Anda di halaman 1dari 38

Strategi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Sinjai

Dalam Menghadapi Pemilihan Umum Serentak 2024

Proposal Skripsi

FEBRYANTI
1921023

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Febryanti

Nim : 1921023

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Judul Proposal :
Strategi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kabupaten

Sinjai Dalam Menghadapi Pemilihan Umum Serentak 2024.

Telah diperiksa oleh Pembimbing dan dinyatakan layak diajukan untuk ujian

Proposal Penelitian pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosaial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Literatur Review.................................................................................. 6
2.2 Konsep Strategi................................................................................... 11
2.3 Pemilihan Umum................................................................................ 15
2.4 Badan Pengawas Pemilu..................................................................... 22
2.5 Kerangka Pikir ................................................................................... 27
2.6 Definisi Operasional............................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian............................................................................... 29
3.2 Jenis Penelitian................................................................................. 29
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data.............................................................. 29
3.5 Informan ........................................................................................... 30
3.5 Tekhnik Analisis Data...................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara demokrasi terbesar di dunia dengan

jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia dan penduduk Indonesia

memiliki peran paling besar dalam menentukan nasib Negaranya dengan

system demokrasi sebagai landasannya yang membuat suara rakyat adalah

segala-galanya. Sistem demokrasi ini memerlukan tahapan yang disebut

dengan Pemilihan Umum (PEMILU) yang di selenggarakan lima tahun sekali

dengan suara rakyat sebagai suatu yang harus di rebut atau dimenangkan.

Suara-suara yang perebutkan oleh para kandidat dengan kendaraan partai

politik untuk menduduki kursi kursi parlemen yang di perebutkan dan jabatan-

jabatan lain seperti walikota,bupati dan gubernur hingga presiden.

Menurut C.S.T Cansil (1986:47) bahwa Pemilihan umum dapat dikatakan

sebagai sebuah aktivitas politik dimana pemilihan umum merupakan lembaga

sekaligus juga praktis politik yang memungkinkan terbentuknya sebuah

pemerintahan perwakilan, Seperti yang telah dituliskan di atas bahwa di dalam

negara demokrasi, maka pemilihan umum salah satu unsur yang sangat vital,

karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara

adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh

negara tersebut.

1
Dalam proses pelaksanaan Pemilihan Umum tentunya tidak lepas dari

peran Lembaga penyelenggara Pemilihan Umum (PEMILU) dalam hal ini

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) yang

memiliki tugas, kewenangan dan fungsi masing-masing sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2007 telah mengatur dan

merumuskan bahwa suatu komisi pemilihan umum yang menyelenggarakan

pemilihan umum dimaksud meliputi, kesatu, lembaga penyelenggara pemilihan

umum yang dikenal sebagai KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

dan kedua, lembaga pengawasan pemilu yang dikenal sebagai Badan Pengawas

Pemilihan Umum, Panwaslu Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Ketiga, Dewan

kehormatan penyelenggara pemilu.

Hal tersebut memberikan penekanan bahwa keberadaan lembaga

penyelenggara pemilu memang harus ada dengan tiga komponen utama yaitu

KPU, Bawaslu, dan Dewan Kehormatan. Oleh karena itu tentu akan menjadi

perhatian dalam pengaturan tentang penyelenggara pemilu harus memenuhi

tiga unsur tersebut meskipun disadari pengawasan tidak harus bersifat

eksternal-horisontal.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai salah satu lembaga yang

dimandat oleh konstitusi sebagai penyelenggara pemilu yang bersifat permanen

mulai di tingkat pusat sampai di tingkat daerah, bertugas melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu. Menurut Indra pahlevi (2011)

2
menjelaskan bahwa eksistensi lembaga pengawas pemilu begitu kuat apalagi

setelah keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/PUU-VIII/2009.

Seiring berjalannya waktu, dengan adanya peraturan perundang-undangan

tentang penyelenggaraan pemilu yang baru yaitu Undang-undang Nomor 7

Tahun 2017, Ada penguatan kewenangan Bawaslu dalam menjalankan tugas

dan fungsinya sebagai Lembaga pengawas pemilu. Salah satu penguatannya

yaitu temuan Bawaslu sebagai Lembaga pengawas pemilihan umum tidak lagi

berupa rekomendasi, tetapi sudah menjadi putusan. Bawaslu sekarang memiliki

kewenangan memutus pelanggaran administrasi sehingga temuan pengawas

pemilu tidak hanya bersifat rekomendasi tetapi bersifat putusan/keputusan yang

harus dilaksanakan oleh para pihak, Bawaslu juga diberikan mandat dasar

berupa pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran pemilu dan sengketa

pemilu. Selain itu masih banyak sekali penguatan kewenangan-kewenangan

Bawaslu dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Di Kabupaten Sinjai sendiri pada saat pemilihan umum 2019 lalu, Badan

Pengawas pemilu memiliki catatan Pelanggaran yang cukup lumayan banyak,

Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas Pemilu. Adapun temuan dugaan

pelanggaran pemilu yang terjadi yaitu Temuan oleh Bawaslu sendiri sebanyak

9 pelanggaran dan Laporan pengaduan yang masuk sebanyak 16 pelanggaran

Pemilu jadi jumlah keseluruhan 25 Kasus. Dari total 25 kasus tersebut

diakumulasi dari beberapa jenis pelanggaran, diantaranya netralitas Aparatur

Sipil Negara, Money Politik dan Sengketa Pemilu.

3
Melihat banyaknya terjadi pelanggaran pemilu di 2019 tentunya Bawaslu

kabupaten Sinjai harus menangantisipasi masalah yang terjadi di pemilu

sebelumnya agar tidak terjadi masalah yang sama di pemilu 2024 mendatang

mengingat pemilu di 2024 nanti akan dilaksanakan secara serentak. Oleh karna

itu, Bawaslu kabupaten Sinjai perlu merumuskan sebuah desain Rencana

strategi dalam menghadapi pemilu serentak 2024.

Desain strategi tersebut tentunya menjadi landasan atau acauan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengawas penyelenggaraan pemilu

yang nantinya menjadi harapan bagi masyarakat umum atau Sinjai Pada

Khususnya. Baik pengawasan yang bersifat eksternal maupun pengawasan

yang bersifat internal. Sehingga pada akhirnya Badan Pengawas Pemilu dapat

menciptakan pemilihan umum yang bersih , jujur dan adil.

Mengingat Pemilihan Umum menjadi salah satu proses penting dalam

menciptakan demokrasi yang baik dan harus sejalan dengan kualitas Pemilihan

Umum yang baik pula. Maka dengan ini, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: Strategi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)

Kabupaten Sinjai Dalam Menghadapi Pemilihan Umum Serentak 2024.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan

masalah yang saya angkat yaitu “ Bagaimanakah Strategi Badan Pengawasan

Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Sinjai dalam Menghadapi Pemilihan Umum

Serentak 2024 ? ”

4
1.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tersebut

adalah untuk mengetahui srtrategi bawaslu Kab.Sinjai dalam menghadapi

pemilihan umum serentak 2024.

1.2 Manfaat Penelitian

Dalam Sebuah Penelitian selain mempunyai tujuan yang jelas juga harus

mempunyai manfaat yang berguna untuk umum. Adapun manfaat dari

penelitian ini sebagai berikut :

1. Secara teoritis adalah untuk Memberikan sumbangsih pengetahuan dan

pemikiran dalam bidang studi ilmu pemerintahan mengenai srtrategi

Bawaslu Kabupaten Sinjai dalam menghadapi pemilihan umum serentak

2024.

2. Secara praktis menambah pengetahuan penulis dan mengasah kemampuan

penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dari lapangan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literatur view

Literature review adalah sebuah metodologi penelitian yang bertujuan

untuk mengumpulkan dan mengambil intisari dari penelitian sebelumnya serta

menganalisis beberapa overview para ahli yang tertulis dalam teks. Synder juga

menyimpulkan bahwa literature review memiliki peran sebagai landasan bagi

berbagai jenis penelitian, karena hasil literature review memberikan

pemahaman tentang perkembangan pengetahuan, sumber stimulus pembuatan

kebijakan, memantik penciptaan ide baru dan berguna sebagai panduan untuk

penelitian bidang tertentu. (Snyder, 2019: 333)

Adapun taxonomi literatur review peneliti adalah sebagai berikut :

Nama Penulis, Tahun, Fokus Kajian Metodologi Temuan


Judul dan Sumber Jurnal
Mgs Ahmad Andara Untuk mengetahui Metode Berdasarkan hasil temuan
Dianta. 2020. Upayah pelaksanaan upayah Kualitatif Bawaslu sudah melakukan salah satu
Bawaslu Dalam Mencegah bawaslu dalam tugasnya yaitu mensosialisasikan tolak
Terjadinya Politik Uang mencegah politik uang melalui rapat dengan partai
Pada Pemilihan Umum Di terjadinya politik politik dan juga membuat poster-poster
Kota Palembang Tahun uang pada “Tolak Politik Uang” di kantor
2019 pemilihan umum pemerintahan dan kepada masyarakat
dikota palembang umum dengan baik.. Adapun yang
menjadi fokus dari Bawaslu dalam
mencegah politik uang yaitu melibatkan
ke 16 partai politik nasional untuk
mensosialisasikan “Tolak Politik Uang”
kepada anggota calon legislatif mereka
yang maju dalam pemilihan umum.
Edwin Nazar, 2021 Upaya Untuk mengetahui Metode Dari hasil penelitannya Kinerja Bawaslu
Badan Pengawas Pemilu k Upaya Internal pendekatan dalam meningkatkan pengawasan
(Bawaslu) Provinsi Jambi dan Eksternal kulitatif partisipatif terbilang cukup baik dalam
Dalam Meningkatkan Bawaslu dalam melakukan sosialisasi karena Bawaslu
Pengawasan Partisipatif Di meningkatkan memaksimalkan setiap sektor untuk
Masa Pandemi Pada Pengawasan melakukan pendidikan dari
Pemilihan Gubernur Partisipatif pada menggunakan Media sosial dan media

6
(Pilgub) Provinsi Jambi masyarakat Kota massa. Penggunaan cara ini terbilang
Tahun 2020 Jambi di Masa efektif dalam masa pandemi seperti ini,
Pandemi pada untuk tetap mematuhi protokol kesehatan
Pemilihan dan menjaga jarak. Upaya yang
Gubernur dilakukan Bawaslu dalam memberikan
pendidikan politk dengan meluncurkan
Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif
dan para alumni tersebut di berikan
mandat untuk menyebarkan informasi.
Program yang diluncurkan Bawaslu ini
mendapatkan respon yang baik, ini
dikarenakan jumlah peserta yang
mengikuti program ini sudah banyak.
Ananda Febriansyah, 2020 Upayah untuk Metode Dari hasil penelitianya Kinerja Bawaslu
Strategi Badan Pengawas mengetahui kinerja pendekatan dalam pelaksanaan Pemilu Bawaslu Kota
Pemilihan Umum Dalam dan strategi deskriptif Jambi telah baik karena sudah
Meningkatkan Kinerja Bawaslu dalam kualitatif menjalankan semua tugas, salah satunya
Panitia Pengawas Pemilu Pemilu serentak di mengawasi persiapan penyelenggaraan
17 April 2019 Kec. Alam kecamatan Alam Pemilu yang dibuktikan dengan bekerja
Barajo Kota Jambi Barajo Kota Jambi sama dengan Dinas terkait seperti Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas
Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup,
BPPRD, PUPR Kota Jambi yang
menertibkan Alat Peraga Kampanye
(APK) peserta pemilu 2019 yang masih
terpasang. Selain itu Bawaslu juga
melaksanakan patroli kampanye guns
menghindari terjadinya praktek
pemberian uang pada masa kampanye
RUSDI ARPENDO, 2019 Untuk mengetahui pendekatan Berdasarkan hasil penelitianya
Upayah Bawaslu apa saja yuridis Pelanggaran yang terjadi dalam
Kabupaten Merangin pelanggarandalam normatif pemilihan kepala daerah di Kabupaten
Dalam Melakukan pemilihan kepala Merangin Tahun 2018mencapai 15
Pencegahan Pelenggaran daerah di kasus, 6 di antaranya yang memenuhuni
Pada Pemilihan Kepala Kabupaten unsur dan ditidak lanjuti oleh Bawaslu
Daerah Tahun 2018 Merangin Tahun Kabupaten Merangin, 2 diantranya
2018 pelanggaran yang dilakukan oleh ASN
dan 4 lainnya dilakukan oleh Calon
bupati Alharis, Calon wakil bupati
Mashuri, Kepala Desa dan tim sukses
nomor urut 02.
Sawal Sarifuddin, 2019 Upayah untuk penelitian hasil penelitianya bawaslu dalam
Strategi Badan Pengawas mengetahui strategi deskriptif pengawasan politik uang telah
Pemilu Dalam Pengawasan Badan Pengawas kualitatif melaksakan tiga kegiatan.
Politik Uang Pada Pemilu dalam Pertama.Bawaslu menyampaikan
Pemilihan Serentak 2019 pengawasan politik peringatan dini kepada seluruh element
Di Kabupaten Mamuju uang pada yang terlibat dalam pemilihan serentak
pemilihan serentak agar tidak melakukan pelanggaran politik
2019 di Kabupaten uang (money politic). Kedua. Bawaslu
Mamuju melakukan sosialisai kepada masyarakat,
kepada pemangku kepentingan mengenai
tata aturan pemilu yang berlaku beserta
dengan sanksinya. Ketiga. Bawaslu telah
berusaha mendorong partispasi
masyarakat diseluruh wilayah Kabupten

7
Mamuju untuk dapat berperan aktif
dalam pengawasan politik uang
Safrina, 2020 Upayah unuk pendekatan .Bawaslu/Panwalih Aceh adalah pihak
Implementasi Fungsi Implementasi kualitatif yang mengawasi pemiliu, Bawaslu Aceh
Pengawasan Pada fungsi pengawasan sudah mengawasi setiap tahapan pemilu.
Pelaksanaan Pemilu Oleh pada pelaksanaan Dalam pengimplementasiannya Bawaslu
Bawaslu Aceh pemilu oleh Aceh telah mengalami peningkatan
BAWASLU Aceh dengan melakukan tugas, kewajiban, dan
fungsinya dengan baik, aman, lancar,
sistematis, dan profesional. Sudah
melakukan tugasnya sesuai dengan UU
No 7 Tahun 2017 mulai dari pelaksanaan
pengawasan tahapan pemilihan yang
dilakukan oleh Panwaslih, verifikasi data
dan daftar pemilih, tahapan kampanye
tahapan pengadaan dan pendistribusian
perlengkapan, pemungutan, perhitungan
dan rekapitulasi suara, walaupun masih
terdapat beberapa permasalahan teknis
dilapangan yang bertentangan dengan
aturan namun masih bisa diselesaikan
dengan baik.
Muhammad Ithofiyul Upayah untuk Metode Dalam hasil penelitianya Sebagai factor
Karim, 2021 Strategi mengetahui strategi kualitatif pengawas pemilu, Bawaslu Provinsi
Badan Pengawas yang dilakukan Jawa Timur tentunya mempunyai
Pemilihan Umum Bawaslu Provinsi kewajiban untuk turut serta memberikan
(Bawaslu) Provinsi Jawa Jawa Timur dalam edukasi/wawasan kepada masyarakat
Timur Dalam Mencegah upaya mencegah terkait dengan pemilu dan penggunaan
Pelanggaran Pemilihan pelanggaran Pemilu media sosial sebagai salah satu intrumen
Umum (Pemilu) 2019 2019 melalui media dalam melakukan pengawasan. Supaya
Melalui Media Sosial sosial Bawaslu bisa lebih optimal dalam
melaksanakan fungsi pengawasan
dengan adanya bantuan partisipatif dari
masyarakat. Beberapa factor atau
program yang dilakukan Bawaslu
Provinsi Jatim adalah sebagai berikut:
a.ekerjasama dengan Publik
Figur/Influencer b. Membentuk Forum
Diskusi dan Sekolah Kader c. Kolaborasi
Bawaslu Provinsi Jawa Timur dengan
Pihak Eksternal Meskipun sudah
berupaya semaksimal mungkin, namun
dari Bawaslu Provinsi Jawa Timur masih
memiliki hambatan atau beberapa actor
yang menyebabkan Bawaslu mengalami
kesulitan dalam penyelenggaraan Pemilu
2019. Beberapa actor tersebut adalah: d.
Keterbatasan Infrastruktur Bawaslu Jawa
Timur e. Pelanggaran di Media Sosial
Tidak Bisa Ditindak Sendiri oleh
Bawaslu f. Keterbatasan Personil dalam
Penegakan Pelanggaran
Maysaroh Sidabutar, 2018 Upayah untuk metode Peran Bawaslu dalam pilkada pada tahun
Peran Badan Pengawas mengetahui Peran pendekatan 2015 dijalankan sesuai dengan UU
Pemilihan Umum Dalam Badan Pengawas yuridis No.15 Tahun 2011 Tentang

8
Pencegahan Dan Pemilihan Umum Empiris Penyelenggara Pemilihan Umum.
Penindakan Politik Uang dalam Pemilihan Sebagaimana yang sudah dibuktikan
Pada Pemilihan Kepala Kepala Daerah dengan adanya pelanggaran politik uang
Daerah Di Sumatera Utara Provinsi Sumatera yang terjadi di kota Siantar pada tahun
Utara 2015 lalu, terdapat melakukan perbuatan
menjanjikan dan atau memberikan uang
atau materi lainnya untuk mempengaruhi
penyelenggaraan pemilihan dan atau
pemilihan secara Terstruktur, Sistematis
dan Masif. Jumlah kecurangan yang
sudah ditemukan terjadi di kota Siantar
di 27 kelurahan dari 7 kecamatan. Untuk
selanjutnya jika terjadi kembali
kecurangan Politik Uang maka UU
No.15 Tahun 2011 ini tidak diberlakukan
lagi, akan tetapi yang dipakai untuk
selanjutnya UU No.7 Tahun 2017
Tentang Pemilihan Umum.
Indasari1, Upayah untuk Metode Berdasarkan hasil penelitian dan
Burhanuddin,Samsir menegetahui pendekatan pembahasan yang telah diuraikan
Rahim, 2020 Strategi Strategi Badan kualitatif mengenai strategi Badan Pengawas
Badan Pengawas Pengawas Pemilihan Umum dalam mencegah
Pemilihan Umum Dalam Pemilihan Umum money politic di Kabupaten Sinjai (studi
Mencegah Money Politic Dalam Mencegah kasus pilkada 2018, dirumusukan
Di Kabupaten Sinjai (Studi Money Politic di beberapa kesimpulan sebagai berikut
Kasus Pilkada 2018) Kabupaten Sinja bahwa badan Pengawas Pemilihan
Volume 1, Nomor 2, Umum atau biasa dikenal Bawaslu
Oktober 2020 Kabupaten Sinjai dalam mencegah
money politic. Strategi yang dilakukan
dengan meningkatkan kemampuan setiap
personil/anggota yaitu dengan
melakukan banyak pelatihan sebelum
dimulainya Pemilihan Umum (Pemilu)
yaitu: a) Peningkatan profesionalisme,
tahap ini telah menunjukkan bahwa
adanya profesionalisme pada aparat
Bawaslu dibuktikan dengan banyak
pelatihan yang diikuti setiap komisioner
dan keramahan personil, spesialisasi
aparat, tahap ini terbilang kurang
konsisten dibuktikan dengan adanya
tugas atau jabatan yang berbeda dengan
riwayat pendidikan namun dengan
pengalaman masing-masing komisioner
menyangkut pengawasan pemilu dapat
dikatakan cukup sesuai dengan jabatan,
dan integritas, diantaranya pada
akuntabel, kredibel, dan partisipatif
Riska Febriana, 2022 Upayah untuk Metode berdasarkan paparan di atas dapat
Peran Bawaslu Dalam mengetahui Peran kualitatif disimpulkan bahwa Peran Bawaslu
Pencegahan Money Politic Bawaslu Dalam Kabupaten Tulungagung dalam
Tahapan Kampanye Pada Pencegahan Money pencegahan money politic tahapan
Pemilu Legislatif Tahun Politic Tahapan kampanye pada pemilu tahun 2019 di
2019 Kampanye Pada Kabupaten Tulungagug adalah
Volume 2 Nomor 3 2020 Pemilu melakukan tugas,kewajiban dan

