DI INDONESIA
OLEH :
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kasih karuniaNya sehingga Makalah yang berjudul Sistem Pemilihan
Umum di Indonesia ini dapat kami selesaikan sebagaimana adanya.
Penyusunan makalah ini saya tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Politik dan Pemerintahan Indonesia Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Universitas Mataram dengan dosen pengampu Mata Kuliah Sistem
Politik dan Pemerintahan Indonesia, agar para mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami materi perkuliahan tentang Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem
politik dan pemerintahan Indonesia Bapak Mustari yang senantiasa mendampingi dan
membimbing kami dalam penyusunanan makalah ini. Tak lupa juga saya ucapkan terima
kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan semangatnya
kepada saya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari akan kekurangan penyususnan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menjadi referensi
dalam pembelajaran Sistem politik dan pemerintahan Indonesia di dalam kelas.
Penyusun
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN PEMILU........................................................................................3
2.2 SISTEM PENYELENGGARAAN PEMILU.........................................................3
BAB III..................................................................................................................................5
3.1 PEMILU..................................................................................................................5
3.2 PENTINGNYA PEMILU.......................................................................................5
3.3 ASAS-ASAS PEMILU...........................................................................................6
3.4 SISTEM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA..................................................7
BAB IV................................................................................................................................10
4.1 KESIMPULAN.....................................................................................................10
4.2 SARAN.................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif
(tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi
massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara
demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi
dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu
komunikator politik.
Pemilu langsung merupakan salah satu jalan terbaik dan dinilai paling bijaksana
untuk memilih perwakilan dalam sistem pemerintahan. Itu semua berdasarkan dalam
Pancasila sila ke 4 yang menjelaskan bahwa untuk ikut serta dalam system
pemerintahan maka kita harus menunjuk perwakilan. Perwakilan tersebut dapat
dipilih melalui Pemilu baik pemilihan Presiden maupun Kepala Daerah masing –
masing secara langsung dan sesuai hati nurani masing – masing dengan harapan orang
yang terpilih dapat menjadi wakil dalam system pemerintahan untuk memperjuangkan
aspirasi rakyat.
1
Dalam pelaksanaan pemilu di lapangan banyak sekali ditemukan penyelewengan –
penyelewengan. Kecurangan ini dilakukan oleh para 3 bakal calon seperti money
politics, intimidasi, pendahuluan start kampanye, kampanye negatif, manipulasi data
dan lain-lain
Pada makalah ini, penulis mengajukan rumusan masalah terbatas sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pemilihan umum?
2. Bagaimanakah jalannya sistem pemilihan umum di Indonesia?
3. Apa itu sistem pemilihan umum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Bidang ilmu politik mengenal beberapa sistem pemilihan umum yang berbeda-
beda dan memiliki cirikhas masing-masing akan tetapi, pada umumnya berpegang
pada dua prinsip pokok, yaitu:
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PEMILU
Pemilu dianggap sebagai bentuk paling riil dari demokrasi serta wujud paling
konkret keiktsertaan(partisipasi) rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh
sebab itu, sistem & penyelenggaraan pemilu hampir selalu menjadi pusat
perhatian utama karena melalui penataan, sistem & kualitas penyelenggaraan
pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan pemerintahan demokratis.
Pemilu sangatlah penting bagi sebuah negara, dikarenakan:
Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.
Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh
legitimasi.
5
Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses
politik.
Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin
secara konstitusional.
1. Langsung
Langsung, berarti masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih
secara langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan diri sendiri
tanpa ada perantara.
2. Umum
Umum, berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yg
memenuhi persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis
kelamin, golongan, pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.
3. Bebas
Bebas, berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai
pemilih pada pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan
dicoblos untuk membawa aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari
siapa pun.
4. Rahasia
Rahasia, berarti dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan
pilihannya. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat
diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.
5. Jujur
Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan
juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Adil
Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan
umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak
mana pun.
6
3.4 SISTEM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA
Akan tetapi stabilitas politik yang begitu diharapkan dari pemilu tidak
tercapai. Kabinet Ali (I dan II) yang terdiri atas koalisi tiga besar: NU, PNI
dan Masyumi terbukti tidak sejalan dalam menghadapi beberapa masalah
terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden Soekarno zaman
Demokrasi Parlementer berakhir.
7
3. Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)
Setelah turunnya era Demokrasi Terpimpin yang semi-otoriter, rakyat
berharap bisa merasakan sebuah sistem politik yang demokratis & stabil.
Upaya yang ditempuh untuk mencapai keinginan tersebut diantaranya
melakukan berbagai forum diskusi yang membicarakan tentang sistem distrik
yang terdengan baru di telinga bangsa Indonesia.
Pendapat yang dihasilkan dari forum diskusi ini menyatakan bahwa sistem
distrik dapat menekan jumlah partai politik secara alamiah tanpa paksaan,
dengan tujuan partai-partai kecil akan merasa berkepentingan untuk
bekerjasama dalam upaya meraih kursi dalam sebuah distrik. Berkurangnya
jumlah partai politik diharapkan akan menciptakan stabilitas politik dan
pemerintah akan lebih kuat dalam melaksanakan program-programnya,
terutama di bidang ekonomi.
8
UU no 3/1999 tentang PEMILU yang mengatur bahwa partai politik yang
berhak mengikuti pemilu selanjtnya adalah parpol yang meraih sekurang-
kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR. Partai politikyang tidak mencapai
ambang batas boleh mengikuti pemilu selanjutnya dengan cara bergabung
dengan partai lainnya dan mendirikan parpol baru.
Untuk partai politik baru. Persentase threshold dapat dinaikkan jika dirasa
perlu seperti persentasi Electroral Threshold 2009 menjadi 3% setelah
sebelumnya pemilu 2004 hanya 2%. Begitu juga selanjutnya pemilu 2014
ambang batas bisa juga dinaikan lagi atau diturunkan.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
10
terhadap publik kalau tidak akan menimbulkan oligarki pemerintahan. Pada
akhirnya konsilidasi partai politik dan sistem pemilihan umum sudsah berjalan
denganm baik. Akan tetapi, itu belum berarti kehidupan kepartaian Indonesia juga
sudah benar-benar siap untuk memasuki zaman global. Sejumlah kelemahan yang
bisa diinventarisir dari kepartaian kita adalah rekrutmen politik, kemandirian
secara pendanaan, kohesivitas internal,dan kepemimpinan.
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. http://syah8400.blogspot.com/2015/06/makalah-pemilu-diindonesia.html
2. https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C
%93&q=pemilu+indonesia
11
12