Pemilih Pemula
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN BLORA
Apa sih PEMILU (Pemilihan Umum)???
Rakyat (termasuk pemilih pemula) adalah bagian utama dalam politik dan
pemerintahan.
Rakyat adalah pusat kekuasaan. Prinsip dasar demokrasi menempatkan rakyat
sebagai inti seluruh proses politik.
Kaitannya dengan pemilu, rakyat sebagai pemillih sebenarnya harus lebih
menentukan dari yang dipilih. Pemilih bukanlah objek, melainkan subjek.
Dimanapun yang namanya subjek adalah melakukan sesuatu terhadap objek.
Apa yang terjadi terhadap objek adalah hasil dari tindakan subjek.
Pemilih Pemula Sebagai Subyek (2)
Dengan demikian, pemilih pemula punya kekuatan untuk menentukan seorang bisa terpilih atau
tidak.
Karenanya, jangan sampai pemilih pemula itu tak acuh dan tak peduli terhadap jalannya pemilu
dan demokrasi.
Demokrasi tidaklah gratis. Kita mesti membayar jika mau berada dalam sistem pemerintahan
yang demokratis. Pakai apa?
Bayarnya adalah dengan partisipasi kita sebagai subjek dalam seluruh gerak dan prosedur
demokrasi itu, termasuk pemilu.
Apalagi kita sudah tahu, bahwa pemilu itu menjadi bagian dari upaya untuk mencapai
kesejahteraan.
Pemilih pemula adalah anak muda yang masih sangat panjang perjalanan hidupnya ke depan.
Kesejahteraan mereka esok hari sangat ditentukan apa yang terjadi hari ini, termasuk apa
yang terjadi di ranah politik.
Pemilih Pemula Sebagai Subyek (3)
Kita harus menjadikan pemilu sebagai cara untuk turut menentukan nasib kita ke depan.
Dg pemilu kita ikut menentukan siapa saja yg layak mengelola urusan kita.
Jika ada yg memberikan uang (materi) agar kita memilih mereka? Harus kita tolak, lalu laporkan
kepada yg berwenang.
Tentu saja semua itu tidak otomatis terjadi. Kita memilih orang yang menurut kita ‘baik’, akan tetapi
gabungan dari pilihan suara banyak orang-lah yang bisa menentukan apakah ‘orang baik’ itu akan
betul-betul terpilih.
Oleh karena itu, kita mulai dari diri sendiri untuk menggunakan hak pilih secara cerdas. Selanjutnya,
kita dorong orang di dekat kita untuk juga berpartisipasi secara aktif dalam pemilu itu.
Sebarkan pada semua orang yang kita kenal, bahwa berpartisipasi dalam pemilu itu keren, tanda
bahwa kita adalah warga negara yang gaul dan peduli. Dengan cara itu, kita telah menjadi subjek.
Yuk kalian buktikan bahwa kalian adalah subjek politik, bukan objek politik!
Prosentase Pemilih Pemula (Muda)
Dalam pemilihan umum Tahun 2019, setidaknya ada lima juta suara pemilih pemula (usia
17 tahun, baru pertama kali memilih) yang akan diperebutkan oleh pasangan calon
presiden dan wakilnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jumlah tersebut sekitar 3,5% dari total pemilih yang mencapai 192 juta orang. Meski
porsiya kecil, suara mereka sangat mempengaruhi siapa calon presiden yang menang,
apalagi di tengah selisih suara yang makin mengecil. Ini bisa menentukan 20 kursi di
DPR
Survei mutakhir menunjukkan selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo 19,8%, sementara
pemilih yang belum menentukan pilihan 6,3%. Ayunan suara dari pemilih pemula akan
ikut menentukan siapa yang akan menjadi presiden terpilih.
Karakter Pemilih Pemula
Voluntarisme
Banyak anak muda yang melibatkan diri dalam politik melalui voluntarisme politik. Ini dapat
dilihat dalam keterlibatan mereka dalam gerakan relawan misalnya Relawan Jokowi bagi
pendukung Presiden petahana Joko Widodo,Teman Ahok bagi pendukung mantan Gubernur
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Sahabat Ridwan Kamil bagi pendukung mantan Wali
Kota Bandung.
Anak muda yang tidak menyukai hierarki dan institusi kerap memilih untuk terlibat dalam
gerakan relawan ketimbang partai politik. Mereka tidak terikat pada norma dan organisasi,
tapi masih bisa untuk berjuang bersama dalam sebuah ikatan. Mereka
lebih mengedepankan solidaritas berbasis isu atau sebagian juga masih berbasis fanatisme
figur.
Karakter Pemilih Pemula (2)
Kolegialitas
Hal lain yang bisa dilihat dari karakter politik anak muda Indonesia adalah kolegialitas. Suara dan sikap
mereka tidak mewakili suara per individu, tapi suara kelompok.
Dalam melakukan hal itu mereka menunjukkan sifat mereka yang ingin independen dan netral tapi dalam
skala kelompok. Mereka disatukan pada minat dan kesamaan. Kolegialitas juga bermakna sebagai
perlawanan kultural terhadap sistem sosial yang telah mapan. Anak muda Indonesia bisa bereksperimen
dengan kolegialitas sebelum mencemplungkan diri dalam ajang politik terbuka.
Apolitis dan apatis
Temuan riset Center for Strategic and International Studies dan Alvara mengemukakan bahwa gejala apolitis
itu terjadi karena perbedaan faktor sosial ekonomi dan sosial politik, misalnya ketersediaan lapangan kerja
dan aksesibilitas informasi. Keduanya berdampak pada pembentukan karakter apolitis yang lebih didorong
faktor pragmatis; rezim berganti atau bertahan tidak mempengaruhi langsung kehidupan mereka.
Kapan ada PEMILU?????
PEMILU PEMILU
5 Tahun
2019 2024
UU NO 6 TAHUN 2020
PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR
1 TAHUN 2OI4 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
MENJADI UNDANG-UNDANG