan atau solidaritas kelompok.
A. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG Lewis Coser
Perilaku menyimpang atau juga dikenal dengan nama penyimpangan Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara
sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai- untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan James Vander Zenden
(agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang
daripada makhluk sosial. dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan Paul B. Horton 
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau
yang ada di dalam masyarakat. masyarakat
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh Robert M.Z. Lawang
aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma
dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka
kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang
aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya menyimpang itu.
seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan
B. CIRI-CIRI PERILAKU MENYIMPANG
mengganggu siswa lain.
Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri perilaku menyimpang di
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri yang
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan
bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut:
penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang
1. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu
adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut
dinyatakan sebagai menyimpang.
dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di
2. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan
dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku
Pendapat dari beberapa ahli
menyimpang.
Bruce J. Cohen
3. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil
4. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada
menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok
bentuk penyimpangan yang tersamar dan ada yang mutlak.
tertentu dalam masyarakat.
5. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil.
Gillin
Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal

SMANSTAR
Page 1 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
disetujui dan diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan tertutup sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan
budaya riil mencakup hal-hal yang betul-betul mereka laksanakan. nilai. Masing-masing kelompok menjadikan norma budayanya sebagai
6. Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang peraturan resmi. Orang-orang yang menganut budaya berbeda
ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma dianggap sebagai penyimpangan.
penghindaran. b. Konflik kelas sosial, terjadi akibat suatu kelompok
menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya.
C. TEORI-TEORI PENYIMPANGAN
5. Teori Pergaulan Berbeda (Differential Association)
1. Teori Biologis
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini,
Seperti dikemukakan Bruce J. Cohen (1992), di antara ahli pendukung
penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang
teori biologis antara lain Lombroso dan Kretschmer. Menurut teori ini,
telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya
beberapa tipe tubuh tertentu lebih cenderung melakukan perilaku
(cultural transmission). Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu
menyimpang dibanding tipe-tipe tubuh lainnya. Secara umum, tubuh
subkebudayaan menyimpang (deviant subculture). Contohnya perilaku
manusia dibedakan menjadi tiga tipe: endomorph (bundar, halus, gemuk),
siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan
mesomorph (berotot, atletis), dan ectomorph (tipis, kurus). Setiap tipe
melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah.
memiliki kecenderungan sifat-sifat kepribadian dan perilaku tertentu.
Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan
Penemuan ahli dari teori ini menyebutkan bahwa para pecandu minuman
tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang.
keras dan penjahat umumnya memiliki tipe tubuh mesomorph.
6. Teori Fungsi
2. Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim. Menurut teori ini,
Teori ini dipelopori oleh Edwin M. Lemert. Teori ini berpendapat
keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak
bahwa penyimpangan lahir karena adanya batasan (definisi) atas suatu
dimungkinkan karena setiap individu berbeda satu sama lain. Perbedaan-
perbuatan yang disebut perbuatan menyimpang. Dengan bahasa
perbedaan itu antara lain dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisik, dan
sederhana, suatu perbuatan disebut menyimpang karena dinilai sebagai
keturunan. Oleh karena itu dalam suatu masyarakat orang yang berwatak
menyimpang. Jadi, ada proses pemberian cap terhadap suatu perbuatan
jahat akan selalu ada, dan kejahatanpun juga akan selalu ada. Durkheim
apakah menyimpang atau tidak.
bahkan berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat, karena
3. Teori Sosialisasi
dengan adanya kejahatan, maka moralitas dan hukum dapat berkembang
Teori ini menekankan bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat
secara normal.
menyimpang maupun yang tidak menyimpang berkaitan dengan norma
7. Teori Tipologi Adaptasi
dan nilai-nilai yang diserapnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh
Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba
adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai-nilai
menjelaskan penyimpangan melalui struktur sosial. Menurut teori ini,
tersebut dalam perilaku seseorang.
struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja,
4. Teori Konflik
tetapi juga menghasilkan perilaku menyimpang. Dalam struktur sosial
Dalam teori ini terdapat dua macam konflik sebagai berikut:
dijumpai tujuan atau kepentingan, di mana tujuan tersebut adalah hal-hal
a. Konflik budaya, terjadi apabila dalam suatu masyarakat
yang pantas dan baik. Selain itu, diatur juga cara untuk meraih tujuan
terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang masing-masing cenderung
SMANSTAR
Page 2 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan (cita-cita) yang ditetapkan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan
dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi penyimpangan. pertambahan usia.
Dalam hal ini Merton mengemukakan tipologi cara-cara adaptasi 2. Faktor objektif (dari luar) adalah faktor yang berasal dari luar
terhadap situasi, yaitu: (lingkungan), antaralain kehidupan rumah tangga atau keluarga,
1) Konformitas (conformity), merupakan cara adaptasi dimana pelaku pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat. Misalnya yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada
Gaelan belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai ulangannya bagus. obat-obatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-
2) Inovasi (inovation), terjadi apabila seseorang menerima tujuan yang temannya, media massa, media cetak, media elektronik.
