Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA

Nama Mahasiswa : ANDRE AZANI


Email: andreazani56@gmail.com
No BP: 2010003600157
Perguruan Tinggi: UNIVERSITAS EKA SAKTI

A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PemilihanUmummerupakankebutuhanbagiseluruhwarga.
Apalagiasasdemokrasidalampemerintahan. Pada usia 17 tahunkeatas, warga negara
mempunyaihak dan kewajibanikutsertadalampemilihanumum. Sampaisejauh mana
pemilihanumum di Indonesia dilaksanakan, halitulah yang
akandiungkapkandalamkaryatulisini.
1.2 Tujuan
Sebagaiwarga negara darisebuah negara yang demokratis,
kitasepatutnyamemilikipemahamantentangpemilihanumum.
Karyatulisinidisusundengantujuanuntukmemperolehgambaran yang
memadaitentangsistempemilihanumum di Indonesia. Di sampingitu,
karyatulisinidisusununtukmelengkapiujianakhir semester yang diwajibkanbagiMahasiswa
Universitas Eka Sakti .
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah pemilihan umum sangatlah luas dan kompleks. Agar pembahasan lebih terarah, karya tulis
ini akan membahas tentang sistem pemilihan umum di indonesia.Supaya tidak timbul
kesalahpahaman, perlu kiranya dijelaskan pengertian berbagai istilah yang digunakan dalam karya
tulis ini.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikemukakan dalam karya tulis ini diperoleh melalui berbagai berbagai cara. Pertama,
dengan membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan pemilihan umum, ada juga majalah,
koran , dan berbagai brosur terbitan Lembaga Pemilihan Indonesia (LPI).
1.5 Sistematika Penulisan
Karya tulis disusun dengan urutan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode pengumpulan
data, dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan, Mengemukakan pembahasan masalahbersumber pada data yang
diperolehdibandingkan dengan teori yang terdapatpada berbagai sumber.
Bab III Penutup, memuat simpulan dan saran.
B. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemilihan Umum

Pemilihan umum (disingkat Pemilu) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan
politik tertentu Jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil
rakyat/legislatif di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang
lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau
ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' Pemilu merupakan salah satu usaha untuk
memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika,
hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan.Meskipun agitasi dan
propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum,
teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus
selalu komunikator politik.

lebih sering digunakan.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah
para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye.
Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.Pemenang Pemilu


ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah
ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih

Menurut UU No.7 pasal 348-350 tahun 2017, pemilih adalah WNI yang sudah genap berusia
17 tahun atau lebih, baik sudah kawin atau belum dan pernah kawin.

Dalam pemilu, pemilih biasanya dibedakan menjadi tiga kategori pemilih. Kategori pemilih
tersebut ialah pemilih tetap, pemilih tambahan dan pemilih khusus. Pada tahun 2019 ketiga
kategori ini digunakan sebagai standar pemilu.

Pemilih tetap adalah pemilih yang sudah terdata di KPU dan terdata di DPT(daftar pemilih
tetap). Pemilih kategori ini sudah di coklit dan dimutakhirkan oleh KPU dengan tanda bukti
memiliki undangan memilih atau C6.

Pemilih tambahan, adalah kategori pemilih yang pindah memilih ke TPS lain dari TPS yang
sudah ditentukan. Menurut UU NO.7 pasal 210 Tahun 2017, pemilih tambahan wajib
melapor paling lambat 30 hari sebelum pemungutan. Pada saat pemungutan suara pemilih
tambahan membawa surat pindah memilih(A5), KTP dan surat identitas lain(KK, paspor atau
SIM)

Pemilih Khusus, adalah kategori pemilih yang tidak terdaftar di DPT(Daftar Pemilih Tetap)
dan DPTb(Daftar Pemilih Tambahan). Pemilih khusus dapat ikut memilih dengan membawa
KTP atau identitas lain ke TPS. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara(KPPS) akan
memberikan hak suara dengan pertimbangan ketersediaan surat suara di TPS.
2.2 Syarat Peserta Pemilu

 Genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih pada hari pemungutan suara.

Sudah kawin, atau sudah pernah kawin.

 Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya.

 Warga Negara Indonesia.

 Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
2.3 Pelaksanaan Sistem Pemilihan Umum di
Indonesia

Pelaksanaan pemilihan umum serentak pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,
anggota Dpr, anggota Dpd, dan angota Dprd sebagai implementasi pelaksanaan sistem
Demokrasi Pancasila. (Suatu Kajian Terhadap Format Sistem Pemilu Indonesia Ke
Depan Yang Tepat Dalam Hubungannya Dengan Sistem Predisensiil Yang Dianut di
Indonesia)

Salah satu dari lima kesepakatan dasar Perubahan UUD 1945 adalah mempertegas sistem
pemerintahan presidensial. Penyelenggaraan Pileg dan Pilpres secara serentak
merupakan bagian dari rancangan sistem pemerintahan Presidensial yang ingin lebih
dipertegas. Dalam norma “presidential threshold”, yaitu batas ambang seseorang
dinyatakan sebagai Presiden terpilih pada sistem Pemilu dalam UUD 1945 diatur dalam
Pasal 6A ayat (3), bukan pada ayat (2), yang menyatakan bahwa “Pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari
jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap
Provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah Provinsi di Indonesia, dilantik
menjadi Presiden dan Wakil Presiden”. Adapun Pasal 6A Ayat (2) UUD 1945 berbunyi
“Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan
umum”.

Pasal ini menegaskan bahwa kriteria partai politik atau gabungan partai politik yang
berhak mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden adalah partai politik
yang dinyatakan sebagai peserta pemilihan umum, tanpa embel-embel persyaratan
ambang batas lainnya. Padahal MK tidak pernah mengharuskan dilakukannya sistem
proporsional terbuka. dimana MK hanya menghilangkan syarat 30 persen Bilangan
Pemilih Pembagi (BPP) yang ada pada UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu
Legislatif. Dalam Pasal 214 menyebutkan bahwa anggota DPR terpilih ditetapkan
berdasarkan urutan suara terbanyak di antara calon-calon legislatif yang memperoleh
suara 30 persen atau lebih dari BPP.
Syarat 30 persen itu, dibatalkan oleh MK karena dianggap tidak adil dan menimbulkan
ketidakpastian bagi para pemilih. Kemudian idealnya Pemilu serentak 2019 yang akan
datang dilaksanakan dalam dua tahap yaitu Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah atau
Lokal. Pemilihan Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi dengan
pemilihan DPRD Kabupaten/kota sudah berbeda. Maka, wajar jika Pemilu serentak 2019
dibagi atas Pemilu Nasional serta Pemilu daerah atau lokal. Pemilu untuk memilih
anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden masuk ke Pemilu Nasional. Setelah itu
diikuti oleh pemilihan anggota DPRD Provinisi, Kabupaten/kota. Ini kan jelas dari segi
institusi itu terpisah dari sebelumnya. Pengaturan pelaksanaan Pemilu Nasional dan lokal
pada Pemilu serentak 2019 tersebut bisa saja dijadikan norma dalam UU Pemilu
kedepannya. Hal ini juga perlu pengujian di Mahkamah Konsitusi, agar MK memiliki
ruang untuk memberikan interprestasi baru untuk Pemilu Nasional dan Pemilu lokal.
Sehingga dengan sistem pembagian ini agenda Nasional di tingkat pusat akan lebih
mudah diikuti di tingkat daerah.  Jika keduanya digabungkan, maka dibutuhkan tenaga
ekstra dalam pelaksanaanya Pemilihan Umum secara serentak tersebut
2.4 Manfaat Pelaksanaan dan Pemilihan
Umum bagi Kehidupan Berbangsa

Untuk Implementasi Perwujudan Kedaulatan Rakyat


Pemilu merupakan implementasi perwujudan kedaulatan rakyat. Sistem demokrasi
mempunyai asumsi kalau kedaulatan terletak di tangan rakyat. 

Sebagai Sarana Membentuk Perwakilan Politik


Melalui pemilu, rakyat dapat memilih wakil-wakilnya yang dapat memperjuangkan aspirasi
dan kepentingannya. Semakin tinggi kualitas pemilu, semakin baik pula kualitas para wakil
rakyat yang bisa terpilih dalam lembaga perwakilan rakyat ataupun kepala negara atau
daerah.

Sebagai Sarana Penggantian Pemimpin


Pemilu  juga merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara
konstitusional. Pemilu bisa mengukuhkan pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk
mewujudkan reformasi pemerintahan. Lewat pemilu, pemerintahan yang aspiratif akan
dipercaya rakyat untuk memimpin kembali. Sebaliknya, jika rakyat tidak percaya maka
pemerintahan itu akan berakhir dan diganti dengan pemerintahan baru yang didukung oleh
rakyat.

Sebagai Sarana Bagi Pemimpin Politik Memperoleh Legitimasi


Pemberian suara para pemilih dalam pemilu pada dasarnya merupakan pemberian mandat
rakyat kepada pemimpin yang dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan. Pemimpin
politik yang terpilih berarti mendapatkan legitimasi (keabsahan) politik dari rakyat.

Sebagai Sarana Partisipasi Masyarakat


Lewat pemilu, rakyat secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui
dukungannya kepada calon yang memiliki program-program yang dinilai aspiratif dengan
kepentingan rakyat. Selanjutnya, calon yang terpilih karena didukung rakyat harus
merealisasikan janji-janjinya ketika telah memegang pemerintahan
3. PENUTUP

3.1 Simpulan

Sistem pemilihan umum di indonesia adalah cara menentukan siapa yang layak untuk
menjadi pemimpin di suatu wilayah yang berdasarkan pemilihan seluruh masyarakat di
daerah tersebut dan yang memilih pemimpin diwilayah tersebut harus memenuhi syarat
peserta pemilu .
DAFTAR PUSTAKA

DarminiRoza dan LaurensiusArliman S Peran Pemerintah Daerah Di DalamMelindungiHak Anak Di


Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.

LaurensiusArliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak PelakuTindakPidana, Deepublish,


Yogyakarta, 2015.

LaurensiusArliman S, PenguatanPerlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di Daerah


Perbatasan Indonesia, JurnalSelat, Volume 4, Nomor 1, 2016.

LaurensiusArliman S, Problematika Dan Solusi PemenuhanPerlindunganHak Anak


SebagaiTersangkaTindakPidana Di SatlantasPolrestaPariaman, Justicia Islamica, Volume
13, Nomor 2, 2016.

LaurensiusArliman S, PelaksanaanPerlindungan Anak Yang TereksploitasiSecaraEkonomi Oleh


Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.

LaurensiusArliman S, KedudukanKetetapan MPR DalamHierarkiPeraturanPerundang-Undangan Di


Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.

LaurensiusArliman S,Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies DalamPenegakan Ham


Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.

LaurensiusArliman S, Peranan Pers UntukMewujudkanPerlindungan Anak Berkelanjutan Di


Indonesia, JurnalIlmu Hukum TambunBungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.

LaurensiusArliman S,MewujudkanPenegakan Hukum Yang BaikUntukMewujudkan Indonesia


Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.

LaurensiusArliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child Rights In


The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought International
Conference (Usicon), Volume 1, 2017.
LaurensiusArliman S, Partisipasi Masyarakat
DalamPembentukanPerundangUndanganUntukMewujudkan Negara Kesejahteraan
Indonesia,JurnalPolitikPemerintahan Dharma Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017,
https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.

LaurensiusArliman S,Peran KomisiPerlindungan Anak Indonesia UntukMewujudkanPerlindungan


Anak, JurnalRespublica Volume 17, Nomor 2, 2018.

LaurensiusArliman S, MenjeratPelakuPenyuruhPengrusakanBarang Milik Orang Lain


DenganMempertimbangkanAsasFungsiSosial, JurnalGagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1,
2019.

LaurensiusArliman S, IlmuPerundang-Undangan Yang BaikUntuk Negara Indonesia,Deepublish,


Yogyakarta, 2019.

LaurensiusArliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri,


PengaruhKarakteristikIndividu, PerlindunganHak Perempuan
TerhadapKualitasPelayananKomnas Perempuan
DenganKompetensiSumberDayaManusiaSebagaiVariabelMediasi, Jurnal Menara Ekonomi:
Penelitian dan Kajian IlmiahBidangEkonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.

LaurensiusArliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.

LaurensiusArliman S,MaknaKeuangan Negara DalamPasalPasal 23 E Undang-Undang Dasar 1945,


Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020, http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.

LaurensiusArliman S, Kedudukan Lembaga Negara IndependenDi Indonesia UntukMencapaiTujuan


Negara Hukum, KerthaSemaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.

LaurensiusArliman S, PelaksanaanAssesment Oleh PolresKepulauan Mentawai


SebagaiBentukPelaksanaanRehabilitasiBagiPecandu Dan Korban
PenyalahgunaanNarkotika, JurnalMuhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.

LaurensiusArliman S, AswandiAswandi, FirgiNurdiansyah, LaxmyDefilah, Nova Sari Yudistia, Ni


Putu Eka, Viona Putri, ZakiaZakia, ErnitaArief, Prinsip, Mekanisme Dan
BentukPelayananInformasiKepadaPublik Oleh DirektoratJenderalPajak, Volume 17, No
Nomor, 2020.
LarensiusArliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero)
DenganDirektoratReserseNarkobaPoldaSumbarDalamPenimbanganBarang Bukti
PenyalahgunaanNarkotika, UIR Law Review, Volume 4, Nomor 2, 2020,
https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.

LaurensiusArliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0,


EnsiklopediaSosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.

Muhammad Afif dan LaurensiusArliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.

OtongRosadidanLaurensiusArliman S, UrgensiPengaturan Badan PembinaanIdelogi Pancasila


BerdasarkanUndang-UndangSebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila
dalamPerspektifHakAsasiManusia, ProsidingKonferensi Nasional HakAsasiManusia,
Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi Covid-
19: TantanganuntukKeilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta,
2020.

Anda mungkin juga menyukai