Mahasiswa PR, oleh Dr. Evi Novianti,M.SI. Fisher mengelompokkan teori-teori komunikasi ke dalam 4 perspektif, yaitu mekanistis- psikologis-interaksional dan pragmatis.
Pengelompokkan 4 perspektif komunikasi ini dilihat dari sudut
pandang tinjauan komunikasi; bukan dari sudut tinjauan ilmu fisika, sosiologi ataupun biologi. 1. Perspektif Mekanistis;
– Perkembangan ilmu ilmu sosial banyak dironai oleh ilmu
fisika, dalam menjalani perkembangannya ilmu-ilmu sosial banyak diinspirasi oleh fisika baik dengan cara analogimaupun dengan teknik pencang-kokan. Hal tersebut berlangsung pula dalam ilmu komunikasi. – Sejak berabad silam yang dikenal sebagai jaman fisika klasik, lanjt sampai kini yang bergerak ke arah perspektif teoretis baru, sejak perspektif mekanistis masih bertahan. – Malah mungkin perkembangan dalam ilmu-ilmu sosial lebih pesat lagi. – Mekanisme sering diasosiasikan dengan kausalitas. Asumsi dasar kausalitas, yang dikemukakan secara mekanistis akan menetap-kan pernyataan X menyebabkan Y – Penalaran mekanistis yang dironai cara fikir kausalitas ini, mengesankan karakteristik yang kasar yang tidak sepenuhnya cermat. – Oleh karenanya idealisme mekanistis diberi label determinisme yang disebut sebagai kuasi kausalitas. – Menetapkan idealisme mekanistis sebagai determinisme, berarti mengakui bahwa mekanisme memiliki kendala sementara dari yang sekarang ke masa depan, dengan kata lain peristiwa masa kini menentukan peristiwa masa yang akan datang. Jadi dalam idealisme mekanistis, mengetahui masa kini berarti meramalkan masa yang akan datang. – Determinisme dalam pengertian masa kini menentukan masa yang akan datang, merupakan idealisme mekanistis dari proses yang cenderung merupakan suatu urutan tem- porer dari peristiwa dalam suatu sistem yang tertutup. – Sistem tertutup adalah tidak adanya interaksi yang diperbolehkan antara sistem tersebut dengan lingkungannya, sehingga lebih mer-upakan suatu urutan temporer dari peristiwa dalam sistem yang tertutup. – Selain memiliki karakter kausal/kuasi kausalmekanisme juga meliputi pertim-bangan fungsional dari hubungan fenomenal. – Relevansi fungsionalisme dengan mekanisme terletak pada perilaku khasnya dimana komponen/konsep yang bekerja dihubungkan antara satu dengan lainnya, yaitu fungsi A, B dan C saling berhubungan secara transitif sedemikian rupa sehingga berfungsinya A secara langsung menghasilkan fungsi B, yang menimbulkan fungsi C dst. – Transitivitas fungsi memiliki dua prinsip. - Pertama; fungsionalasi mekanistisnya bersifat linier. Tiap komponen sub mekanisme, meng-alihkan fungsinya pada komponen berikutnya dalam urutan yang bersangkutan. Proses linier-nya berlangsung searah, tidak bisa bekerja sebaliknya dan tidak bisa melampaui satu langkahpun. - Prinsip kedua dari transitivitas berkaitan dengan identitas fungsional dari setiap komponen sub mekanisme itu sen-diri. - Sejauh yang dapat ditentukan, tiap komponen inde-penden dari komponen lainnya, artinya tiap komponen menjalankan fungsi yang dapat diidentifikasikan dalam kerangka kerja transitif tersebut, tapi komponen itu sendiri tidak dapat memodifikasikan fungsinya yang telah ditentukan atau mempengaruhi komponen yang manapun, kecuali komponen berikutnya yang langsung atau dipengaruhi komponen yang secara langsung yang mendahuluinya. – Material komponen Mekanisme pun mengenal konsep materialisme berupa wujud yang dikonsep-tualisasikan sebagai materi, fenomena yang bersifat setengah kekal yang saling dihubungkan antara satu dan lainnya oleh sifat-sifat spesialnya. Ada 3 implikasi dari asumsi materialistis mekanisme :
1. Wujud bertahan sepanjang waktu sebagai substansi
material, baik secara fisik maupun konseptual 2. Pemberian tekanan pada aksi fisik : Hukum Solon, tidak ada 2 obyek yang dapat menempati ruang dan waktu yang sama. Jadi jika dua substansu material bertemu mereka bertabrakan. Ada 3 implikasi dari asumsi materialistis mekanisme :
3. Konsep fungsional dari aspek waktu. Waktu mekanistis