9
kewenangan dalam meminimalisir
terjadinya pelanggaran terjadinya money
politic pada tahapan kampanye adapun
tujuan dari pengawasan ini yang
dilakukan pada tahapan kampanye
dengan harapan supaya berjalan sesuai
dengan Undang-Undang Pemilu dan
PeraturanPeraturan tekait pengawasan
pada Pemilu. mendapatkan hak suara
sesuai yang diinginkan, disisi lain dari
pemilih karena kemiskinan, sosial
budaya dan kurangnya pertisipasi
masyarakat dan kesadaran pendidikan
politik

setelah membaca dan menarasikan 10 (sepuluh) penelitian terdahulu maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa perbedaan penelitian sebelumnya dengan

peneltian yang akan dilakukan yaitu terletak pada focus permasalahanya. yang

mana salah satu penelitian terlebih dahulu yang dilakukan strategi badan

pengawas pemilu dalam pengawasan politik uang pada pemilihan serentak

2019 di kabupaten mamuju yang berfokus pada strategi Badan Pengawas

Pemilu dalam pengawasan politik uang pada pemilihan umum. Sedangkan

penelitian yang akan dilakukan berfokus pada Bagaimanakah Strategi Badan

Pengawasan Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Sinjai dalam Menghadapi

Pemilihan Umum Serentak 2024

Dari beberapa penelitian terdahulu terdapat pula kesamaan dengan

penelitian yaitu tentang strategi dan peran badan pengawasan pemilu dalam

pemilihan umum. Penelitian ini terdapat persamaan akan tetapi memiliki

perbedaan pada lokasi penilitian. Dan juga permasalahan ini merupakan hal

10
yang serius sehingga peneliti ingin mengetahui secara mendalam mengenai

permasalahan ini dan bagaimana solusi yang akan diambil.

2.2 Konsep Strategi


Strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli

dalam buku karya mereka masing-masing.Kata strategi berasal dari kata

Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara

dan ego atau pemimpin.Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk

mencapai sasaran yang dituju.Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat

untuk mencapai tujuan (Solihah, 2018:19)

Strategi adalah sejumlah rangkaian cara/langkah yang efektif untuk

mencapai tujuan organisasi, baik dalam hal keputusan atau tindakan, hal

inipun sesuai dengan pendapat Siagian dalam Nurhasanah (2015) yang

mengatakan bahwa strategi merupakan sejumlah keputusan dan tindakan

yang mengarah pada perumusan strategi atau sejumlah strategi yang efektif

untuk mencapai sasaran. Selain itu, Mulyadi (Oktriany, dkk; 2015)

berpendapat bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk

mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Perbedaan startegi dan taktik yaitu

strategi dapat dikatakan melakukan sesuatu yang benar sedangkan taktik ialah

melakukan sesuatu dengan benar (Wahyudi,1996)

Strategi adalah arah dan ruang lingkup organisasi dalam jangka panjang,

yang mencapai keuntungan dalam lingkungan yang berubah melalui

konfigurasi sumber daya dan kompetensi dengan tujuan memenuhi harapan

pemangku kepentingan (Johnson, dkk, 2008)

11
strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang

tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan ( Umar, 2008)

strategi adalah alat untuk mencapai suatu keunggulan

bersaing. Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang

hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar

(Michael Porter, 1985)

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang

mengaitkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang

dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahan dapat dicapai

melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan ( Jauch dan Glueck, 2000)

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya ( Hamel dan Prahalad, 2002)

strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak

dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan

usaha patungan atau joint venture ( David, 2011)

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan Langkah-langkah

kedepan yang di maksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,

menetapkan tujuan strategis dan merancang strategi untuk mencapai tujuan

tersebut dalam rangka menyediakan customervalue terbaik. Beberapa

12
Langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi yaitu (Hariadi,

2005) :

1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan dimasa

depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-

citakan dalam lingkungan tersebut.

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal dalam rangka

mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan

dihadapi perusahaan dalam menjalankan misinya.

3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan dari strategi-strategi yang

dirancang pada analisis sebelumnya.

4. Menentukan tujuan dan target terukur,mengevaluasi berbagai alternatif

strategi dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada dan kondisi

eksternal yang dihadapi

5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek

dan jangka panjang.

Adapun Jenis-Jenis Strategi menurut (David, 2004), adalah :

1. Strategi Integrasif

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal

kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi

vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor,

pemasok, atau pesaing.

2. Strategi Intensif

13
Penetrasi pasar dan pengembangan produk, kadang disebut sebagai

strategi intensif karena semuanya memerlukan usah-usaha intensif jika

posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak

ditingkatkan.

3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi

konsentrik, horizontal dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru,

namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah

produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada

disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang

tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4. Strategi Defensif

Disamping Strategi integrative, intensif dan diverifikasi, Organisasi

juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya divestasi atau likuidasi.

Strategi Defensif disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau

reorganisasi.

a. Rasionalisasi Biaya, Terjadi ketika suatau organanisasi melakukan

restrukturisasi melalui penghematan biaya dan asset untuk

meningkatkan Kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.

Selama proses rasionalisasi biaya, perencanaan strategi bekerja

dengan sumber daya terbatas dan menghadapu tekanan dari para

pemegang saham,karyawan dan media

14
b. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.

Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang

selanjutnya akan digunakan untuk akusisi bagian dari strategi

rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi

dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal

terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam

perusahaan.

c. Likuidasi adalah menjual semua asset sebuah perusahaan secara

bertahap, sesuai nilai nyata asset tersebut. Likuidasi merupakan

pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang

secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik

berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah

besar.

2.3 Pemilihan Umum


Teori Negara demokrasi telah menjadi arus utama bagi Negara-Negara

modern. Demokrasi berdiri berdasarkan prinsip persamaan, yaitu bahwa

setiap warga Negara memiliki kesamaan hak dan kedudukan didalam

pemerintahan, dalam hal ini rakyat diberi kekuasaan untuk turut serta

menentukan pemerintahan yakni kewenangan yang dimiliki oleh penguasa

berasal dari legitimasi rakyat. Salah satu sarana untuk menyalurkan

demokrasi dalam melalui Pemilihan umum.

Pemilihan umum sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, jujur, dan adil dengan menjamin

prinsip perwakilan, akuntabilitas dan legitimasi dalam Negara Kesatuan

15
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Dinamika pada pemilihan umum seringkali

diwarnai dengan isu mahar politik oleh para kontestan politik, sebagaimana

dipublikasi diberbagai media di Indonesia. Praktik mahar politik dapat

dipahami sebagai transaksi dibawah tangan yang melibatkan pemberian

sejumlah dana dari calon pejabat tertentu untuk jabatan tertentu dalam pemilu

partai politik sebagai kendaraan politiknya (Susilo, 2018: 155).

Pelaksanaan pemilu memberikan harapan rakyat dengan lahirnya seorang

pmimpin yang mampu menyejahterakan dan membahagiakan rakyat dengan

beberapa kebijakan yang dibuatnya. Namun dalam proses pemilu seringkali

dicederai oleh beberapa oknum dari para calon kandidat beserta tim

suksesnya yang mengunakan segala cara untuk memenangkan kontestasi

politik, selain mahar politik, money politic juga kerap menjadi isu hangat

dalam kontestasi politik.  Terjadinya politik uang bukan hanya pada pasangan

kandidat, namun juga karena masyarakat yang berpikir instan seringkali

tertarik dengan politik uang. Penegakan hukum dalam kasus ini perlu

diperhatikan guna melestarikan pesta demokrasi yang bersih dari tindak

pidana dalam pemilu (Hadi; Fadhlika; Ambarwati, 2018: 398).

Terdapat lima fungsi pemilihan umum yang dikemukakan oleh rose dan

mossawir dalam labolo dan ilham sebagai berikut :

a. Menentukan Pemerintahan Secara Langsung Maupun Tak Langsun

Sejarah telah membuktikan bahwa kekuasaan selain memiliki daya

Tarik dan pesona yang sangat besar bagi setiap orang teryata juga

16
mempunyai daya rusak yang besar. Daya rusak telah lama diungkapkan

dalam satu adigium ilmu politik, power tend to corrupt, obsolute power

tend to corrupt absolutely. Siapa pun tidak hanya akan mudah tergoda

untuk merebut kekuasaan, tetapi juga untuk mempertahankan

kekuasaan yang telah didapatnya. Begitu mempesonanya kekuasaan

sehingga dalam mempertahankannya harus melalui dengan perebutan

dan kompetisi yang ketat sehingga terkadang memakan korban jiwa.

Kerusakan besar kekuasaan dapat bersumber watak kekuasaan

yang menggoda dan mempesona. Oleh karena itu, setiap pemegang

kekuasaan dan pemburu kekuasaan akan sangat cenderung untuk

menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan utamanya.

Maka dari itu, kekuasaan harus di control dengan kekuasaan yang

seimbang agar tidak menimbulkan kehancuran pranata sosial dan sosial

politik.

Oleh karena itu, dalam kehidupan politik modern yang sangat

demokratis, pemilu akan memiliki fungsi sebagai jalan terang dalam

pergantian kekuasaan serta perebutan kekuasaan yang dilakukan sesuai

dengan prinsip aturan, etika dan norma sehingga dalam menentukan

pergantian kekuasaan yang akan berkuasa bisa dilakukan dengan

prinsip damai, jujur dan beradab. Pemilihan tersebut dapat dilakukan

secara langsung (direct election) ataupun tidak langsung (indirect

election).

b. Sebagai Wahana Umpan Balik Antara Pemilik Suara Dan Pemerintah

17
pemilu akan dijadikan sebagai bahan dalam memilih para pejabat

pemerintahan serta dapat juga dimanfaatkan sebagai ajang umpan balik

oleh masyarakat untuk pemerintah yang berkuasa. Ketika pemerintah

yang sedang berkuasa dianggap tidak menunjukkan kinerja yang baik

selama berkuasa, maka dalam proses pemilihan umum para pemilih

akan tidak memilih pejabat buruk dan akan menjadi hukuman berat bagi

para pejabat tersebut dengan tidak terpilinya dalam pemilihan umum,

tetapi sebaliknya jika pejabat publik tersebut menunjukkan kinerja yang

baik maka dalam proses pemilihan umum dia akan dipilih kembali

untuk melanjutkan kekuasaan politik dalam roda pemerintahan.

c. Barometer Dukungan Rakyat Terhadap Penguasa

Setelah proses perhitungan suara dan penetepan telah selesai

dilaksanakan maka akan diketahui kontestan pemenang pemilu. Dengan

hasil tersebut kita dapat mengetahui dan mengukur seberapa besar

dukungan masyarakat terhadap peserta pemilu yang terpilih.

Pengukuran tersebut dapat kita ketahui dengan perolehan hasil selisih

suara apakah tipis atau jauh. Jika data tersebut menunjukkan persentase

selisih yang tinggi dapat diketahui dukungan masyarakat juga tinggi.

d. Sarana Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik merupakan tahap seleksi beserta pengangkatan

seseorang atau kelompok untuk menjalankan sejumlah tugas dalam

politik pemerintahan. Dalam Rekrutmen politik sangat diperlukan

karena rekrutmen politik sangat esensial posisinya dalam sistem politik

18
suatu negara. Proses pelaksanaan rektutmen politik akan sangat

menentukan tentang siapa yang akan menahkodai negara dalam periode

pemerintahan berjalan melalui lembaga pemerintahan yang ada. Oleh

karena itu, fungsi rekrutmen politik sangat esensial dalam membentuk

sistem politik kearah yang lebih baik.

e. Alat Untuk Mempertajam Kepekaan Pemerintah Terhadap Tuntutan

Rakyat

Sebelum dilaksanakannya pemilu, tentu saja, setiap kandidat

politik akan saling berusaha satu sama lain untuk menawarkan tawaran

janji politik dalam setiap pengelaran kampanyenya. Dalam kampanye

tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan

program kerjanya ketika ia terpilih yang ditungkan kedalam visi dan

misi. Selain itu, moment ini akan menjadi kesempatan yang tepat untuk

masyarkat untuk menyampaikan keluh kesahnya yang tertuang dalam

tuntutan-tuntutannya agar dilaksakan dan lebih baiknya pada masa ini

masyarakat dapat melakukan evaluasi yang besar-besaran pada kinerja

pemerintah apakah gagal atau tidak.

Adapun masalah masalah yang sering muncul pada pemilihan

umum diantara lain :

1. Netralitas Aparat Sipil Negara

Pengaturan tentang netralitas ASN ini sebenarnya telah diatur

dalam berbagai peraturan. Dalam Pasal 2 huruf f dan penjelasannya

di UU No. 5 Tahun 2014 dinyatakan tentang asas netralitas, bahwa

19
setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh

manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun. Terkait

dengan pencalonan sebagai Kepala Daerah bagi ASN sebenarnya

telah diatur dalam Pasal 119 dan Pasal 123 ayat (3) UU No. 5 Tahun

2014 tentang ASN. Di kedua pasal ini diatur, pada intinya ASN

harus mengundurkan diri secara tertulis sejak mendaftar sebagai

calon.

Lalu, konsekuensi berat apabila tidak mengundurkan diri ini

dapat dilihat pada di Pasal 346 ayat (4) Peraturan Pemerintah No 11

Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. Apabila PNS tidak

mengajukan diri sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS mulai akhir bulan

sejak PNS yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon oleh lembaga

yang bertugas melaksanakan pemilihan umum.

Konsekuensi hukum dari pelanggaran netralitas PNS tersebut

adalah hukuman disiplin sedang dan berat. Sesuai dengan Pasal 7

dalam peraturan pemerintah tersebut hukuman disiplin sedang dan

ringan berupa penundaan gaji sampai dengan pemberhentian tidak

dengan hormat.

2. Money Politik

Money politic berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu

money dan politic, money yaitu uang dan politic yaitu politik dari

kedua penertian tersebut daat disimpulkan secara kebahasaan yaitu

20
politik uang. Money Politic dalam Bahasa Indonesia adalah suap, arti

suap dalam buku kaus besar Bahasa Indonesia adalah uang

sogok.Sedangkan Istilah money politic (politik uang) ialah

menggunakan uang untuk memengaruhi keputusan tertentu, dalam

hal ini uang dijadikan alat untuk memengaruhi seseorang dalam

menentukan keputusan. (Ebin Danius, 1999) .

Ada yang mengartikan money politic pengertiannya adalah

suatu upaya mempengaruhi orang lain dengan menggunakan imbalan

materi atau dapat juga diartikan jual beli suara pada proses politik

dan kekuasaan dan tindakan membagi-bagikan uang baik milik

pribadi atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih (voters).

Selain itu definisi dari Johny Lomulus, juga menyatakan

bahwa money politic merupakan kebijaksanaan dan atau tindakan

memberikan sejumlah uang kepada pemilih atau pimpinan partai

politik agar masuk sebagai calon kepala daerah yang definitif dan

atau masyarakat pemilih memberikan suaranya kepada calon tersebut

yang memberikan bayaran atau bantuan tersebut.

3. Sengketa Pemilu

Kata “sengketa pemilu” sebagai salah satu objek yang

dianalisa. Untuk itu perlu dipahami mengenai konsep dan definisi

Sengketa Pemilu itu sendiri. Kata sengketa pemilu apabila dilihat

secara etimologis dapat dilihat dari istilah sengketa (dispute).

21
Sengketa tersebut merupakan implikasi dari timbulnya

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pemilu

Sengketa Pemilu merupakan rangkaian penyelesaian dan

pemulihan atas terjadinya pelanggaran pemilu. Pelanggaran pemilu

dapat terjadi sejak perencanaan, persiapan, tahapan hingga

perhitungan suara hasil pemilu. Pelanggaran dapat berupa

pelanggaran administrasi dan Pelanggaran pidana. Pelanggaran

administrasi berlangsung di seputar pemenuhan hak setiap warga

Negara untuk berpartisipasi dalam pemilu baik sebagai pemilih

maupun untuk dipilih, baik calon perorangan maupun partai politik.

2.4 Badan Pengawasan Pemilu ( BAWASLU)


Bawaslu singkatan dari Badan Pengawas Pemilihan Umum yang

dibentuk oleh Negara sebagai Lembaga resmi khususnya bertugas dalam

pengawasan ketika pelaksanaan pemilihan Kepala Negara atau Presiden dan

wakilnya, pemilihan Wali Kota dan wakilnya, pemilihan wakil rakyat sampai

pada pemilihan Kepala Desa.Yang diatur dalam Bab II Undang-Undang

Republik 9 Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 mengatur tentang Pengawas

Pemilihan umum yakni pasal 89 hingga pasal 154. Pada Undang-undang

Nomor 7 Tahun 2017 pasal 89 ayat (2) Bawaslu terdiri atas:

a. Bawaslu Pusat

b. Bawaslu Provinsi

c. Bawaslu Kabupaten/Kota

d. Panwaslu Kecamatan

e. Panwaslu Keluarahan/Desa

22
f. Panwaslu Luar Negeri

g. Pengawas TPS.

Namun, bedanya Bawaslu dan Panwaslu terdapat pada pasal 89 ayat (4)

yaitu Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota bersifat tetap

sedangkan ayat (5) Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa,

Panwaslu LN, dan Pengawas TPS bersifat ad hoc atau khusus. Tugas, dan

Wewenang pasal 95 hingga pasal 116 Bawaslu dalam Undang-undang No 7

Tahun 2017 ialah :

a) Tugas Bawaslu :

1. Menyusun standar tata laksana pengawasan penyelenggaraan pemilu

disetiap tingkat pengawas pemilu di Indonesia khusus Bawaslu pusat.

2. Seluruh tingkatan Bawaslu Melakukan pencegahan terhadap

pelanggaran pada tahap awal penyelenggaraan pemilu hingga pemilu

selesai dilaksanakan dimasing-masing wilayah.

