Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MEDIA MASSA ONLINE TERHADAP KONTEKS

KOMUNIKASI MASSA

Makalah

Untuk memennuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Massa

Yang Diampu oleh : Dr. Kun - Wazis, S.Sos., M.I.Kom

Disusun oleh :

Dila Nurwulandari D20191009

FAKULTAS DAKWAH

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER 2021

i
BAB I

PENDAHULUAN

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari


“medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah.
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan
sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah
pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara
sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan
sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses
penyajian informasi. 1
Sedangkan segala bentuk media atau sarana komunikasi untuk
menyalurkan dan mempublikasikan berita kepada publik atau masyarakat
luas disebut “Media Massa”. Dimana penyebaran informasi tidak hanya
dilakukan untuk satu atau dua orang melainkan lebih menyeluruh. Jadi
sifatnya umum kepada semua khalayak. Sebagaimana pengertian diatas
bahwa media menjadi pengantar utama dan satu-satunya dalam
meneruskan sebuah informasi baik dari pemberi pesan kepada penerima
pesan. Untuk itu media dikategorikan ke dalam tiga jenis yakni sebagai
berikut:
1) Media cetak, yang terdiri atas surat kabar harian, surat kabar
mingguan, tabloid, majalah, buletin/ jurnal, dan sebagainya.
2) Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi.
3) Media online, yaitu media internet, seperti website, blog, dan lain
sebagainya.
Hal yang patut dipahami adalah bahwa hampir seluruh aktivitas
kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari keberadaan media massa.
Tiada hari tanpa berita. Alhasil media berlomba-lomba menyajikan berita
terbaik sebagai informasi yang akan dikonsumsi manusia setiap harinya.

1
http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1017/5/BAB_III.pdf

1
Baru-baru ini dunia digemparkan oleh sebuah wabah yang cukup
meresahkan banyak orang karena sebuah virus bernama Covid-19 muncul
tiba-tiba dan mengharuskan semua aktivitas manusia mau tidak mau
dilakukan di rumah untuk meminimalisir penyebarannya. Media massa
tentunya tak mau ketinggalan untuk selalu mengupdate dan menyajikan
informasi mengenai perkembangan virus ini`secepat munngkin. Tak hanya
media, masyarakat yang sangat khawatir akan dampak yang disebabkan
oleh virus ini tentu selalu mencari informasi terbaru baik itu mulai dari
pencegahan sampai angka kematian.
Salah satu contoh media massa yang saya pilih untuk menganalisis
berita fenomenal tentang virus Covid-19 ini adalah media online. satu-
satunya media yang dianggap masyarakat lebih efektif dan fleksibel dalam
pemakaiannya. Tak hanya itu, jenis media massa ini mudah sekali di akses
dimanapun dan kapanpun kita berada.
Media online merupakan wujud dari perkembangan teknologi
dalam pertukaran informasi. Saluran penyebaran informasi yang dapat
dengan mudah diakses melalui jaringan internet yang hampir tersedia di
seluruh penjuru wilayah. Media online berasal dari dua kata, yaitu Media
dan Online. Media ialah bentuk jamak dari kata medium yang memiliki
arti saluran atau sarana. Online berarti terhubung dengan suatu komputer,
jaringan komputer, atau bahkan terhubung melalui internet, sehingga,
dengan pesan dalam suatu media yang terhubung ke dalam jaringan
internet, dapat dinyatakan menjadi pesan atau informasi yang diperoleh
melalui media massa online. Media online disebut juga sebagai media
digital, media siber (cyber), dan media internet yang merupakan media
baru (new media) setelah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) dan
media elektronik (radio, televisi, film).
Secara umum, arti dari media online yaitu segala jenis media
komunikasi yang memerlukan koneksi internet untuk mengaksesnya, baik
dari sisi penerima pesan maupun sisi pengirim pesan, dinamakan media
online.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisa Media Online dengan Model Komunikasi Massa


Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya. Menurut Sereno dan Mortensen,
suatu Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan
secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi
yang tidak perlu dalam “dunia nyata”. 2
Ada beberapa model komunikasi dasar, seperti Model Komunikasi
Aristoteles, Model S – R, Formula Lasswell, Model Shannon dan Weaver,
Model Kultivasi, dan Model Teori Dependensi. Di antara beberapa model
komunikasi massa di atas, Dalam analisis yang akan saya uraikan saya
akan menggunakan model dianggap model komunikasi paling awal (1948)
dan merupakan cara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi yaitu
model komunikasi Formula Lasswell dimana model ini menggunakan
proses komunikasi dengan menjawab pertanyaan yang bisa dijawab
melalui paradigmatik Lasswell yang merupakan unsur-unsur proses
komunikasi yaitu menjawab pertanyaan : who, says what, in which
channel, to whom, with what effect (Siapa, mengatakan apa, melalui
saluran apa. kepada siapa, dengan efek apa). Dan jawaban bagi
pertanyaan paradigmatik Lasswell tersebut merupakan unsur-unsur proses
komunikasi yaitu communicator (komunikator), message (pesan), media
(media), receiver (komunikan/penerima), dan effect (efek).
Beikut contoh berita yang saya pilih untuk di analisa menggunakan
model komunikasi Formula Lasswell :

2
Makalah Model-model Komunikasi. Muhammad lubis angsori

3
Soal COVID-19, Dewan Pers imbau media patuhi kode etik
jurnalistik
Artikel ini telah tayang di antaranews.com dengan judul "Soal
COVID-19, Dewan Pers imbau media patuhi kode etik
jurnalistik", Klik untuk baca:
https://www.antaranews.com/berita/1336898/soal-covid-19-
dewan-pers-imbau-media-patuhi-kode-etik-jurnalistik
Dalam berita Covid-19 tersebut dapat kita analisa menggunakan
model komunikasi Formula Laswell seperti yang akan saya uraikan
berikut ini :
 Who (Siapa) = communicator (komunikator)
Pewarta: Katriana
Editor: Budhi Santoso
 Says what (mengatakan apa) = message (pesan)
Dalam berita ini terdapat pesan Dewan Pers yang mengimbau
kepada seluruh media massa untuk memerhatikan kode etik
jurnalistik dalam peliputan tentang kasus virus COVID-19. Hal
ini dikarenakan banyak terjadi media massa yang memberitakan
kasus virus COVID-19 secara berlebihan sehingga melupakan
prinsip-prinsip dasar dalam kode etik jurnalistik. Seperti memuat
identitas pasien, baik yang dinyatakan positif terkena virus
COVID-19 maupun yang dalam pengawasan otoritas kesehatan,
baik nama, foto atau alamat tinggalnya karena pasien adalah
korban yang harus dihargai hak privasinya. Jadi, Melalui ruang
redaksinya, media massa perlu menjaga ketertiban masyarakat
sehingga dalam laporan dan pemberitaan tentang kasus virus
COVID-19 tidak menimbulkan kepanikan masyarakat.
 In which channel (melalui saluran apa) = media (media)
Media massa online Antaranews.com
 To whom (kepada siapa) = receiver (komunikan/penerima)
Audiens atau Khalayak

4
 With what effect (dengan efek apa) = effect (efek)
Himbauan Dewan Pers kepada seluruh media massa untuk
memerhatikan kode etik jurnalistik dalam peliputan tentang kasus
virus COVID-19, diharapkan memberi efek sadar kepada media
agar selanjutnya media massa dapat memberitakan kasus virus
COVID-19 sesuai komposisinya. Karena sejatinya Media massa
memiliki fungsi sebagai penyampai informasi, pendidikan dan
sosial kontrol, bukan sebaliknya yaitu berita yang hanya mencari
sensasi dan meresahkan masyarakat serta menimbulkan
kepanikan masyarakat.
B. Analisa Media Online dengan Teori Komunikasi Massa
Ada beberapa teori komunikasi massa yang perlu kita ketahui di
antaranya Teori Peluru/Jarum Hipodermik, Teori Efek Terbatas (bagian
pertama), Dilanjutkan teori Aliran Dua Tahap/Two Step Flow.
Dalam analisis media online yang memberitakan kasus virus
Covid-19 ini, teori komunikasi yang sangat tepat sebagai bahan analisis
menurut saya lebih merujuk pada teori komunikasi Peluru/ Jarum
Hipodermik dimana dalam teori ini dinyatakan bahwa apapun yang
disajikan media massa maka akan langsung dianggap benar dan dilakukan
oleh khalayaknya. Seperti contoh salah berita Covid-19 yang saya
temukan di media online sebagai berikut :
Magnet di Bekas Suntikan Vaksin Covid-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Viral
Pria Berbaju Kostrad Peragakan dan Sebut Ada Medan Magnet di Bekas
Suntikan Vaksin Covid-19", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/28/090500065/video-viral-
pria-berbaju-kostrad-peragakan-dan-sebut-ada-medan-magnet-di?
page=all.
Berita di atas langsung menjadi salah satu berita viral yang sangat
sesuai dengan konsep teori Peluru / Jarum Hepodermik. Dimana terdapat
video seorang pria yang mencoba membuktikan ada medan magnet di

