Anda di halaman 1dari 6

Sistem Politik Indonesia

Ujian Tengah Semester


Tema: Sistem Pemilukada Serentak di Indonesia
Sistem Pemilukada Serentak sebagai Bentuk Edukasi Politik Berbasis Demokratis

Nama : Fevi Hayu Mandariz


NIM : 201610040311069
Kelas : 4E

Jurusan Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
2018
Sistem Pemilukada Serentak sebagai Bentuk Edukasi Politik Berbasis Demokratis

I. Latar Belakang

Pemilu di Indonesia telah dilakukan sebanyak 11 kali yaitu dimulai pada tahun
1955 dengan menerapkan sistem yang cenderung berubah dan didukung oleh partai
politik yang jumlah setiap masanya selalu berubah (variatif). Sedangkan dalam
Pemilu menganut asas Luber Jurdil (Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil),
yang dimana telah diterapkan sejak masa orde baru dalam masa kepemimpinan
Soeharto. Selama ini telah menerapkan setidaknya dua sistem dalam pemilu di
Indonesia yaitu sistem distrik dan sistem proporsional. Yang dimana sistem distrik
merupakan sistem yang didasarkan pada letak dan kesatuan geografis dan sistem
proporsional bertujuan untuk menciptakan stabilias sistem pemerintahan. Pada
perjalanannya, sistem proporsional yang diterapkan pada pemilu sejak awal
kemerdekaan Indonesia dalam anutan sistem politik multipartai dan sistem
parlementer, yang terjadi adalah justru ketidakstabilan dalam sistem pemerintahan
sebagaimana terihat dari seringnya terjadi pergantian kabinet.
Adanya hasil yang kurang maksimal dari beberapa sistem pemilu yang telah
diterapkan di Indonesia, maka terciptalah sistem baru yaitu sistem pemilukada
serentak, yang dimana harapan dari adanya sistem ini akan tercipta tingkat efektivitas
dan efisiensi yang tinggi dalam berbagai sisi, seperti dalam bidang anggaran dan juga
terdapat manfaat lain yaitu dapat memberikan edukasi politik kepada warga negara
Indonesia dan penerapan proses demokratisasi lebih luas bagi masyarakat yang mana
dapat memberikan hak secara bebas dalam memilih.

II. Rumusan Masalah

II.1. Apakah tujuan yang melatarbelakangi adanya Sistem Pemilukada


Serentak di Indonesia?
II.2. Bagaimana strategi yang digunakan dalam Sistem Pemilukada Serentak di
Indonesia?
II.3. Apakah hasil yang diharapkan dari penerapan Sistem Pemilukada
Serentak di Indonesia?

III. Pembahasan

Sistem pemilu di Indonesia secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu sistem
proporsional dan sistem non proporsional (sistem distrik). Namun sebebnarnya jika
dilihat dari sistem-sistem pemilu yang telah dijalani atau dipakai oleh negara-negara,
terdapat banyak jumlah sistem pemilu tetapi dapat diklasifikasikan dalam bentuk
yang besar menjadi dua sistem tersebut. (Farrell. 2001; Reeve dan Ware, 1992;
Rynonold et al., 2005). Sedangkan pengertian pemilu menurut Suryo Untoro bahwa
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah suatu pemilihan yang dilakukan oleh warga negara
Indonesia yang mempunyai hak pilih, untuk memilih wakil-wakilnya yang duduk
dalam Badan Perwakilan Rakyat, yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I dan Tingkat II (DPRD I dan DPRD II). Tujuan
dari pemil adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk
membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagai mana diamanatkan dalam UUD
1945.
Pada hakikatnya, pemilukada dilakukan agar terpilih seorang pemimpin
pemerintahan yang mampu menyejahterakan dan memajukan, yang dimana dalam
pemilihannya memasukkan unsur demokratis. Menurut Harris Soche, Demokrasi
adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan itu melekat
pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat dan orang yang
banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan
pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
Pada tahun 2018 ini akan diadakan pemilukada serentak di 17 Provinsi yakni
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Serta pilkada serentak juga
akan dilaksanakan di 83 Kota dan Kabupaten. Sedangkan pemilukada sudah
diberlakukan sejak tahun 2015, yang mana telah tercantum dalam Undang-Undang
yaitu Undang-undang (UU) No. 32 Tentang pemerintaham daerah, Undang-undang
(UU) No. 32 tentang penjelasan pemerintahan daerah, Peraturan Pemerintah (Perpu)
Nomor 17 tentang perubahan atas peraturan Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan,
pengesahan, penggantian dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah,
PP pengganti UU Nomor 3 tentang Perpu nomor 3 tahun 2005.
Sistem Pemlikada Serentak telah diresmikan oleh KPU (Komisi Pemilihan
Umum) pada priil 2015, yang dimana telah direncanakan untuk dilakukan dalam tiga
gelombang yaitu gelombang pertama dilakukan pada 9 Desember 2015, ditujukan
kepada kepala daerah yang memasuki akhir dari masa jabatan tahun 2015 dan masa
awal pada tahun 2016. Gelombang yang kedua telah dijadwalkan pada Februari 2016
untuk kepada daerah yang telah berakhir masa jabatannya pada semester kedua di
tahun 2016 dan 2017. Sedangkan gelombang ketiga akan dilaksanakan pada juni 2018
mendatang, yang dimana akan ditujukan kepada kepala daerah yang akan berakhir
masa jabatannya pada tahun 2018 dan 2019. Proses ini merupakan teroosan penting
yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengupayakan pemilukada sebagai
momentum untuk memilih kepala daerah baik provinsi maupun kota/kabupaten
secara besar-besaran (masif), terorganisir dan terstruktur.
Adanya Sistem Pemilukada Serentak ini juga merupakan bentuk dari hasil
evaluasi sistem-sistem pemilu yang telah dilakukan sebelumnya yaitu sistem
proporsional dan sistem non proporsional (sistem distrik). Karena dengan adanya
sistem ini akan tercipta tinkat efektivitas dan efisiensi dari keluarnya anggaran,
waktu, tenaga dan sikap demokratis dari warga negara Indonesia.

IV. Penutup

Sistem Pemilukada Serentak yang telah diresmikan sejak tahun 2015 sebenarnya
menuai tim pro dan kontra karena memang pada dasarnya semua sistem yang telah
dijalankan di Indonesia memiliki kekurangn dan kelebihan masing-masing. Namun
disamping itu pula tetap kembali pada tujuan awal dari diadakannya pemilu adalah
terciptanya negara yang demokratis, Yang dimana seluruh masyarakat Indonesia baik
lelaki maupun perempuan, kaya atau miskin memiliki hak untuk memilih wakil
rakyat secara rasional. Maka mengingat lagi dari tujuan diadakannya sistem
pemilukada serentak adalah agar tercipta tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi
dari berbagai sisi yaitu anggaran, waktu, tenaga dan tingkat edukatif bagi masyarakat
Indonesia dalam memilih tokoh politik.
Daftar Pustaka

Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia Konsolidasi Demokrasi Pasca- Orde Baru.
Jakarta: Prenadamedia Group

Budiardjo, Miriam,  2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Surbakti, Ramlan, 1999, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo.

Jurnal : http://digilib.unila.ac.id/11480/3/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai