SITI SAHIRA
220402032
Proposal ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji dan disetujui sebagai
Tim Pembimbing
Mengetahui
Fatmawati,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN.0903068604
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
satu persyaratan untuk mengikuji ujian sidang pada Program Studi S1 Keperawatan
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, saran serta doa dari
berbagai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikannya. Maka dari itu melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada orang tua tercinta ayahanda Andi Sabaruddin dan ibunda Kartini
serta keluarga yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberikan motivasi dan
support agar tetap semangat serta dukungan yang diberikan baik secara material
maupun spiritual.
Selama proses pembuatan proposal ini banyak kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi, atas bantuan dan bimbingan dari pihak yang terlibat didalamnya
sehingga hambatan tersebut dapat penulis hadapi dengan baik, oleh karena itu
iii
1. Ibu Hj. Fibriani Sulianti Sanusi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan
4. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, SKG., MARS selaku Dekan Fakultas
penulis.
6. Ibu Fatmawati Darwis, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi Studi S1
iv
9. Teman – teman mahasiswa terutama teman seangkatan yang telah banyak
penulisan dalam menyusun proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini
tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, namun penulis
berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi
semua pihak. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun penulis
Siti Sahira
v
DAFTAR ISI
vi
8. Metode ERACS Terbaru / Terlama ................................................. 25
9. Perbandingan Metode ERACS dan Konvensional ......................... 26
C.Tinjauan Umum Mobilisasi ....................................................................... 26
1. Definisi Mobilisasi ......................................................................... 27
2. Tujuan Mobilisasi ........................................................................... 28
3. Manfaat Mobilisasi ......................................................................... 29
4. Jenis-Jenis Mobilisasi ..................................................................... 29
5. Tahap-Tahap Mobilisasi ................................................................. 30
6. Rentang Gerak Mobilisasi .............................................................. 32
7. Pelaksanaan Mobilisasi................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 34
A. Metode Penelitian...................................................................................... 34
B. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti .................................................... 34
C. Kerangka Konsep ...................................................................................... 34
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objek................................................... 35
E. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 35
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 36
G. Populasi dan Sampel ................................................................................. 36
H. Pengumpulan Data dan Penyajian Data .................................................... 38
I. Analisis Data ............................................................................................... 39
J. Etika Penelitian......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
5. SC : Sectio caesarea
7. AKI : Ibu
8. EKG : Elektrokardiogram
Rahim
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan diartikan sebagai proses alami yang sangat penting bagi seorang
ibu dimana terjadi pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau aterm (37-42 minggu) (Murliana & Omega, 2022). Persalinan
dengan cara membuat sayatan untuk membuka dinding perut dan dinding uterus
atau suatu histerotomi untuk mengeluarkan janin yang berada di dalam rahim
ibu (Putra et al., 2021). Persalinan dengan metode Sectio caesarea (SC)
dilakukan atas dasar indikasi medis baik dari sisi ibu dan janin, seperti placenta
previa, presentasi atau letak abnormal pada janin, serta indikasi lainnya yang
dapat membahayakan nyawa ibu maupun janin (Murliana & Omega, 2022).
Metode persalinan ERACS saat ini telah menjadi suatu yang fenomenal di
masyarakat, khususnya bagi para ibu hamil. Hal tersebut terutama setelah ada
salah satu istri dari selebritis terkenal yang melahirkan dengan metode tersebut
pasien dilarang bergerak selama 12 jam, maka dengan metode ERACS pasien
1
bisa duduk dengan nyaman setelah 2 jam pasca operasi caesar. Bahkan, kurang
dari 24 jam, pasien sudah dapat melakukan aktivitas ringan, seperti buang air
kecil maupun berjalan secara mandiri tanpa perlu takut muncul rasa nyeri
(Karunia, 2016)
metode sectio caesarea (SC) telah meningkat di seluruh dunia, bahkan telah
nyawa ibu dan bayi yaitu sebesar 10%-15% (Ulfa, 2021). Wilayah Karibia dan
Amerika Latin menjadi penyumbang tertinggi dengan angka 40,5%, Eropa (25
persen), Asia (19,2 persen) dan Afrika (7,3 persen) (Citrawati et al., 2021).