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diidamkan masyarakat, tetapi Menurut Casare Lombroso, factor penyebab perilaku menyimpang ada
menolak norma dan kaidah yang berlaku. Misalnya untuk memperoleh tiga, yaitu:
Surat Izin Mengemudi (SIM), Arif tidak mengikuti ujian, melainkan 1. Faktor Biologis
melalui calo. Cesare Lombrosso, seorang kriminolog dari Italia, dalam bukunya Crime, Its
3) Ritualisme (ritualism), terjadi apabila seseorang menerima cara-cara Causes and Remedies (1918) memberikan gambaran tentang perilaku
yang diperkenankan secara kultural, namun menolak tujuan-tujuan menyimpang yang dikaitkan dengan bentuk tubuh seseorang. Dengan
kebudayaan. Misalnya, walaupun tidak mempunyai keahlian atau tegas, Lombrosso mengatakan bahwa ditinjau dari segi biologis penjahat
keterampilan di bidang komputer, Mita berusaha untuk mendapatkan itu keadaan fisiknya kurang maju apabila dibandingkan dengan keadaan
ijazah itu agar diterima kerja di perusahaan asing. fisik orang-orang biasa. Lombrosso berpendapat bahwa orang yang jahat
4) Pengasingan diri (retreatism), timbul apabila seseorang menolak dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang-tulang pipi panjang, kelainan
tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara-cara pencapaian tujuan pada mata yang khas, tangan beserta jari-jarinya dan jari-jari kaki relatif
tersebut. Dengan kata lain, pengasingan diri terjadi apabila nilai-nilai besar, serta susunan gigi yang abnormal.
sosial budaya yang berlaku tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang 2. Faktor Psikologis
telah ditetapkan. Misalnya tindakan siswa yang membakar gedung Banyak ahli sosiologi yang cenderung untuk menerima sebab-sebab
sekolahnya karena tidak lulus Ujian Akhir Nasional. psikologis sebagai penyebab pembentukan perilaku menyimpang.
5) Pemberontakan (rebellion), terjadi apabila seseorang menolak sarana Misalnya hubungan antara orang tua dan anak yang tidak harmonis.
maupun tujuan yang disahkan oleh kebudayaan dan menggantikannya Banyak orang meyakini bahwa hubungan antara orang tua dan anak
dengan yang lain. Misalnya pemberontakan G 30S/PKI yang ingin merupakan salah satu ciri yang membedakan orang ‘baik’ dan orang ‘tidak
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. baik’. Sikap orang tua yang terlalu keras maupun terlalu lemah seringkali
menjadi penyebab deviasi pada anak-anak.
D. FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG
3. Faktor Sosiologis
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-
Dari sudut pandang sosiologi, telah banyak teori yang dikembangkan untuk
sebab perilaku menyimpang dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
menerangkan faktor penyebab perilaku menyimpang. Misalnya, ada yang
1. Faktor subjektif (dari dalam) adalah faktor yang berasal dari
menyebutkan kawasan kumuh (slum) di kota besar sebagai tempat
seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir), antaralain
persemaian deviasi dan ada juga yang mengatakan bahwa sosialisasi yang
intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan
SMANSTAR
Page 3 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
buruk membuat orang berperilaku menyimpang. Selanjutnya ditemukan daerah kejahatan. Di daerah-daerah yang demikian, perilaku
hubungan antara ‘ekologi’ kota dengan kejahatan, mabuk-mabukan, menyimpang (kejahatan) dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang
kenakalan remaja, dan bunuh diri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian,
diuraikan beberapa sebab atau proses terjadinya perilaku menyimpang proses sosialisasi tersebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai
ditinjau dari faktor sosiologis: dari subkebudayaan yang menyimpang. Contohnya di daerah
a. Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna lingkungan perampok terdapat nilai dan norma yang menyimpang dari
Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia, baik yang menyimpang kebudayaan setempat. Nilai dan norma sosial itu sudah dihayati oleh
maupun yang tidak dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. anggota kelompok sebagai proses sosialisasi yang wajar. Perilaku
Apabila sosialisasi tidak sempurna akan menghasilkan perilaku yang menyimpang seperti di atas merupakan penyakit mental yang banyak
menyimpang. Sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan itu
atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses kita mengenal konsep anomie yang dikemukakan oleh Emile Durkheim.
sosialisasi, sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan Anomie adalah keadaan yang kontras antara pengaruh subkebudayaan-
risiko yang akan terjadi. Contohnya anak sulung perempuan, dapat subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat.
berperilaku seperti laki-laki sebagai akibat sosialisasi yang tidak Indikasinya adalah masyarakat seakan-akan tidak mempunyai aturan-
sempurna di lingkungan keluarganya. Hal ini terjadi karena ia harus aturan yang dijadikan pegangan atau pedoman dan untuk ditaati
bertindak sebagai ayah, yang telah meninggal. Di pihak lain, media bersama. Akibat tidak adanya keserasian dan keselarasan, norma-norma
massa, terutama sering menyajikan gaya hidup yang tidak sesuai dalam masyarakat menjadi lumpuh dan arahnya menjadi samar-samar.
dengan anjuran-anjuran yang disampaikan dalam keluarga atau sekolah. Apabila hal itu berlangsung lama dalam masyarakat, maka besar
Di dalam keluarga telah ditanamkan perilaku pemaaf, tidak balas pengaruhnya terhadap proses sosialisasi. Anggota masyarakat akan
dendam, mengasihi, dan lain-lain, tetapi di televisi selalu ditayangkan bingung dan sulit memperoleh pedoman. Akhirnya, mereka memilih
adegan kekerasan, balas dendam, fitnah, dan sejenisnya. Nilai-nilai cara atau jalan sendiri-sendiri. Jalan yang ditempuh tidak jarang berupa
kebaikan yang ditawarkan oleh keluarga dan sekolah harus berhadapan perilaku-perilaku yang menyimpang.
dengan nilai-nilai lain yang ditawarkan oleh media massa, khususnya c. Proses Belajar yang Menyimpang
televisi. Proses sosialisasi seakan-akan tidak sempurna karena adanya Mekanisme proses belajar perilaku menyimpang sama halnya dengan
saling pertentangan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen yang proses belajar terhadap hal-hal lain yang ada di masyarakat. Proses
lain, seperti antara sekolah dan keluarga berhadapan dengan media belajar itu dilakukan terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan
massa. Lama kelamaan seseorang akan terpengaruh dengan cara-cara menyimpang. Misalnya, seorang anak yang sering mencuri uang dari tas
yang kurang baik, sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan temannya mula-mula mempelajari cara mengambil uang tersebut mulai
dalam masyarakat. dari cara yang paling sederhana hingga yang lebih rumit. Cara ini
b. Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Subkebudayaan dipelajarinya melalui media maupun secara langsung dari orang yang
Menyimpang berhubungan dengannya. Penjelasan ini menerangkan bahwa untuk
Shaw dan Mc. Kay mengatakan bahwa daerah-daerah yang tidak menjadi penjahat kelas ‘kakap’, seseorang harus mempelajari terlebih
teratur dan tidak ada organisasi yang baik akan cenderung melahirkan dahulu bagaimana cara yang paling efisien untuk beroperasi.

SMANSTAR
Page 4 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
d. Ikatan Sosial yang Berlainan Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah
Dalam masyarakat, setiap orang biasanya berhubungan dengan nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal
beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan kelompok- yang buruk seperti pencurian, perampokan, pelacuran, dan
kelompok tersebut akan cenderung membuatnya mengidentifikasikan pemerkosaan. Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain
dirinya dengan kelompok yang paling dihargainya. Dalam hubungan ini, sebagai berikut:
individu tersebut akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku 1)Penyimpangan primer (primary deviation)
kelompoknya. Apabila pergaulan itu memiliki pola-pola sikap dan Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan
perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan besar ia juga akan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang. Misalnya seorang anak Misalnya seorang siswa yang terlambat masuk sekolah karena ban
yang bergaul dengan kelompok orang yang sering melakukan aksi sepeda motornya bocor, seseorang yang menunda pembayaran
kebut-kebutan di jalan raya. Kemungkinan besar dia juga akan pajak karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau
melakukan tindakan serupa. pengemudi kendaraan bermotor yang sesekali melanggar rambu-
e. Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial rambu lalu lintas.
Setiap masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan 2) Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
oleh kebudayaannya, tetapi juga cara-cara yang diperkenankan oleh Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata
kebudayaannya itu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta
ditetapkan. Apabila seseorang tidak diberi peluang untuk menggunakan menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-
cara-cara ini dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, maka kemungkinan minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk.
besar akan terjadi perilaku menyimpang. Misalnya dalam sebuah 2. Berdasarkan pelakunya
perusahaan, pengusaha memberikan upah kepada buruhnya di bawah a. Penyimpangan individual (individual deviation)
standar UMK. Hal itu apabila dibiarkan berlarut-larut, maka ada Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh
kemungkinan si buruh akan melakukan penyimpangan, seperti seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang
melakukan demonstrasi atau mogok kerja. telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana
melaksanakan suatu kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan
E. BENTUK-BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan sifat
1. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat
a. Penyimpangan positif
orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang mempunyai
2. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada
dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-
peringatan orang-orang.
unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang.
3. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma
Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai
umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu
perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan
lalu lintas pada saat di jalan raya.
masyarakat yang memunculkan wanita karier.
b. Penyimpangan negatif
SMANSTAR
Page 5 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
4. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan F. JENIS-JENIS PERILAKU MENYIMPANG
norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda 1. Tindakan Kriminal atau Kejahatan
atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan yang
penodong, dan lain-lain. dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap nilai dan norma atau
5. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata peraturan perundang-undangan yang berlaku di masyarakat. Kita
bohong, berkhianat, dan berlagak membela. mengenal dua jenis kejahatan seperti yang tercantum dalam Kitab Undang-
b. Penyimpangan kelompok (group deviation) Undang Hukum Pidana, yaitu:
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh a. Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada
sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang orang lain, seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain
bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sebagainya.
sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan b. Property offenses atau kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain,
terlarang lainnya. seperti perampasan, pencurian tanpa kekerasan, dan lain sebagainya.
c. Penyimpangan campuran (combined deviation) Sementara itu Light, Keller, dan Callhoun dalam bukunya yang
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang berjudul Sociology (1989) membedakan kejahatan menjadi empat tipe,
memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok yaitu:
didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan 1) Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang
dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di terpandang atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya
bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, manipulasi data
organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng). keuangan sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
Perilaku menyimpang digolongkan menjadi tiga, yaitu: 2) Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)
1. Tindakan non-conform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai- kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang golongan rendah.
nilai atau norma-norma yang berlaku. Contohnya: mengenakan sandal jepit Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan sebagainya.
ke sekolah, meninggalkan jam-jam pelajaran, merokok di area larangan 3) Kejahatan Tanpa Korban (Crime Without Victim)
merokok, membuang sampah bukan pada tempatnya dan sebagainya. Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara
2. Tindakan antisosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan langsung akibat tindak pidana yang dilakukan. Contohnya berjudi,
masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk tindakan itu antara lain: mabuk, dan hubungan seks yang tidak sah tetapi dilakukan secara
menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh sukarela.
diri, minum-minumman keras, menggunakan narkotika, dan lain-lain. 4) Kejahatan Terorganisir (Organized Crime)
3. Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan
hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. dengan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang
Misalnya: pencurian, perampokan, perkosaan, pembunuhan, korupsi dan diinginkan (biasaya lebih ke materiil) dengan jalan menghindari hukum.
lain-lain. Contohnya penyedia jasa pelacuran, penadah barang curian,

SMANSTAR
Page 6 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
perdagangan perempuan ke luar negeri untuk komoditas seksual, dan h. Transeksual, perilaku seseorang yang cenderung mengubah
lain sebagainya. karakteristik seksualnya. Hal tersebut menyangkut konflik batin
5) Kejahatan Korporasi (Corporate Crime) mengenai identitas diri yang bertentngan deng identitas sosialnya.
Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan i. Ekshibisme, yaitu perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual
menaikkan keuntungan dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, dengan cara memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain sesuai
Keller, dan Callhoun membagi tipe kejahatan korporasi ini menjadi kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, maka ia
empat, yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, akan semakin terangsang. Kondisi tersebut erjadi pada pria.
kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap j. Voyeurism, yaitu perilaku seksual yang memperolah kepuasan dengan
karyawan. cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi
2. Penyimpangan Seksual bahkan berhubungan seksual. Setelah mengintip, ia tidak melakukan
Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim tindakan lebih lanjut dari yang diintipnya.
dilakukan oleh masyarakat. Adapun beberapa jenis perilaku ini di antaranya k. Fetishisme, yaitu perilaku seksual yang disalurkan melalui bermasturbasi
adalah sebagai berikut. denga breast holder, celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang
a. Perzinaan, yaitu hubungan seksual di luar nikah. dapat meningkatkan hasrat dorongan seksualnya.
b. Homoseksual, yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan sesama 3. Penyimpangan dalam Bentuk Pemakaian atau Konsumsi Berlebihan
jenis. Homoseksual dibedakan atas lesbian dan homoseks. Lesbian Penyimpangan ini biasanya diidentikkan dengan pemakaian dan
adalah sebutan bagi wanita yang melakukan hubungan seksual pengedaran narkoba atau obat-obatan terlarang serta alkoholisme. Hal ini
dengan sesama wanita, sedangkan homoseks/gay adalah sebutan bagi lebih banyak terjadi pada kaum remaja karena perkembangan emosi
pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria. mereka yang belum stabil dan cenderung ingin mencoba serta adanya rasa
c. Kumpul kebo, yaitu hidup bersama seperti suami istri, namun tanpa ada keingintahuan yang besar terhadap suatu hal. Menurut Dr. Graham Baliane
ikatan pernikahan. (Kartini Kartono, 1992) kaum muda atau remaja lebih mudah terjerumus
d. Sadomasochist, yaitu pemuasan nafsu seksual dengan melakukan pada penggunaan narkotika karena faktor-faktor sebagai berikut:
penyiksaan terhadap pasangannya. Ada dua bentuk yaitu sadisme a. Ingin membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan
(kepuasan seksual dengan terlebih dahulu menyiksa atau menyakiti berbahaya.
pasangannya) dan masokisme (membiarkan dirinya disakiti untuk b. Ingin menunjukkan tindakan menentang terhadap orang tua yang
memperolah kepuasan seksual). otoriter.
e. Pedophilia, yaitu memuaskan keinginan seksual yang dilampiaskan c. Ingin melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman
kepada anak kecil. emosional.
f. Sodomi, yaitu hubungan seksual yang dilakukan melalui anus atau d. Ingin mencari dan menemukan arti hidup.
dubur. e. Ingin mengisi kekosongan dan kebosanan.
g. Gerontophilia, yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan orang- f. Ingin menghilangkan kegelisahan.
orang lanjut usia. g. Solidaritas di antara kawan.
h. Ingin tahu.

SMANSTAR
Page 7 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol secara berlebih Morfin merupakan zat yang diperoleh dari candu ditemukan tahun
dilarang oleh hukum karena dapat mendorong terjadinya tindak kriminal 1805 oleh ahli farmasi Jerman yang bernama Seturnur. Umumnya
yang lain. Selain dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Bahaya warnanya putih berwujud bubukan, pahit rasanya. Dengan bahan baku
terhadap diri sendiri, antaralain dapat merusak organ-organ tubuh, morfin melalui proses kimia dapat menghasilkan zat pembius,
sehingga tidak berfungsi sempurna, bahkan susunan syaraf yang berfungsi menenangkan sistem urat saraf. Jenis lainnya, yaitu heroin dan kokain.
sebagai pengendali daya pikir turut pula dirusak. Akibatnya tidak dapat c. Alkohol
berpikir secara rasional dan cenderung untuk melakukan perbuatan- Mempunyai sifat menimbulkan gangguan pada susunan saraf. Alkohol
perbuatan yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam pada minuman keras contohnya Jenever dan Brendi. Apabila diminum
masyarakat. mula-mula menjadikan riang gembira, banyak berbicara (Euphorie),
Adapun gejala-gejala diri korban ketergantungan obat narkotika kesadarannya merendah, keseimbangan badan terganggu, dan mabuk.
menurut Kuswanto menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Akibat pemakaian alkohol yang berlebihan dapat terjadi kelumpuhan
1) Tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat yang ada di karena radang saraf.
sekelilingnya, bertindak semaunya sendiri, indisipliner, sering berdusta, d. Kokain
membolos sekolah, terlambat bangun pagi, ingin selalu ke luar rumah, Diperoleh dari tumbuh-tumbuhan Eryth roxylon coca, termasuk
menghabis-habiskan makanan di rumah tanpa mengingat anggota golongan semak tingginya mencapai 2 m. Daunnya mengandung zat
keluarga yang lain. pembius. Serbuk kokain warnanya putih rasanya pahit, banyak dipakai
2) Pada proses yang lebih tinggi, kenakalan meningkat sampai mau dalam lingkungan pembedahan atau operasi.
