MAGANG PERKANTORAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN 2023
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Laboratorium Hukum
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Magang Mandiri Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu Tahun 2023 yang bertempat di Kantor Bawaslu Provinsi Bengkulu
Terima kasih saya ucapkan;
1. Bapak Dr. Amancik, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Bengkulu
2. Ibu Wafiya, S.H. M.Hum selaku Kepala Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
3. Prof. Dr. Iskandar, S.H., M.Hum selaku ketua bagian HAN/HTN/HI Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
4. Ibu Rahma Fitri S.H.,M.H selaku Ketua Laboratorium Hukum Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu
5. Ibu Dr. Widya N. Rosari, S.H.,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Lapangan Magang
Perkantoran
6. Bapak Halid Saifullah, S.H., M.H. selaku pimpinan Bawaslu Provinsi Bengkulu
7. Bapak Sholehin, S.H., M.Si. selaku Kepala Bagian P3SPH Bawaslu Provinsi Bengkulu
dan Instruktur Magang Perkantoran
8. Bundo Asneli, S.KOM selaku Sub Koordinator Penyelesaian sengketa Proses Hukum
Bawaslu Provinsi Bengkulu
9. Abang Ferdhy Aswindo, S.H. selaku Staf Penanganan Pelanggaran Bawaslu Provinsi
Bengkulu
10. Mbak Sania, S.E selaku Staf Penanganan Pelanggaran Bawaslu Provinsi Bengkulu
11. Abang Andri Tresna Gumilar, S.Si., M.Stat selaku Staf Penanganan Pelanggaran
Bawaslu Provinsi Bengkulu
12. Mbak Titis Prastiti Setyaningrum, S.H selaku Staf Penyelesaian Sengketa Bawaslu
Provinsi Bengkulu
13. Mbak Mutia Kanza Octairyani, S.H selaku Staf Penyelesaian Sengketa Bawaslu
Provinsi Bengkulu
14. Abang Jumardi Harsono, S.H selaku Staf Penyelesaian Sengketa Bawaslu Provinsi
Bengkulu
15. Mbak Yolanda Eka Putri, S.H selaku Staf Hukum Bawaslu Provinsi Bengkulu
i
16. Abang Hafizan, S.H selaku Staf Hukum Bawaslu Provinsi Bengkulu
Dalam pelaksanaan Magang Perkantoran di Kantor Bawaslu Provinsi Bengkulu
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik dalam hal perbuatan, perkataan
dan tingkah laku. Sehingga atas segala kekurangan tersebut, penulis memohon maaf yang
sedalam-dalamnya kepada keluarga besar Kantor Bawaslu Provinsi Bengkulu. Semoga
semua ilmu dan pengalaman yang didapat selama pelaksanaan Magang Perkantoran dapat
bermanfaat bagi penulis ke depannya.
Penulis menyadari, bahwa Laporan Akhir Magang Mandiri yang penulis buat ini
masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Akhir kata penulis memohon maaf yang tak terhingga atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam laporan ini serta berharap walaupun jauh dari kesempurnaan laporan ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat Magang Perkantoran................................................................2
A. Kesimpulan .............................................................................................................20
1. Kesimpulan dari Pembahasan BAB III
2. Kesimpulan dari seluruh kegiatan Magang Perkantoran
B. Saran ........................................................................................................................21
1. Saran dari Pembahasan BAB III
2. Saran dari seluruh kegiatan Magang Perkantoran
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................22
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................23
iii
3. Struktur Organisasi..................................................................................................24
4. Foto-Foto..................................................................................................................25
iv
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman selalu menuntut kita untuk bergerak maju, menggali
dan mencari sumber-sumber ilmu pengetahuan yang baru. Keadaan sosial yang
dinamis memegang peranan penting dalam kehidupan setiap pribadi maupun
kelompok manusia. Perkembangan dinamis itu menyentuh hampir setiap elemen-
elemen kehidupan. Dan tentunya elemen hukum tidak lupur dari sentuhan
perkembangan yang dinamis itu. Pendidikan mengenai ilmu hukum pun terus
melangkah maju, memberikan yang terbaik bagi perkembangan hukum Indonesia,
terutama pada pendidikan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.
