Anda di halaman 1dari 3

3. MAKNA SIMBOLIK PADA MBARU GENDANG ( RUMAH ADAT MANGGARAI ).

Menurut adat Manggarai rumah gendang terdiri dari 3 (tiga) simbol utama:
- Kolong Rumah (ngaung)
- Tempat Manusia Tinggal
- Atap

1. Kolong rumah (ngaung)


bagian ngaung ini merupakan simbol dari dunia bawah. Dunia yang penuh
kegelapan,dunia orang mati. Menurut kepercayaan asli orang manggarai, setan atau
roh-roh halus yang hendak menggangu kehidupan manusia, datang dan tinggal
dibawah kolong rumah, sebelum manggangu kesejahteraan hidup manusia .sampai
sekarang masih ada orang tua yang mengatakan “jaga poti wa ngaung” (awas ada
setan dikolong rumah) bahkan dahulu kolong rumah dapat dijadikan kubur bagi janin
yang gugur dari kandungan ibunya seperti di ungkapkan dalam go”et : “mbelos du
lewo-pa’u du ngaung” maksudnya,bayi yang mati itu dikuburkan saja di kolong
rumah atau disamping rumah.

2. Tempat manusia tinggal (bagian tengah dari rumah) :


lambang dunia yang terang dan tempat manusia Manggarai beraksi setiao hari guna
memberikan arti bagi hidupnya didunia ini.

Dalam bagian ini kita temukan :


a. Lutur
Tempat dilaksanakan segala aktivitas manusia seperti untuk melakasanakan semua
upacara adat, tempat bermusyawarah bagi segala kepentingan dalam desa, tempat
membaringkan jenasah bila ada yang meninggal, tempat menerima tamu-tamu
penting dari luar desa,dll.
b. Siri bongkok (tiang agung rumah adat)
Pada siri bangkok inilah digantung gendang / tembong, tambur dan gong. Dengan
digantugnkannya alat-alat musik tradisional ini maka rumah ini disebut mbaru
gendang/mbaru tembong. Dengan itu rumah gendang sebagai simbol dari hak
ulayat atas seluruh lingko yang di kuasai dan digarap sebagai simbol dari hak
ulayat atas seluruh lingko yang dikuasaai dan digarap sebagai milik suku yang
mendiaminya. Ada pula go”et yang menyebutnya “gendang one’ lino-lingkon
pe’ang” artinya gendang yang ada dalam rumah adat ada hubungan erat dengan
hadirnya lingko-lingko (kebun yang berbentuk jaring laba-laba) yang menjadi
milik hak masyarakat adat di desa itu. Pada siri boongkok itulah pemimpin adat
bersandar memimpin upacara adat atau peristiwa-peristiwa penting lain yang
berhubungangf dengna warga desa.
Siri bangkok inilah yang diupacara secara istimewa ketika hendak mendirikan
mbarugendang. Siri bongkok diterima secara istimewa yang dalam bahasa “roko
moolas poco “ (membawa lari gadis dari hutan ).
c. Lo’ang = kamar tidur
Kamar tidur(lo’ang) dalam rumah adat ini disesuaikan dengan jumlah keluarga
yang berhak mendiami rumah adat ini. Biasanya disesuaikan dengan sejarah para
leluhur yang diwariskan kepada keturunannya yang disesuaikan cabang suku
dalam desa itu.
d. Sapo (tungku api)
Dahulu ketika belum biasa membuat dapur, maka sebagian kecil dari rumah adat
in digunakan sebagai dapur(sapo). Sekarang semua rumah gendang ada dapurnya.
e. Para (pintu)
Selain tempat keluar masuknya manusia dan dipaki juga sebagai tempat
dibunuhnya hewan kurban dalam upacara adat seperti membunuh babi atau ayam.

3. Atap
Atap rumah adat manggarai yang disebut abrau gendang itu berbentuk kerucut
(niang). Karena itu seringkali orangnya menyebutnya mbaru niang, yang artinya rumah
yang berbentuk kerucut. Adapun simbol pada puncak kerucut itu dalah:

a. lukisan wajah manusia yang dibuat dari kayu. Lukisan wajah manusia
menggambarkan yang selau tertuju keatas (kepada penciptanya) kepada Tuhan
yang disebutnya Mori kraeng. Manusia diyakini sebagai mahkluk ciptaan tuhan
yang paling tinggi/puncak dari semua ciptaan lain.

b. Luisan tanduk kerbau yang terbuar dari kayu atau langsung menempelkan tanduk
kerbau pada lukisan wajah manusia itu. Menggambarkan orang manggarai yang
mempunyai kekuatan sama speri kerbau. Selain itu orang Manggarai harus

memiliki daya juang dan kerja keras yang tinggi seperti kerbau.

c. Tepat di atas lukisan wajah manusia itu adapula lukisan yan berbentuk kepala
gasing (mangka).lukisan kepala gasing mengandung arti hubungn manusia dengan
tuhannya yang berada diatas. Lukisan gasing itu juga ada hubungan erat dengan
hak ulayat atas tanah-tanah suku yang dikuasai oleh penduduk yang mendiami desa
itu.

Pada bagian dalam dari niang terdapat dua bagian penting yaitu:

a. Leba atau lebo


Leba atu lebo dalah tempat menyinpan segala hasil bumi seperti : padi, jagung,
gaplek, dll.
b. Lempa-rae (ruangan kecil pada puncak niang )
Lempa rae adalah tempat khusus untuk mempersembahkan sesajian kepada tuhan
dan para leluhur. Dan bisa juga untuk menyimpan barang-barang pusaka,warisan
para leluhur yang dapat diperlihatkan kepada anak cucu pada upacara adat untuk
menghormati harta warisan itu. Harta warisan itu dapat berupa emas, perak,
perhiasan-perhiasan yang terbuat dari emas dan perak atau tembaga, kiris (keris),
pisau , pakaian pakaian adat yang menggambarkan kebezaran zaman lampau.

Puncak kerucut rumah gendang dengan simbol simbol yang terdapat diatas nya dililit dengan
tali ijuk atau rotan. Lilitan tali ijuk atau rotan itu simbol dari ikatan perstuan dan kesatuan
dalam kampung itu yang tak terpisahkan.

Anda mungkin juga menyukai