Anda di halaman 1dari 15

PARADIGMA HUKUM

DR. SUTIAWATI, SH., MH


Secara etimologis, paradigma berasal dari bahasa
Yunani, PARA yang artinya di samping atau
berdampingan dan DIEGMA yang artinya contoh.

Sedangkan secara etimologis sosiologis istilah ini


banyak dipakai sebagai cara pandang, pola,
model, anutan dan sebagainya.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia paradigma


juga diartikan sebagai model dalam ilmu
pengetahuan juga kerangka berpikir.
PENGERTIAN PARADIGMA

Definisi paradigma. paradigma adalah suatu asumsi-asumsi


dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum yang
merupakan suatu sumber nilai.

Konsekuensinya hal itu merupakan suatu sumber hukum-


hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri.

Istilah ilmiah tersebut kemudian berkembang dalam


berbagai bidang kehidupan manusia serta ilmu pengetahuan
lain, misalnya politik, hukum, ekonomi dan budaya
Satjipto Rahardjo yang menegaskan
bahwa tidak ada tatanan sosial,
termasuk di dalamnya tatanan
hukum, yang tidak bertolak dari
kearifan pandangan tentang
manusia dan masyarakat.

Dengan kata lain tidak ada tatanan


tanpa paradigma.
Liek Wilaryo mendefinisikan
paradigma sebagai model yang
dipakai ilmuan dalam kegiatan
keilmuannya untuk menentukan
jenis-jenis persoalan yang perlu
digarap, dan dengan metode apa
serta melalui prosedur yang
bagaimana penggarapan itu harus
dilakukan
Hukum mempunyai paradigma,
yang oleh Satjipto Raharjo
diartikan sebagai perspektif
dasar
Otje Salman , Paradigma Sosiologi hukum
merupakan pengaruh timbal balik antara
hukum dengan gejala sosial lainnya.

Untuk menggambarkan paradigma hukum,


Yakni cara pandang hukum sebagai :
1. sistem nilai,
2.ideologi,
3.institusi
4. rekayasa soaial.
HUKUM SEBAGAI SITEM NILAI
Satjipto Rahardjo,
nilai merupakan salah satu paradigma hukum,
sehingga nilai dapat dilihat sebagai sosok
hukum juga.

Hukum sebagai perwujudan nilai-nilai


mengandung arti, bahwa kehadirannya adalah
untuk melindungi dan memajukan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
HUKUM SEBAGAI SITEM NILAI

Menurut Fuller hukum tidak dapat


diterima sebagai hukum, kecuali
apabila bertolak dari moralitas
tertentu.
Kegagalan-kegagalan tsb sebagai berikut:
1.      Kegagalan untuk mengeluarkan aturan (to achief rules)
2.      Kegagalan untuk mengumumkan aturan tersebut kepada public (to publicize)
3.      Kegagalan karena menyalahgunakan perundang-undangan yang berlaku surut
(retroactive legislation)
4.      Kegagalan karena membuat aturan-aturan yang saling bertentangan
(contraditory rules)
5.      Kegagalan karena menuntut dilakukannya perilaku di luar kemampuan orang
yang diatur (beyond the power of the affected)
6.      Kegagalan karena sering melakukan perubahan
7.      Kegagalan untuk menyerasikan aturan dengan praktik penerapannya
(konsistensi).
8. Kegagalan menyusun peraturan dalam rumusan yang mudah dimengerti.
HUKUM SEBAGAI IDEOLOGI

Sebagai paradigma, ideologi tidak membiarkan


hukum sebagai suatu lembaga yang netral.

Ideologi merupakan suatu sistem gagasan yang


menyetujui seperangkat norma.

Jika norma menetapkan bagaimana cara orang


berperilaku, maka tugas ideologi adalah untuk
menjelaskan mengapa harus bertindak demikian
dan mengapa mereka seringkali gagal bertindak
bagaimana semestinya.
HUKUM SEBAGAI REKAYASA SOSIAL

Pemikiran tentang hukum sebagai


sarana rekayasa sosial dipelopori oleh
Rescoe Pound dalam bukunya "An
Introduction to the Philoshophy of
Law” bahwa tugas pokok pemikiran
modern mengenai hukum adalah tugas
rekayasa sosial.
HUKUM SEBAGAI INSTITUSI

fungsi hukum sebagai institusi sosial ad hukum


menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat agar
tercipta keadilan dan ketentraman.

Sehingga masyarakat dapat hidup dengan damai


tanpa ada konflik.

Institusi merupakan suatu sistem hubungan sosial


yang menciptakan keteraturan dengan
mendefinisikan dan membagikan peran-peran yang
saling bhubungan didalam institusi.
Dengan mengetahui paradigma yang
ada di belakang hukum, kita dapat
memahami hukum lebih baik daripada
jika kita tidak dapat mengetahuinya.

Adanya paradigma hukum yang


bermacam-macam. Sebagai akibatnya,
maka hukum juga mengekspresikan
bermacam-macam hal sesuai dengan
perspektif dasarnya

Anda mungkin juga menyukai