Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG PEMILU DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PEMBUATAN MAKALAH


Pada dasarnya pembuatan makalah kewarganegaraan yang berjudul Pemilu di Indonesia
adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang pelaksanaan pemilu dan melengkapi tugas semester
2. pengetahuan tentang pemilu sangat penting sebab pemilu merupakan wujud pelaksanaan demokrasi
Pancasila di Indonesia. Jika kita mempunyai pengetahuan tentang pemilu maka kita telah melestarikan
demokrasi Pancasila yaitu demokrasi yang paling cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, hal ini
telah dibuktikan oleh sejarah sejak kemerdekaan RI sampai dengan sekarang. Sebagai warga negara
Indonesia yang bermoral Pancasila mari kita laksanakan pemilu bagi yang memenuhi syarat sesuai yang
telah diamanatkan pasal 28 UUD 1945 : “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan piliran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya.”

B. RUMUSAN MASALAH
I. Pengertian Pemilu
II. Tujuan diadakannya pemilu di Indonesia
III. Dasar Pemikiran dilaksanakan pemilu di Indonesia
IV. Dasar hukum dan landasan pemilu di Indonesia
V. Asas-asas dan prinsip dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia
VI. Sistem pemilu dan pelaksnaan pemilu di Indonesia
VII. Peserta pemilu dan macam-macam hak pilih
VIII. Penyelenggaraan pemilu di Indonesia
IX. Pemilu orde baru dan era reformasi
X. a. UU No. 12 Tahun 2004 tentang pemilu
b. UU No. 23 Tahun 2003 tentang pemilu

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


a. Memperdalam pengetahuan tentang pemilu
b. Menambah pengetahuan tentang pentingnya pemilu
c. Menjadikan WNI bermoral pancasila
d. Mengajarkan berpartisipasi dalam pemilu

BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN PEMILU
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang sekaligus
merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk menyalurkan aspirasi atau
kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota DPR, DPP dan DPRD pasal 1
berbunyi “Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Dan UU NO. 23
tahun 2003 mengatur pemilu untuk presiden dan wakil presiden negara RI yang dipilih langsung oleh
rakyat. Pemilu merupakan syarat mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat
karena dengan banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan
oleh sebab itu kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.

II. TUJUAN PEMILU


Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang mendasari pelaksanaan pemilu di Indonesia
diantaranya :
a. Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten / kota
b. Melaksanakan demokrasi Pancasila
c. Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Untuk mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
e. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia
f. Menjamin kesinambungan pembangunan
g. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
h. Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam negara

III. DASAR PEMIKIRAN DILAKSANAKAN PEMILU DI INDONESIA


Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakan pemilu di Indonesia, diantaranya
adalah :
a. Sebagai sarana untuk dapat melaksanakan reformasi dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya
reformasi dalam bidang politik
b. Membentuk lembaga permusyawarah / perwakilan rakyat agar dapat berpartisipasi dalam pemerintahan
c. Melaksanakan asas kedaulatan rakyat sesuai sila keempat Pancasila yaitu kerakyatan yang dimpimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
d. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia

Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan diri sebagai negara demokrasi
karena suatu negara dikatakan demokratis apabila memenuhi dua asas pokok pemerintahan demokrasi
yaitu :
1. Adanya pengakuan hak asasi manusia
2. Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk pemilu yang demokratis

IV. DASAR HUKUM DAN LANDASAN PEMILU DI INDONESIA


Dasar hukum pemilihan umum adalah
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Ketetapan MPR tentang GBHN
d. Ketetapan MPR tentang Pemilu
e. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2002 tentang partai politik
f. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu
Landasan pemilu di Indonesia meliputi :
1. Landasan Idiil pemilu adalah Pancasila
2. Landasan konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional adalah
a. Ketetapan MPR NO. III / MPR / 1998
b. UU No. 31 tahun 2002 tentang partai politik
c. UU No. 12 tahun 2003 tentang pemilu