mengambil barang berharga (mencuri). e. Ganja (Mariyuana)
3) Pada dosis yang tinggi penderita merasa dirinya paling tinggi, paling Ganja diperoleh dari tumbuhan bernama Canabis Sativa. Tumbuhan ini
hebat, merasa kuat dan sanggup melakukan apa saja. termasuk golongan semak, cocok di daerah tropis dan subtropis. Yang
4) Pada saat efek mulai menurun penderita sangat gelisah, merasa diambil adalah daunnya, diiris-iris dan dikeringkan seperti tembakau.
diancam, dikejar-kejar ingin menyakiti dirinya sendiri sampai bunuh diri f. Kafein
atau membunuh orang lain. Reaksi demikian inilah yang dinamakan Kopi mengandung zat kafein yang mempengaruhi susunan saraf dan
ketergantungan obat, yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun jantung, menyebabkan orang sulit tidur. Orang yang biasanya minum
masyarakat. kopi, dapat ketagihan, badan merasa lemas dan kepala pusing.
Jenis-jenis narkotika yang sering digunakan sebagai berikut. g. LSD = Lysergic Acid Diethylamide
a. Candu (Opium) Diketemukan Dr. Albert Hoffman dari Jerman. Bila LSD dimakan
Berasal dari tumbuh-tumbuhan Papaver somni ferum termasuk menyebabkan halusinasi, bayangan dengan bermacam-macam
golongan semak tingginya 70-110 cm. Bunganya berwarna merah, ungu, khayalan.
dan putih. Buahnya berbentuk seperti pemukul gong, di sinilah disadap h. Tembakau
getahnya sebagai penghasil candu. Negara penghasil: Rusia Selatan, Mengandung racun nikotin yang keras, untungnya nikotin banyak
India, Meksiko, Iran, Cina, Turki, dan Afrika Selatan. yang lenyap pada waktu tembakau terbakar oleh rokok. Nikotin
b. Morfin merangsang susunan urat saraf dapat menimbulkan ketagihan. Tir

SMANSTAR
Page 8 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
merupakan zat yang terkandung dalam tembakau yang dapat c. Timbulnya usaha-usaha untuk mengubah keadaan yang disesuaikan
menimbulkan penyakit kanker paru-paru. dengan youth values atau nilai-nilai yang berkembang di kalangan
4. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup remaja.
Di masyarakat, kita bisa menemukan berbagai gaya hidup yang antara Penyebab kenakalan remaja antaralain sebagai berikut:
orang yang satu dengan orang yang lain mungkin terdapat perbedaan-  Lingkungan keluaraga yang tidak harmonis.
perbedaan. Gaya hidup setiap orang bias dipengaruhi oleh lingkungan,  Situasi yang menjemukan dan membosankan.
pendapatan, kemampuan pribadi, dan lain-lain. Namun demikian gaya  Lingkungan masyarakat yang tidak menentu bagi prospek kehidupan
hidup seseorang juga dapat menimbulkan suatu penyimpangan dalam masa mendatang.
masyarakat. Tawuran pelajar dapat berakibat fatal, baik bagi diri sendiri maupun
Ada dua bentuk penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari pihak lain yang ada di sekitarnya, terutama keluarga dan sekolah. Bagi diri
biasanya, yaitu: sendiri dapat mengakibatkan luka-luka, bahkan cacat seumur hidup.
a. Sikap arogansi adalah kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya Sedangkan bagi pihak lain dapat mencemarkan nama baik serta
seperti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian. Atau bisa saja sikap itu mempermalukan keluarga dan sekolah.
dilakukan untuk menutupi kekurangannya. 6. Prostitusi
b. Sikap eksentrik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya, Prostitusi atau pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan
sehingga dianggap aneh. Misalnya anak laki-laki memakai anting-anting, yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-
berambut panjang. perbuatan seksual dengan mendapatkan upah. Masalah prostitusi bukan
5. Kenakalan Remaja merupakan masalah baru dalam masyarakat kita. Sejak zaman kolonial
Gejala kenakalan remaja tampak dalam masa pubertas (14-18 tahun), Belanda masalah ini telah ada dan semakin berkembang seiring dengan
karena pada masa ini jiwanya masih dalam keadaan labil sehingga mudah perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk. Saat ini terutama di
terpengaruh oleh lingkungan yang negative. Contoh kenakalan remaja kota-kota besar, praktik prostitusi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang
seperti pengrusakan tempat/fasilitas umum, penggunaan narkotika, dewasa, melainkan telah merambah sampai ke pelajar. Alasan yang
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sering terjadi tawuran antarpelajar mendorong mereka melakukan perbuatan itu sangat beragam, salah
di kota-kota besar. Bahkan kini sudah merambah daerah-daerah yang jauh satunya untuk mendapatkan uang. Praktik prostitusi melanggar norma-
dari perkotaan. Seakan-akan tawuran telah menjadi mode dari remaja norma yang berlaku dalam masyarakat, yaitu norma agama dan kesusilaan.
masa kini. Bahkan ada yang menganggap tawuran pelajar ini merupakan Masalah ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap moral
lambang sportivitas dan kejantanan seseorang. Secara sosiologis, masalah masyarakat, terutama remaja seusiamu.
remaja apapun bentuknya termasuk perkelahian pelajar ini pola terjadinya Secara umum, faktor-faktor yang menjadi penyebab seseorang
dapat diurutkan sebagai berikut: terjerumus ke dunia prostitusi antara lain sebagai berikut:
a. Persoalan kepekaan terhadap nilai (sense of values) yang kurang a. Konflik mental.
ditanamkan oleh orang tua. b. Situasi hidup tidak menguntungkan pada masa anak-anak dan remaja.
b. Timbulnya organisasi-organisasi nonformal yang berperilaku c. Pola perilaku yang kurang dewasa.
menyimpang, sehingga tidak disukai oleh masyarakat. d. Tingkat intelegensia yang rendah.
