Anda di halaman 1dari 5

Nama :Louys matarau

Nim :2204060193
Prodi :Agroteknologi
Tugas pkn

Pemilihan Umum 2019 adalah pemilihan legislatif dengan pemilihan presiden yang diadakan
secara serentak. Hal ini dilakukan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14 /
PUU 11/2013 tentang pemilu serentak, yang bertujuan untuk meminimalkan pembiayaan
negara dalam pelaksanaan pemilu, meminimalisir politik biaya tinggi bagi peserta pemilu,
serta politik uang yang melibatkan pemilih, penyalahgunaan kekuasaan atau mencegah
politisasi birokrasi, dan merampingkan skema kerja pemerintah. Belasan petugas KPPS
meninggal dunia saat pemiluSistem pemilu yang dianut di Indonesia saat ini adalah sistem
pemilu yang dilakukan dalam tahapan pemilu legislatif (pileg), pemilu presiden (pilpres) serta
pemilihan kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota (pilkada). Pemisahan sistem pemilu
tersebut, dinilai kurang efektif dan efisien dalam pelaksanaan pemilu yang menganut
pemerintahan sistem presidensial, karena menimbulkan berbagai permasalahan, seperti
konflik yang terus terjadi antara berbagai kepentingan kelompok maupun individu,
pemborosan anggaran dalam penyelenggaraannya, maraknya politik uang, politisasi
birokrasi, serta tingginya intensitas pemilu di Indonesia.Pendapat saya mengenai pemilu pada
tahun 2019 yang terjadi di daerah saya,Desa Watodiri Kecamatan Ile-Ape Kabupaten
LEMBATA.Pada pelaksanaan pemungutan suara tanggal 17 April 2019, di TPS 01 Desa
Watodiri Kecamatan Ile Ape Timur, terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh KPPS. Pada
TPS tersebut,KPPS membiarkan terjadinya pendampingan pemilih normal sebanyak 65
pemilih yang tidak sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2012 pasal 157 point 1 yakni Pemilih
tunanetra, tunadaksa, dan yang mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan
suaranya di TPS dapat dibantu oleh orang lain atas permintaan Pemilih. KPPS juga
membiarkan lebih dari 1 (satu) orang yang belum memenuhi syarat untuk menggunakan hak
pilihnya dalampemilu legislatif 2019 masuk ke dalam bilik suara untuk mencoblos dengan
membawa C6. Dari beberapa pelanggaran yang terjadi di TPS ini, sehingga KPU Kabupaten
menindaklanjuti surat rekomendasi dari PANWAS Kabupaten Lembata. surat rekomendasi
dari Panwas Kabupaten Lembata terkait temuan pemilih dibawah umur dan pendampingan
pemilih, serta fakta lapangan yang terjadi pada pemungutan dan penghitungan suara di TPS
dalam penyelenggaraan pemilu legislatif di Kabupaten Lembata tahun 2019 menunjukan
bahwa kualitas kerja KPPS dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya belum optimal.
Permasalahan tersebut di atas tentunya memberikan dampak yang kurang baik terhadap
kualitas penyelenggaraan pemilu khususnya dalam pemilu legislatif di Kabupaten Lembata
tahun 2019.Permasalahan tersebut di atas tentunya memberikan dampak yang kurang baik
terhadap kualitas penyelenggaraan pemilu khususnya dalam pemilu legislatif di Kabupaten
Lembata tahun 2014. Sebagian besar KPPS dalam melaksanakan pekerjaanya di TPS masih
sangat bergantung terhadap satu atau dua orang rekan kerjanya. Karena bagaimanapun juga
penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara adalah kerja kelompok atau kerja tim,
seharusnya diselesaikan secara bersama sesuai dengan pembagian atau pengaturan kerja pada
masing-masing anggota KPPS. Menurut pengakuan informan bahwa hal tersebut disebabkan
karena ketidaktahuan terhadap cara pengisian format model C.Terlihat juga pada kesalahan
dalam menuliskan jumlah perolehan suara sah masing-masing partai politik pada penulisan
dengan huruf. Salah satu contohnya pada TPS 01 desa Wulandoni, dimana perolehana suara
sah salah satu partai 042, tertuliskan dalam huruf dengan nol empat dua seharusnyaempat
puluh dua. Dari pengakuan informan bahwa kesalahan tersebut disebabkan ketidaktahuan
terkait tata cara pengisiannya. Bahkan beberapa informan selaku ketua PPK baru mengetahui
kesalahan tersebut setelah peneliti memperlihatkan hasil penghitungan suara yang tertuang
dalam format model lampiran C1. Harus diakui bahwa undang-undang pemilu serta peraturan
lain yang mengatur tentang kode etik penyelenggara pemilu seperti yang tertuang dalam
Peraturan Bersama KPU, BAWASLU dan DKKP nomor 13 tahun 2012,nomor 11 tahun
2012, nomor 1 tahun 2012, ternyata masih terjadi pelanggaran oleh KPPS. Di samping itu,
pelatihan terkait pengisisan formular C dan lampiran C-1 yang sudah dilaksanakan secara
berjenjang mulai dari PPK, PPS sampai pada KPPS namun masih saja menunjukan hasil yang
tidak sesuai dengan harapan, Disinilah peran Bawaslu sebagai pengawas Pemilu menjadi
sangat penting, sehingga kendala-kendala demokrasi tersebut dapat ditanggulangi secara
demokratis Tentang Pemilu 2019 saat ini khususnya dalam pemilihan Presiden kita periode
2019-2024 ada banyak sekali menggunakan isu SARA baik dikehidupan nyata maupun di
media sosial itu sendiri. Pemilihan Umum 2019 adalah pemilihan legislatif dengan pemilihan
presiden yang diadakan secara serentak. Hal ini dilakukan berdasarkan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 14 / PUU 11/2013 tentang pemilu serentak, yang bertujuan untuk
meminimalkan pembiayaan negara dalam pelaksanaan pemilu, meminimalisir politik biaya
tinggi bagi peserta pemilu, serta politik uang yang melibatkan pemilih, penyalahgunaan
kekuasaan atau mencegah politisasi birokrasi, dan merampingkan skema kerja pemerintah.