5
bekas suntikan vaksin Covid-19 dengan menggunakan alat bantu berupa
uang koin logam Rp 1.000. Uang logam itu ia letakkan di bekas suntikan
vaksin sembari berkata uang tersebut telah menempel. Alhasil hal itu
dianggap benar dan banyak dipercaya oleh masyarakat bahkan tak jarang
dari mereka melakukan untuk mencoba keberannya. Hal tersebut
menunjukkan bagaimana teori peluru / jarum hipodermik begitu mudahnya
mempengaruhi khalayak.
C. Analisa Media Online dengan Efek Komunikasi Massa
Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri
audience akibat keterpaan pesan-pesan media. David Berlo
mengklasifikasikan efek atau perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap
dan perilaku nyata. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan
sikap, dan perubahan sikap biasanya didahului oleh perubahan
pengetahuan. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak (response
audience) yang digunakan sebagai umpan balik (feed back). Jadi, umpan
balik merupakan sarana untuk mengetahui efek.3
Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif
dan behavioral atau konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran,
belajar dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan
emosi, perasaan dan attitude (sikap). Sedangkan behavioral atau konatif
berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut
cara tertentu.4
Dari kedua berita yang telah disajikan di atas tentu ada efek
komunikasi massa yang ditimbulkan. Seperti berita pertama :
Soal COVID-19, Dewan Pers imbau media patuhi kode etik
jurnalistik
Artikel ini telah tayang di antaranews.com dengan judul "Soal
COVID-19, Dewan Pers imbau media patuhi kode etik jurnalistik", Klik

3
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Garsindo, 2000), hal.39
4
http://repository.uin-suska.ac.id/15885/7/7.%20BAB%20II_2018250KOM.pdf

6
untuk baca: https://www.antaranews.com/berita/1336898/soal-covid-19-
dewan-pers-imbau-media-patuhi-kode-etik-jurnalistik
Berita di atas memiliki 3 dimensi efek komunikasi massa baik efek
kognitif, afektif dan behavioral atau konatif. Efek kognitif dari berita ini
berupa peningkatan kesadaran setelah dewan pers memberi beberapa
himbauan terhadap media dalam memberitakan kasus Covid-19 yang
harus sesuai dengan kode etik jurnalistik. Setelah efek kognitif atau tingkat
kesadaran tentu timbul akan ada efek afektif yakni menyangkut perasaan
serta sikap yang seharusnya dilakukan media terhadap himbauan dewan
pers. Terakhir muncullah efek behavioral atau konatif yang berhubungan
dengan perilaku dan niat untuk melakukan suatu tindakan media yang
seharusnya.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari beberapa analisis di atas
adalah media online yang menyajikan berita Covid-19 secara berlebihan
sebenarnya jika dikaitkan dengan konteks komunikasi massa seperti model
komunikasi massa, teori komunikasi massa dan efek komunikasi massa
tidak akan mudah membuat kita semudah itu terpengaruh untuk
membenarkan apa yang disajikan media. Karena model komunikasi massa
secara tidak langsung dapat menguraikan bagaimana proses komunikasi
itu sampai ke kita hingga dijelaskan secara detail dengan teori komunikasi
massa dan untuk menentukan tindakan kita selanjutnya yakni dengan
mengetahuinya melalui efek dari komunikkasi massa.
B. Saran
Media menjadi pengantar utama dan satu-satunya dalam
meneruskan sebuah informasi. Salah satu informasi yang banyak ditemui
akhir-akhir ini ada berita kasus Covid-19. Namun kita sebagai
pengonsumsi media diharapkan mengonsumsi media juga sesuai
komposisinya. Tidak terlalu abai juga tidak terlalu melebihkan. Hal ini
tentunya agar tidak menimbulkan efek yang meresahkan apalagi sampai
merusak mental seseorang.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.antaranews.com/berita/1336898/soal-covid-19-dewan-pers-imbau-
media-patuhi-kode-etik-jurnalistik
http://repository.uin-suska.ac.id/15885/7/7.%20BAB%20II_2018250KOM.pdf
https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/28/090500065/video-viral-pria-
berbaju-kostrad-peragakan-dan-sebut-ada-medan-magnet-di?page=all.
http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1017/5/BAB_III.pdf
Makalah Model-model Komunikasi. Muhammad lubis angsori
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Garsindo, 2000), hal.39

Anda mungkin juga menyukai