Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MUTIARA SHABILA SANDY

NIM/ABSEN : 195010107111197/ 25
KELAS : A – ANTROPOLOGI HUKUM

PEMIKIRAN PARA AHLI DAN HILMAN HADIKUSUMAH MENEGENAI


ANTROPOLOGI HUKUM

Judul Buku:
Pengantar Antropologi Hukum

Pengarang:
Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H.

Penerbit:
PT. Citra Aditya Bakti

Cetakan:
ke 2, tahun 2004

Tebal Buku:
xii, 212 halaman

Prof. H. Hilman Hadikususmah, S.H. merupakan seorang pakar hukum


dari Universitas Negeri Lampung. Beliau lahir pada 9 Juli 1927 dan meninggal
dunia pada 30 Agustus 2006 di usianya yang ke 79 tahun. Beliau mengampu
berbagai macam jabatan penting semasa hidupnya diantaranya ialah pada
perang kemerdekaan 1945--1950, beliau menjadi TNI dengan pangkat
terakhir Sersan Major dan berdinas pada Corps Intelligence Service Brigade
Garuda Hitam Sumatera Selatan. Lalu, beliau sempat menjabat sebagai
anggota DPRD Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung Lampung di tahun
1967 hingga tahun 1971. Dan beliau aktif dalam lembaga sosial keagamaan
dan kemasyarakatan Muhammadiyah Lampung. Selain itu beliau juga
memiliki banyak karya sastra sebagai seorang penulis. Banyak buku beliau
yang menjadi acuan bagi dosen dan mahasiswa hukum di Indonesia. Beliau
menulis beberapa buku hukum yang salah satunya yaitu buku yang berjudul
Pengantar Antropologi hokum.
Pada dasarnya seluruh kegiatan manusia tidak lepas dari lingkup
antropologi. Secara umum antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari manusia atau seseorang baik dari segi
tubuhnya maupun dari segi budayanya. Semakin berkembangnya zaman
maka terbentuklah berbagai macam ruang lingkup antropologi. Pada
kesempatan ini saya akan mebahas buku berjudul Pengantar Antropologi
Hukum karya Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. yang memuat delapan bab
yang membahas mengenai beberapa poin seperti pengertian, konsep, ciri-ciri,
hingga kasus yang berkaitan dengan antropologi hukum.

Di dalam Bab I buku ini menjelaskan mengenai definisi ilmu


antropologi dan juga perkembangan antropologi di dunia sehingga dapat
dibagi menjadi berbagai rumpun keilmuan antropologi. Antropologi dapat
didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari manusia dari segi fisik
maupun budayanya. Mengenai hal tersebut, antropologi dibagi menjadi dua
jenis yaitu antropologi fisik yang mempelajari manusia dari ciri tubuh atau
fisiologi manusia dan antropologi budaya yang mempelajari manusia dari segi
budayanya. Dalam perkembangan antropologi hukum, yaitu berasal dari
antropologi budaya khususnya dalam bagian etnologi atau ilmu bangsa-
bangsa. Perkembangan antropologi hukum ini berasal dari keingintahuan
manusia yang bertambah luas sehingga dalam kurun waktu akhir perang
dunia kedua muncul berbagai macam spesialisasi antropologi budaya lainnya,
yaitu salah satunya adalah antropologi hukum.

Dalam buku Pengantar antropologi hukum karya Prof. H. Hilman


hadikusumah, S.H. menjelaskan bahwa antropologi hukum sebagai ilmu
pengetahuan yang merupakan spesialisasi dari antropologi budaya terutama
jika dilihat dari etnologi ataupun ilmu bangsa-bangsa. Dalam buku ini
dijelaskan mengenai definisi antropologi hukum yaitu sebagai ilmu
pengetahuan atau robot tentang manusia atau anthropos yang bersangkutan
dengan hukum. Manusia yang dimaksud dalam hal ini adalah manusia yang
hidup di masyarakat baik yang budayanya sederhana atau primitif maupun
yang sudah modern. Lalu budaya yang dimaksud dalam hal ini adalah budaya
hukum yaitu segala bentuk perilaku budaya yang berkaitan dengan masalah
hukum yang ada. Dalam hal ini masalah hukum yang dimaksud ialah bukan
saja hukum dalam arti dan bentuk perilaku sebagai kebiasaan yang berulang
seperti halnya badan hukum adat melainkan masalah hukum yang dilihat dari
segi ke intelektual,filsafat,dan lain sebagainya yang melatarbelakangi buku itu
dan juga cara penyelesaian dari masalah yang ada.

Dalam bab II buku ini dijelaskan, seperti halnya yang dikemukakan


oleh L. Pospisil bahwa antropologi hukum tidak bersifat etnosentris tetapi
membatasai pandangan pada budaya-budaya tertentu dan juga mempelajari
masyarakat secara keseluruhan. Cara pandang antropologi hukum dalam
menilai masyarakat adalah masyarakat dipandang secara dinamis atau selalu
berubah. Antropologi hukum ini merupakan sebuah ilmu yang bersifat empiris
yang dalam implementasinya bahwa teori yang dikemukakan oleh siapapun
harus dapat ditunjang dengan fakta yang relevan. Dalam buku ini dijelaskan
bahwa ruang lingkup antropologi hukum memiliki sasaran pengkajian yang
luas dan menyeluruh, serta mengutip pandangan dari T.O Ihromi. Selain itu
juga dijelaskan beberapa metode pendekatan seperti metode historis, metode
normatif-eksploratif, metode deskriptif perilaku, dan metode studi kasus.

Pada Bab III buku ini, Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. mengkutip
dari buku Perhatikan William Twining, 1973 bahwa menurut E. Adamson
Hoebel dan Sarjana hukum Karl Liewellyn sekitar tahun 1933 di Amerika
Serikat bahwa antropologi hukum timbul sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri. Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. dalam bukunya
berpendapat bahwa meskipun antropologi hukum sudah menjadi suatu ilmu
yang berdiri sendiri, hal tersebut bukan berarti bahwa antropologi hukum
tidak memiliki hubungan atau keterkaitan dengan ilmu yang lainnya. Dalam
buku ini Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. memuat berbagai hubungan
antropologi hukum dengan ilmu lainnya diantaranya, hubungan antropologi
hukum dan hukum adat, hubungan antropologi hukum dan etnologi,
hubungan antropologi hukum dan sosiologi, hubungan antropologi hukum
dan psikologi sosial, dan hubungan antropologi hukum dengan religi. Dalam
bukunya dijelaskan bahwa kemanfaatan antropologi hukum tidak saja dapat
dilihat dari segi kebutuhan teoritis tetapi juga dari segi kebutuhan praktis.
Ada beberapa kemanfaatan yang dijelaskan dalam buku ini yaitu, manfaat
bagi teoritis, manfaat bagi praktisi hukum, manfaat bagi praktisi politik, dan
manfaat bagi pergaulan masyarakat.

Pada bab IV buku ini memuat mengenai konsep-konsep hukum


masyarakat sederhana. Menurut Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. titik tolak
pembahasan ilmiah dalam antropologi hukum dimulai dari masyarakat
pedesaan atau masyarakat sederhana. Ada beberapa sarjana yang
melakukan penelitian terhadap konsep antropologi hukum ini, berikut
terdapat beberapa pendapat ahli yang dimuat dalam buku ini yaitu pendapat
B. Malinowski, E. A. Hoebel, dan R. Redfield, Pospisil, dan Bohannan. Salah
satu pendapat yang dimuat dalam buku ini yaitu pendapat milik R. Redfield
yang menguraiakan tentang beberapa contoh mengenai masyrakat
sederhana dan contoh dasardari hukum sederhana yang pernah dilakukan
penelitian yaitu, masyarakat Andaman, Masyarakat Indian Zuni, Masyarakat
Indian Yurok, Masyarakat Ifugao, Masyarakat aborigin dan lainnya, serta
Masyarakat Akamba dan lainnya.

Setelah dijelaskan mengenai beberapa pendapat sarjana antropologi


hukum dan ilmu sosila pada bab-bab sebelumnya pada Bab V buku ini
memuat mengenai pembahasan ciri-ciri hukum. Pendapat yang dominan
dimuat dalam bab ini merupakan pendapat Pospisil. Menurut Pospisil bahwa
ciri-ciri atau atribut-atribut hukum sebagai pengendalian sosial ialah adanya
kekuasaan (authority), berlaku menyeluruh (universal application), adanya
kewajiban (obligation) dan adanya penguat (sanction). Beberapa pembagian
pembahasan yang dimuat berdasarkan pendapat Pospisil dalam bab ini ialah,
Ciri-ciri hukum, ciri kekuasaan, maksud penerapan universal, ciri obligatio,
dan ciri sanksi.

Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. dalam buku ini menjelaskan


beberapa cara pendekatan dalam antropologi hukum yang salah satunya
ialah melalui studi kasus. Pada bab selanjutnya yaitu bab VI, yang menurut
saya cukup menarik, membahas mengenai beberapa konflik atau studi kasus
yang menunjukkan perilaku hukum manusia. Menurut Prof. H. Hilman
Hadikusumah, S.H. memang kasus perselisihan atau konflik bukan suatu
objek utama dalam ilmu antropologi hukum, namun perilaku hukum manusia
lebih menonjol saat terjadinya suatu perselisihan dan cara penyelesaiannya.
Dalam bab VI kasus perselisihan yang dibahas merupakan beberapa kasus
yang terjadi di luar Indonesia yang pernah dilakukan penelitian oleh para ahli
asing beberapa kasus dalam bab ini ialah, Kasus perselisihan masyarakat
Ifugao, kasus perselisihan masyarakat Comanche, kasus perselisihan
masyarakat Kpelle, kasus perselisihan masyarakat Iban, dan yang terakhir
kasus perselisihan masyarakat Zapotec. Dibahas didalamnya mengenai
kasusnya dan cara penyelesaian perselisihan tersebut pada masyarakat
sederhana.

