Anda di halaman 1dari 6

Hakikat Moralitas

Moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin moris yaitu jamak dari kata mos yang
berati adat kebiasaan. Didalam kamus bahasa Indonesia di katakan bahwa moral adalah
penentuan baik-baik terhadap perbuatan dan kelakuan. Menurut Coles moral berati akhlak
tingkah laku susila ciri-ciri seorang kelompok/seseorang dengan perilaku pantas dan baik.
Sedangkan Bourke mendefinisikan sebagai (pandangan etika).
Dilihat dari manapun definisitentang moral maka definisi itu akan menunjukkan
bahwa moral itu sangat penting bagi setiap orang, bahkan ada penyair arap menyatakan
bahwa moral sebagai akhlaknya. Jika mereka tidak berakhlak maka bangsa itu tidak terlalu
berharga, di kota-kota besar sekarang ini mulai terikat sebagiam masyarakat telah rusak.
Dimana telah terlihat kepentingan umum tidak lagi yang nomor satu, akan tetapi kepentingan
dan keuntungan peribadi yang menonjol pada banyak orang. kejujuran, kebenaran, kebaikan
dan keberanian telah tertutup oleh penyelewengan-penyelewengan. Banyak terjadinya adu
domba hasat, fitnah, menjilat,menipu berdusta dan mengambil hak sesuka hati. yangmana
telah di hinggapi oleh kemrosotan moral, bukan hanya orang yang telah dewasa, melainkan
kepada tunas-tunas muda yang menjadi harapan untuk melanjutkan perjuangan membela
nama baik bangsa dan negara Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan moral (akhlak) dewasa ini antara lain.
1. Kurang tertanam jiwa agama dalam tiap-tiap orang dalam masyarakat
2. Masyarakat yang kurang stabil dalam segi ekonomi,sosisl dan politik
3. Pendidikan moral (akhlak) tidak terlaksana baik di rumah tangga, sekolah maupun
masyarakat
4. Susunan rumah tangga yang kurang baik
5. Diperkenalkanya alat-alat obat-obat anti hamil
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran,kesenian-kesenian yang
tidak mengindahkan tuntutan moral
7. Tidak adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik dan
membawa kepada bimbingan moral
8. Kurangnya bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda.
Dalam hal ini nafsu juga termasuk aspek rohani yang sangat berpengaruh pada moral.
Menurut ardani di dalam bukunya dituliskan akhlak tasawuhf nilai-nilai akhlak budi
pekerti dalam ibadah dan tasawuf mengatakan bahwa, nafsu itu bisa berati
kecenderungan nafsu yang dapat memberi kepuasan/kenikmatan kepada sahwat

