Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK NEGATIF DEKADENSI MORAL DI INDONESIA

Dekadensi Moral
Dekadensi moral adalah penurunan atau kemerosotan moral. Jika diartikan secara bebas
dan lebih luas lagi, dekadensi moral adalah kemerosotan atau menurunnya moral pada seseorang
yang diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu. Seperti kita ketahui bahwa dewasa ini dekadensi
moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia sungguh sangat terasa. Sebagai
buktinya, lihatlah di sekeliling kita, bahwa kasus-kasus kejahatan semakin hari semakin
meningkat. Mulai dari pencurian, penjarahan, perampokan, perzinahan, penipuan, pemerkosaan,
pelecehan seksual, perjudian, dan masih banyak lagi, termasuk pembunuhan. Yang jelas fakta
membuktikan bahwa semakin hari, akibat menurunnya kualitas moral masyarakat ini semakin
banyak saja yang menjadi korbannya. Kalau sudah seperti ini, siapakah yang kasihan? ya jelas,
yang kasihan adalah orang yang menjadi korban, termasuk saya ataupun Anda. Saya yakin Anda
pasti pernah menjadi korban dari kasus kejahatan akibat dekadensi moral ini bukan?

Dampak Negatif Dekadensi Moral

1. Pengaruh budaya asing yang tidak baik


Maksud saya di sini bukannya semua budaya asing itu tidak baik, melainkan khusus
budaya asing yang jelek-jeleknya saja. Sebagai mana Anda lihat, bahwa budaya asing yang
tidak baik dapat merusak moral masyarakat. Seperti contoh konsumsi narkoba, miras,
pembuatan tato, seks bebas, dll.
Saya sangat prihatin ketika budaya asing yang buruk, juga dapat menurunkan moral
generasi muda bangsa ini. Sebagai contoh, seorang anak sudah tidak memiliki tata krama lagi
dalam memanggil orang yang lebih tua. Padahal Indonesia kan punya budaya yang baik
untuk memenggil orang yang lebih tua, dengan sebutan bapak, ibu, kakak, bibi, tante, om,
paman, kakek, nenek, dan "Anda". Tidak seperti budaya barat yang memanggil semua orang
dengan sebutan "you" alias kamu.
Budaya asing juga telah mempengaruhi gaya hidup seseorang, baik itu gaya
berpakaian, gaya bergaul, atau pun gaya dalam berbicara. Budaya barat telah sukses
disuntikkan ke dalam urat nadi Bangsa Indonesia, ketika telah banyak masyarakat yang
berpakaian ala barat yang melanggar syariat, ketika banyak yang bergaul secara bebas tanpa
batas, ketika banyak yang berkata-kata tanpa perlu berfikir, apakah yang keluar dari
mulutnya baik atau buruk.
2. Akibat Pergaulan Bebas
Sungguh sangat disayangkan, ketika banyak sekali orang-orang yang bergaul secara
bebas, namun tidak mau memilah dan memilih pergaulan yang benar, dan teman pergaulan
yang baik. Akibatnya banyak dari mereka yang ikut terjerumus di dalam kesesatan karena
tidak mau memagari dirinya sendiri. Berteman dengan pemabuk, pasti akan ikut-ikutan
menjadi peminum. Bergaul dengan pecandu narkoba, pastinya juga akan menjadi pecandu.
Yang jelas akibat pergaulan bebas, akan berdampak buruk bagi moral seseorang. Akibat
pergaulan bebas, seseorang menjadi acuh tak acuh, semau-maunya sendiri, tanpa peduli
kepada siapapun atas apa yang akan mereka lakukan.
3. Akibat Media Yang Merusak
Media merupakan sarana nomor wahid sebagai tempat menyebarluaskan berita, ilmu,
dan pengetahuan baru. Namun, sungguh sayang sekali jika media jugalah yang menjadi
sarana nomor satu untuk menyebarkan budaya-budaya rusak, termasuk budaya asing yang
buruk. Di televisi, majalah dan internet, pornografi tersebar luaskan. Model busana-busana
yang seolah hakikatnya telanjang pun, telah banyak ditayangkan di media-media tersebut.
Akibatnya, yang seperti itu akan di tiru oleh muda-mudi Bangsa kita, bahkan termasuk orang
yang sudah tua sekali pun.
Adegan-adegan mesum, diskotik, perkelahian, tawuran, dll, juga turut andil
memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat Indonesia, yang tentunya disebarkan
melalui media. Belum lagi gosip-gosip selebriti yang sibuk cerai sana-sini, tentunya
menambah ilmu rusak bagi masyarakat, untuk mencontohnya. Sehingga, penurunan moral
akibat media yang merusak ini pun tidak bisa terelakkan lagi.
4. Akibat Perkembangan Teknologi
Harus kita akui bahwa perkembangan teknologi memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Namun sayang, perkembangan teknologi juga turut membawa dampak
buruk bagi manusia, Salah satunya adalah dekadensi moral. Dulu, sebelum teknologi jauh
berkembang seperti sekarang ini, anak-anak muda setelah magrib sibuk mengaji. Tapi kini,
habis magrib sibuk menonton TV. Dulu sibuk menghafal Qur'an, sekarang sibuk dengan
gadget barunya. Dulu sibuk membantu orang tua, sekarang sibuk internetan.
Sekarang, banyak manusia yang menghambakan diri pada teknologi, dan terlena
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akibatnya, ilmu yang baik-baik pun mulai
luntur dari kehidupan manusia, dan berganti dengan ilmu yang buruk-buruk yang didapatkan
dari berbagai teknologi yang dapat melenakan tersebut.