Sistem pemilu yang dianut di Indonesia saat ini adalah sistem pemilu yang dilakukan dalam
tahapan pemilu legislatif (pileg), pemilu presiden (pilpres) serta pemilihan kepala daerah
provinsi dan kabupaten/kota (pilkada). Pemisahan sistem pemilu tersebut, dinilai kurang
efektif dan efisien dalam pelaksanaan pemilu yang menganut pemerintahan sistem
presidensial, karena menimbulkan berbagai permasalahan, seperti konflik yang terus terjadi
antara berbagai kepentingan kelompok maupun individu, pemborosan anggaran dalam
penyelenggaraannya, maraknya politik uang, politisasi birokrasi, serta tingginya intensitas
pemilu di Indonesia. Tidak hanya isu SARA saja, penyebaran HOAX juga banyak terjadi di
media sosial terkait Pasangan Calon Presiden kita, baik Paslon nomor 1 maupun paslon
nomor 2.Sesuai dengan UUD 1945 pasal 1 ayat 1 Bahwa Negara Indonesia adalah Negara
Hukum yang berbentuk Republik. Oleh sebab itu, kita sebagai bangsa Indonesia jangan mau
terpecah belah hanya karna doktrin yang tidak benar terkait isu HOAX dan isu SARA.
Siapapun Presiden kita yang terpilih baik Paslon Nomor 1 maupun Paslon Nomor 2, mereka
adalah yang terbaik yang kita percayai akan membangun dan lebih mensejahterakan kita
rakyat Indonesia.