Program magang adalah suatu kegiatan pembelajaran di lapangan yang
bertujuan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam
dunia kerja nyata. Pembelajaran ini terutama dilaksanakan melalui hubungan yang
intensif antara peserta program magang dan tenaga pembinanya
diinstansi/perusahaan. Program kerja praktek magang merupakan kegiatan akademik
intrakulikuler yang menjadi salah satu alternatif mahasiswa untuk dapat mengenal
lebih jauh dunia kerja karena dengan magang mahasiswa dapat
mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah ke dunia kerja dan
mendapat ilmu dan pengalaman baru dalam dunia kerja yang nantinya diharapkan
akan sangat bermanfaat saat mahasiswa lulus dan bekerja.
Kegiatan Magang secara khusus merupakan Program wajib di Fakultas
Hukum Universitas Bengkulu yang dimasukkan sebagai syarat mata kuliah berbobot
2 SKS. Magang merupakan salah satu matakuliah praktek pilihan dalam kegiatan
belajar, mengamati, dan berpartisipasi dalam aktivitas kerja di bidang profesi
hukum. Dalam program tersebut mahasiswa dapat memilih lagi sesuai minat
mahasiswa masing-masing, yaitu Praktek Magang Perkantoran atau Magang
Institusional.
Pada program tersebut penulis memilih program praktek Magang
Perkantoran, dikarenakan dapat menjadi bekal bagi Mahasiswa untuk siap
memasuki dunia kerja yang nyata. Pada kegiatan kali ini saya memilih tempat
magang di Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum atau yang sering disebut
1
dengan Bawaslu Provinsi Bengkulu yang beralamat di Jalan Indragiri Nomor 1
Padang Harapan Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu 38225.
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) adalah lembaga
penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh
wilayah Negara Kesatuan republic Indonesia. 1
Adanya mengikuti magang diharapkan mahasiswa, dalam hal ini saya
pribadi, dapat mengetahui secara nyata mengenai dunia kerja yang sebenarnya serta
mahasiswa mendapatkan pengalaman dan ilmu yang tidak didapatkan didalam kelas.
Sebelum penulis benar-benar terjun dalam dunia kerja yang nyata
sesungguhnya. Maka dari itu akan terbentuk kedisiplinan, etos kerja yang matang,
kejujuran dan tanggung jawab dalam diri mahasiswa. penulis beranggapan bahwa
memilih dan mengikuti praktek kerja magang di Kantor Bawaslu Provinai Bengkulu
ini saya dapat menjadi sumber daya manusia yang handal dan professional nantinya.
2
10. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa peserta magang untuk mencari
pengalaman Kerja masyarakat di Instansi Pemerintahan.
BAB II.
3
DESKRIPSI INSTANSI MAGANG PERKANTORAN
4
gagasan pemilihan langsung itu perlu. Pertama, untuk lebih mempermudah
kehendak mayoritas masyarakat dalam pemilihan kepala daerah. Kedua, untuk
menjaga stabilitas pemerintahan agar tidak mudah dijatuhkandi tengah jalan.
Dengan melihat dan berlakunya peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang
mengatur pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung dan untuk
memberikan kepastianhukum dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang
berlandasan kedaulatan rakyatepala daerah terhadap Gubernur juga dipilih secara
demokratis dan langsung oleh rakyat dan demokrasi.
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh
rakyat dan tidak dikategorikan sebagai pemilihan umum sehingga tidak merujuk
pada ketentuan pasal 22E ayat (2) UUD 1945, karena pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah termasuk dalam ketentuan Pemerintahan Daerah pada
ketentuan Pasal 18 UUD ayat (4) 1945. Merujuk pada ketentuan Pasal 1 ayat (17)
Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017, bahwa Badan Pengawas Pemilu yang
selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilu yang mengawasi
penyelenggaraan pemilu di seluruh wilayah negara Indonesia. Bawaslu merupakan
Badan yang bersifat tetap, dengan masa tugas anggotan selama 5 (lima) tahun
dihitung sejak adanya sumpah atau janji jabatan. Bawaslu merupakan lembaga ad
hoc yang dibentuk sebelum tahapan pertama pemilu, yaitu pada tahapan awal saat
pendaftaran pemilih yang dimulai dan dibubarkan setelah calon yang terpilih dalam
pemilutelah dilantik. Berdasarkan ketentuan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilu, salah satu tugas dari Bawaslu adalah:
1. Menuyusun standar tata laksana pengawasan penyelengaraan pemilu
untuk pengawasan pemilu disetiap tingkatan.
2. Melakukan Pencegahan dan Penindakan terhadap pelanggaran pemilu dan
sengketa pemilu
3. Mengawasi persiapan penyelengaraan pemilu, yang terdiri atas;
a. Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan pemilu
b. Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU
c. Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu
d. Pelaksanaan persiapan lainnya dalam penyelenggaran pemilu.
4. Mengawasi pelaksanaan tahapan penyelengaraan pemilu, yang terdiri atas;
5
a. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara
serta daftar pemilih tetap
b. Penetapan peserta pemilu
c. Pelaksanaan kampaye dan dana kampaye
d. Pengadaan logistik pemilu dan pendistribusiannya
e. Pelaksananan pemungutan suara dan perhitungan suara hasil
pemilu di TPS
f. Pergerakan surat suara, berita acara perhitungan suara, dan
sertifikat hasil perhitungan suara dari tingkat TPS sampai PPK.
g. Rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU.
h. Pelaksanaan perhitungan dan pemungutan suara ulang, pemilu
lanjutan, dan pemilu susullan
i. Penetapan hasil pemilu.
5. Mencegah terjadi politik uang
6. Mengawasi netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), neteralitas anggota
Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan netralitas anggota Kepolisian
Republik Indonesia.
Kelembagaan Pengawas Pemilu baru muncul pada pelaksanaan Pemilu 1982,
dengan nama Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu). Pada saat
itu sudah mulai muncul distrust terhadap pelaksanaan Pemilu yang mulai dikooptasi
oleh kekuatan rezim penguasa. Pembentukan Panwaslak Pemilu pada Pemilu 1982
dilatari oleh protes-protes atas banyaknya pelanggaran dan manipulasi penghitungan
suara yang dilakukan oleh para petugas pemilu pada Pemilu 1971. Karena
palanggaran dan kecurangan pemilu yang terjadi pada Pemilu 1977 jauh lebih masif.
Protes-protes ini lantas direspon pemerintah dan DPR yang didominasi Golkar dan
ABRI. Akhirnya muncullah gagasan memperbaiki undang-undang yang bertujuan
meningkatkan ‘kualitas’ Pemilu 1982. Demi memenuhi tuntutan PPP dan PDI,
pemerintah setuju untuk menempatkan wakil peserta pemilu ke dalam kepanitiaan
pemilu. Selain itu, pemerintah juga mengintroduksi adanya badan baru yang akan
terlibat dalam urusan pemilu untuk mendampingi Lembaga Pemilihan Umum
(LPU).
Pada era reformasi, tuntutan pembentukan penyelenggara Pemilu yang
bersifat mandiri semakin menguat. Untuk itulah dibentuk sebuah lembaga
6
penyelenggara Pemilu yang bersifat independen yang diberi nama Komisi Pemilihan
Umum (KPU). Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi campur tangan penguasa
dalam pelaksanaan Pemilu mengingat penyelenggara Pemilu sebelumnya, yakni
LPU, merupakan bagian dari Kementerian Dalam Negeri (sebelumnya Departemen
Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga pengawas pemilu juga berubah nomenklatur
dari Panwaslak Pemilu menjadi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu).
Perubahan mendasar terkait dengan kelembagaan Pengawas Pemilu baru
dilakukan melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003. Menurut UU ini dalam
pelaksanaan pengawasan Pemilu dibentuk sebuah lembaga adhoc terlepas dari
struktur KPU yang terdiri dari Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu
Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas Pemilu
Kecamatan. Selanjutnya kelembagaan pengawas Pemilu dikuatkan melalui Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu dengan dibentuknya
sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Adapun
aparatur Bawaslu dalam pelaksanaan pengawasan berada sampai dengan tingkat
kelurahan/desa dengan urutan Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas
Pemilu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, dan Pengawas
Pemilu Lapangan (PPL) di tingkat kelurahan/desa. Berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007, sebagian kewenangan dalam pembentukan
Pengawas Pemilu merupakan kewenangan dari KPU. Namun selanjutnya
berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap judicial review yang
dilakukan oleh Bawaslu terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
rekrutmen pengawas Pemilu sepenuhnya menjadi kewenangan dari Bawaslu.