SMANSTAR
Page 9 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
Lebih lanjut Soerjono Soekanto membagi penyebab prostitusi atas 3. Terrorizing, yaitu orangtua yang mengkritik secara tidak proporsional,
faktor internal dan faktor eksternal: menghukum, mengolok-olok, dan megharapkan anak memiliki
1) Faktor internal, meliputi hasrat seksual yang tinggi, sifat malas, serta kemampuan seperti yang diinginkan orangtua.
keinginan untuk hidup mewah dan serba enak. 4. Isolating, yaitu orangtua yang tidak menginginkan anaknya beraktivitas
2) Faktor eksternal, meliputi faktor ekonomi, urbanisasi yang tidak teratur, secara proporsional bersama-sama rekan-rekan sebayanya.
dan perumahan yang tidak memenuhi syarat. 5. Corrupting, yaitu orangtua mengajarkan yang salah (melanggar norma)
7. Sadisme terhadap anak pada anaknya.
Penganiayaan terhadap anak merupakan bentuk perilaku
G. SIKAP ANTI SOSIAL
menyimpang yang marak terjadi di masyarakat. Keluarga yang seharusnya
Sikap antisosial adalah bentuk sikap seseorang yang secara sadar atau
menjadi tempat berlindung dan mencari kasih sayang, justru menjadi
tidak sadar tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai
neraka yang menakutkan. Sadism terhadap anak secara kuantitas dan
sosial dalam masyarakat. Dalam masyarakat, sikap antisosial memiliki konotasi
kualitas semakin meningkat, bukan hanya penganiayaan yang
negative dalam pengaruhnya terhadap stabilitas dan keteraturan hidup
mengakibatkan gangguan fisik, tetapi juga gangguan psikis (trauma) yang
bermasyarakat.
berkepanjangan.
Ciri-ciri sikap antisosial antaralain:
Berdasarkan teori psikologi sosial, seseorang mampu melakukan
1. Adanya ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma dalam
tindakan kekerasan dan sadism karena merasa frustasi dan kecewa.
masyarakat.
Perasaan frustasi dan kecewa ini bisa dipicu oleh berbagai hal, salah
2. Adanya seseorang atau sekelompok orang yang berusaha untuk melakukan
satunya factor ekonomi. Bagaimanapun bentuknya, sadism terhadap anak
perlawanan terhadap norma yang berlaku dalam masyarakat.
merupakan bentuk perilaku menyimpang karena tidak sesuai dengan
3. Kondisi psikologis seseorang yang bertentangan dengan apa yang
norma-norma, baik norma agama, norma sosial, maupun norma hukum.
seharusnya.
Menurut Aan Prayoga, di negara berkembang lebih banyak penganiayaan
4. Ketidakmampuan seseorang untuk menjalankan norma yang ada dalam
fisik dan penelantaran anak, sedangkan di negara maju lebih banyak
masyarakat.
penganiayaan seksual dan emosional.
Faktor penyebab munculnya sikap antisocial;
Bentuk-bentuk penganiayaan emosional, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya norma atau nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan dengan
1. Rejecting, yaitu orang tua menunjukkan perilaku menolak anak, anak
keinginan masyarakat, sehingga terjadi kesenjangan budaya termasuk pola
tidak diharapkan, meninggalkan anak, memanggil anak dengan sebutan
pikir masyarakat.
tidak berharga, tidak berbicara kepada anak, dan bahkan
2. Kurang siapnya pola pemikiran masyarakat untuk menerima perubahan dalam
mengkambinghitamkan anak sebagai penyebab masalah keluarga.
tatanan masyarakat. Hal ini terjadi karena adanya perubahan sosial yang
2. Ignoring, yaitu orangtua tidak menunjukkan kedekatan dengan anaknya
menuntut semua komponen untuk berubah mengikuti tatanan yang baru.
dan tidak menyukai anak-anak atau orangtua hanya secara fisik saja
Dalam perubahan ada komponen yang siap, namun sebaliknya komponen
bersama anak-anaknya.
yang tidak siap ini justru akan bersikap antisosial, karena tidak sepakat dengan
perubahan yang terjadi. Misalnya perusakan terhadap telepon umum.

SMANSTAR
Page 10 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
3. Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima bentuk d. Deviasi seksual yang terjadi karena seseorang menunda perkawinan.
perbedaan sosial dalam masyarakat, sehingga akan mengakibatkan e. Homoseksualitas yang terjadi pada narapidana di dalam Lembaga
kecemburuan sosial. Perbedaan-perbedaan dimaknai sebagai suatu Pemasyarakatan.
permasalahan yang dapat mengancam stabilitas masyarakat yang sudah 3. Sikap Antisosial yang Muncul karena Deviasi Biologis
tertata. Deviasi biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan
4. Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan memberikan persepsi atau menimbulkan respon-respon tertentu. Gangguan
masyarakat. Hal ini akan menimbulkan keguncangan budaya bagi masyarakat terjadi apabila individu tidak dapat melakukan peranan sosial tertentu yang
yang belum siap untuk menerima ideologi baru tersebut. sangat perlu. Pembatasan karena gangguan-gangguan itu bersifat
5. Pemimpin yang kurang sigap dan tanggap atas fenomena sosial dalam transkultural (menyeluruh di seluruh dunia). Beberapa bentuk deferensiasi
masyarakat, serta tidak mampu menerjemahkan keinginan masyarakat secara biologis yang dapat menimbulkan deviasi biologis adalah sebagai berikut:
keseluruhan. a. Ciri-ciri ras, seperti tinggi badan, roman muka, bentuk badan, dan lain-lain.