persalinan SC adalah 17,6 persen, paling tinggi Jakarta (31,3 persen) dan
mendapatkan data bahwa persalinan SC 35,7 sampai 55,3 persen dari 17.665
kelahiran. 19,5 sampai 27,3 persen karena indikasi CPD (ukuran lingkar
panggul ibu sempit), 11,9 - 21% akibat perdarahan hebat dan 4,3 - 8,7% akibat
negara berkembang mencapai 5-15% per negara, salah satu negara berkembang
adalah Indonesia (WHO, 2018). Wilayah Karibia dan Amerika Latin menjadi
penyumbang tertinggi dengan angka 40,5%, Eropa (25 persen), Asia (19,2
persen) dan Afrika (7,3 persen) (Citrawati et al., 2021). Berdasarkan hasil Riset
2
dengan tindakan vaginal mencapai 81,5% dan tindakan sectio caesarea
Indonesia yaitu di DKI Jakarta sebesar 31,1% dan tindakan sectio caesarea
kematian ibu antara lain kekurangan energi kronis pada kehamilan (6,6%), dan
anemia pada kehamilan (40%) (Kalombeng et al., 2022). Persalinan dengan sectio
bagi ibu yang memiliki resiko tinggi dalam proses persalinan atau untuk
adanya luka bekas operasi juga menimbulkan nyeri pada ibu, sehingga ibu
dan nyeri tekan apabila tidak melakukan mobilisasi dini (Firdaus, 2022).
nyaman karena rasa nyeri lebih sedikit dan proses pemulihan setelah operasi
3
dari konsep ERAS (Enhanced Recovery After Surgery) yang telah digunakan
pada bedah digestif dan telah terbukti meminimalkan lama rawat dan
hal tersebut, konsep ERAS mulai diaplikasikan pada operasi selain bedah
digestif salah satunya diterapkan pada operasi section caesarea (Tiara, 2022)
paru. Selain itu, risiko terjadi infeksi saluran kemih juga meningkat dan
beresiko terjadi kontraktur pada sendi dan atrofi pada otot (Ghozali &
Damaiyanti, 2018).
respon emosi dan prilaku, seperti: ketakutan, bermusuhan, merasa tidak berdaya
mengalami depresi atau stres disebabkan konsep diri dan peran mengalami
termasuk rasa takut bergerak segera setelah operasi karena khawatir terhadap
4
nyeri (Markhamah & Sulastri, 2016). Imobilisasi pasca SC konvensional dapat
berlangsung lama karena rasa takut ini, ditambah dengan larangan bergerak
hingga 12 jam setelah operasi. Oleh karena itu, mobilisasi awal biasanya baru
Cesarean Section (ERACS), pasien dapat mulai duduk dengan nyaman setelah
2 jam pasca operasi. Tak hanya itu, dalam kurang dari 24 jam, pasien sudah bisa
menjalani aktivitas ringan seperti buang air kecil dan berjalan sendiri tanpa
karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau
mobilisasi dini efektif dalam meningkatkan mobilitas fisik pada ibu post section
caesaera. Penelitian yang dilakukan oleh (Murliana & Omega, 2022) di RS Drajat
Prawiranegara (RSDP) pada bulan April Tahun 2022 bahwa mobilisasi dini
dilakukan oleh (Ratnasari, 2022) di RS Hermina Daan Mogot tahun 2022 bahwa
5
Berdasarkan latar belakang di atas, Maka penulis tertarik meneliti Dengan
B. Rumusan Masalah
Tenriawaru Kab.Bone?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Bone.
2. Tujuan Khusus
6
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktisi
a. Bagi responden
b. Bagi Profesi
c. Bagi peneliti
kuliah.
lain yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Sumaryati et al., 2018).
Tindakan SC disebabkan oleh 2 faktor indikasi yaitu faktor ibu dan faktor
janin (Sari, 2022). Faktor ibu antara lain panggul sempit dan distosia
toxemia gravidarum (Hadi et al., 2020). Faktor janin antara lain gawat janin,
yang dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan saraf rahim dalam dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram
ketat dan cermat dengan membuat sayatan di dinding perut dan dinding
8
rahim, sehingga menyebabkan adanya luka bekas operasi yang cukup besar,
yang membuat ibu merasa khawatir dan takut untuk melakukan pergerakan
2. Tujuan
kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya, selain itu juga untuk
3. Indikasi
Indikasi sectio caesarea terdiri dari dua yaitu indikasi medis dan non
9
Indikasi sectio caesarea dapat diuraikan sebagai berikut (Safitri,
2020a).
f. Kehamilan ganda
i. Pilihan ibu
4. Patofisiologi
seperti pannggul sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-eklamsi, dan
10
secara mandiri sehingga akan menimbul masalah defisit perawatan diri
menyebabkan adanya luka post operasi, bila tidak dirawat dengan baik
2020b):
1) Terjadi infeksi
11
otak, hati, dan lainya bisa juga berakibat kematian. Terjadi juga
infeksi pada rahim bila ibu terkena infeksi sebelumnya seperti pecah
2021).
3) Pendarahan Berlebihan
Tetapi keracunan darah pada sectio caesarea dapat terjadi ketika ibu
12
sudah mengalami infeksi seperti infeksi rahim bagian bawah dan air
melahirkan lebih dari 3 kali bahkan sampai 4 kali (Fitri, 2020). Pada
6. Pemeriksaan Penunjang
yaitu :
c. Elektrolit
d. Pemantauan EKG
e. Urinalis
f. Hemoglobin/Hematokrit
g. Golongan Darah
13
i. Pemeriksaan sinar X sesuai indikasi.
a. Infeksi
lama.
b. Perdarahan
2) Perdarahan placentalbed
c. Atoniauteri
jam dan minum 2 jam sebelum masuk ruang operasi .Pasien akan
14
mobilisasi setelah tindakan bedah. Selain itu pasien juga dianjurkan
b. Mencegah Mual
Post Sectio Caesarea, banyak ibu yang kerap merasakan mual akibat
efek samping obat bius yang diberikan. Namun metode ERACS mampu
nyeri berupa Tylenol dan Ibuprofen terjadwal atau obat anti imflamasi
nonstroid(NSAID) lainya melalui oral atau infus. Tim Dokter juga akan
15
epidural pasien selama diruang operasi. Tujuanya untuk
dikembalikan secara and to and pada lokasi yang sama serta memilih
operasi.
1. Definisi
caesar.
16
ERACS adalah metode yang mengkoordinasikan berbagai elemen
untuk mengurangi stres fisik dan psikologis pasien selama proses operasi
akar pada konsep Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) yang awalnya
17
karena itu, ERACS merupakan penyesuaian dan penerapan prinsip-prinsip
dari berbagai organisasi dan institusi dalam bidang medis. Sebagai contoh,
sudah membawa dampak positif bagi pasien dan tenaga kesehatan yang
terlibat dalam perawatan bedah, dan diharapkan akan terus ditingkatkan dan
3. Tujuan
18
caesar dan meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi. ERACS
2023)
4. Manfaat
diantaranya:
operasi caesar. Penerapan metode ini berarti pasien dapat pulih lebih
cepat, dapat kembali dalam kondisi normal lebih cepat, dan memiliki
19
pengurangan risiko infeksi, pembekuan darah, masalah pencernaan,
operasi caesar. Hal ini memiliki dampak positif baik bagi pasien
2023)
5. Prinsip-prinsip ERACS
20
b. Optimasi Nutrisi: menentukan strategi nutrisi yang tepat sebelum dan
operasi.
mengurangi komplikasi.
pendekatan ini dan mencakup setiap aspek perawatan pasien. Tahapan ini
21
mungkin diberikan instruksi tentang nutrisi dan hidrasi sebelum
operasi.
mobilisasi dini dan diberikan nutrisi dan hidrasi yang tepat untuk
hal penting:
22
c. Manajemen Nyeri: ERACS menekankan penggunaan strategi
yang lebih rigida, sedangkan metode ERACS yang paling baru dan
23
juga mungkin memasukkan teknologi dan teknik baru seperti berbagai jenis
a. Periode Praperasi
manajemen rasa sakit. Selain itu, pentingnya nutrisi yang baik dan
b. Periode Intraoperasi
24
Dalam ERACS, ada standar yang jelas untuk prosedur anestesi dan
c. Periode Pascaoperasi
25
C. Tinjauan Umum Mobilisasi Ibu Bersalin
1. Definisi
2018).
atau kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan. Menurut
(Sumaryati et al., 2018) dan (El-sayed et al., 2020) tahapan mobilisasi dini pada
impaksi fekal.
26
Imobilisasi juga dapat menyebabkan pasien memiliki resiko tinggi
dan perasaan tidak berdaya sampai ansietas ringan bahkan sampai psikosis;
depresi karena perubahan peran dan konsep diri, gangguan pola tidur
merasa takut untuk mobilisasi lebih awal karena ketakutan pada rasa nyeri
sangat lama dalam kondisi imobilisasi, hal tersebut selain akibat takut rasa
nyeri, pasien juga dilarang bergerak selama 12 jam. Sehingga pasien baru
jam pasca operasi. Bahkan, kurang dari 24 jam, pasien sudah dapat
melakukan aktivitas ringan, seperti buang air kecil maupun berjalan secara
27
2. Tujuan
memperlancar eliminasi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK),
pneumonia, retensi urin dan mengurangi long of stay (LOS) lama hari rawat
3. Manfaat
sehingga otot perutnya kuat dan mengurangi rasa sakit dan mempercepat
faal usus dan kandung kencing lebih baik dan membantu mempercepat
merasa lebih sehat misalnya adanya kontraksi uterus (Karyati et al., 2018).
menghidari morbiditas
28
e. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka pasca bedah
4. Jenis-Jenis Mobilisasi
a. Setelah operasi 6 jam pertama ibu pasca secsio sesarea harus melakukan
tirah baring terduhulu serta bisa melakukan mobilisasi dini pertama kali
serta menekuk.
