Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
ULVA
LISA SISWANTI
SELVIANI
RENA ASTUTI
EKA SRINILA NOVA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BONE
20022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kasih karuniaNya sehingga Makalah yang berjudul Pemilihan Umum di
Indonesia ini dapat kami selesaikan sebagaimana adanya.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen pengampu yang senantiasa
mendampingi dan membimbing kami dalam penyusunanan makalah ini. Tak lupa juga
saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
dukungan dan semangatnya kepada saya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat
pada waktunya.
Penulis menyadari akan kekurangan penyususnan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menjadi referensi
dalam pembelajaran.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN PEMILU........................................................................................3
2.2 SEJARAH PEMILU...............................................................................................4
2.3 SISTEM PEMILU DI INDONESIA.......................................................................8
2.4 PENYELENGGARA DAN SENGKETA HASIL PEMILU DI INDONESIA. . .12
BAB III................................................................................................................................14
4.1 KESIMPULAN.....................................................................................................14
4.2 SARAN.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif
(tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi
massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara
demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik
agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus
selalu komunikator politik.
Pemilu langsung merupakan salah satu jalan terbaik dan dinilai paling
bijaksana untuk memilih perwakilan dalam sistem pemerintahan. Itu semua
berdasarkan dalam Pancasila sila ke 4 yang menjelaskan bahwa untuk ikut serta
dalam system pemerintahan maka kita harus menunjuk perwakilan. Perwakilan
tersebut dapat dipilih melalui Pemilu baik pemilihan Presiden maupun Kepala
Daerah masing – masing secara langsung dan sesuai hati nurani masing – masing
dengan harapan orang yang terpilih dapat menjadi wakil dalam system
pemerintahan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.
Pada makalah ini, penulis mengajukan rumusan masalah terbatas sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam konstitusi negara kita, pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI 1945) menyebutkan: “Kedaulatan
adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”. Makna kedaulatan rakyat yang dimaksud sama
dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang terakhir dalam
wewenang untuk membuat keputusan.
Pemilu dianggap sebagai bentuk paling riil dari demokrasi serta wujud paling
konkret keiktsertaan(partisipasi) rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh
sebab itu, sistem & penyelenggaraan pemilu hampir selalu menjadi pusat
perhatian utama karena melalui penataan, sistem & kualitas penyelenggaraan
pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan pemerintahan demokratis.
Pemilu sangatlah penting bagi sebuah negara, dikarenakan:
4
melegitimasi partai-partai politik yang telah terbentuk sebelumnya sejak masa
pemerintahan Belanda dan Jepang.
Selain itu, kabinet yang ada diganti dengan Kabinet Gotong Royong dan
Ketua DPR, MPR, BPK dan MA diangkat menjadi pembantu Soekarno
dengan jabatan menteri.
5
2. Pemilu Tahun 1971
Sementara itu, Presiden dan Wakil Presiden ditentukan dari hasil Sidang
Umum MPR. Meski Soeharto menjadi Presiden selama 32 tahun, Wakil
Presiden selalu berganti setiap periode.
6
Dengan persiapan yang tergolong singkat, pemilu 1999 diselenggarakan
pada 7 Juni 1999. Pemilu pada tahun itu terlaksana secara damai tanpa ada
kekacauan.
Kemudian dari hasil Sidang Umum MPR, Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dilantik menjadi
Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam pemilu 2004 Presiden dan Wakil Presiden dapat dipilih langsung
oleh rakyat lantaran terjadi perubahan amandemen UUD 1945.
Selain itu, pemilu periode 2004, dilaksanakan dua putaran. Putaran pertama
pada 5 Juli 2004 dan putaran kedua pada 20 September 2004.
7
6. Pemilu Tahun 2009
Pemilu tahun 2009 dilaksanakan pada 8 Juli untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden, sedangkan pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD
dilaksanakan pada 9 April 2009.
Pada pemilihan umum tahun 2014, pelaksanaannya tidak berbeda jauh dari
tahun sebelumnya. Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014
diselenggarakan pada 9 April (dalam negeri) dan 30 Maret sampai 6 April
2014 (luar negeri).
Dilaksanakan pada 17 April 2019, pemilu periode ini diikuti oleh 14 partai
politik nasional dan 4 partai politik lokal Aceh.
Pemilu tahun 2019 dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf
Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden untuk tahun 2019 - 2024.
8
Terdapat bagian-bagian atau komponen-komponen yang merupakan sistem itu
sendiri dalam melaksanakan pemilihan umum diantaranya:
Sistem hak pilih
Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup
bersama-sama dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-
persekutuan inilah yang diutamakan menjadi pengendali hak pilih.