5. Kurangnya Pengetahuan Agama


Agamalah yang mendidik manusia untuk selalu berbuat baik, apakah itu kepada
Allah, sesama manusia, ataupun kepada binatang. Ilmu agamalah yang membuat akhlak
manusia mengalami kemajuan, selalu menjaga diri dari perbuatan buruk, dan mengamalkan
kebaikan kepada semuanya. Maka dari itu, kurangnya pengetahuan agama pada manusia,
pastilah berakibat pada menurunnya kualitas manusia tersebut. Terlebih jika di tambah
dengan pengaruh budaya asing yang tidak baik, akibat pergaulan bebas, akibat media yang
merusak serta perkembangan teknologi masa kini, yang tentunya semakin ampuh
menjerumuskan manusia kepada perbuatan yang lebih parah lagi.
Jika penurunan moral masyarakat tidak segera teratasi, dikhawatirkan akan
mengakibatkan sesuatu yang lebih buruk dari itu, yaitu kondisi di mana moral-moral akan
mengalami kerusakan. Saya ingatkan bahwa ini bukan sekedar penurunan lagi, tapi lebih
kepada kerusakan. Jika hal ini telah sampai, dapat dibayangkan kengerian yang akan terjadi,
bahwa orang yang mencuri akan menjadi pencuri. Orang yang menipu akan menjadi penipu.
Orang yang membunuh akan menjadi pembunuh. Dan masih banyak lagi akibat yang akan
ditimbulkan dari rusaknya moral masyarakat ini.
Dalam kondisi seperti ini, dapat dipastikan tidak ada rasa aman lagi bagi saya, atau
pun Anda. Tidak ada rasa aman bagi kita semuanya, tanpa terkecuali. Tidak ada rasa aman
bagi orang yang berjalan sendirian di malam hari. Tidak ada rasa aman menyimpan uang di
dalam saku saat bepergian. Tidak ada rasa aman lagi menaruh kendaraan di luar rumah.
Bahkan, tidak ada rasa aman lagi bagi siapa pun untuk menyimpan harta mereka, meski pun
itu di rumah-rumah mereka sendiri.
Seolah, tidak ada tempat aman lagi di dunia ini bagi orang yang hidup. Dimanapun
dan kapanpun, selalu dihantui dengan perasaan cemas serta waswas, karena takut dengan apa
yang akan menimpa dirinya. Sungguh buruk yang akan terjadi, akibat dekadensi moral itu.
Untuk itu, harus segera di atasi dengan secepat mungkin, agar kerusakan Bangsa ini tidak
segera terjadi.
Di era yang semakin canggih ini, banyak kegiatan manusia yang digantikan oleh
sebuah mesin. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya pemikiran manusia
sehingga mampu menciptakan alat yang canggih dan modern. Semakin tinggi pengetahuan
manusia akan ilmu pengetahuan, maka akan semakin tinggi pula perkembangan
kecanggihan teknologi yang akan diciptakan oleh manusia. Kecanggihan teknologi secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan moral. Seseorang
dapat berperilaku buruk akibat penggunaan teknologi yang tidak pada tempatnya. Efek dari
Kecanggihan teknologi tersebut dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menghilangnya norma dan nilai serta sopan santun yang ada di masyarakat akibat pengaruh
teknologi membuat generasi muda tidak lagi mengindahkan moral yang ad di Indonesia.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan untuk inovasi sesuatu yang
diciptakan guna memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi
memberikan banyak kemudahan bagi para pengguna kecanggihan teknologi pada umumnya,
serta sebagai cara yang baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun tentu saja setiap hal
yang baru memberikan dampak positif dan negatif dari adanya kecanggihan ini.
Dampak kecanggihan teknologi ini dapat dirasakan oleh semua kalangan, bukan