3. Keenam tingkatan Bawaslu/panwaslu selain pengawas TPS

melakukan Penindakan kepada pelanggaran pemilu; dan sengketa

proses pemilu.

4. Mengawasi persiapan penyelenggaraan pemilu baik perencanaan

pengadaan logistik oleh KPU, penetapan jadwal pemilu khusus pada

Bawaslu tingkat pusat dan sosialisasi penyelenggaran pemilu selain

pengawas TPS.

5. Mengawasi pelaksanaan tahap penyelenggaraan pemilu diseluruh

tingkat Bawaslu selain TPS.

23
6. Mencegah terjadinya kecurangan pemilu seperti praktik politik uang

seluruh tingkatan Bawaslu/panwaslu.

7. Mengawasi netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), netralitas

Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan netralitas Tentara

Nasional Indonesia khusus Bawaslu tingkat pusat.

8. Seluruh tingkat Bawaslu/panwaslu mengawasi pelaksanaan

putusan/keputusan

9. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggaraan

pemilu pada DKPP khusus Bawaslu pusat.

10. Menyampaikan dugaan tindak pidana pelanggaran pemilu pada

Gakkumdu khusus Bawaslu pusat.

11. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip seluruh tingkat

Bawaslu/panwaslu.

12. Mengevaluasi pengawasan pemilu tidak termasuk panwaslu luar

negeri dan pengawas TPS

13. Mengawasi pelaksanaan aturan KPU khusus Bawaslu pusat

b) Wewenangan Bawaslu

1. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan

dugaan pelanggaran terhadap pemilu oleh khusus tingkat Bawaslu

pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, sedangkan Panwaslu hanya

dapat menerima dan menyampaikan laporan mengenai pelanggaran

pemilu

24
2. Memeriksa, mengkaji, dan memutuskan pelanggaran administrasi

pemilu dilakukan khusus dilakukan oleh Bawaslu pusat dan Panwaslu

LN

3. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uangdan

pelanggaran lainnya dalam pemilu oleh Bawaslu pusat, Bawaslu

Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan,

sedangkan panwaslu Desa hanya sebagai menerima dan

menyampaikan pelanggaran tersebut kepada panwaslu Kecamatan

dan panwaslu LN dapat memeriksa dan mengkaji namun tidak

memutuskan tetapi diserhkan pada pihak yang berwenang.

4. Menerima, memeriksa, dan memutuskan penyelesaian sengketa

proses pemilu oleh Bawaslu Pusat, provinsi, dan Kabupaten/Kota

5. Merekomendasikan kepada instansi/organisasi tersebut menyangkut

hasil pengawasan terhadap netralitas aparatur sipil negara, netralitas

Kepolisian, dan; TNI khusus dilakukan oleh Bawaslu Pusat,

sedangkan Bawaslu Provinsi, Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,

dan LN merekomendasikan pada instansi yang bersangkutan pada

pengawasan ditingkat wilayah tertentu atas kenetralitas semua pihak

yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye.

6. Mengumpulkan bahan keterangan yang dibutuhkan pada pihak terkait

untuk dapat pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi,

pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana pemilu, dan sengketa

proses pemilu oleh seluruh tingat Bawaslu/Panwaslu

25
7. Bawaslu Pusat Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu

Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi mengoreksi

rekomendasi Bawaslu Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang

bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan

8. Bawaslu pusat membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu

Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN

9. Bawaslu pusat Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota

Bawaslu Provinsi, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota, dan angoota

Panwaslu LN.

10. Bawaslu Kabupaten/Kota mengangkat dan memberhentikan anggota

Panwaslu Kecamatan.

11. Bawaslu Kecamatan mengangkat dan memberhentikan Panwaslu

Desan dan pengawas TPS dengan mempertimbangan masukan

Bawaslu Kabupaten/Kota dan Panwaslu Desa

Bawaslu melakukan berbagai macam upaya, baik internal maupun

eskternal sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya melalui suatu

Rencana Strategis (Renstra), Upaya internal dan eskternal yang dimaksud,

ialah:

1. Peningkatan profesionalisme, spesialisasi, dan integritas struktur

kelembagaan pengawas pemilu

2. Peningkatan dukungan layanan administrasi, organisasi, dan

manajemen

3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas personel pengawas pemilu

26
4. Pengembangan pola dan metode pengawasan

5. Penguatan sistem kontrol nasional, dalam satu manajemen

pengawasan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan integratif

berbasis teknologi

6. Peningkatan dukungan sarana dan prasarana

7. Kerjasama antar lembaga.

2.3 Kerangka Pikir

Strategi Badan Pengawasan Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Sinjai

dalam Menghadapi Pemilihan Umum Serentak 2024

Indikator Straregi
1. Tranparan
2. Akuntabilitas
3. Kredibelitas
4. Parsitipasi
Sumber ( Bawaslu Sinjai,
https://sinjai.bawaslu.go.id/author/bawaslusinjai_01/)

Badan Pengawasan Pemilu Kab. Sinjai

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.4 Definisi Operasional


2.4.1 Tranparan

Transparansi atau keterbukaan berarti keputusan yang diambil dan

pelaksanaannya dilakukan dengan cara atau mekanisme yang mengikuti

27
aturan atau regulasi yang ditetapkan oleh lembaga. Transparansi juga bisa

berarti bahwa informasi yang berkaitan dengan organisasi tersedia secara

mudah dan bebas serta bisa diakses oleh mereka yang terkena dampak

kebijakan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.

2.4.2 Akuntabilitas

adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik

pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen

dan lembaga yudikatif kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain,

hal ini sering digunakan secara sinonim dengan konsep-kosnep seperti yang

dapat dipertanggungjawabkan (responsibility),kemampuan memberikan

jawaban (answeraility), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan

yang mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang

mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat menerangkannya.

2.4.3 Kredibelitas

kredibilitas pada dasarnya memberikan penjelasan bahwa

semakin kredibel sumber maka akan semakin mudah mempengaruhi cara

pandang komunikan. Dengan kata lain kredibilitas seseorang mempunyai

peranan yang penting dalam mempersuasi komunikan untuk menentukan

pandangannya.

2.4.4 Pasitipasi

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam

proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk

28
kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal

dan

atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil

pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pengawas

Pemilu ( BAWASLU) Kabupaten Sinjai

3.2 Jenis Penelitian


Jenis Peneliitian dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Moleong

(dalam Muhammad Lutfi: 2016:Edisi-3), menguraikan bahwa metode

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku,persepsi,motivasi,tindakan dan lain-lain.

Metode Kualitatif kerena ada beberapa pertimbangan didalamnya,

pertama proses penyelesaian masalah akan mudah apabila bermakna

kenyataan ganda. Kedua metode ini sangat subtansial pada hakikat dan

29
hubungan antara penelitian dengan responden. Ketiga metode ini lebih

peka dan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap pola-pola yang dihadapi

(Moleong,2012: 6).

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan permasalahan yang

diteliti, maka akan digunakan Teknik pengumpulan data dengan beberapa

cara yaitu :

a. Wawancawa yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

melakukan tanya jawab langsung kepada informan atau obyek penelitian

yang terkait tentang topik penelitian ini.

b. Obsevasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala empirik dilapangan tentang Strategi Badan Pengawasan

Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Sinjai.

c. Dokumentasi yaitu Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data-

data dan informasi terkait penelitian ini, baik dalam bentuk lembaran-

lembaran data maupun dalam bentuk foto-foto dokumentasii. (sugiyono,

2012: 298)

3.4 Informan
Menurut Meleong (2005:90), Informan adalah orang yang mempunyai

pengetahuan tentang latar penelitian dan bersedia untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Adapun

informan yaitu :

1. Ketua Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)

30
2. Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan antar Lembaga

Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)

3. Partai politik

4. Akademisi

5. Tokoh Masyarakat

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan dan setelah proses pengumpulan data. Untuk

menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan cara sebagai berikut:

3.5.1 Reduksi data

Reduksi data adalah identifikasi yang pada mulanya didentifikasi

adannya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang

memiliki makna di kaitkan dengan focus dan masalah penelitian. Atau

mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting.

Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

3.5.2 Penyajian data

Data yang sudah direduksi dan diklasifikasikan berdasarkan

kelompok masalah yang diteliti, Sehingga memungkinkan adanya

31
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang sudah disusun secara

sistematis pada tahapan reduksi data, Kemudian kelompokkan

berdasarkan pokok permasalahannya sehingga peneliti dapat mengambil

kesimpulan.

3.5.3 Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi

atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Jadi makna-makna yang

muncul dari data harus di uji kebenarannya,kecocokannya yakni yang

merupakan validitasnya. (Sugiyono, 2012).

32
DAFTAR PUSTAKA

Dianta, M. A. A. (2020). POLITIK UANG PADA PEMILIHAN UMUM DI KOTA


PALEMBANG TAHUN 2019 JURNAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Sosial Program Studi
Ilmu Politik Oleh : MGS AHMAD ANDARA DIANTA FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN POLITIK UNI. 1–10.
Febriana, R. (2020). Peran Bawaslu Dalam Pencegahan Money Politic Tahapan
Kampanye Pada Pemilu Legislatif Tahun 2019. Al-Balad: Journal of
Constitutional Law, 2.
Febriansyah, A., Marlina, S., & Noveri, I. (2020). Strategi Badan Pengawas Pemilihan
Umum Dalam Meningkatkan Kinerja Panitia Pengawas Pemilu 17 April 2019
Kec. Alam Barajo Kota …. April 2019.
http://repository.uinjambi.ac.id/id/eprint/5220
Guna, D., Memenuhi, U., Satu, S., Memperoleh, U., Sarjana, G., Program, H., & Ilmu,
S. (2018). Dijukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum.
Indasari, I., Burhanuddin, B., & ... (2020). Strategi Badan Pengawas Pemilihan Umum
Dalam Mencegah Money Politic Di Kabupaten Sinjai (Studi Kasus Pilkada 2018).
Kajian Ilmiah Mahasiswa …, 1.
https://journal.unismuh.ac.id/Index.php/kimap/article/view/3836
Kantor, P., Agama, U., Kasui, K. U. A., & Kanan, W. A. Y. (2020). Fakultas Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri ( Uin ) Raden Intanlampung 1441
H / 2020 M Universitas Islam Negeri ( Uin ) Raden Intanlampung 1441 H / 2020
M.

33
Kepada, D., Islam, U., Sunan, N., Surabaya, A., Salah, M., Persyaratan, S., Gelar, M.,
& Politik, B. I. (2021). Pernyataan Pertanggung Jawaban Penulisan Skripsi.
Nazar, E. (2021). JAMBI DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN PARTISIPATIF
DI MASA PANDEMI PADA PEMILIHAN GUBERNUR ( PILGUB ) PROVINSI
JAMBI TAHUN 2020 SKRIPSI Oleh :
Sarifuddin, S. (2019). STRATEGI BADAN PENGAWAS PEMILU DALAM
PENGAWASAN POLITIK UANG PADA PEMILIHAN SERENTAK 2019 DI
KABUPATEN MAMUJU Disusun dan Diusulkan Oleh.
Guna, D., Memenuhi, U., Satu, S., Memperoleh, U., Sarjana, G., Program, H., & Ilmu,
S. (2018). Dijukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum.
Susilo, Andhi Budi; Sa’bani, Anas. “Mahar Politik Sebagai Bagian dari Unsur Tindak
Pidana”, dalam jurnal Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2018
Hadi, Dejan Abdul; Fadhlika, Zulfa ‘Azzah; Ambarwati, Tri Sandi. “Sanksi Sosial dan
Efek Jera bagi Pelaku Tindak Pidana Money Politic dalam Pemilu” dalam jurnal
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang Volume 4 Nomor 2
Tahun 2018, pp. 398-421.
Labolo dan Ilham. 2017. Partai Politik Dan Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia
Teori, Konsep, Dan Isu Sterategis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ebin Danius, Politik Uang dan Uang Rakyat, Universitas Halmahera, 1999, dalam
www.uniera.ac.id/pub/I/I. Diakses 7 November 2019

Johny Lomulus, Sikap Pemilih terhadap Pasangan Calon Menjelang Pilkada Lampung

di Kota Bitung dalam Demokrasi Mati Suri, Jurnal Penelitian Vp. 4 No.1

2007, LIPI, hlm. 35 )

IDEA International, Electoral Justice : The International IDEA Handbook, (Stockholm

: Bulls Graphics, 2010), hlm. 199

Sultan, U., & Tirtayasa, A. (n.d.). Penyelesaian Sengketa Pemilu Sebagai. 208–220.

Sugiyono. (2012), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta
Molleong.2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Mardiyantoro, N. (2019). Metodologi Penelitian. Elearning FASTIKOM, 1–18.

34
UU No. 5 Tahun 2014 pasal huruf F

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

35

Anda mungkin juga menyukai