Bentuk-bentuk sikap antisocial antaralain: b. Ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka, cacat karena kelahiran, anak
1. Sikap Antisosial yang Muncul karena Deviasi Individual kembar, dan lain sebagainya.
Deviasi individual bersumber pada faktor-faktor yang terdapat pada diri c. Ciri-ciri karena gangguan fisik, seperti kehilangan anggota tubuh, gangguan
seseorang, misalnya pembawaan, penyakit kecelakaan yang dialami oleh sensorik, dan lain sebagainya.
seseorang, atau karena pengaruh sosiokultural yang bersifat unik terhadap d. Disfungsi tubuh yang tidak dapat dikontrol lagi, seperti epilepsi, tremor,
individu. dan sebagainya.
2. Sikap Antisosial yang Muncul karena Deviasi Situasional Adapun bentuk sikap antisosial yang muncul adalah sebagai berikut:
Deviasi situasional merupakan fungsi pengaruh kekuatan-kekuatan situasi 1) Egoisme, yaitu suatu bentuk sikap di mana seseorang merasa dirinya
di luar individu atau dalam situasi di mana individu merupakan bagian yang adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda
integral di dalamnya. Situasi sosial adalah keadaan yang berhubungan dengan apapun yang mampu menjadi pesaingnya.
tingkah laku seseorang di mana tekanan, pembatasan, dan rangsangan- 2) Rasisme, yaitu suatu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu
rangsangan yang datang dari orang atau kelompok di luar diri orang itu relatif ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna kulit
lebih dinamik daripada faktor-faktor internal yang menimbulkan respon merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan perlakuan
terhadap hal-hal tersebut. Deviasi situasional akan selalu kembali apabila diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai cirri-ciri tersebut.
situasinya berulang. Dalam hal itu deviasi dapat menjadi kumulatif. 3) Rasialisme, yaitu suatu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok
Bentuk sikap antisosial yang muncul adalah sebagai berikut: ras lain. Misalnya diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
a. Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu ras atau budaya yang dianut
keluar dari mulut pekerja-pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan di tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya stereotip
tempat kerjanya. masyarakat Jawa adalah lemah lembut dan lamban dalam melakukan
b. Tingkah laku kasar pada golongan remaja. sesuatu. Stereotip tersebut tidak selalu benar, karena tidak semua orang
c. Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami Jawa memiliki sifat tersebut.
masa menopause. 4. Sikap Antisosial yang Bersifat Sosiokultural

SMANSTAR
Page 11 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
a. Primordialisme, yaitu suatu sikap atau pandangan yang menunjukkan sikap diperlakukan berbeda dengan golongan-golongan lain. Pembedaan itu
berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri dapat didasarkan pada suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan
individu seperti suku bangsa, ras, agama ataupun asal-usul kedaerahan minoritas dalam masyarakat. Misalnya diskriminasi ras yang dulu pernah
oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang. terjadi di Afrika Selatan yang dikenal dengan politik apartheid, di mana
Primordialisme ini muncul karena hal-hal berikut: golongan orang-orang kulit putih menduduki lapisan sosial yang lebih
 Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu tinggi daripada golongan orang-orang kulit hitam.
kelompok atau perkumpulan sosial.
H. PENCEGAHAN PENYIMPANGAN SOSIAL
 Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok
Merebaknya perilaku menyimpang, tidaklah dibiarkan begitu saja tanpa
atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
adanya suatu tindakan penanggulangan. Demi terciptanya suatu konformitas
 Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai- dalam masyarakat, pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan
nilai keagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya. penyimpangan. Namun, usaha ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerja sama
b. Etnosentrisme yaitu suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain antara individu dan pemerintah. Upaya-upaya tersebut antara lain sebagai
dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. berikut:
c. Sekularisme, yaitu suatu sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang 1. Penanaman Nilai dan Norma yang Kuat
bersifat nonagamis, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga Penanaman nilai dan norma dilakukan melalui sosialisasi. Dalam hal ini,
kebutuhan agamis seakanakan dikesampingkan. Mereka yang memiliki yang paling berperan adalah media-media sosialisasi yang ada. Adapun
sikap seperti ini cenderung lebih mempercayai kebenaran yang sifatnya tujuan penanaman nilai dan norma pada diri individu yaitu pembentukan
duniawi. konsep diri, pengembangan keterampilan, pengendalian diri, pelatihan
d. Hedonisme, yaitu suatu sikap manusia yang mendasarkan diri pada pola komunikasi, dan pembiasaan aturan. Tercapainya semua tujuan-tujuan
kehidupan yang serba mewah, glamour, dan menempatkan kesenangan tersebut menjadikan proses sosialisasi menjadi ideal, yang pada akhirnya
materiil di atas segalagalanya. Tindakan yang baik menurut hedonisme seseorang tahu betul yang baik dan mana yang buruk, mana yang sesuai
adalah tindakan yang menghasilkan kenikmatan. Orang yang memiliki sifat dengan norma dan mana yang melanggar norma. Dengan demikian,
seperti ini biasanya kurang peduli dengan keadaan sekitarnya, sebab yang penanaman nilai dan norma yang kuat pada diri individu menjadikannya
diburu adalah kesenangan pribadi. berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat.
