Anda di halaman 1dari 8

A.

Teori Umum

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam memperluas

permukaan cairan dengan satu satuan luas. Satuan untuk tegangan permukaan (γ adalah

j/m2atau dyne/cm atau N/m. Metode yang paling umum untuk mengukur tegangan permukaan

adalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler. dimana d adalah kerapatan cairan, r

adalah jari-jari kapiler, g adalah konstanta gravitasi, λ adalah panjang cairan yang akan ditekan

atau akan naik. (Dogra, 1990).

Sejumlah observasi umum menunjukkan bahwa permukaan zat cair berperilaku seperti

membran yang terenggang karena tegangan. Sebagai contoh, setetes air di ujung kran yang

menetes, atau tergantung pada dahan, membuat bentuk yang hampir bulat seperti balon kecil

yang berisi air (Giancoli, 2000).

Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti gerakan

brown dan daya alirnya(fluiditanya).Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan

permukaan yang merupakan salah satu sifat penting lainnya dari cairean bila dua fase

dicampurkan maka batas fase-fase tersebut dianmakan antar permukaan.Batas antara zat cair

atau zat padat denag nudara biasanya disebut permukaan saja.Sedangkan batas antara zat cair

dengan zat cair disebuut antar permukaan .Besarnya tegangan permukaan dipemgaruhi oleh

gaya tarik menarik antara molekul di daalm cairan(Tim Dosen,2006).

Dalam keadaan cair, gaya kohesif antara molekul-molekul yang berdkatan dikembangkan

dngan baik.Dalam suatu tetes cairan yang tersuspensi daalm udara, molekul-molekul dalm

bulk cairan dikelilingi oleh molekul lain dari segala arah yang mempunyai gaya tarik menatik

yang sama. Sebaliknya, molekul pada permukaan (yakni, pada antarmuka/ udara )hanya dapat
mengembangkan gaya tarik menarik adhesif dengan molkul yang menyusun fase lain yang

terlihat dalam antar muka tersebut, walaupun,dalam hal antarmuka cair/gas gaya adhesif tarik

menatik adhesif ini kecil.Efek bersih adalh mlekul pada permukaan cairan tersebut mengalami

suatu gaya ke arah dalam ke arah bulk seperti ditunjukkan oleh panjanhnya penah(Alfred

martin,1993).

Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara

lain(Anonim,2006) :

1. Metode cincin Du-Nouy

Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan pemukaan dan tegangan antar permukaan zat

cair.Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenmyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk

melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan pemukaan atau

tegangan antar pemukaan.

2. Metode kenaikan kapiler

Metode ini hanya dapat digunakan untuk memerlukan dalam suatu zat cair dan tidak dapay

digunakan untuk menentukan tegangan antra muka.

Molekul-molekul zat cair memberikan gaya tarik satu sama lain. Gaya tarik ini bekerja

pada molekul kedua di permukaan. Molekul di dalam zat cair berada di dalam kesetimbangan

karena gaya-gaya molekul lain yang bekerja ke semua arah. Molekul di permukaan normalnya

juga dalam kesetimbangan (zat cair tersebut diam). Hal ini benar walaupun gaya pada molekul

di permukaan dapat diberikan hanya oleh molekul-molekul di bawahnya (atau di sampingnya).

Dengan demikian, adanya gaya tarik total ke bawah, yang cenderung menekan lapisan

permukaan sedikit tapi hanya sampai batas di mana gaya ke bawah ini diimbangi oleh gaya

tolak ke atas yang disebabkan oleh kontak yang dekat atau tumbukan dengan molekul-molekul
di bawahnya. Penekan permukaan ini berarti bahwa, intinya zat cair meminimalkan garis

permukaannya. Inilah sebab mengapa air cenderung membentuk tetesan berbentuk bola,

karena sebuah bola mempresentasikan luas permukaan minimum untuk volume tertentu

(Giancoli, 2000).

Semua fenomena menunjukkan bahwa permukaan zat cair dapat dianggap sebagai

dalam keadaan tegang, demikian pula sehingga ditinjau setiap garis di dalam atau yang

membatasi permukaannya, maka zat-zat di kedua sisi garis tersebut saling tarik-menarik (Sears

dan Zemansky, 1983).

Sepotong kawat dibengkokkan menjadi berbentuk U dan sepotong lagi digunakan

sebagai peluncur. Ternyata gaya F = W1 + W2, dapat menahan peluncur dalam sembarang

posisi, berapapun luas selaput, asal saja suhu selaput konstan, ini amat berlainan dengan sifat

elastik lembaran karet, dalam mana gaya tersebut akan menjadi lebih besar kalau lembaran itu

ditarik (Sears dan Zemansky, 1983).

Selain dipengaruhi oleh jenis cairan, γ juga dipengaruhi oleh temperatur. Bila

temperatur makin tinggi, maka γ akan mengalami penurunan. Untuk air antara 20-30oC,

perubahan γ rata-rata 0,16 (Soekardjo, 1990).

Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair bukan fungsi sederhan tegangan

permukaan komponen murni karena komposisi cairan pada campuran tidak sama dengan

komposisi badan cairnya. Ketika temperatur dinaikkan, tegangan permukaan zat cair dalam

keadaan setimbang dengan penurunan kerapatan uapnya dan menjadi nol pada titik kritis

(Reid, 1991).

Ada beberapa cara untuk menerapkan tegangan permukaan suatu cairan. Dua cara

diantaranya adalah :
a. Cara kenaikan kapiler

Bila cairan yang membasahi gelas diberi pipa kapiler dari gelas maka permukaan cairan akan

naik. Kenaikan cairan ini disebabkan oleh adanya tegangan permukaan cairan.

b. Cara du nouy

Cara ini lebih cepat dari cara pertama, karena alat yang diperlukan lebih praktis. Alat dari du

nouy disebut tensiometer, terdiri atas cincin platina dan timbangan. Untuk mentapkan

tegangan permukaan, cincin platina dimasukkan dalam cairan yang diselidiki (Soekardjo,

1990).

Sabun dan detergen mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan cairan. Hal ini

dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan karena tegangan permukaan air yang tinggi

mencegahnya masuk dengan mudah di antara serat-serat materi dan lekuk-lekuk yang terkecil.

Zat-zat yang berfungsi memperkecil tegangan permukaan cairan disebut surfactant (Giancoli,

2000).

Fungsi-fungsi surfactant antar lain :

a. Menurunkan tegangan permukaan

Adanya surfactant pada permukaan menyebabkan gaya adhesi antara zat cair dan udara

meningkat. Sehingga tegangan permukaannya menurun. Tetapi surfaktan menurunkan

tegangan permukaan sampai Konsentrasi Misel Kritik (KMK).

b. Meningkatkan kelarutan suatu zat

Dengan adanya surfaktan tegangan antar muka dua zat cair yang tidak bercampur akan

menurun. Akibatnya gaya adhesi antara dua zat cair meningkat dan kelarutannya pun

meningkat.

c. Sebagai pembasah (wetting agent)


Surfaktan dapat bertindak sebagai pembasah. Karena dapat menurunkan sudut kontak

antara permukaan padat dan cairan pembasah. Semakin kecil sudut kontak artinya semakin

mudah dibasahi.

d. Sebagai emulgator

Emulgator dapat menstabilkan suatu sediaan emulsi (campuran air dan minyak). Surfaktan

membuat jembatan antara air dan minyak sehingga air dan minyak dapat terdispersi dalam

fase pendispersinya.

e. Sebagai detergen

Surfaktan dapat berperan sebagai detergen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran.

Proses pembersihan oleh detergen diawali oleh proses pembasahan kemudian pengemulsian

atau pelarutan partikel larutan (Dogra, 1990).

Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut

dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air. Surfaktan yang larut dalam minyak yaitu

senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon. Dan senyawa silikon. Sedangkan

surfaktan yang larut dalam air banyak digunakan sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat

pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang

termasuk golongan ini yaitu surfaktan anion bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan

positif, surfaktan anion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang

bermuatan negatif dan positif tergantung pada pH-nya. Surfaktan menurunkan tegangan

permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan
dengan menaruh kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor hidrofobiknya

terentang menjauhi permukaan air (Soekardjo, 1990)

D. Pembahasan

Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal ini gerakannya yang mengikuti

gerakan brown dab daya alirnya.Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan yang

merupkan salah satu sifat penting lainnya dari cairan.Bila dua fase dicampurkan maka batas-

batas fase tersebut dinamakan antar permukaan.Batas antara zat cair aatu zat padat dengan

udara biasanya disebut permukaan saja.Sedangkan batas antara zat cair dengan zat cair

lainnya yang tidak bercampur atau antarazat padat dengan zat cair.

Dalam percobaan ini metode yang digunakan adalah metode keanikan kapiler.

Metode ini digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dn dapat digunakan untuk

bercampur.Smapel yang dignakan adalah minyak wijen, minyak ikan, minyak jarak dan

minyak mineral. Semua sampel memiliki kerapatan jenis yang berbeda-beda sehingga data

yang diperoleh untuk menurunkan tegangan permukaan pada sampel.

Sampel (minyak wijen) dimasukkan ke dalam 2 pot plastik dan 2 cawan porselin

yang diisi dengan span 80 0,5 ml dan 1 ml. Pertama-tama ukur tegangan permukaan minyak

wijen dalamkeadaan normal dengan menggunakan pipa kapiler, beri tanda pada pipa kapiler

batas permukaan zat dengan pipa kemudian tandai lagi pada pipakapiler batas zat yang naik

ke dalam pipa.Ukur panjang tanda yang telah diberi pada pipa kapiler. Dimasukkan span 80

0,5 ml dalm pot plastik kemudian diaduk dan diukur serta diberi tanda pada keadaan normal.

Lakukan perlakuan yang sama seperti diatas.


Pada praktikum kali ini dilakukan dengan cara kerja, pertama-tama disiapkan alat dan

bahan dan dibuat larutan tween dengan berbagai konsentrasi1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%,

9% dan 10 %., air dan paraffin cair . Selanjutnya dimasukkan cairan kedalam cawan petri.

Diukur kenaikan cairan dengan menggunakan pipa kapiler kemudian diukur ketinggian cairan

dengan menggunakan mistar. Dan selanjutnya dihitung tegangan permukaan larutan tween.

B. Saran

Diharapkan agar menggunakan metode lain sebagai pembanding. Agar praktikan dapat

mengerti penetuan disolusi sediaan farmasi dan Sebaiknya alat diperbanyak agar dapat

mempercepat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2007.”Penuntun Praktikum Farmsi Fisik”.Universitas Muslim Indonesia. Makssar.


Lachman,L,.Lieberman,H.A.,and kanig,j.l.,1986.”The theory and practice of industrial
pharmachy.Jakarta.
Martin,A,1993.”Farnasi Fisik”.Penerbit UI-Presss.Jakarta.

Tim dosen,2006.”Bahan Ajar Farmasi fisika”.Universitas Muslim Indonesia. Makasssar

Anda mungkin juga menyukai