V. ASAS-ASAS DAN PRINSIP PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA


Dalam melaksanakan pemilu suatu negara demokrasi harus berprinsip pada kebebasan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu pada pasal 2 disebutkan bahwa :
Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
- Langsung maksudnya rakyat punya hak secara langsung memberikan suaranya sesuai hati nurani tanpa
perantara.
- Umum maksudnya semua WNRI yang mempunyai persyaratan minimal dalam usia berhak memilih dan
dipilih dalam pemilu
- Bebas maksudnya setiap WNRI berhak memilih dan dijamin keamanannya untuk melakukan pemilihan
sesuai hati nurani tanpa pengaruh, tekanan dan paksaan.
- Rahasia maksudnya pemilu dijamin peraturan & tidak diketahui oleh siapapun dengan jalan apapun
mengenai apa yang dipilihnya.
- Jujur maksudnya dalam penyelenggaraan pemilu, pengawas dan pemantau pemilu & semua pihak yang
terlibat secara langsung harus bersikap jujur dengan peraturan UU yang berlaku.
- Adil maksudnya para pemilih mendapat perlakuan sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun
juga.

Syarat pemilu berlangsung secara bebas


1. Aman, kalau negara tidak aman maka tidak dapat dilakukan pemilu
2. Tertib, kalau tidak tertib, tidak menjamin suatu hasil yang baik
3. Adil, negara demokrasi harus menjunjung tinggi keadilan
4. Kemerdekaan masyarakat
5. Kesejahteraan masyarakat
6. Pendidikan
7. Terdapat partai politik lebih dari satu
8. Terdapat media pers yang bebas
9. Terdapat open mangement
10. Terdapat rule of law yang baik pemerintah atau rakyat harus menjalankan Undang-Undang.

VI. SISTEM PEMILU DAN PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA


Sistem pemilu yang dianut negara Indonesia ada 2 yaitu :
a. Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
- Sistem untuk memilih anggota DPR, DPRD, Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota
- Dibagi dalam daerah-daerah pemilihan
- Pemilih memilih tandai gambar partai dan gambar / nama calon anggota DPR/DPRD
- Jumlah DPR 550 orang, DPR Provinsi 35 s/d 100 orang, DPRD Kabupaten / Kota 20 s/d 45 orang yang
dihitung berdasarkan jumlah penduduk
b. Sistem distrik berwakil banyak
- Sistem ini untuk memilih anggota Dewa Perwakilan Daerah (DPD)
- Daerah pemilihannya adalah provinsi
- Pemilih memilih tanda gambar / nama calon anggota DPD
- Jumlah anggota DPD di setiap provinsi 4 orang
Pelaksanaan pemilu di Indonesia dengan sistem demokrasi perwakilan. Sistem ini mengharuskan
suatu negara mempunyai lembaga perwakilan rakyat yang fungsinya sebagai wakil rakyat yang mana
wakil-wakil rakyat ditentukan sendiri oleh rakyat melalui pemilu. Dengan adanya pemilu rakyat dapat
melakukan koreksi terhadap pemerintahan lama sekaligus membentuk pemerintahan baru dan juga
untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan rakyat yang diadakan berkala dan rutinitas. Dengan
pemilu negara telah melaksakana hak asasinyadi bidang politik.

VII. PESERTA PEMILU DAN MACAM-MACAM HAK PILIH


Peserta pemilihan umum adalah
a. Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota adalah partai
politik
b. Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR adalah perseorangan
Hak pilih terbagi dua macam yaitu :
1. Hak pilih aktif adalah hak untuk memilih wakil-wakil rayakt yang akan duduk di badan permusyawaratan /
perwakilan (MPR/DPR) dalam pemilu
Syarat-syarat hak pilih aktif :
- WNRI yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 tahun atau sudah / pernah menikah
- Terdaftar sebagai pemilih
- Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa / ingatannya
- Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
tetap
2. Hak pilih pasif adalah hak untuk dipilih menjadi anggota permusyawaratan perwakilan (MPR/DPR) dalam
pemilu
Syarat-syarat hak pilih pasif adalah :
- WNRI yang berumur 21 tahun atau lebih
- Berdomisili di wilayah NKRI
- Cakap berbicara, membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia
- Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat
- Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negera, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945
- Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi massanya atau bukan orang yang
terlibat langsung dalam G 30 S / PKI atau organisasi terlarang lainnya.
- Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
- Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih
- Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan dokter yang berkompeten
- Terdaftar sebagai pemilih

