Pemilu di Indonesia
• ERDY SYARIFUDDIN SARAGIH 233114023
Presented by kelompok 7
Kata Pengantar
Puji syukur Tim Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-
Nya, Tim Penyusun dapat menyelesaikan penulisan Naskah Akademik Rancangan
Undang-Undang tentang Penyelarasan Pemilihan Umum (Pemilu), dalam upaya
menyatukan dan menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan
Pemilu yang sistematis dan lengkap.
Maksud dan tujuan menyatukan undang-undang mengenai pemilu dalam rangka
menyederhanakan dan menyelaraskan beberapa pengaturan pemilu dalam satu
undang-undang, yaitu: Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum, dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sehingga dapat mewujudkan pemilu yang
adil dan beintegritas, menjamin konsistensi pengaturan sistem pemilu, mencegah
duplikasi pengaturan dan ketidakpastian hukum pengaturan pemilu, dan menemukan
masalah-masalah pengaturan terhadap Penyelenggara dan Peserta, Sistem,
Manajemen dan Penegakan Hukum Pemilu dalam satu undang-undang.
Akhirnya, semoga karya kecil ini dapat berguna bagi perbaikan pengaturan
mengenai pemilu dan pembangunan demokrasi bangsa dan negara dimasa depan.
Segala koreksi atas penulisan naskah akademik ini akan membuat karya ini lebih
baik dan berarti. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada
kita semua.
PENDAHULUAN
Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari sistem demokkrasi juga dari penerapan sila keempat Pancasila dan pasal 1 (2)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk memilih wakil rakyat di badan Eksekutif maupun
Legislatif di tingkat pusat maupun daerah.Pemilihan umum di Indonesia sejak 1955 hingga saat ini yang terakhir di Pemilu serentak 2019
mengalami banyak sekali perubahan dari aspek kerangka hukum, penyelenggara, tahapan, peserta, kelembagaan, Pelanggaran, maupun
manajemen pelaksaannya. Salah satu ukuran dalam menilai sukses nya penyelenggaraan pemilihan umum adalah partispasi politik yang
diwujudkan dengan pemberian hak suara oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Boleh dikatakan bahwa semakin tinggi
partipasi masyarakat dalam pemilahan umum itu lebih baik.1 Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya dianggap sebagai
tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap negara.
Bagi negara yang baru menjadi demokratis, tantanganya adalah apakah dan bagaimana praktik dan lembaga demokratis yang baru itu dapat
diperkuat, atau, sebagaimana di kemukakan oleh beberapa pakar politik, dikonsolidasikan, sehingga dapat bertahan terhadap ujian waktu, konflik
politik, dan krisis.3 Pemilihan umum tidak lahir tanpa tujuan tetapi untuk memilih para wakil rakyat dalam rangka mewujudkan pemerintah dari,
oleh, dan untuk rakyat. Menurut liphart bahwa demokrasi, lembaga perwakilan dan pemilihan umum merupakan tiga konsep yang sangat terkait
dan tak bisa dielakkan.4 Untuk itu partisipasi masyarakat jelas di perlukan agar dapat mengimplementasikan makna demokrasi secara mutlak.
Pemilihan umum penting untuk diselenggarakan secara berkala disebabkan oleh beberapa sebab.
Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat mengenai berbagai aspek kehidupan bersama dalam masyarakat bersifat dinamis, dan perkembangan dari
waktu ke waktu
Kedua, disamping pendapat rakyat yang berubah dari waktu ke waktu, kondisi kehidupan bersama dalam
masyarakat dapat pula berubah karena dinamika dunia Intenasional atau faktor dalam negeri sendiri, baik
karena faktor internal manusia maupun faktor eksternal.
Ketiga, perubahan-perubahan aspirasi dan pendapat rakyat juga dapat dimungkinkan terjadi karena
pertambahan jumlah penduduk dan rakyat yang dewasa, terutama para pemilih baru belum tentu mempunyai
sikap yang sama dengan para orang tua mereka sendiri
Keempat, pemilihan umum perlu diadakan secara terarur untuk maksud menjami terjadinya pergantian
kepimpinan negara, baik dari cabang kekuasaan eksekutif maupun legislatif.
RUMUSAN MASALAH
• Hakikat Pemilu
• Perkembangan pemilu indonesia
• Tahapan pemilu di indonesia
TUJUAN
• Untuk mengetahui hakikat pemilu di indonesia
• Untuk mengetahui perkembangan pemilu di indonesia
sampai dengan saat ini
• Untuk mengetahui tahapan pemilu di indonesia
Hakikat
Pemilu
2. Upaya Panitia Pemilihan Kecamatan/PPK mengharapkan agar lebih akuntabilitas dalam melakukan sosialisasi tentang cara-cara pemilihan yang baik
dan benar kepda masyarakat juga hal-hal lain yang berkaitan dengan pemilu yang baik.
3. Upaya Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan mengharapka Sinergifitas sama Pihak Intansi lain dalam sama-sama menjaga netralitas pemilu yang
akan datang
4. Kepada pemerintah daerah diharapkan memberikan dukungan kepada pemerintah Kecamatan lebih Khusus pada penyelenggara Pemilu baik di PPL
dan Panwascam mengedepankan kerja sama dalam menyukseskan hajatan besar Negara pada pesta Demokrasi yang akan datang.
5. KPU ataupun Bawaslu harus tegas dalam menindak apabila ada yang melanggar aturan dalam pemilu agar demokrasi di indonesia tetap terjaga.
Terima Kasih
Apakah ada pertanyaan?