e. Fanatisme, yaitu suatu sikap yang mencintai atau menyukai suatu hal 2. Pelaksanaan Peraturan yang Konsisten
secara berlebihan. Mereka tidak mempedulikan apapun yang dipandang Keadaan yang nyaman dan aman dapat pula terbentuk melalui
lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut. Fanatisme yang berlebihan peraturan yang tegas. Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada
sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau konflik. hakikatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan,
Misalnya fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis idola tertentu atau sekaligus juga sebagai sarana/alat penindak laku penyimpangan. Namun,
lainnya. apa yang akan terjadi jika peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten?
f. Diskriminasi, yaitu suatu sikap yang merupakan usaha untuk membedakan Jelas, akan menimbulkan tindak penyimpangan. Suatu kekonsistenan
secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berkaitan dengan diperlukan oleh setiap peraturan jika ingin berfungsi dalam masyarakat.
kepentingankepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu Selain itu, diperlukan pula sanksi-sanksi yang tegas dalam peraturan
SMANSTAR
Page 12 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
tersebut. Sehingga bagi pelanggar peraturan dikenai sanksi tegas berupa c. Meningkatkan pendidikan moral dan etika. Pendidikan moral tujuannya
hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku demi pemulihan yaitu untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma baik yang dianut
kedudukan masyarakat yang tertib dan teratur. Dalam hal ini, adanya secara kelompok ataupun secara masyarakat.
sanksi diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan dipatuhinya Media-media pencegahan penyimpangan sosial yaitu sebagai berikut:
norma yang ada. 1) Keluarga
3. Penyuluhan-Penyuluhan Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Pemerintah berperan besar dalam upaya penanggulangan perilaku seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik
menyimpang. Melalui jalur penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang
baik begitu sebaliknya.
dapat disampaikan kepada masyarakat tentang penyadaran kembali akan
2) Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan
pelaksanaan nilai, norma, dan peraturan yang berlaku. Dengan upaya ini,
Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian
diharapkan setiap masyarakat memahami nilai, norma, dan peraturan yang seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal
berlaku. Di mana kesemuanya mempunyai tujuan yang baik yaitu dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam
menciptakan suatu kondisi yang aman, serta nyaman. Kondisi ini melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik
mendukung perkembangan pribadi individu ke arah yang lebih baik. Bagi maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik
para pelaku penyimpangan sosial, penyuluhan akan nilai, norma, serta sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.
peraturan yang berlaku perlu dilakukan secara terus-menerus dan 3) Media massa
berkesinambungan. Terlebih-lebih pada pelaku tindak kejahatan/kriminal. Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah
sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-
Peran lembaga-lembaga agama, kepolisian, pengadilan, lembaga
hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa
masyarakat (LP) sangat diharapkan untuk mengadakan penyuluhan- adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi dengan memilih acara
penyuluhan tersebut. yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa
a. Mengefektifkan fungsi dan peranan lembaga-lembaga sosial Lembaga- pengaruh tidak baik.
lembaga sosial yang dimaksud adalah polisi, pengadilan, sistem adat I. DAMPAK PERILAKU MENYIMPANG
dan tokoh masyarakat. Lembaga-lembaga sosial ini berfungsi Seorang yang berperilaku menyimpang senantiasa berusaha mencari
mengawasi setiap tindakan masyarakat agar senantiasa sesuai dengan kawan yang sama untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya
nilai dan norma. mendapatkan “teman”. Lama-kelamaan berkumpullah berbagai individu
b. Memberikan pendidikan baik formal atau formal di keluarga dan pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya bermuara
dimasyarakat. Pendidikan formal berbentuk sekolah. Sekolah pada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang ditimbulkan
hendaknya menjadi bagian integral dari masyarakat sekitarnya. Seseuai selain terhadap individu juga terhadap kelompok atau masyarakat. Dampak
dengan asas pendidikan seumur hidup, sekolah hendaknya memiliki yang ditimbulkan dengan adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok
dwifungsi yaitu mampu memberikan formal dan pendidikan nonformal masyarakat antaralain:
yang berorientasikan pada pembangunan dan kemajuan sehingga dapat 1. Kriminalitas/tindak kejahatan
menyiapkan generasi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan Tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang individu
sebagai bekal hidupnya. lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam
SMANSTAR
Page 13 of 14
MATERI ANTROPOLOGI BAB IV PERILAKU MENYIMPANG PEMINATAN KELAS X BAHASA/ X
MIPA
masyarakat. Contoh: seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan
kawan sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara akan
membentuk “kelompok penjahat”, sehingga dalam masyarakat muncullah
kriminalitas-kriminalitas baru.
2. Terganggunya keseimbangan sosial
Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang itu merupakan penyimpangan melalui struktur sosial. Karena
masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti
akan berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu
keseimbangan sosialnya. Contoh: pemberontakan, pecandu obat bius,
gelandangan, pemabuk, dan sebagainya.
3. Pudarnya nilai dan norma
Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sanksi yang tegas dan
jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma
masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya
untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh
globalisasi di bidang informasi dan hiburan memudahkan masuknya
pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu
memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai
eksesnya. Contoh: karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan
tindak penyimpangan yang dianggap hal-hal yang wajar disana, akan
mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma
di Indonesia.

SMANSTAR
Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai