NIM/ABSEN : 195010107111197/ 25
KELAS : A – ANTROPOLOGI HUKUM
Judul Buku:
Pengantar Antropologi Hukum
Pengarang:
Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H.
Penerbit:
PT. Citra Aditya Bakti
Cetakan:
ke 2, tahun 2004
Tebal Buku:
xii, 212 halaman
Pada Bab III buku ini, Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. mengkutip
dari buku Perhatikan William Twining, 1973 bahwa menurut E. Adamson
Hoebel dan Sarjana hukum Karl Liewellyn sekitar tahun 1933 di Amerika
Serikat bahwa antropologi hukum timbul sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri. Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. dalam bukunya
berpendapat bahwa meskipun antropologi hukum sudah menjadi suatu ilmu
yang berdiri sendiri, hal tersebut bukan berarti bahwa antropologi hukum
tidak memiliki hubungan atau keterkaitan dengan ilmu yang lainnya. Dalam
buku ini Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. memuat berbagai hubungan
antropologi hukum dengan ilmu lainnya diantaranya, hubungan antropologi
hukum dan hukum adat, hubungan antropologi hukum dan etnologi,
hubungan antropologi hukum dan sosiologi, hubungan antropologi hukum
dan psikologi sosial, dan hubungan antropologi hukum dengan religi. Dalam
bukunya dijelaskan bahwa kemanfaatan antropologi hukum tidak saja dapat
dilihat dari segi kebutuhan teoritis tetapi juga dari segi kebutuhan praktis.
Ada beberapa kemanfaatan yang dijelaskan dalam buku ini yaitu, manfaat
bagi teoritis, manfaat bagi praktisi hukum, manfaat bagi praktisi politik, dan
manfaat bagi pergaulan masyarakat.
Pada bab terakhir buku ini atau bab 8 Prof. H. Hilman Hadikusumah,
S.H. memuat beberapa kasus perselisihan di Indonesia yang bersumber dari
sejumlah makalah yang disampaikan oleh peserta seminar yang sudah di
samapaikan pada bab sebelumnya dan Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H.
juga menambahkan uraian berkaitan dengan kutipan kasus-kasus perselisihan
tersebut. Beberapa kasus perselisihan di Indonesia yang dimuat dalam bab ini
ialah, kasus sengketa di Sumatra Barat, kasus sengketa di Sumatra Selatan,
kasus sengketa di Lampung, kasus sengketa di Jawa Tengah, kasus sengketa
di Lombok, dan yang terakhir kasus sengketa di Irian Jaya.
Namun buku ini juga memiliki kekurangan, menurut saya cover depan
dari buku ini terlalu simple. Pemberian gambar tekstur kayu berwarna coklat
tua yang menurut saya kurang menarik dibandingkan dengan cover yang
memuat banyak warna dan gambar. Tidak ada gambar yang mengacu atau
sesuai dengan judul buku ini yaitu “Pengantar Antropologi Hukum”. Pada
cover bagian belakang keselurahan berwarna putih hanya memuat nomor
kode ISBN buku dan informasi penerbit. Tidak ada sinopsis yang dimuat
sehingga menyulitkan untuk mengetahui poin penting singkat yang akan
disampaikan buku tersebut pada saat seseorang akan membeli atau
membaca buku ini. Mengenai beberapa kekurangan diatas saya menyarankan
agar melakukan pembaruan cover buku agar lebih menarik dengan
memberikan gambar yang berkaitan dengan judul buku ini dan lebih
memberikan warna yang tidak terlalu simple juga tidak terlalu mencolok
menyesuaikan dengan judul buku ini. Lalu, pemberian sinopsis di bagian
belakang buku demi memudahkan seseorang dalam mengenal buku tersebut
secara umum, dengan begitu buku tersebut dapat terlihat lebih menarik bagi
seseorang untuk membacanya.