adalah waktu jam, karenanya idealisme mekanistis mengkonseptualisasikan waktu sebagai sesuatu yang lamanya konstan; seperti 1 jam=60 menit. – Reduksionisme berasumsi bahwa apa yang ada dalam realitas dapat dianalisis ke dalam unit yang semakin kecil. Menurut penalaran idealisme mekanistik struktur wujud itu akhirnya bersifat fisik, maka wujud dapat direduksi sampai pada komponen struktural, sehingga sampai pada komponen individual terkecil. – Contoh dalam realitas fisik direduksi sampai molekul- molekul atom – Holisme vs Reduksionalisme – Kausalitas linear vs kausalitas timbal balik – Model Mekanistis – Model komunikasi bisa berupa visualisasi gambar yang menghubungkan komponen-komponen komunikasi dalam penyampaian pesan di antara para komunikator. – Komunikasi dalam perspektif mekanistis adalah bentuk sarana pengalihan atau transportasi lintas ruang dari informasi/pesan. – Informasi berjalan melintas ruang sebagai jalan yaitu saluran dari satu titik asal pesan yang disebut sumber/pengirim ke titik tujuan atau penerima. – Dalam komunikasi pada perspektif mekanistis, melibatkan pertukaran pesan yang kontinu kedudukan sumber dan penerima menjadi bergantian pada saat yang sama dan berlangsung secara simultan. Perbedaan pada titik mana yang bersangkutan menjadi sumber dan titik mana menjadi penerima tergantung pada argumentasinya. – Lokus – Saluran – Lokus dari model mekanistis terletak pada saluran yang menghubungkan setiap komponen komunikasi. Sekalipun saluran tidak disebutkan seperti pada model Schramm yang terdiri dari sumber-pesan-tujuan, tetapi ketiga elemen dasar memiliki satu kebersamaan (commonality). – Ketiga elemen dasar tersebut saling dihubungkan satu dengan lainnya oleh saluran yang ditempatkan pada berbagai titik di saluran tersebut. – Implikasi Konsekuensi dari mekanisme yang fokus pada saluran, maka pengkajian & penyesuaian teori komunikasi pun fokus pada saluran sebagai tempat untuk mencari fenomena komunikatif. – Model Mekanistis pada gambar 1 menunjuk-kan hubungan linear antara para komunikator. Saluran menghubungkan sumber /penerima memiliki arah (analogi dengan ban berjalan), pesan mengalir dari komunikator ke penerima dengan arah tertentu yang memberi efek pada ujung penerimaan. Kelinearan arah saluran ini mendorong penyimpulan kuasi kausalitas. Hambatan dan kegagalan komunikasi
Visualisasi model mekanistis sebagai ban berjalan,
menunjukkan pesan mengalir sepanjang ban dalam arus konstan, terarah dan berputar, tetapi mesin yang menjalanakan ban bisa rusak dan berhenti berfungsi. Dalam aliran pikiran mekanistis ini komunikasi berhenti karena adanya kerusakan tadi. Jadi kegagalan menimbulkan terhentinya komunikasi. – Dalam pengertian pesan “mengalir” melalui saluran seperti air sungai mengalir dalam saluran, bisa ditemui penghambat atau bendungan dalam saluran yang bisa menahan arus pesan. Jadi beda dengan kegagalan, hambatan menyebabkan komunikasi berhenti, tapi hanya menahan (bisa menimbulkan kesulitan pada aliran pesan. – Dalam konteks pesan “dibendung” seperti halnya air yang meluber, pesan dapat diterima receiver, tapi karakter pesan dapat berubah dalam proses peluberan melewati penghalang. Pesan bisa lebih seragam atau tercemar. Fungsi Gate Keeping
Penjaga gerbang berasal dari penjabaran teori medan Kurt
Lewin dalam ilmu sosial – Fungsi penjaga gerbang terdapat pada saluran antara sumber dan penerima dengan peran sebagai perantara keduanya. – Penjaga gerbang berfungsi menerima informasi dari suatu sumber dan merelai informasi tersebut kepada seorang penerima. – Ini dalam bentuk sederhana hanya melibatkan tiga unsur. Biasanya rantai ini dapat diperluas jadi 5 atau lebih komunikator. – Konsep penjaga gerbang bisa juga sebagai rangkaian informasi atau rumors yang disebarkan ke seluruh sistem sosial yang bersangkutan. – Penjaga gerbang bertindak sebagai sumber/penerima yang menyaring informasi, mengatur arus pesan dan memodifikasi pesan sehingga bisa saja pesan yang semula tidak sama betul dengan pesan diterima di akhir. – Dengan demikian penjaga gerbang memiliki kekuasaan besar untuk mengotrol pesan, sekaligus mempengaruhi arus informasi kepada tiap orang sesudahnya dalam rangkaian tadi.