hanya orang dewasa, orang kaya, pengusaha ataupun orang-orang yang ahli dalam bidang
teknologi saja, melainkan dari kalangan remaja, anak-anak, orang yang awalnya tidak
mengerti akan teknologi, bahkan anak-anak yang masih di bawah umur juga dapat merasakan
dampak kecanggihan ini.
Bagi para pelajar kecanggihan teknologi ini juga memiliki dampak yang sangat baik,
karena dapat menambah wawasan melalui internet yang dapat diakses melalui smartphone
yang canggih dan gadget lainnya. Pelajar dapat dengan mudah menemukan informasi-
informasi yang penting untuk diketahui bagi mereka. Internet memiliki manfaat yang sangat
besar, dimana internet memberikan kepada kita kekuatan daya imajinasi, kreasi, inovasi dan
teknologi komunikasi yang memungkinkan tersebarnya informasi dalam kualitas yang
hampir sempurna dalam waktu yang sangat cepat.
Tidak sedikit dari para pelajar yang menggunakan internet yang tidak mengakses
sesuatu hal yang sewajarnya, mereka telah memanfaatkan internet dengan menyalah gunakan
kecanggihan teknologi dengan mengakses situs-situs yang mengandung unsur pornografi
baik berupa gambar maupun video yang semuanya itu sangat tidak wajar untuk ditampilkan
dan disebarluaskan bagi para pengguna internet, khususnya para pelajar untuk memanfaatkan
dengan menyaksikan tayangan-tayangan serta gambar-gambar budaya asing yang tidak
normatif. Membuka situs-situs video pornografi, gambar pornografi tidak sesuai dengan hal
yang dibutuhkan di dalam bidang pendidikan.
Hal ini sangat mempengaruhi moral para pelajar yang sangat menurun drastis, jika
dilihat dari segi dampaknya ke moral itu lebih cenderung banyak yang negatif daripada yang
positif. Buktinya saja saat ini maraknya pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pelajar.
Mereka tidak malu untuk melakukan hal-hal seperti itu bahkan ada juga yang bangga setelah
melakukan adegan seperti kemudian di publikasikan di internet. Dari sini kita dapat menilai,
betapa buruknya moral para pelajar saat ini.
Dekadensi Moral
Salah satu akibat terbesar pada hidup dan kehidupan manusia serta masyarakat, yang tidak
peduli pada agama [dan TUHAN] adalah adanya suatu sikon yang oleh para praktisi pendidikan,
sosiolog, dan kaum agamawan sebut sebagai dekadensi moral. Dekadensi berasal dari kata
dekaden [keadaan merosot dan mundur] dan moral atau akhlak. Dengan demikian, dekadensi
moral merupakan atau bermakna sikon moral yang merosot [jatuh] atau sementara mengalami
[dalam keadaan] mundur atapun kemunduran; kemunduran dan kemorosatan yang terus menerus
[sengaja atapun tidak sengaja] terjadi serta sulit untuk diangkat atau diarahkan menjadi seperti
keadaan semula atau sebelumnnya.

Di samping ketidakpedulian pada agama, sikon sosia-kultural masyarakat yang buruk;


motivasi agar memperoleh kepuasan melalui banyak [adanya] harta benda; serta berbagai faktor
dan kejahatan lainnya, mempunyai andil besar pada dekadensi moral masyarakat di banyak
tempat dan pada berbagai bangsa. Karena paduan sikon yang buruk dan upaya mencapai semua
keinginan hati, biasa membangun motivasi untuk memenuhinya dengan berbagai cara. Jika
upaya pemenuhan itu tidak tercapai dengan hal-hal wajar, normal, baik dan benar, maka akan
beralih melalui pelanggaran hukum, norma, etika, dan seterusnya. Dan ketika seseorang
memasuki peralihan tersebut, maka ia telah terjerumus ke dalam dekadensi moral.