9
kali yaitu yang pertama untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
pada bulan September dan yang kedua untuk memilih anggota Konstituante
pada bulan Desember. Sistem yang diterapkan pada pemilu ini
adalah sistem pemilu proporsional.
Akan tetapi stabilitas politik yang begitu diharapkan dari pemilu tidak
tercapai. Kabinet Ali (I dan II) yang terdiri atas koalisi tiga besar: NU, PNI
dan Masyumi terbukti tidak sejalan dalam menghadapi beberapa masalah
terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden Soekarno zaman
Demokrasi Parlementer berakhir.
Pendapat yang dihasilkan dari forum diskusi ini menyatakan bahwa sistem
distrik dapat menekan jumlah partai politik secara alamiah tanpa paksaan,
dengan tujuan partai-partai kecil akan merasa berkepentingan untuk
10
bekerjasama dalam upaya meraih kursi dalam sebuah distrik. Berkurangnya
jumlah partai politik diharapkan akan menciptakan stabilitas politik dan
pemerintah akan lebih kuat dalam melaksanakan program-programnya,
terutama di bidang ekonomi.
Pada tahun 2004 peserta pemilu berkurang dari 48 menjadi 24 parpol saja.
Ini disebabkan telah diberlakukannya ambang batas(Electroral Threshold)
sesuai UU no 3/1999 tentang PEMILU yang mengatur bahwa partai politik
yang berhak mengikuti pemilu selanjtnya adalah parpol yang meraih
sekurang-kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR. Partai politikyang tidak
mencapai ambang batas boleh mengikuti pemilu selanjutnya dengan cara
bergabung dengan partai lainnya dan mendirikan parpol baru.
Untuk partai politik baru. Persentase threshold dapat dinaikkan jika dirasa
perlu seperti persentasi Electroral Threshold 2009 menjadi 3% setelah
11
sebelumnya pemilu 2004 hanya 2%. Begitu juga selanjutnya pemilu 2014
ambang batas bisa juga dinaikan lagi atau diturunkan.
Sengketa atau perselisihan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) sengketa dalam
proses pemilu (khususnya yang terjadi antar-peserta pemilu atau antarkandidat)
yang selama ini ditangani panitia pengawas pemilu; dan (2) sengketa atau
perselisihan hasil pemilu. Sesuai ketentuan UUD 1945, UU Pemilu, dan UU
MK; wewenang penyelesaian perselisihan hasil pemilu berada di tangan
Mahkamah Konstitusi.
Sebenarnya ada lagi sengketa yang ketiga, yang tidak diatur di dalam UU,
yakni: (3) sengketa peserta atau calon yang keberatan atas penetapan KPU atau
KPUD. Sejumlah masalah terjadi dalam pemilu dan pilkada terjadi sebagai
akibat kekurangan aturan main yang perlu diperbaiki pada masa mendatang.
Salah satu masalah yang kerap muncul adalah keputusan penyelenggara pemilu
mengenai peserta pemilu dan kandidat presiden (serta kandidat kepala daerah).
Gagalnya calon peserta pemilu serta bakal kandidat presiden dan kepala daerah
akibat keputusan penyelenggara pemilu masih terus terjadi.
12
Penetapan peserta pemilu, calon anggota DPR/DPRD, calon presiden, dan
calon kepala daerah merupakan tahapan penting dalam proses pemilu. Siapa
yang menentukan lolosnya-tidaknya kandidat? Apabila seseorang dinyatakan
tidak lolos adakah saluran hukum untuk mengadu? Kerangka hukum dalam
soal ini mengandung kelemahan, yaitu penetapan satu lembaga untuk satu soal
yang amat penting dalam proses demokrasi ternyata tidak dapat diuji dan harus
diterima. Tidak ada alat uji untuk mengetahui apakah keputusan dan/atau
penetapan itu mengandung kesalahan ataukah tidak.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
14
umum sudsah berjalan denganm baik. Akan tetapi, itu belum berarti kehidupan
kepartaian Indonesia juga sudah benar-benar siap untuk memasuki zaman
global. Sejumlah kelemahan yang bisa diinventarisir dari kepartaian kita
adalah rekrutmen politik, kemandirian secara pendanaan, kohesivitas
internal,dan kepemimpinan.
3.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
http://syah8400.blogspot.com/2015/06/makalah-pemilu-diindonesia.html
https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=pemilu+indonesia
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6329581/sejarah-pemilu-di-indonesia-dari-
masa-ke-masa-mulai-1955-hingga-2019
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEw
iHoM7H2IT8AhUFT3wKHeTwDyEQFnoECCoQAQ&url=https%3A%2F
%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F45207-ID-penanganan-
sengketa-pemilu.pdf&usg=AOvVaw2roVcPPq3mxIBez4kF1_uG
16