1
dengan tidak mengidahkan syara. Dari beberapa penjelasan tentang moralitas diatas
dapat disimpulkan bahwa orang yang etika dan keperibadianya baik maka orang iti
akan baik pula akhlaknya.
2.3 Pacaran
Fenomena pacaran bukanlah hal yang tabu, bahkan banyak yang beranggapan bahwa
hal tersebut wajar-wajar saja. Apalagi di era ini, hampir tidak ada remaja yang tidak
mengenal pacaran. Istilah pacaran merupakan hal yang tidak asing bagi masyarakat, namun
apa sebenarnya hakikat dari pacaran itu sendiri dan bagaimana islam memandanya. Berikut
pembahasan tentang hakikat dari pacaran.
2.3.1 Definisi Pacaran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pacar merupakan kekasih atau teman lawan
jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin berdasarkan cinta kasih. Pacaran secara
bahasa berarti saling mengasihi, saling mengenal atau saling mencintai. Kata cinta menurut
Drs. Abdul Mujid merupakan padanan kata dari bahasa inggris love atau dari bahasa arab al-
hubb atau mahabbah. Pengertian luas pacaran berarti upaya mengenal karakter seorang yang
dicintai dengan cara mengadakan tatap muka. Maksud dari Tatap Muka tersebut saling
bertemu dan saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Makna pacaran untuk zaman
sekarang ternyata bukan sekedar simbol untuk saling mengenal karakter seseorang karena
pada dasarnya karakter seseorang bisa digali lebih obyektif sari orang yang dekat dengan si
dia, pacaran zaman sekarang justru lebih banyak diartikan pelampiasan dari rasa rindu
terhadap yang dicintainya. Bahkan lebih tegas lagi, pacaran masa sekarang pada hakekatnya
upaya pelampiasan keinginan seksual (hubungan intim) yang tertunda. Jika pacaran dalam
pengertian pertama yaitu sebagai ajang saling mengenal dan kurun waktunya tidak sering
atau tidak terjadwal atau hanya beberapa kali saja menjelang pernikahan, maka model ini
belum masuk pada tahap penyimpangan dan pelecehan seksual.
Fenomena pacaran di kalangan remaja Indonesia sudah menjadi etren, seseorang yang
tidak pacaran akan dikatakan kurang gaul, kurang funky atau tidak laku. Bagi sebagian
remaja pacaran hukumnya wajib alias fardhu ain dan bagi sebagian remaja pula jomblo
merupakan kutukan yang harus dihilangkan.
2.3.2 Batasan Pacaran
Hal yang paling ditakuti orang tua adalah kalau sampai dua remaja yang sedang
pacaran adalah kalau sampai dua insan yang dimabuk asmara itu melakukan hubungan seks.
Tindakan yang sampai ke hubungan seks ini akan menimbulkan banyak kerugian dan efek
2
negatif. Pertama, hal ini melanggar aturan agama, di mana agama islam melarang hubungan
seks yang bukan suami istri. Otomatis remaja yang melakukan hal ini telah melakukan
perbuatan zina dan akan dikejar rasa berdosa. Kedua, hal ini melanggar norma yang ada di
masyarakat.
Agar terjadi pergaulan yang sehat, hendaknya didasari oleh sikap saling menghormati
antara laki-laki dan perempuan. Abdurrahman Al-Mukaffi telah memberikan batasan-batasan
dalam pergaulan sesuai dengan yang ditetapkan oleh agama, yaitu:
a. Menjaga pandangan mata
Mata adalah satu karunia Allah yang amat cepat janngkauannya. Memelihara mata
cukuplah dengan menundukkan sebagian pandangan mata bila berhadapan dengan
pria atau wanita yang bukan muhrim. Seperti dijelaskan dalam Qs. An-nur: 30-31
bahwa bagi laki-laki beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluanya, sedangkan bagi wanita yang beriman dijelaskan juga agar
mereka menahan pandangannya dan kemaluannya,serta jangan memperlihatkan
perhiasannya kecuali yang biasa nampak.
b. Menjauhi pergaulan bebas
Pergaulan bebas termasuk akhlak yang buruk. Sesungguhnya kerugian yang paling
besar dari pergaulan bebas adalah hilangnya rasa malu. tPergaulan bebas akan banyak
menimbulkan hal-hal yang negatif baik segi moral, maupun dari segi kesehatan
(HIV/AIDS). Padahal dalam islam telah dijelaskan bahwa.. dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu merupakan suatu perbuatan yang keji dan jalan
yang buruk (QS. Al-Isra:32). Hukuman bagi laki-laki ataupun perempuan yang
melakukan zina adalah seratus kali dera.