29
b. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat melakukan miring kanan
2021).
b. Rentang gerak aktif yaitu dengan melatih kelenturan dan kekuatan otot
mandiri.
miring kanan dan kiri serta berjalan ke kamar mandi (Safitri, 2020)
7. Pelaksanaan Mobilisasi
anastesi spinal dapat dilakukan pada 24 jam setelah operasi sedangkan pada
pasien dengan anastesi umum dapat dilakukan sedini mungkin mulai dari 6-
12 jam setelah operasi pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post sectio
30
1) Pada hari pertama setelah operasi ibu berbaring di tempat
2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur dan duduk
2) Pada hari kedua pasien dapat duduk ditempat tidur sambal makan,
kekamar mandi.
3) Pada hari ketiga pasien dapat berjalan keluar kamar dengan dibantu
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
32
suatu histerotomi untuk mengeluarkan janin yang berada di dalam rahim ibu.
Dalam variable dependen (terikat) adalah mobilisasi dini yang merupakan
gerakan- gerakan atau posisi yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan
dengan persalinan caesarea setelah beberapa jam (Wardhana et al., 2022).
Beberapa tahun terakhir persalinan normal dianggap sebagai cara
melahirkan yang sulit dan cenderung berbahaya bagi ibu bersalin dan bayinya,
sehingga metode SC pada sebagian masyarakat menjadi pilihan alternatif dalam
metode bersalin, akan tetapi dampak dari persalinan section caesarea sendiri
ialah rasa nyeri sehingga sulit melakukan pergerakan sehingga munculah
metode baru yang disebut metode eracs. Hal-hal yang membuat metode ERACS
menyita perhatian masyarakat, dikarenakan metode ERACS diklaim bisa
mengurangi nyeri pasca operasi, serta memungkinan proses pemulihan lebih
cepat. Jika umumnya setelah menjalani persalinan caesar konvensional pasien
dilarang bergerak selama 12 jam, maka dengan metode ERACS pasien bisa
duduk dengan nyaman setelah 2 jam pasca operasi caesar. Bahkan, kurang dari
24 jam, pasien sudah dapat melakukan aktivitas ringan, seperti buang air kecil
maupun berjalan secara mandiri tanpa perlu takut muncul rasa nyeri khususnya
yang dilakukan di UPT RSUD Tenriawaru Kab.Bone.
Hubungan dua variable tersebut sangat berkaitan dikarenakan sangat di
perlukan pengetahuan untuk mengetahui adanya Ekfetivitas dari sectio
caesarea metode eracs terhadap percepatan mobilisasi ibu bersalin.
C. Kerangka Konsep
33
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Garis Pengaruh
34
2 Variabel Dependen: Kemampuan Diukur Normal: Skala
Percepatan seseorang untuk berdasarkan pemulihan dan Interval
Mobilisasi bergerak dan laporan pasien mobilisasi total
bekerja secara dan observasi dalam waktu
spontan dan langsung oleh kurang dari 72
independen petugas medis, jam.
setelah operasi menggunakan
Sectio Caesarea, lembar Percepatan:
termasuk observatif. pemulihan dan
gerakan seperti mobilisasi total
berjalan, duduk, dalam waktu
atau bergerak di kurang dari 48
tempat tidur. jam.
Lambat:
pemulihan dan
mobilisasi total
dalam waktu
lebih dari 72
jam.
35
E. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis pada penelitian Metode ERACS ini adalah quasi eksperimen adalah
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
36
Adapun kriteria pegambilan sampel yaitu :
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
1. Pengumpulan data
b. Data sekunder
a. Editing
37
Tahapan dimana data yang telah dikumpulkan dilakukan pemeriksaan
b. Skoring
jika tidak melakukan sesuai tahapan mobilisasi dini, dan poit 2 jika
c. Coding
d. Tabulating
38
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
J. Etika Penelitian
2. Nominity, yaitu pada nama responden tidak dicamtumkan nama tetapi inisial
subjek penelitian.
39
DAFTAR PUSTAKA