Dekadensi moral bukan lingkaran kekuatan ataupun lingkungan yang membentuk manusia
agar bertindak negatif serta menabrak nilai-nilai standar kebaikan hidup dan kehidupan. Tetapi,
sifat dan sikap negatif manusia lah yang menciptakan atau memperlihatkan dekadensi moral.

Pada sikon tersebut, manusia telah menciptakan ketidakteraturan dengan cara mematahkan
rambu-rambu moral dan teguran suci suara harinya, sehingga berdampak pada kerusakan sistem
sosial-kultural dan hukum serta norma-norma, dan lain sebagainya yang berlaku dalam
komunitas masyarakat. Akibatnya, hampir semua sistem dalam komunitas tersebut menjadi rusak
dan mengalami degradasi serta dekadensi.

Dan dalam sikon yang rusak tersebut, orang-orang beriteraksi di dalamnya, karena
berbagai kepentingan, dipaksa dan terpaksa untuk mengikuti atau ikut terjerumus pada arus
kerusakan. Mereka, secara bersama ataupun sendiri-sendiri, akan bersikap dan berperilaku yang
sama; sama-sama memelihara kerusakan, pelanggaran norma, peraturan, dan undang-undang,
serta ketidakteraturan lainnya agar dapat mencapai keuntungan lalu mampu memenuhi semua
keinginan hatinya.

Realitas hidup dan kehidupan manusia yang mencerminkan dekadensi moral dapat terlihat
pada kata dan perilakunya sehari-hari. Dekadensi moral dapat dan mudah terjadi pada orang-
orang tertentu, manusia secara individu, kelompok atau komunitas masyarakat, kumpulan atau
pun institusi sosial, pemeritah, maupun keagamaan. Hal-hal itu, tercermin dengan adanya
ketidaksidiplin, pelanggaran HAM, KKN, berbagai tindak manipulasi, penyalahgunaan
kekuasaan dan jabatan, perselingkuhan, pelacuran, perampokan, pembunuhan, kriminalitas, serta
berbagai kejahatan dan penyimpangan lainnya.

Dekadensi moral ada pada masyarakat maju dan berpendidikan di perkotaan; namun bisa
muncul pula pada masyarakat yang belum maju di pedesaan. Terjadi pada lingkungan rakyat
biasa; ada juga pada tataran birokrat, politisi, pemegang kekuasaan, pemangku jabatan struktural
maupun fungsional, bahkan keagamaan. Hal tersebut, juga bermakna bahwa setiap orang [dalam
jabatan dan fungsional apapun] berpeluang terjerumus ke dalam sikon dekadensi moral. Dengan
itu, dapat dipahami bahwa tidak sedikit tokoh-tokoh terkenal ataupun pemimpin yang
mempunyai tampilan diri ganda, yang sebetulnya merupakan suatu kemunafikan.

Pada satu sisi, ia adalah sosok idola yang bersih, ramah-tamah, baik hati, suku menolong,
dan lain sebagainya. Namun, di sisi lain, ia mempunyai sikap serta tindakan dan perilaku moral
yang jauh dari kejujuran, kesetiaan dan ketaatan kepada TUHAN, ia penuh dengan kemunafikan,
dan lain-lain. Manusia berwajah ganda seperti itu, ada di mana-mana; mereka menderita
penyakit moral yang menyerang seluruh ekssitensi hidup dan kehidupannya, serta mudah
menjangkiti orang lain.
Indonesia Dalam Dekadensi Moral

Dekadensi moral bangsa saat ini sungguh sangat memprihatinkan, terjadi di semua
lapisan masyarakat baik rakyat jelata sampai penguasa. Di tengah semakin tingginya angka
kemiskinan dan kebodohan, tingkat kriminalitas juga terus meningkat, seperti demo anarkis,
penyalahgunaan narkoba, mafia hukum, terorisme, korupsi dan lainnya. Ketika terjadi tawuran
antar pelajar, mahasiswa, masyarakat, agama selalu menggunakan cara mengumpulkan tokoh-
tokoh, kemudian melakukan deklarasi. Hasilnya tawuran lagi. Sungguh aneh, yang tawuran
siapa yang berdamai siapa. Akibatnya terjadi kasus yang berulang seperti kasus konflik
horizontal yang disertai tindak anarkhisme dan kriminalisme.

Anda mungkin juga menyukai