Kewenangan utama dari Pengawas Pemilu menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2007 adalah untuk mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu, menerima
pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi, pelanggaran
pidana pemilu, serta kode etik.
Dinamika kelembagaan pengawas Pemilu ternyata masih berjalan dengan
terbitnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.
Secara kelembagaan pengawas Pemilu dikuatkan kembali dengan dibentuknya
lembaga tetap Pengawas Pemilu di tingkat provinsi dengan nama Badan Pengawas
Pemilu Provinsi (Bawaslu Provinsi). untuk kelancaran tugas dan wewenang bawaslu
provinsi dibentuk bagian kesekretariatan yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat.
Selain itu pada konteks kewenangan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
7
Nomor 22 Tahun 2007, Bawaslu berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2011 juga memiliki kewenangan untuk menangani sengketa Pemilu.
Bawaslu Provinsi Bengkulu terbentuk pada tanggal 21 September 2012
beralamat Kantor di Jalan Indragiri No. 1 Padang Harapan Kota Bengkulu
Telp./Fax. (0736) 21826. Dipimpin oleh Ketua Bawaslu Provinsi Bengkulu
Parsadaan Harahap, S.P., M.Si merangkap sebagai Koordinator Divisi Organisasi
dan Sumber Daya Manusia (SDM); Anggota Sa’adah Mardliyati, S.Ag., M.A.
sebagai Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga; Anggota
Ediansyah Hasan, S.H.,M.H sebagai Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran.
Menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang selanjutnya
disebut UUD 1945, Negara Indonesia merupakan negara hukum. Istilah negara
hukum merupakan terjemahan langsung dari rechsstaat. Konsep rechsstaat memiliki
perbedaan dengan konsep the rule of law, meskipun terdapat perbedaan di antara
keduanya tetap pada satu sasaran yang utama, yaitu pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia.
Paham negara hukum harus dibuat jaminan bahwa hukum itu sendiri
dibangun dan ditegakkan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Hukum tidak
boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan, dan ditegakkan dengan tangan besi
berdasarkan kekuasaan belaka (machsaat). Prinsip negara hukum tidak boleh
ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar. Oleh karena itu, perli ditegaskan pula bahwa kedaulatan
rakyat yang diberlakukan menurut Undang-Undang.
8
1. Stuktur Organisasi2
9
b. Sub Koordinator Penyelesaian Sengketa Proses dan Hukum :
Asneli, S.Kom
d. Staf Hukum :
- Yolanda Eka Putri, S.H
- Hafizan, S.H
1) Membuat Surat
- Surat Perjalan Tugas Pimpinan maupun anggota
bawaslu
10
- Surat Undangan Penyelesaian Sengketa tujuan
Kab/Kota
- Surat undangan penanganan pelanggaran tujuan
Kab/Kota
- Surat undangan Rapat Gakkumdu tujuan Polda dan
Kejaksaan
2) Mengantar Surat
- Tujuan Kepolisian Daerah Bengkulu
- Tujuan LO/ Calon Anggota DPD RI
- Tujuan KPU Provinsi Bengkulu
- Tujuan Kejaksaan Tinggi
- Tujuan Pengandilan Negri
- Tujuan Pengadilan TUN
- Tujuan Dosen Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
3) Membuat TOR Acara
- TOR Kegiatan Gakkumdu
- TOR kegiatan hasil Verifikasi Faktual anggota DPD
- TOR kegiatan penyelesaian sengketa
- TOR kegiatan penanganan pelanggaran
4) Membuat Laporan
- Laporan panitia Kegiatan Gakkumdu
- Laporan kegiatan hasil Verifikasi Faktual anggota
DPD
- Laporan kegiatan penyelesaian sengketa
- Laporan kegiatan penanganan pelanggaran
5) Membuat File Exel
- Jadwal piket Sentra Gakkumdu
- Alat kerja supervise dan Monitoring
6) Mengprint Berkas
Semua berkas yang diminta staf Bawaslu provinsi untuk di
print, scan dan foto copy .
7) Membuat Notulensi
11
- Gakkumdu
- Rapat biasa gakkumdu
- Rapat penyamaan persepsi
- Penyelesaian sengketa
- Penanganan pelanggaran
- Fasilitasi dan Pembinaan
8) Mencari Konsumsi kegiatan
- Rapat Biasa Bawaslu
- Sidang Etik DKPP
9) Mengikuti kegiatan zoom dan kegiatan persidangan
- Sidang Etik DKPP RI
- Webinar (kesiapan Pemda dalam Pelaksanaan Pemilu)
- Rapat Zoom Fasilitasi Inspektorat Wilayah 2
10) Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi di setiap kegiatan Bawaslu baik Rapat biasa,
Rapat Fasilitasi, Kegiatan Zoom, Dan Kegiatan lainnya
3
Irvan Mawardi, Muhamad jufri; Moh. Nizar, M.A.,Keadilan Pemilu: Revitalisasi Kewenangan Bawaslu
Sebagai Penegak Hukum Pemilu dan Efektivitas Bawaslu sebagai Banding Administratif, (penerbit Nusamedia
Cetakan. 2021)Hlm.23
12
5. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu
Kabupaten/Kota setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu apabila
Bawaslu Kabupaten/Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau
akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang berkaitan
dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa
proses pemilu di wilayah provinsi;
7. mengoreksi rekomendasi Bawaslu kabupaten/Kota setelah mendapatkan
pertimbangan Bawaslu apabila terdapat hal yang bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
13
a. pelanggaran Pemilu; dan
b. sengketa proses Pemilu;
2. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
provinsi, yang terdiri atas:
a. pelaksanaan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu;
b. pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan
daftar pemilih tetap;
c. pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara
pencalonan anggota DPRD provinsi;
d. penetapan calon anggota DPD dan calon anggota DPRD provinsi
e. pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;
f. pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
g. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suarahasil Pemilu;
h. penghitungan suara di wilayah kerjanya;
i. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara,dan sertifikat
hasil penghitungan suara dari TPS sampai ke PPK;
j. rekapitulasi suara dari semua kabupaten/kota yang dilakukan oleh
KPU Provinsi;
k. rekapitulasi suara dari semua kabupaten/kota yang dilakukan oleh
KPU Provinsi;
l. penetapan hasil pemilu anggota DPRD provinsi;
3. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah provinsi;
4. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan
kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;
5. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah Provinsi, yang terdiri
atas:
a. Putusan DKPP;
b. Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa pemilu
c. Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan bawaslu
kabupaten/kota;
d. Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
e. keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas semua
pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini;
14
f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip.
6. melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensiarsip sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan;
7. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
provinsi;
8. mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah provinsi; dan
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam melakukan pencegahan pelanggaran pemilu dan pencegahan sengketa proses
Pemilu Bawaslu Provinsi bertugas:
1. mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah
provinsi;
2. mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan
mengevaluasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi;
3. melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah
terkait; dan
4. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah
provinsi.
Dalam melakukan penindakan pelanggaran PemiluBawaslu Provinsi bertugas:
1. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah provinsi kepada Bawasl u atas
dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan/atau dugaan tindak
pidana Pemilu di wilayah provinsi;
2. menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah
provinsi;
3. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;
4. memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu; dan
5. merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas pelanggaran Pemilu di
wilayah provinsi kepada Bawaslu.
15
3. melakukan mediasi antarpihak yang bersengketa di wilayah provinsi;
4. melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi
apabila mediasi belum menyelesaikan sengketa proses Pemilu; dan
5. memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi;
BAB III.
PEMBAHASAN
16
A. Hubungan Tugas Selama Mahasiswa Magang Perkantoran Dengan
Tugas Dan Fungsi Instansi Tersebut.
Mahasiswa Dapat Mengetahui sebagai salah satu Mitra Strategis dalam
Pengawasan Pemilu berperan sangat penting pada proses Pengawasan Partisipatif
dalam memberikan Informasi Awal sehingga dapat Mencegah Pelanggaran, kemudian
ikut Mengawasi/ Memantau proses Pemilu dan yang terakhir Melaporkan apabila
terjadi indikasi Pelanggaran Pada Proses Pengawasan. Dapat Mengetahui Bawaslu
lebih mengutamakan proses Pencegahan, karena apabila proses pencegahan dilakukan
di awal, maka akan meminimalisir Indikasi Pelanggaran Pemilu, maka dari itu Kami
berharap Mahasiswa sebagai salah satu Mitra Pengawasan dapat belajar berpartisipasi
pada proses Pemantau Pemilu demi kelangsungan Pemimpin di Masa Depan.
Dalam pembagian kerja Magang Mandiri di Bawaslu Provinsi Bengkulusaya
ditempatkan untuk membantu dibagian Penanganan Pelanggaran, Penyelesaian
Sengketa Proses dan Hukum dengan Ketua Bagian Bapak Sholihin, S.H., M.Si.
Selama pelaksanaan kegiatan magang ini saya di berikan kesempatan oleh Kantor
Bawaslu Provinsi Bengkuludi bidang Penanganan Pelanggaran, Penyelesaian
Sengketa Proses dan Hukum. Dalam pelaksanaan magang, mahasiswa juga membuat
laporan mingguan dan laporan akhir magang.
Dimana mahasiswa diberikaan tugas setiap harinya sehingga bisa terangkum
dalam laporan mingguan yang diantaranya seperti melakukan pengenalan pada
lingkungan kantor di Kantor Bawaslu Provinsi Bengkulu,dimana ketercapaian dari
target minggu pertama adalah 80%, pencapaian target 80% sesuai dengan kendala
yang dihadapi dikarenakan pengenalan (orientasi) pada lingkungan kantor dan
pengenalan pada pegawai belum tercapai dikarenakan oleh pegawai banyak
melakukan dinas luar maupun acara sehingga pengenalan belum maksimal.
Di minggu pertama pelaksanaan magang, Mahasiswa hanya melakukan
pengenalan kepada lingkungan kantor Beserta staf yang bertugas di Kantor Bawaslu
provinsi Bengkulu. Pada minggu pertama mahasiswa magang yang berjumlah tujuh
mahasiswa ditempatkan di bagian Sub Bagian Sdm, Pengawasan dan Humas serta
Bagian penyelesaian Sengketa dan Proses Hukum, terkadang mahasiswa juga
diperintahkan oleh pegawai untuk membantu dibagian lain saat sedang sibuk.
Mahasiswa magang masih membantu pegawai dan Staf dalam pembuatan surat,
mengantar berkas dan kegiatan Lainya, serta mengikuti kegiatan-kegiatan di hotel
Mercure, Hotel Santika dan Hotel Madelin dalam kegiatan dan acara yang berbeda
17
baik itu Rapat fasilitasi, Sosialisasi maupun Rapat biasa Gakkumdu yang terhitung
dalam kegiatan luar tersebut sebanyak tujuh kali kegiatan di luar, yang semuanya
dilaksanakan oleh mahasiswa magang dengan sungguh-sungguh guna mensukseskan
kegiatan demi kegiatan tersebut.
4
Alwi Wahyudi, Ilmu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014. Hlm.
142
18
demokrasi adalah keadilan5, dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan
berarti juga kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya,
sesuai dengan apa yang diinginkan. Masalah tentang keadilan menjadi penting, dalam
pengertian mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus
dihormati haknya dan harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Tugas-tugas Bawaslu yang dilakukan dalam konteks pencegahan pelanggaran
pemilu dan pencegahan sengketa proses pemilu adalah mengidentifikasi dan
memetakan potensi kerawanan serta pelanggaran pemilu mengoordinasikan,
mensupervisi, membimbing. memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan pemilu,
berkooordinasi dengan instansi pemerintah terkait dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan pemilu.
Untuk tugas-tugas yang berkenaan dengan usaha melakukan penindakan pelanggaran
pemilu terdapat 3 (tiga) jenis pelanggaran dalam Pemilu, yaitu:
- Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu Pelanggaran terhadap etika
penyelenggara
- Pemilu yang berpedoman pada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan
tugas sebagai penyelenggara pemilu
- Pelanggaran administrasi PemiluPelanggaran yang meliputi tata cara,
prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan
Pemilu dalam setiap tahapan Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan
pelanggaran kodeetik penyelenggara Pemilu.
- Tindak pidana Pemilu Tindak pidanapelanggaran dan/atau kejahatan terhadap
ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana yang diatur dalam UU No. 8
Tahun 2012.
BAB IV.