PANDANGAN UNTUK PEMILU 2024

Di kebanyakan negara yang mempraktekkan demokrasi, pemilihan umumya yang


dilaksanakan secara periodik dalam tenggang waktu tertentu dianggap lambang, sekaligus
tolak ukur dari sebuah demokrasi. Pemilu dianggap sebagai indikator utama negara
demokrasi, karena dalam Pemilu rakyat menggunakan suaranya, melaksanakan hak
politiknya dan menentukan pilihannya secara langsung dan bebas.Pemilu akan di gelar pada
14 Februari untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden,anggota dewan perwakilan rakyat
(DPR) RI,dewan perwakilan daerah (DPD) RI,serta dewan perwakilan rakyat daerah(DPRD)
Provinsi dan KABUPATEN/KOTA.sementara pilkada akan digelar pada 27 November 2024
untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur,Bupati dan wakil bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota seluruh Indonesia. Pemilu dilaksanakan dengan perangkat peraturan yang
mendukung asas kebebasan dan kejujuran, maka jalan keluar dari persoalan ini adalah Pemilu
harus benar-benar dilaksanakan secara “luber dan jurdil” pelaksanaan Pemilu khendaknya
mempertimbangkan instrumen dan penyelenggaranya, karena sangat mungkin adanya
kepentingan penyelenggara (lembaga) sehingga dapat mengganggu kemurnian
Pemilu,pemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan sarana konkret bagi rakyat untuk
menentukan pemimpin pemerintahan di tingkat daerah. Partisipasi masyarakat dalam pilkada,
merupakan wujud kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi,penyelenggaraan pilkada
sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan , meski merupakan tanggung jawab
Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara pemilihan, Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu) selaku penyelenggara pemilihan yang bertugas melakukan
pengawasan terhadap jalannya proses pilkada yang berlangsung, namun tentunya juga
merupakan tanggung jawab berbagai pihak yang turut memfasilitasi kelancaran proses
pilkada, termasuk Kementerian Dalam Negri

Harapan agar dalam pemilihan mendatang tidak ada lagi kecurangan dalam melakukan
pemilihan sehingga kita bisa menggunakan hak pilih kita dengan baik dan jangan ada lagi
pemilihan ulang seperti tahun kemarin,karena dan disini kita juga tahu siapa yang layak
menjadi pemimpin menurut masyarakat kita bukan melalui kecurangan.

"Menurut saya harus ada pemisahan pilkada dan pemilu, karena penyelenggara juga harus
menjaga napasnya. Kalau disatukan di satu tahun pasti akan jadi persoalan tersendiri,"karena
kalua di satukan maka kemungkinan hal yang sama bisa terjadi karena pengalaman tahun
kemarin banyak petugas yang gugur karena sibuk bekerja untuk menyukseskan pemilihan
tersebut.Teman-teman dapat ikut serta dalam penyelenggaraan dan pengawasan pemilu di
Indonesia. Pemilu adalah satu ajang yang sangat menentukan nasib bangsa kita lima tahun ke
depan," Hati-hati dalam memilih dan tidak boleh menerima politik uang sama sekali, karena
itu menentukan nasib kita anak bangsa ke depan kepada kita mahasiswa untuk menjadi
pemilih yang baik dan tidak menerima politik uang. Pasalnya, hal tersebut akan berimbas
pada kebijakan yang diambil calon terpilih tersebut. berharap dengan banyaknya partisipasi
masyarakat dan mahasiswa dalam pengawasan Pemilu Serentak 2024, dapat meminimalisir
terjadinya pelanggaran pemilu dan pemilihan.Kita melihat contohnya pada Pemilu 2019,
berkaitan dengan lembaran kertas surat suara Caleg dan Pilpres yang banyak. arena
pelaksanaan Pemilu dan Pilkada 2024 dilaksanakan di tengah pandemi, maka kita di
harapkan agar mematuhi protocol Kesehatan agar dalam pemilihan nanti tidak ada masalah
yang muncul lagi seperti tahun-tahun kemarin dan APD (Alat Pelindung Diri) untuk seluruh
pengawas Pemilu, Saya berharap KPU dan Bawaslu bisa menjaga profesional dan
independensinya sehingga Pilkada berjalan secara jujur dan adil. Saya tekankan soal ini
karena dalam sebuah pertandingan politik yang sehat sangat diperlukan aturan main yang
jelas serta wasit yang bekerja secara profesional. Ini semua harus dijaga betul dan juga
kepada aparat TNI dan POLRI, supaya senantiasa independen dan netral dalam seluruh
proses penyelenggaraan Pilkada serentak Semua harapan rakyat untuk mewujudkan Pilkada
serentak yang aman, damai, dan demokratis berada di pundak kita semuanya. berharap
melalui kontestasi lima tahunan tersebut, akan terpilih pemimpin transformatif yang bisa
membawa perubahan besar bagi Indonesia. Berdasarkan uraian di atas,dapat dilihat bahwa
masih banyakpermasalahan yang terjadi dalampenyelenggaraan Pemilu Serentak tahun 2019.
Oleh karena itu apa yang sudah terjadi di tahun kemarin semoga pada pemilihan pada tahun
2024 yang mendatang tidak ada lagi permasalahan maupun persoalan yang terjadi sehingga
apa yang kita harapkan di tahun yang mendatang bisa menjadi harapan terbaik untuk negara
kita INDONESIA tercinta ini.

Anda mungkin juga menyukai