2.3.3 Dampak Pacaran


Remaja sekarang lumprah saling taksir-menaksir dan pacaran. Namun, reppotnya
dalam pacaran, cinta itu suka dijahili setan. Sehingga ada cinta yang salah jalan, salah
kaperah, kelewat batas dan membuat menderita
Akibatnya segala sesuatu yang di lakukan atas nama cinta menjadi bentuk zina yang
terang-terangan. Mata berzina, telinga berzina tangan berzina dan seluruh anggota badan

3
berzina termasuk kemaluan yang merupakan zina yang paling besar dosanya. Diera moderen
ini cinta yang berati zina ini akan menjadi malapetaka yang mengancam eksistensi manusia
sebagai mahluk beradap.
Yang paling klasik, munculnya budaya pacaran yang sesungguhnya bukan pacaran
melainkan perzinaan yang disebut dalam hadist di atas. Jika pacaran yang asalnya untuk
saling mengenal, maka kini berubah menjadi upaya saling melampiaskan nafsu hewani.
Jadilah manusia itu binatang, bahkan lebih sesat dari binatang.
Pacaran itu jalan syetan yang lurus (menuju neraka)
Karena fitnah seksual adalah simbol syetan yang paling efektif.
2.4 Etika pacaran Menurut Pandangan Islam
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam islam. Istilah hubungan percintaan
antara laki-laki dan perempuan pranikah disebut khitbah (meminang). Khitbah (meminang)
yaitu pihak laki-laki mengajukan lamaran terhadap pihak wanita, dalam khitbah ini
diperbolehkan melihat perempuan secara teliti. Ketika seorang laki-laki menyukai seorang
perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya dalam waktu
dekat. Selama masa khitbah keduanya harus menjaga jangan sampai melanggar aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh islam, seperti berduan, memandang dengan nafsu, dan lain-lain.
Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dan khitbah. Pacaran tidak berkaitan
dengan rencana pernikahan, sedangkan khitbah merupakan tahapan menuju pernikahan.
Sedangkan dari persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada persamaan antara pacaran dan
khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang mempraktikkannya. Jika selama
khitbah pergaulan antara laki-laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah
ditentukan oleh islam maka itupun haram. Demikian juga pacaran, jika orang dalam
berpacaran melakukan hal-hal yang dilarang oleh islam, maka itu juga haram.
Ayat-ayat dan hadist yang berhubungan dengan pacaran diantaranya:
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.(Al-Isra:32). Dari ayat tersebut menjelaskan kepada kita
bahwa islam melarang perbuatan yang mendekati kepada zina sehingga segala bentuk
aktivitas yang menyebabkan orang terjerumus ke lembah perzinaan maka islam melarangnya.
Pacaran adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina sehingga perbuatan tersebut
dilarang oleh islam. Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: Hendaklah mereka
itu menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannyadan katakanlah kepada orang-
orang mukmin perempuan: Hendaknya mereka itu menundukkan sebagian pandangannya

4
dan menjaga kemaluannya(An-Nur:3). Islam memerintah kepada laki-laki dan perempuan
agar mampu menahan pandangan dan kemaluanya. Aktivitas pacaran yang saat ini dilakukan
oleh para remaja sangat melanggar perintah tersebut;menahan pandangan dan menjaga
kemaluan , sehingga jelas sekali islam tidak setuju dengan aktivitas yang dilakukan oleh
generasi muda saat ini.
Aktivitas pacaran yang saat ini dilakukan oleh para remaja sangat melanggar perintah
tersebut;menahan pandangan dan menjaga kemaluan , sehingga jelas sekali islam tidak setuju
dengan aktivitas yang dilakukan oleh generasi muda saat ini. Hai golongan pemuda, siapa
diantara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu
lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi siapa yang tidak
mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi
syahwat.(H. R. Bukhari, Muslim, Abu daud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu majah, Ahmad, dan
darami). Dari hadist ini jelas bahwa anjuran baik laki-laki atau perempuan untuk segera
menikah agar tidak terjerumus kedalam lembah perzinaan(pacaran).Bila mereka belum
mampu untuk menikah maka diperintahkan untuk berpuasa dan memelihara pandangan dan
kemaluan.
Dengan ketiga dalil diatas maka jelas bahwa aktivitas pacaran yang menjerumuskan
baik laki-laki atau perempuan kedalam lembah perzinaan maka islam melarangnya.

5
6

Anda mungkin juga menyukai