PENUTUP
5
Ngatawi Al-Zastrow,Gus Dur, siapa sih sampeyan? tafsir teoritik atas tindakan dan pernyataan Gus Dur
Yogyakarta: Erlangga, 1999, Hlm 89
19
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan dari Pembahasan BAB III
Magang Perkantoran dilaksanakan di Kantor Bawaslu Provinsi
Bengkulu. Magang Perkantoran ini dilakukan pada tanggal 9 Januari – 9
Maret 2023. Selama Magang Perkantoran di Kantor Bawaslu Provinsi
Bengkulu, penulis diberi tugas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai mana bentuk idealis dari seorang badan pengawas pemilu, Penulis
juga banyak membantu dalam pengadministrasian sesuai instruksi dari
Instruktur Magang Perkantoran.
B. Saran
1. Saran dari Pembahasan BAB III
20
Berdasarkan pembahasan pada bab III yang telah diuraikan diatas,
maka penulis akan memberikan saran bahwa tugas dan tanggung jawab
pengawas pemilu dalam proses kerjanya sangat memerlukan sarjana di
bidang disiplin hukum lainnya untuk dapat membantu memberikan
pengetahuan di berbagai disiplin ilmu dalam menghadapi lingkungan kerja
yang sangat bervariasi.
2. Saran dari seluruh kegiatan Magang Perkantoran
Berdasarkan semua uraian diatas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
a. Bagi Mahasiswa
- Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan magang
perkantoran agar lebih mempersiapkan diri dengan
pengetahuan dan keterampilan yang didapat pada waktu
perkuliahan.
- Dalam melakukan pekerjaan, harus lebih teliti lagi agar
terhindar dari kesalahan
- Selama melalui proses magang perkantoran tentu banyak orang
yang akan ditemui oleh mahasiswa, maka perlu bagi mahasiswa
untuk lebih menjaga sikap dan berprilaku selama magang,
karena itu akan menjadi nilai lebih baik ketika magang maupun
ketika telah masuk kedunia kerja.
b. Bagi Kantor Bawaslu
- Agar memberikan ruang diskusi lebih banyak kepada
Mahasiswa Magang Perkantoran
- Peserta Magang Perkantoran sangat senang dengan sambutan
dan pembinaan dari Kantor Bawaslu Provinsi Bengkulu
sehingga kerja sama selanjutnya dengan Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu dalam penerimaan Mahasiswa Magang
selanjutnya sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
21
Undang-Undang Dasar 1945
Ngatawi Al-Zastrow,Gus Dur, siapa sih sampeyan? tafsir teoritik atas tindakan dan
pernyataan Gus Dur Yogyakarta: Erlangga, 1999.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
22
1. Bukti Pengajuan Judul
Terlampir
23
2. Dasar Pendirian
Bawaslu Republik Indonesia didirikan pada 8 April 2008 berdasarkan
Undang-Undang No 15 Tahun 2011. Dengan jumlah anggota Bawaslu sebanyak 5
orang. Anggota Bawaslu sendiri dipilih berdasarkan hasil seleksi. Sedangkan
Pendirian Bawaslu Provinsi Bengkulu terbentuk pada tanggal 21 September 2012
3. Struktur Organisasi
4. Foto-Foto
a. Mahasiswa magang mengerjakan tugas yang diberikan
24
b. Mahasiswa magang bersama para staf divisi P3SPH melaksanakan rapat rutin
25
d. Mahasiswa mengikuti Rapat Gakkumdu Bersama Polri dan Jaksa sekaligus
menjadi notulensi dan dokumentasi kegiatan
26
f. Mahasiswa magang melakukan Regestrasi oprator pembuat surat.
27
h. Mahasiswa magang mengikuti kegiatan fasilitasi dan pembinaan penyelesaian
sengketa proses pemilu calon anggota DPD dan bertugas sebagai Pembawa doa
pada acara pembukaan serta menjadi notulenasi pemateri.
28
j. Mahasiswa magang mengikuti kegiatan Gakkumdu dengan dihadiri Mabes Polri
dan Kejaksaan Provinsi Bengkulu.
29
CURRICULUM VITAE INSTRUKTUR
Agama : Islam
S2 Universitas Bengkulu
30
CURRICULUM VITAE MAHASISWA
Agama : Islam
Email : Muhammadmufid216@gmail.com
No Handphone : 085158066627
31