Dalam beberapa bab sebelumnya buku ini membahas antropologi


hukum secara luas atau universal Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. memuat
antropologi hukum di Indonesia secara khusus pada bab VII, namun berbeda
dari ekspetasi saya saat membaca judul bab ini, materi yang dimuat
didalamnya lebih dominan memuat bagaimana perkembangan ilmu
antropologi di Indonesia sebagai sebuah bahan ajar, bukan bagaimana
kondisi antropologi (masyarakat) di Indonesia itu sendiri. Dalam bab ini
dimuat beberapa poin seperti seminar antropologi hukum yang pernah
dilaksanakan Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H., peserta seminar dan
makalah, antopologi hukum di fakultas hukum, seminar antropologi hukum
lanjutan, dan rumusan pengajaran antropologi hukum.

Pada bab terakhir buku ini atau bab 8 Prof. H. Hilman Hadikusumah,
S.H. memuat beberapa kasus perselisihan di Indonesia yang bersumber dari
sejumlah makalah yang disampaikan oleh peserta seminar yang sudah di
samapaikan pada bab sebelumnya dan Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H.
juga menambahkan uraian berkaitan dengan kutipan kasus-kasus perselisihan
tersebut. Beberapa kasus perselisihan di Indonesia yang dimuat dalam bab ini
ialah, kasus sengketa di Sumatra Barat, kasus sengketa di Sumatra Selatan,
kasus sengketa di Lampung, kasus sengketa di Jawa Tengah, kasus sengketa
di Lombok, dan yang terakhir kasus sengketa di Irian Jaya.

Berdasarkan pengalaman saya mebaca buku ini dan menulis uraian


singkat mengenai isi buku karya Prof. H. Hilman Hadikusumah, S.H. yang
berjudul Pengantar Antropologi Hukum ini, ada beberapa kelebihan dari buku
ini, ditinjau dari segi bahasa sebagai buku pengantar, bahasa yang digunakan
cukup komprehensif sehingga memudahkan bagi pembaca untuk memahami
secara mendasar, luas, dan mengkaji berbagai aspek dalam penyampaian
materi-materi yang dimuat didalamnya. Dilihat dari segi stuktur penulisannya
bab-bab atau poin-poin yang disampaikan cukup runtut atau berurutan
sehingga tidak membingungkan saat dibaca mengingat judul dari buku ini
ialah “pengantar” dimana pastinya pembaca didominasi oleh orang-orang
yang baru ingin mengenal ilmu antropologi hukum secara mendasar seperti,
seorang mahasiswa atau calon sarjana yang sedang melalui tahap
pembelajaran. Maka buku ini cocok bagi anda yang ingin mengetahui ilmu
antropologi hukum secara mendasar dengan bahasa dan isi yang cukup
mudah untuk dibaca dan dipahami. Dari bentuk fisiknya, buku ini memilki
panjang 21 cm dan lebar buku 13,7 cm. Buku ini memiliki 212 halaman cukup
ringkas dan tidak terlalu tebal untuk sebuah buku pengantar. Dari segi harga,
buku ini terbilang cukup ramah di kantong, kisaran harga pasar buku ini
mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 65.000.

Namun buku ini juga memiliki kekurangan, menurut saya cover depan
dari buku ini terlalu simple. Pemberian gambar tekstur kayu berwarna coklat
tua yang menurut saya kurang menarik dibandingkan dengan cover yang
memuat banyak warna dan gambar. Tidak ada gambar yang mengacu atau
sesuai dengan judul buku ini yaitu “Pengantar Antropologi Hukum”. Pada
cover bagian belakang keselurahan berwarna putih hanya memuat nomor
kode ISBN buku dan informasi penerbit. Tidak ada sinopsis yang dimuat
sehingga menyulitkan untuk mengetahui poin penting singkat yang akan
disampaikan buku tersebut pada saat seseorang akan membeli atau
membaca buku ini. Mengenai beberapa kekurangan diatas saya menyarankan
agar melakukan pembaruan cover buku agar lebih menarik dengan
memberikan gambar yang berkaitan dengan judul buku ini dan lebih
memberikan warna yang tidak terlalu simple juga tidak terlalu mencolok
menyesuaikan dengan judul buku ini. Lalu, pemberian sinopsis di bagian
belakang buku demi memudahkan seseorang dalam mengenal buku tersebut
secara umum, dengan begitu buku tersebut dapat terlihat lebih menarik bagi
seseorang untuk membacanya.

Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca, khususnya bagi


para mahasiswa, calon sarjana, dan seseorang yang ingin mengetahui
antropologi hukum dengan penyampaian materi yang ringan dan
komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai