Anda di halaman 1dari 7

Faktor-faktor Penyebab Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pada Penyelenggaraan

Pemilu Tahun 2019 Di Kota Manado


Budi Tosalenda a,1 , Burhan Niode a,2, Stefanus Sampe a,3
1budi.tosalenda@gmail.com, 2burhanniode@unsrat.ac.id, 3stefanus_sampe@unsrat.ac.id
aProgram Studi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Jln.

Kampus Unsrat, Bahu, Manado 95115 Indonesia

ABSTRACK
This research was conducted with the aim of finding out what factors caused the re-voting at the 2019
simultaneous general election in Manado City. This research uses evaluation theory. Evaluation can be said as
a process that is carried out systematically, with the aim of collecting and analyzing and presenting it in the
form of information that is useful for consideration in making decisions and making policies.
Recommendations for re-voting are given after the evaluation of reports, information and data provided by
the District General Election Supervisory Committee. The report concerns the findings of the opening of ballot
boxes that are not based on statutory regulations and the issuance of inappropriate ballot papers to voters
registered in the Supplementary Voters List by voting organizers. These violations were the factors that could
lead to re-voting based on Article 372 paragraph (2) of law number 7 of 2017 concerning elections. This re-
voting could have been avoided if the general election organizers at the polling stations understood the
regulations on voting and vote counting.

Keywords: Evaluation, Voting, General Election

I. PENDAHULUAN Presiden, dan Kepala Daerah/Wakil Kepala


Indonesia adalah salah satu negara yang Daerah untuk membuat dan melaksanakan
menganut sistim demokrasi. Hal ini dibuktikan keputusan politik sesuai dengan kehendak
dengan dilaksanakannya pemilihan umum rakyat, 2. Mekanisme perubahan politik
(Pemilu) secara langsung seperti yang menganai pola dan arah kebijakan publik, dan
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar tahun atau mengenai sirkulasi elit, secara periodik dan
1945 pada Pasal 22E ayat (1) Pemilihan Umum tertib, 3. Mekanisme pemindahan berbagai
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, macam perbedaan dan pertentangan
rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali. kepentingan dari masyarakat kedalam lembaga
Pemilu merupakan proses melakukan pemilihan legislatif dan eksekutif untuk dibahas dan
orang maupun pasangan orang untuk mengisi diputuskan secara terbuka dan beradab
jabatan politik. Ada banyak jabatan politik dan (Surbakti dkk, 2018).
beraneka ragam diantaranya Presiden dan wakil Menurut Asshiddiqie Pemilu adalah
Presiden, wakil rakyat dari Kabupaten, Provinsi merupakan cara yang diselenggarakan untuk
sampai tingkat Pusat, jabatan pemerintahan dan memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis
kepala desa. Secara konseptual Pemilu (Asshiddiqie, 2014). Asshiddiqie berangkat dari
merupakan sarana implementasi kedaulatan konsep kedaulatan rakyat dengan sistim
rakyat. Dimana rakyak memiliki kekuasaan perwakilan atau yang disebut dengan
untuk menentukan siapa yang layak atau tidak representative democracy, yaitu dalam praktek
layak untuk menjadi seorang pemimpin. Melalui yang menjalankan kedaulatan rakyat adalah
Pemilu legitimasi kekuasaan rakyat wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga
diimplementasikan melalui “penyerahan” perwakilan rakyat dan wakil-wakil rakyat inilah
sebagai kekuasaan dan hak mereka terhadap yang menentukan corak dan cara kerja
wakilnya yang ada di parlemen maupun pemerintahan serta tujuan apa yang hendak
pemerintahan. Melalui mekanisme ini, rakyat dicapai dalam jangka waktu yang panjang
bisa meminta pertanggungjawaban kekuasaan maupun jangka waktu yang relatif
pemerintah kapan saja melalui perwakilannya pendek/singkat. Pemilu bukanlah satu-satunya
(Jurdi, 2018). instrumen dalam negara demokrasi, namun
Surbakti menyatakan bahwa Pemilu sebagai pemilu tetaplah merupakan instrumen
sebuah instrumen dirumuskan sebagai berikut : demokrasi yang paling utama (Liando dkk,
1. Mekanisme pendelegasian sebagai kedaulatan 2019). Pemilu di Indonesia pertama kali
dari rakyat kepada peserta pemilu dan/atau dilaksanakan pada tahun 1955 dan terakhir pada
calon anggta DPR, DPD, DPRD, Presiden/Wakil tahun 2019 tercatat sudah 12 kali Pemilu

45
dilaksanakan di Indonesia yaitu pada Tahun Kabupaten/Kota. Selain itu juga KPU membentuk
1955, 1971, 1977, 1982, 1987,1992, 1997, 1999, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota serta
2004, 2009, 2014, dan 2019. Pemilu pada tanggal badan penyelenggara ditingkat Kecamatan yang
17 April 2019 merupakan hal yang pertama kali disebut Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan
bagi negara Indonesia dalam melaksanakan Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada
Pemilu secara serentak, dimana pada Pemilu kali Kelurahan/Desa atau sebutan lain.
ini KPU menggabungkan 2 pemilihan sekaligus, Dalam menyelenggarakan Pemilu KPU
yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Kabupaten/Kota berperan penting untuk sukses
serta pemilihan anggota Dewan Perwakilan atau tidak suksesnya Pemilu secara nasional.
Daerah (DPD), Dewan perwakilan Rakyat (DPR), Pemilu di indonesia yang kian kompetitif dan
Dewan perwakilan Rakyat Provinsi (DPR transparan memkebutuhan hadirnya pemilu
Provinsi) dan Dewan Perwakilan rakyat Daerah yang berkeadilan menjadi isu penting. Peran KPU
(DPRD). Kabupaten/Kota sangat penting demi
Dikatakan serentak karna KPU dalam terciptanya Pemilu yang dicita-citakan, yaitu
kapasitasnya sebagai penyelenggara Pemilu Pemilu yang berpedoman pada asas langsung,
melaksanakan Pemilu Presiden dan Wakil umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilu
Presiden tidak secara sendiri atau terpisah dari demikian bukanlah sesuatu yang mudah untuk
Pemilu lainnya. Pemilu serentak ini lahir dari dilaksanakan mengingat ada banyak tahapan
seorang Effendi Gazali bersama koalisi demi tahapan yang harus dilaksanakan secara
masyarakat untuk Pemilu serentak yang efektif dan efisien. Oleh karena itu KPU
menggugat Undang-undang Nomor 42/2008 Kabupaten/Kota harus melaksanakan tugasnya
tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan baik setiap tahapan Pemilu, baik mulai
Ke Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga dalam dari tahapan persiapan sampai dengan tahapan
sidang gugatan itu MK mengeluarkan Putusan pelaksanaan. Untuk itulah sangat diperlukan
MK Nomor 14/PUU-XI/2013 yang menetapkan kerja keras demi tercapainya pelaksanaan
kebijakan Pemilu serentak. Putusan MK tersebut Pemilu yang baik. Pemilu serentak pada tanggal
inti pokoknya bahwa pemisahan 17 April 2019 dinilai sangat berat dan banyak
penyelenggaraan Pemilihan Legislatif dan menguras tenaga, terutama pada penyelenggara
pemilihan Presiden adalah inkonstitusional. Pemilu di tingkat bawah yaitu Kelompok
Pemilu serentak juga dianggap lebih efisien dari Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang
segi waktu maupun anggaran, MK juga harus bekerja keras melebihi Pemilu
menyakini bahwa Pemilu serentak bisa sebelumnya. KPPS menurut Pasal 1 ayat (14)
menjadikan proses demokrasi lebih bersih dari Undang-undang Nomor 7 tentang Pemilu yaitu
segala kepentingan tertentu seperti politik Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
transaksional misalnya capres terpaksa harus atau KPPS merupakan kelompok yang bertugas
bernegosiasi (bargaining) politik terlebih dahulu di tempat pemungutan suara yang dibentuk oleh
dengan partai politik yang pada akhirnya bisa PPS. KPPS adalah penyelenggara Pemilu yang
berimbas pada mereduksinya kekuasaan berada di tingkat paling bawah, setiap
Presiden selaku kepala pemerintahan dalam penyelenggaraan Pemilu kinerja KPPS selalu
menjalankan kekuasaan. dianggap bermasalah.
Dalam penyelengaraan Pemilu perlu adanya Permasalahan seperti yang terjadi di
panitia penyelenggara Pemilu. Pasal 1 ayat (7) Provinsi Kalimantan Tengah, dimana ada 2 KPU
Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 yang Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah
dimaksud dengan penyelenggara Pemilu adalah diketahui melaksanakan pemungutan suara
lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang ulang (PSU) di tiga TPS pada Pemilu tahun 2019.
terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Lokasi yang melakukan PSU itu di TPS 51
Pengawas Pemilu dan Dewan Kehormatan Kelurahan Madurejo dengan jumlah DPT 147 dan
Pemilu yang merupakan satu kesatuan fungsi TPS 08 desa Sungai Kapitan dengan jumlah DPT
penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota 296 keduanya berada di Kabupaten
Dewan Perwakilan rakyat, anggota Perwakilan Kotawaringin Barat, selanjutnya TPS yang
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk melakukan PSU yaitu TPS 37 dengan jumlah DPT
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat sebanyak 158 dan berada di Kabupaten Barito
Daerah secara langsung oleh rakyat. Untuk Utara. Ketua KPU Provinsi Kalimantan Tengah
menjalankan tugasnya sebagai lembaga Harmain Ibrohim mengatakan PSU dilakukan
penyelenggara Pemilu, KPU dibantu oleh karena di TPS tersebut ditemukan pemilih yang
sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU tidak terdaftar di DPT dan DPTB kemudian
Provinsi dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota. menggunakan KTP elektronik atau suket tetapi
Sekretariat masing-masing mendukung dan tidak sesuai dengan alamat KTP elektroniknya
memfasilitasi KPU, KPU Provinsi dan KPU atau bukan penduduk setempat. Hal ini telah

46
memenuhi syarat untuk dilaksanakannya PSU Pada penyelenggaraan pemilu serentak tahun
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang 2019 di Provinsi Sulawesi Utara, KPU Kota
nomor 7 tahun 2017 pasal 372 ayat 2 huruf d. Manado tercatat sebagai peringkat teratas yang
Ketua KPU Provinsi Kalimantan Tengah juga melaksanakan PSU. Untuk memperoleh
mengatakan bahwa PPK masing-masing gambaran yang komprehensif tentang
kecamatan di 2 kabupaten tersebut telah permasalahan Pemilu serentak tahun 2019 di
mendapatkan rekomendasi PSU dari Panwascam Kota Manado maka perlu ditelusuri faktor apa
setempat. PPK juga telah mengusulkan kepada yang menyebabkan tingginya PSU di Kota
KPU Kabupaten Kotawaringin Barat dan Manado.
Kabupaten Barito Utara untuk melaksanakan Adapun alasan penelitian dilakukan di KPU
PSU, kemudian KPU di 2 Kabupaten tersebut Kota Manado karena jika dilihat dari letak
memutusan untuk melaksanakan PSU dan geografis Kota Manado yang merupakan ibu kota
pelaksanaan PSU dilaksanakan pada Rabu 24 Provinsi Sulawesi Utara tentu memiliki banyak
April 2019 (Andika : antaranews.com Antara sumber daya manusia yang berkualitas, Kondisi
Kalteng. Senin, 22 april 2019). ini harusnya bisa dimanfaatkan KPU Kota
Kasus di atas hampir mirip dengan yang manado dalam menjaring sumber daya manusia
terjadi di TPS 2 Kampung Buha Kecamatan yang mempunyai kemampuan yang baik untuk
Tagulandang Selatan Kabupaten Kepulauan dijadikan penyelenggara pemilu. Menurut
Sitaro, berdasarkan temuan dilapangan telah Werter dan Davis (1996) Sumber daya manusia
terjadi pelanggaran Pemilu dimana ada 2 orang adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga
oknum pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam mencapai tujuan organisasi (Sutrisno,
di TPS tersebut tidak terdaftar dalam DPT dan 2016). Persoalan diatas menurut peneliti
DPTB serta tidak memiliki KTP elektronik merupakan hal yang tidak mudah untuk diatasi
dengan demikian Panitia Pengawas Pemilu sehingga memberi motivasi kepada penulis
Kecamatan Tagulandang Selatan mengeluarkan untuk melakukan penelitian dengan tujuan
surat rekomendasi Nomor 001/K.Bawaslu Prov untuk mengetahui “Faktor-Faktor Penyebab
SA/06/Tagsel/PM 05.02/04/2019 tanggal 21 Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada
April 2019 tentang Rekomendasi Pemungutan penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019
Suara Ulang. Menurut Panitia Pengawas Pemilu di Kota Manado”.
Kecamatan Tagulandang Selatan pelanggaran
II. METODE PENELITIAN
tersebut sudah memeuhi syarat dari Pasal 372
Pada Penelitian ini menggunakan metode
ayat (2) huruf b Undang-undang Nomor 7 tahun
penelitian kualitatif. Metode penelitian ini
2017 tentang Pemilu, rekomendasi ini ditindak
berlandaskan pada filsafat positivisme atau
lanjuti oleh KPU Kabupaten Kepulauan Sitaro
enterpretif, digunakan untuk meneliti pada
melalui surat keputusan KPU Kabupaten
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti
Kepulauan Sitaro Nomor 210/Kpts/KPU-
adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan
SITARO-023.964803/2019 tanggal 23 april 2019
data dilakukan secara trianggulasi (gabungan
tentang Penetapan Pelaksanaan Pemungutan
observasi, wawancara, dokumentasi), data yang
Suara Ulang dalam Pemilihan Umum Tahun 2019
diperoleh cenderung kualitatif, analisis data
Di Wilayah Kabupaten kepulauan Siau tagundang
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
Biaro (sumber KPU Kabupaten Kepulauan
bersifat untuk memahami makna, memahami
Sitaro). Meskipun kesalahan yang dilakukan oleh
keunikan, mengkonstruksi fenomena, dan
KPPS bersifat individu tidak serta merta
menemukan hipotesis (Sugiono 2017).
sepenuhnya adalah kesalahan KPPS, KPU selaku
Penelitian dilakukan di kantor KPU Kota
lembaga penyelenggara Pemilu yang berada di
Manado yang beralamat di jalan lumimuut
tingkat atas seharusnya bisa melakukan evaluasi
nomor 5 kelurahan tikala kumaraka kecamatan
terhadap faktor penyebab dari kesalahan-
wenang Provinsi Sulawesi Utara, kantor Bawaslu
kesalahan yang terjadi. Evaluasi adalah suatu
Kota Manado yang berada di Jalan Wolter
riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan
Mongisidi kelurahan Malalayang satu kecamatan
menyajikan informasi yang bermanfaat
Malalayang Provinsi Sulawesi dan tempat-
mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya
tempat lain di Kota Manado yang dianggap perlu
dan membandingkan dengan objek evaluasi dan
dikunjungi untuk mendapatkan informasi
hasilnya dipergunakan untuk mengambil
mengenai apa yang sedang diteliti. Pada
keputusan mengenai objek yang dievaluasi
penelitian ini ada dua jenis sumber data yang
tersebut (Wirawan, 2012). Dari beberapa
digunakan, yaitu sumber data primer dan
permasalahan yang diuraikan di atas bisa
sumber data sekunder. Data primer adalah data
diketahui bahwa permasalahan yang sama
yang dikumpulkan melalui pihak pertama,
dialami oleh KPU Kota Manado dalam
biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan
menyelenggarakan pemilu pada tahun 2019.
lain-lain (Arikunto 2013). Sumber data primer

47
yang didapat dalam penelitian ini adalah teks Bisa dikatakan bahwa faktor penyebab
hasil wawancara yang diperoleh melalui terjadinya PSU adalah keadaan atau peristiwa
wawancara secara langsung maupun lewat via yang terjadi pada saat dilaksanakannya
telefon dengan informan yang dijadikan sampel pemungutan suara yang oleh undang-undang
dalam penelitian ini. Informan tersebut dianggap dinyatakan sebagai kesalahan atau pelanggaran
adalah orang yang terlibat langsung dalam sehingga Bawaslu mengeluarkan rekomendasi
penyelenggaraan pemilu tahun 2019 di Kota untuk dilaksanakan PSU. Berikut adalah Faktor-
Manado. Informan adalah orang yang akan faktor yang menyebabkan dilaksanakannya PSU
dimanfaatkan untuk memberikan informasi berdasarkan undang-undang nomor 7 tahun
tentang situasi dan kondisi latar penelitian 2017, antara lain sebagai berikut : 1. Apabila
(Moleong 2017). terjadi bencana alam dan Kerusuhan, sehingga
Data sekunder yaitu data-data yang sudah menyebabkan hasil dari pemungutan suara tidak
tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti bisa digunakan atau penghitungan suara tidak
dengan cara membaca, melihat atau bisa dilakukan, 2. Pemungutan suara wajib bisa
mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari diulang apabila pada saat dilakukan pemeriksaan
data primer yang sudah diolah oleh peneliti dan penelitian oleh pengawas TPS terbukti
sebelumnya (sarwono, 2006). Data-data terdapat hal-hal sebagai berikut : a. Membuka
sekunder tersebut yaitu dokumen Pemilu kotak suara yang didalamnya terdapat berkas
serentak Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh pemungutan dan penghitungan suara yang tidak
KPU Kota Manado, dokumen tersebut bisa berdasarkan aturan perundang-undangan, b.
berupa pemutakhiran DPT, kebutuhan logistik Pemberian tanda khusus pada surat suara
Pemilu, Keputusan, jumlah kecamatan, jumlah berupa tanda tangan atau alamat pemilih pada
desa/kelurahan, jumlah TPS dan data panitia ad surat suara yang digunakan oleh pemilih atas
hoc, jumlah TPS yang melaksanakan PSU serta permintaan KPPS, c. KPPS sengaja/tidak sengaja
semua dokumen-dokumen yang berkaitan merusak lebih dari satu kali surat suara yang
dengan Pemilu serentak tahun 2019 yang sudah digunakan oleh pemilih sehingga
dialaksanakan oleh KPU Kota Manado. menyebabkan surat suara tidak sah, d. Terdapat
Dalam penelitian ini teori yang digunakan pemilih yang tidak terdaftar dalam Daftar
yaitu teori evaluasi. Diasumsikan bahwa PSU Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan
yang terjadi pada penyelenggaraan pemilu tahun (DPTB) dan tidak memiliki KTP elektronik.
2019 di kota Manado karena adanya evaluasi Penyelengaraan Pemilu di Kota Manado
yang dilakukan oleh Bawaslu kota Manado pada tanggal 17 April 2019 tidak dapat dikatakan
terhadap laporan pelaksanaan pemungutan berjalan mulus, Penyelenggaraan Pemilu yang
suara di TPS. Evaluasi adalah suatu riset untuk dilaksanakan oleh KPU Kota Manado mendapat
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan tanggapan dari Bawaslu Kota Manado.
informasi yang bermanfaat mengenai objek Penyelenggaraan pemilu yang dilaksanakan KPU
evaluasi, selanjutnya menilainya dan Kota Manado di 1389 (seribu tiga ratus delapan
membandingkan dengan objek evaluasi dan puluh sembilan) TPS terbagi atas lima daerah
hasilnya dipergunakan untuk mengambil pemilihan dengan jumlah peserta pemilu ada
keputusan mengenai objek yang dievaluasi enam belas partai politik dan dua pasangan calon
tersebut (Wirawan, 2012). Presiden dan Wakil Presiden mendapat berbagai
laporan tentang adanya dugaan pelanggaran
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pemilu.
Pemungutan Suara Ulang atau yang disebut Dari hasil evaluasi dan kajian Bawaslu kota
PSU adalah pelaksanaan kembali pemungutan Manado mengenai laporan dugaan adanya
suara karena bencana alam, kerusuhan atau pelanggaran pemilu yang dimaksud, maka
karena terdapat kesalahan maupun pelanggaran Bawaslu Kota Manado mengeluarkan 2 surat
yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu di rekomendasi pada tanggal 18 April 2019 tepat
TPS yaitu petugas KPPS saat melaksanakan setelah sehari dilaksanakannya pemungutan
pemungutan suara. Kesalahan atau pelanggaran suara antara lain sebagai berikut :
ini telah memenuhi unsur Pasal 372 ayat (2) 1. Surat Nomor
undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang 234/K.BAWASLU.MDO.SA.14/PM.05.02/04/
pemilu, sehingga Bawaslu harus 2019 tentang pelaksanaan PSU di 15 TPS.
merekomendasikan untuk dilakukan PSU. 2. Surat Nomor
Pelaksanaan PSU demi menjunjung tinggi asas 235/K.BAWASLU.MDO.SA.14/PM.05.02/04/
Pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan 2019 tetang pemungutan suara susulan (PSS)
adil. khusus di Rumah Sakit Prof. Dr. R.D Kandou
Faktor menurut kamus bahasa indonesia Manado.
adalah keadaan atau peristiwa (Reality, 2008).

48
Dari surat rekomendasi tersebut KPU Kota semua sudah diangkut sementara ada beberapa
Manado melaksanakan rapat Pleno tertutup, dari dokumen yang belum dimasukkan kedalam
rapat Pleno ini disepakati bahwa KPU Kota kotak suara sehingga mereka membuka kotak
Manado akan melaksanakan PSU di 15 TPS yang suara di kantor kelurahan kemudian
direkomendasikan oleh Bawaslu Kota Manado. menyelipkan masuk dokumen yang belum
Untuk PSS tidak dapat dilaksanakan oleh KPU sempat dimasukkan kedalam kotak suara.
Kota Manado, pemilih yang memenuhi syarat di Padahal hal itu tidak boleh sama sekali dilakukan
Rumah Sakit Prof. Dr. R.D Kandou Manado akan yang namanya telah selesai proses di TPS maka
dilayani/bisa melakukan pencoblosan di TPS kotak suara harus di kunci dan dan diberi segel
terdekat/TPS berjalan yang disediakan oleh KPU serta tidak boleh lagi di buka kecuali saat pleno
Kota Manado. Pelaksanaan PSU oleh KPU Kota atau keadaan terdesak terjadi ketidakcocokan
Manado dituangkan dalam surat keputusan KPU hasil C1 baru bisa dibuka. Kejadian inilah yang
Kota Manado Nomor 257/HK.03.1- sempat direkam/divio dan sempat viral. Ketika
Kpt?7171/KPU-Kot/IV/2019. kami minta klarifikasi, menanyakan ke KPPS
Pada penelitian yang dilakukan dapat kelurahan Bahu kenapa sampai membuka kotak
diketahui bahwa faktor-faktor penyebab suara? apakah tidak tahu soal aturan? Dan
terjadinya PSU di Kota Manado pada saat mereka mengakui kesalahan mereka. Hal inilah
penyelenggaraan pemlu tahun 2019 terdapat yang menjadi salah satu direkomendasikannya
pada pasal 372 ayat (2) huruf a. Membuka untuk dilakukan PSU”
Membuka kotak suara yang di dalamnya terdapat KPU Kota Manado menerima bahwa apa
berkas pemungtan suara dan penghitungan yang terjadi di kelurahan Bahu merupakan salah
suara yang tidak berdasarkan aturan perundang- satu bentuk pelanggaran pemilu. Berdasarkan
undangan dan huruf d. Terdapat pemilih yang Pasal 372 ayat (2) huruf a undang-undang nomor
tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap 7 tahun 2017 bahwa membuka kotak suara yang
(DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTB) dan di dalamnya terdapat berkas pemungtan dan
tidak memiliki KTP elektronik. penghitungan suara yang tidak berdasarkan
Pada penyenggaraan pemilu tahun 2019 aturan perundang-undangan adalah salah satu
yang dilaksanakan oleh KPU Kota Manado, faktor yang menyebabkan dilakukannya PSU.
Bawaslu Kota Manado menemukan dugaan Diasumsikan bahwa ada kemungkinan
pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh KPPS. perbuatan tersebut dilakukan oleh KPSS
Temuan bawaslu tersebut terjadi di kelurahan kelurahan Bahu karena adanya rasa khawatir
Bahu kecamatan Malalayang, hal ini seperti yang tentang waktu penghitungan di TPS yang sudah
di ungkapkan oleh informan TB, informa adalah terlalu lama, penghitungan suara oleh KPPS
anggota Bawaslu Kota Manado. Berikut adalah kelurahan bahu dilaksanakan mulai pukul 13.00
pernyataan dari informan TB : wita dan sampai pada pukul 05.00 wita pada hari
“temuan Bawaslu Kota Manado yang berikutnya belum juga selesai. Dalam Pasal 383
menemukan kotak suara yang dibuka oleh KPPS undang-undang nomor 7 tentang pemilu,
di kantor kelurahan Bahu kecamatan Malalayang disebutkan pada ayat (1) dan ayat (2) bahwa: 1.
memang benar adanya. Dari beberapa TPS yang penghitungan suara di TPS dilaksanakan setelah
diduga melakukan pelanggaran pemilu, hanya waktu pemungutan suara berakhir, 2.
empat TPS yang direkomendasikan melakukan Penghitungan suara sebagaimana dimaksud
PSU” pada ayat (1) hanya dilakukan dan selesai di TPS
Pembukaan kotak suara yang dilakukan yang bersangkutan pada hari pemungutan suara.
oleh KPPS kelurahan bahu kecamatan Pasal 383 ayat (2) inilah yang kemudian oleh MK
malalayang jelas tidak berdasarkan aturan menambahkan waktu penghitungan selama 12
perundang-undangan, tindakan yang dilakukan jam dan harus dilaksanakan tanpa adanya jeda
KPPS kelurahan bahu sempat direkam oleh dalam pelaksanaan penghitungan suara.
masyarakat sehingga vidio tersebut viral di sosial Penambahan waktu penghitungan oleh MK
media. Seperti yang dikatakan informan MSHS dituangkan dalam Putusan MK nomor 20/PUU-
ketika dilakukan wawancara, MSHS adalah XVII/2019.
anggota KPU Kota Manado. Berikut adalah Permasalahan selanjutnya adalah
pernyataannya : Terdapat pemilih yang tidak terdaftar dalam
“pembukaan kotak suara di kelurahan bahu Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih
adalah kejadian terparah, dari TPS sesudah Tambahan (DPTB) dan tidak memiliki KTP
dilakukan penghitungan kotak suara diangkut ke elektronik. Daftar Pemilih Tetap atau DPT dan
kantor kelurahan bahu. Proses kemarin adalah Daftar Pemilih Tambahan menurut peraturan
penghitungan lima surat suara dianggap ribet KPU nomor 3 tahun 2019 tentang pemungutan
oleh KPPS, sementara proses pengisian teman- dan penghitungan suara dalam pemilihan umum
teman KPPS di TPS ternyata belum selesai dan yaitu daftar pemilik KTP elektronik yang

49
terdaftar di dalam daftar pemilih sementara yang Dalam pemberian surat suara KPPS
sudah dimutakhirkan dan telah dilakukan kebingungan karena selain melayani pemilih
perbaikan oleh PPS kemudian ditetapkan oleh yang terdaftar dalam DPT dan DPTB mereka juga
KPU Kabupaten/Kota, sedangkan DPTB atau harus melayani pemilih yang tidak terdaftar
daftar pemilih tambahan yaitu daftar pemilik dalam DPT dan DPTB yaitu daftar pemilih khusus
KTP elektronik yang terdaftar di dalam DPT atau DPK. DPK adalah pemilih yang
karena suatu keadaan tertentu tidak dapat menggunakan surat keterangan atau KTP
menggunakan hak pilihnya pada TPS tempat elektronik sesuai domisili. Bisa saja karena
pemilih/bersangkutan terdaftar di dalam DPT adanya ancaman Pasal 510 undang-undang
dan memberikan suaranya di TPS lain. Pemilih nomor 7 tahun 2017 sehingga KPPS memberikan
yang terdaftar dalam DPTB atau pemilih 5 surat suara kepada pemilih yang terdaftar
pindahan pada saat melakukan pemungutan dalam DPTB. Pasal 510 undang-undang nomor 7
suara di TPS tidak semuanya memperoleh lima tahun 2017 tentang pemilu menyebutkan bahwa
jenis surat suara, jumlah surat suara yang setiap orang yang sengaja menyebabkan orang
diperoleh berdasarkan kemana yang lain kehilangan hak pilihnya dipidana dengan
bersangkutan melakukan pindah memilih. pidana penjara palaing lama 2 tahun serta denda
Pindah memilih bisa terjadi antar paling panyak 24,000,000 (dua puluh empat
kabupaten/kota, antar provinsi dan pindah juta).
memilih ke luar negeri. IV. KESIMPULAN
Kesalahan KPPS memberikan surat A. Simpulan
suara pada saat pelaksanaan pemungutan suara Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
diakui oleh informan MSHS, berikut disimpulkan bahwa faktor penyebab
pernyataannya : dilakukannya PSU pada penyelenggaraan pemilu
“Kesalahan lain yang dilakukan oleh KPPS tahun 2019 yang dilaksanakan KPU Kota Manado
yaitu mengenai DPTB atau pindah memilih. karena adanya rekomendasi Bawaslu Kota
Pemilih yang menggunakan hak pilihnya dengan Manado. Bawaslu Kota manado mengeluarkan
menggunakan fornulir A5/pindah memilih rekomendasi tersebut berdasarkan temuan
berasal dari luar Kota Manado, maka pemilih pelanggaran pemilu yang dilakukan
tersebut tidak bisa mendapatkan surat suara penyelenggara pemilu di TPS, temuan tersebut
untuk DPRD Kota Manado atau hanya berupa pembukaan kotak suara yang tidak sesuai
mendapatkan empat surat suara. Problem dengan peraturan perundang-undangan dan
seperti inilah yang membuat kebingungan bagi kesalahan pemberian surat suara yang keliru
KPPS, sehingga pemilih menggunakan surat A5 oleh KPPS kepada pemilih yang terdaftar dalam
atau pindah memilih, pemilih yang menggunakan DPTB. Lemahnya pengetahuan mengenai
KTP dan pemilih yang menggunakan surat regulasi pemilu tercermin dari tindakan
keterangan lainnya semuanya diberikan lima pembukaan kotak suara yang dilakukan KPPS
surat suara. Kesalahan KPPS ini terjadi di sebelas kelurahan Bahu kecamatan Malalayang dan
TPS yang direkomendasikan oleh Bawaslu Kota pemberian surat suara yang tidak sesuai yang
Manado” terjadi di sebelas TPS. Kejadian inilah yang
Kesalahan dalam memberikan surat menjadi dasar Bawaslu Kota Manado
suara kepada pemilih yang terdaftar dalam DPTB mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan PSU.
menjadi salah satu alasan dilakukannya PSU, ini Penempatan pengawas TPS pada TPS seharusnya
terjadi disebabkan karena lemahnya dapat mencegah pelanggaran pemilu yang
pengetahuan penyelenggara pemilu di TPS, baik terjadi, karna berdasarkan Pasal 93 ayat (2)
KPPS dan pengawas TPS sama-sama lalai dan undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang
tidak profesional dalam menjalankan tugasnya pemilu menjelaskan bahwa Bawaslu mempunyai
sebagai penyelenggara pemilu. Panwas TPS tugas melakukan pencegahan dan penindakan
seharusnya dengan kewenangannya memastikan atas pelanggaran pemilu dan sengketa proses
pemilih yang terdaftar dalam DPTB pemilu. Pasal 93 ayat (2) ini berlaku pada setiap
mendapatkan surat suara berdasarkan status tingkatan Bawaslu sampai pada pengawas TPS.
pindah memilihnya, apakah yang bersangkutan Pelanggaran pemilu sebenarnya bisa
pindah memilih antar kecamatan, antar dihindari apabila petugas KPPS dan panwas TPS
kabupaten/kota, antar provinsi atau pindah sama-mama mengetahui tugas dan fungsinya
keluar negeri. Jika hal ini dilakukan maka masing-masing, akan tetapi karena masa tugas
kelalaian KPPS dalam memberikan surat suara hanya satu bulan membuat pembekalan
bisa dicegah, kewenangan ini diberikan kepada penyelenggara pemilu di tingkat bawah tergesa-
Bawaslu dan setiap tingkatannya berdasarkan gesa, hal itu terjadi karena selama satu bulan ada
pasal 93 huruf b undang-undang nomor 7 tahun banyak tahapan yang harus dilakukan oleh
2017 tentang pemilu. penyelenggara pemilu di tingkat KPPS. Akhirnya

50
para penyelenggara pemilu di TPS, baik KPPS jatuh sakit bahkan meninggal disebabkan
atau pengawas TPS tidak dapat menguasai kelelahan. Perlu ada jaminan kesehatan dan
peraturan pemilu sehingga rentan membuat keselamatan yang harus diatur dalam
pelanggaran pemilu atau tidak tahu tengtang peraturan perundang-undangan demi
fungsi pencegahan dan pengawasan pada saat melindungi KPPS karena masih banyak resiko
melaksanakan tugasnya. Sanksi administratif lain yang bisa timbul selama mereka
berupa teguran keras dan penonaktifan melaksanakan tugasnya sebagai
sementara yang diberikan terhadap penyelenggara Pemilu di tingkat paling
penyelenggara pemilu yang melakukan bawah.
pelanggaran pemilu dianggap terlalu ringan dan DAFTAR PUSTAKA
tidak mempunyai dampak apapun buat mereka,
hal ini juga yang membuat begitu gampangnya Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu
penyenggara pemilu melakukan pelanggaran Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta
pemilu. Assiddiqie, Jimly. 2014. Pengantar Ilmu Hukum
B. SARAN Tata Negara. Rajawali Pers. Jakarta.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Jurdi, Fajlurrahman. 2018. Pengantar Hukum
dilapangan, peneliti memiliki beberapa saran
Pemilihan Umum. Kencana Prenada Media
sebagai masukan kedepannya diantaranya
Group.Jakarta.
sebagai berikut :
1. Perekrutan Anggota KPPS seharusnya Liando, Ferry dkk. 2019. Tata Kelola Pemilu
dilaksanakan jauh sebelum pemungutan Indonesia. KPU RI. Jakarta.
suara dilaksanakan, hal ini supaya KPU
Moleong, Lexi J. 2017. Metodologi Penelitian
Kabupaten/Kota bisa lebih banyak mencari
Kualitatif. P.T Remaja Rosdakarya.
calon KPPS. Dengan semakin banyaknya
Bandung.
calon anggota KPPS yang mencalonkan diri
maka semakin baik pula kualitas yang akan di Reality, Tim. 2008. Kamus Terbaru Bahasa
hasilkan dalam seleksi KPPS. Perekrutan Indonesia. Reality Publisher. Surabaya.
dilakukan jauh hari sebelum hari
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif.
pemungutan suara dikarenaka pada saat
Alfabeta. Bandung.
mendekati hari pemungutan suara, banyak
dari masyarakat sudah menjadi tim sukses Surbakti, Ramlan dkk. 2008. Perekayasaan Sistim
dari partai politik. Pada akhirnya KPU Pemilu untuk Pembangunan Tata Politik
Kabupaten Kota mengalami kesulitan dalam Demokratis. Kemitraan. Jakarta.
perekrutan KPPS, hal inilah mengapa setiap
Sutrisno, Edi. 2016. Manajemen Sumber Daya
perekrutan KPPS selalu diperpanjang
Manusia. Kencana Prenamedia Group.
jadwalnya karena kurangnya calon peserta
Jakarta.
anggota KPPS yang mendaftar.
2. Masa Tugas KPPS harusnya ditambah Wirawan. 2016. Evaluasi Teori, Model,
menjadi dua bulan, jika masa tugas KPPS Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi. PT.
menjadi dua bulan maka secara otomatis KPU Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Kabupaten/Kota memiliki waktu yang cukup
SUMBER LAIN :
dalam memberikan pembekalan. Pembekalan
dan pemberian Bimtek yang cukup bisa RI. Undang-undang Dasar Republik Indonesia
membuat pemahaman KPPS dalam bidang 1945.
regulasi maupun teknis pelaksanaan
RI. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
mengenai pemungutan dan penghitungan
Pemilu.
suara akan lebih baik.
3. Honorarium, Honor KPPS untuk Pemilu tahun RI. Peraturan KPU Nomor 3 Rahun 2019 tentang
2019 dianggap sangat kecil dibandingkan Pemungutan dan Penghitungan Suara
dengan beban kerja yang mereka pikul, belum Dalam Pemilihan Umum.
lagi ada potongan pajak dari honor tersebut.
Hal ini juga merupakan salah satu sebab KPPS Salah Input Data, Kepala Desa Keluhkan
kurangnya minat masyarakat untuk Kinerja KPU Sleman. Suarajogja.id. 26 April
2019.
mengabdikan diri sebagai penyelenggara
pemilu ditingkat KPPS. https://jogja.suara.com/read/2019/04/26
4. Jaminan Kesehatan dan Keselamatan, Pemilu /125650/kpps-salah-input-data-kepala-
2019 yang dianggap berat dan melelahkan, desa-keluhkan-kinerja-kpu-
sleman?page=all
KPPS harus bertugas lebih dari 24 jam tanpa
istirahat tidur, sehingga banyak KPPS yang

51

Anda mungkin juga menyukai