VIII. PENYELENGGARAAN PEMILU DI INDONESIA


Pemilu di Indonesia dilaksanakan tiap 5 tahun sekali. Pemilu yang diadakan di Indonesia :
- Pemilu ke I dilaksanakan 29-09-1955 untuk memilih DPR
15-12-1955 untuk memilih konstituante
- Pemilu ke II dilaksanakan 03-07-1971
- Pemilu ke III dilaksanakan 04-05-1977
- Pemilu ke IV dilaksanakan 02-05-1982
- Pemilu ke V dilaksanakan 23-04-1987
- Pemilu ke VI dilaksanakan 06-06-1992
- Pemilu ke VII dilaksanakan 07-06-1999
- Pemilu ke VIII dilaksanakan 05-04-2004 memilih DPR + DPRD + DPD
05-07-2004 memilih Presiden + Wakil
20-09-2004 memilih Presiden + Wakil
a. Penyelenggara Pemilu ~ KPU sifatnya nasional, tetap dan mandiri
b. KPU bertanggung jawab atas pemilu
c. KPU menyampaikan laporan dalam tahap penyelenggaraan pemilu pada presiden & DPR
d. Jumlah anggota KPU sebanyak-banyaknya 11 orang, KPU propinsi sebanyak 5 orang, KPU Kabupaten /
Kota sebanyak 5 orang
Berikut ini adalah bagan penyelenggara pemilu :
Calon Anggota
Wilayah Penyelenggara Jumlah
Diusulkan Disetujui Ditetapkan
Nasional KPU 11 Presiden DPR Presiden
Propinsi KPU Propinsi 5 Gubernur KPU KPU
Kab/Kota KPU Kab/Kota 5 Bupati/Wakil KPU Prop KPU
Kecamatan PPK 5 Camat KPU Kab KPU Kab
Desa/Kel PPS 3 Kades/KK PPI PPK
TPS KPPS 7 - - PPS
LN PPLN 3 s/d 7 KPRI KPU KPU
TPS LN KPPSLN 7 - - PPLN
Dalam mekanisme tugasnya KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten / Kota, PPK & PPS dibantu
oleh sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris dan PNS. Anggota sekretaris diambil dari PNS di
wilayahnya.
IX. PEMILU ORDE BARU DAN ERA REFORMASI

PEMILU ORDE BARU


Orde baru lahir sejak dikeluarkannya SUPER SEMAR dari Presiden Sukarno kepada Letnan
Jendral Soeharto untuk mengambil tindakan demi keamanan dan keselamatan rakyat. Selama orde baru
dilangsungkan pemilu sebanyak 6 kali

 Pemilu ke -1
Landasan operasional 1. Tap MPR no XI II / MPRS / 1968
2. UU No. 15 / 1969
3. UU No. 16 / 1969
 Pemilu ke -2
Landasan operasional 1. Tap MPR No. VIII / MPR / 1973
2. UU No. 4 / 1975
3. UU No. 5 / 1975
 Pemilu ke -3
Landasan operasional 1. Tap MPR No. VII / MPR / 1978
2. UU No. 2 / 1980
3. UU No. 5 / 1975
 Pemilu ke -4
Landasan operasional 1. Tap MPR No. III / MPR / 1983
2. UU No. 1 / 1985
3. Kepres No. 70 / 1985
 Pemilu ke -5
Landasan operasional 1. Tap MPR No. III / MPR / 1988
2. UU No. 2 / 1985
3. PP. No. 37 / 1990
 Pemilu ke -6
Landasan operasional 1. Tap MPR No. III / MPR / 1988
2. UU No. 1 / 1985
3. PP No. 37 / 1995

PEMILU ERA REFORMASI


Di era reformasi pemilu yang dilaksanakan menuju demokratisasi dan asas keadilan. Beberapa
indikator yang menunjukkan
1. Asas pemilu : LUBER dan JURDIL
2. Asas parpol : tidak tunggal, asas tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945
3. Diikuti 48 parpol
4. Penyelenggara pemilu diserahkan pada KPU
5. PNS tidak boleh menjadi pengurus parpol / caleg
6. Pejabat negara yang menjadi caleg tidak dibenarkan untuk menjadi juru kampanye (harus cuti)
7. Ada panwastu
Yang menjadikan perbedaan pemilu orde baru dan era reformasi :
a. Asas pemilu adalah LUBER
b. Asas parpolnya tunggal yaitu Pancasila
c. Penyelenggara pemilu
- Tingkat pusat, mengeri dalam negeri
- Tingkat propinsi, gubernur
- Tingkat kabupaten, kecamatan, desa / kelurahan
d. Pris direkut ke salah satu perserta pemilu yaitu golkar
e. Tidak ada panwastu maupun pemantau pemilu
f. Pejabat negara, PNS bebas berkampanye bahkan diharuskan mengikuti kegiatan kampanye pada salah
satu peserta pemilu

X. a. UU No. 12 tahun 2004 Berisi Prinsip-Prinsip Yang Harus Dilaksanakan


1. Menentukan asas pemilu
2. Menentukan sistem pemilu dan tujuan pemilu
3. Menentukan daerah pemilihan anggota DPR, DPRD dan DPD
4. Menentukan jumlah kursi anggota DPR, DPRD, DPD
5. Mengatur pencalonan dan prosedur pencalonan anggota
6. Mengadakan pendaftaran pemilih dalam daftar pemilih sementera (PPS) dan daftar pemilih tetap (DPT)
7. Mengatur pelaksanaan kegiatan kampanye
8. Menentukan waktu pemungutan suara dan perhitungan suara
9. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu
10. Penetapan kursi dan calon pemilih
11. Melaksanakan sumpah / janji anggota terpilih
12. Mengatur panwastu, pemantau pemilu
13. Mententukan sanksi bagi pelanggar pemilu, berdasar hukum yang berlaku

b. UU No. 23 tahun 2003 untuk memilih presiden dan wapres. Prinsip yang harus dilaksanakan
1. Menentukan asas pemilu
2. Menentukan sistem pemilu, tujuan pemilu, peserta pemilu
3. Mengadakan pendaftaran pemilu
4. Pencalonan dan mengatur kegiatan kampanye
5. Mengatur pelaksanaan kegiatan kampanya
6. Menentukan waktu pemungutan suara dan perhitungan suara
7. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu
8. Melaksanakan sumpah / janji calon presiden & wapres
9. Mengatur panwastu pemantau pemilu
10. Menentukan sanksi bagi pelanggar hukum

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya jika suatu negara ingin menyatakan diri sebagai negara demokrasi Pancasila
melaksanakan pemilihan umum untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam negara. Tetapi WNI yang
belum memenuhi syarat untuk dipilih / memilih dalam pemilu harus memperdalam pengetahuan tentang
pemilu dan bermoral Pancasila. Sebab dengan hal itu berarti telah berpartisipasi secara tidak langsung
dalam pelaksanaan menuju negara demokrasi.

B. SARAN
Sebagai WNI yang bermoral Pancasila hendaknya kita ikut andil dalam pelaksanaan pemilu
sesuai yang telah diamanatkan pasal 28 UUD 1945. jika kita telah memenuhi syarat maka gunakanlah
hak itu dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

- Abubakar, H Suardi, drs, dkk. 2004. Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani. Jakarta : Yudhistira
- Purwanto, Drs. 2006. GLADI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Klaten : Gading Kencana.
- Turmudi, Spd. 2004. TELADAN PPKN. Mojokerto : CV. SINAR MULIA PUSTAKA.

Anda mungkin juga menyukai