PENDAHULUAN
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
Pemilu (presiden) yang berkualitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi proses dan
hasilnya. Pemilu Presiden dapat dikatakan berkualitas dari sisi prosesnya, apabila Pemilu itu
berlangsung secara demokratis, aman, tertib, dan lancar, serta jujur dan adil. Sedangkan
apabila
dilihat
dari
sisi
hasilnya,
pemili
presiden
itu
menghasilkan
pemimpin
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
memperebutkan orang nomor satu di Indonesia tampilnya tim sukses yang memperkenalkan
kandidat presiden ke masyarakat luas dengan visi misi dan juga janji untuk mensejaterahkan
masyarakat, berbagai macam hal baik ditampilkan para kontestan Pemilu Presiden agar dapat
meraih simpati dari masyarakat dan terpilih menjadi presiden terlepas dari niat baik para
kontestan pemilu presiden 2014 maka di dalam pelaksanaan pemilu presiden itu sendiri
banyak mengandung pelanggaran administrasi, pelanggaran yang bersifat terstruktur masif
dan sistematis yang dilakukan oleh penyelenggara negara yang mendukung salah satu
kontestan pemilu presiden baik para kontestan maupun oleh penyelenggara pemilu presiden
itu sendiri, yang akumulasi dari hal ini berakibat pada tidak diterimanya hasil pemilu presiden
oleh para kontestan pemilu presiden itu sendiri, Para Kontestan pemilu presiden diberi
kesempatan untuk memperoleh keadilan dengan cara mendaftarkan gugatan perselisihan hasil
pemilihan umum presiden ke Mahkamah Konstitusi yang dengan wewenang dimiliki
Mahkamah Konstitusi dalam meyelesaikannya, hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan
oleh UUD 1945.
Didalam pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 banyak kekurangan yang terdapat di
dalam nya. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain:
1.
2.
3.
Lemahnya kemampuan teknis dalam membaca aturan pada penyelenggara pada tingkat
bawah
4.
Hal inilah yang membuat pemilu Presiden 2014 dirasakan kurang memenuhi aspek keadilan
bagi kontestan pemilu presiden 2014, Belum lagi kecurangan yang dilakukan oleh masingmasing kontestan pemilu presiden 2014
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
Proses lima tahunan ini menguras banyak tenaga dan pikiran segenap anak bangsa
untuk menentukan pimimpin yang diinginkan oleh masyarakat. Mahkamah Konstitusi adalah
tempat memperjuangkan penyelesaian perselisihan hasil pemilihan umum presiden hal ini
sesuai dengan yang termaktub dalam UUD 1945 bab IX tentang kekuasaan kehakiman dalam
pasal 24c ayat satu mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusan nya bersifat final untuk menguji Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum sejak
amamdemen UUD1945 dan menghasilkan suatu lembaga tinggi baru dalam kekuasaan
yudikatif maka setiap kontestan pemilu yang merasa dirugikan dengan hasil pemilu(Presiden)
dapat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi agar memberi ruang keadilan bagi
kontestan pemilu. Sejarah berdirinya lembaga Mahkamah Konstitusi (MK) diawali dengan
diadopsinya ide MK (Constitutional Court) dalam amandemen konstitusi yang dilakukan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001 tertuang dalam landasan
operasional UU NO 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. Pada pemilu presiden
2014 ini di ikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Jokowi-jusuf
kala dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang dalam pengumuman KPU dimenangkan oleh
pasangan Jokowi-Jusuf kalla dengan kemenangan 53,15 dengan perolehan suara sah
70997833 suara, namun setelah hasil yang di umumkan KPU pada 21 juli 2014 ada kontestan
pemilu yang melakukan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum presiden ke Mahkamah
Konstitusi
Sekelumit persoalan mengenai hasil perselisihan hasil pemilu(presiden) sangat
menarik untuk dikaji dimana Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga peradilan pemegang
kekuasaan yudikatif amat memegang peranan dalam menghasilkan keputusan yang tidak saja
adil bagi kontestan namum adil bagi seluruh komponen anak bangsa yang mengharapkan
lahirnya sosok pemimpin dari keputusan Mahkamah Konstitusi yang secara tidak langsung
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
antara lain,
kecurangan yang masif sestimatis terstruktur, jumlah suara yang dipermasalahkan, serta
keputusan tersebut tentu berpengaruh terhadap perjalanan bangsa ini ke depan.Dari uraian
uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Yuridis
Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Memutus Perselisihan Hasil Pemilihan
Umum Presiden Tahun 2014
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan antara lain :
1.
2.
3.
C.
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
1.
2.
3.
2.
Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi salah syarat memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum
Universitas Batanghari
2.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan hukum yang berkaitan dengan putusan
Mahkamah Konstitusi dalam memutus perselisihan hasil pemilihan umum Presiden 2014
3.
D. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis
normatif, maksudnya dengan melihat penerapan perundang-undangan dan
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
Bahan hukum primer, yang terdiri pada peraturan perundangan-undangan yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti, yaitu : UUD 1945, UU No. 15 Tahun 2011
tentang Mahkamah Konstitusi.
b.
Bahan hukum sekunder, bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum
primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami bahan-bahab hukum primer,
misalnyadokumen-dokumen resmi, buku hasil penelitian dan sebagainya.
c.
Bahan hukum tersier yakni, bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan
hukum primer dan sekunder, seperti bibliografi, kamus hukum dan sebagainya.
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
4.Teknik Pengumpulan
Untuk memperoleh bahan-bahan hukum primer dari penelitian lapangan
dengan teknik yang dipergunakan adalah studi dokumen, yaitu suatu alat pengumpulan bahan
hukum yang dilakukan melalui bahan hukum tertulis atau bahan hukum sekunder, yang
diperoleh dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan sebagainya yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas.
5. Teknik Analis
Bahan yang terkumpul, baik bahan primer ataupun sekunder diolah dan
diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok tertentu untuk dianalisis. Analisis dilakukan
dengan cara :
a. Menginterpretasikan semua peraturan perundang-undangan sesuai dengan masalah yang
dibahas.
b. Menilai bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c.Menganalisis dan membuat kesimpulan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi dalam
memutus perselisihan hasil pemilihan umum Presiden 2014.
E.Sistematika Penulisan
Agar memperoleh gambaran yang utuh atas seluruh isiserta pembahasan skripsi ini,
Menyeluruh, Maka skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri atas 5 (lima), yaitu :
BAB I Diawali bab pendahuluan, yang memuat 5(lima) sub bab, yaitu sub bab latar belakang
masalah, sub bab perumusan masalah, sub bab tujuan penelitian dan penulisan, sub bab
metode penelitian, dan sub bab sistematika penulisan.
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.
BAB II Bab kedua menguraikan tinjauan umum tentang Mahkamah Konstitusi, terdiri atas 3
(tiga) sub bab, yaitu sub bab sejarah berdirinya Mahkamah Konstitusi, sub bab dasar hukum
Mahkamah Konstitusi, dan tugas Mahkamah Konstitusi.
BAB III Bab ketiga ini menguraikan tinjauan umum tentang pemilihan umum, yang terdiri
atas 3(tiga) sub bab, yaitu sub bab pengertian pemilihan umum, sub bab tujuan dan asas
pemilihan umum, dan sub bab pemilihan umum Presiden.
BAB IV Bab ini merupakan inti dari persoalan tentang uraian penyelesaian perselisihan hasil
pemilihan umum Presiden tahun 2014 oleh Mahkamah Konstitusi, terdiri atas 3(tiga) sub bab,
yaitu sub bab mekanisme penyelesaian sengketa perselisihan hasil pemilihan umum Presiden
tahun 2014 oleh Mahkamah Konstitusi, sub bab dasar pertimbangan Mahkamah Konstitusi
dalam memutus sengketa perselisihan hasil pemilihan umum Presiden 2014, dan sub bab
analisis putusan Mahkamah Konstitusi dalam memutus perselisihan hasil pemilihan umum
presiden tahun 2014.
BAB V Merupakan bagian akhir dari penulisan, bab penutup ini berisikan saran dan
kesimpulan.
Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal 11.