Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2022
PERBANDINGAN SISTEM PEMILU DI INDONESIA DENGAN SISTEM
PEMILU DI MALAYSIA
Pemilihan umum tidak lahir tanpa tujuan tetapi untuk memilih wakil rakyat yang
mempunyai tujuan untuk mewujudkan pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat.
Pemilihan umum diselenggarakan secara berkala disebabkan oleh beberapa sebab.
Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat mengenai berbagai aspek kehidupan bersama
dalam masyarakat bersifat dinamis, dan perkembangan dari waktu ke waktu. Kedua,
disamping pendapat rakyat yang berubah dari waktu ke waktu kondisi kehidupan
bersama dalam masyarakat dapat pula berubah karena dinamika dunia internasional
atau faktor dalam negeri sendiri, baik karena faktor internal manusia maupun faktor
eksternal. Ketiga, perubahan-perubahan aspirasi dan pendapat rakyat dapat juga
dimungkinkan terjadi karena pertambahan jumlah penduduk dan rakyat yang dewasa,
terutama para pemilih baru belum tentu mempunyai sikap yang sama dengan para
orang tua mereka sendiri.
Di tingkat federal atau nasional para masyarakat akan memilih 222 anggota dewan
rakyat yang nantinya akan duduk di parlemen Malaysia. Konstitusi Malaysia
menganut sistem politik sistem multipartai dengan sistem pemungutan suara first-
past-the-post-system dimana partai politik yang memperoleh kursi mayoritas di
Dewan Rakyat atau Majlis legislatif negara bagian diberikan hak
membentuk pemerintahan eksekutif.
Di tingkat negara bagian para masyarakat akan memilih anggota legislatif Dewan
Undangan Negeri yang nantinya akan menempati kursi di majelis legislatif negara
bagian. Jumlah anggota legislatif yang menempati kursi di majelis legislatif dimasing-
masing Dewan Negeri bervariasi. Sarawak merupakan negara bagian yang memiliki
anggota legislatif sebanyak 82 kursi sedangkan Perlis merupakan negara bagian yang
medapatkan bagian kursi sedikit yaitu 15. Sama seperti halnya pemilu tingkat federal,
jika partai yang menang pada pemilu tingkat negeri maka partai itu berhak
membentuk pemerintahan eksekutif.
2. RUMUSAN MASALAH
3. KERANGKA TEORI
a) Pengetian pemilu
Setiap warga Indonesia mempunyai hak untuk megikuti pemilu. Namun dalam
undang-undang pemilu terdapat batasan umur untuk bisa mengikuti pemilihan umum.
Batas umur untuk bisa mengikuti pemilihan umum yaitu sudah berumur 17 tahun atau
sudah kawin, berdasarkan perkembangan kehidupan politik di Indonesia bahwa warga
Negara republik Indonesia yang telah mencapai 17 tahun sudah mempunyai tanggung
jawab politik terhadap Negara dan masyarakat. Maka ketika sudah mencapai 17 tahun
diberikan hak untuk memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum.
Bebas
Rahasia
Jujur
Semua yang terkait dalam pemilu harus bertindak jujur sesuai peraturan
yang berlaku
Adil
Pemilihan umum menjadi salah satu bentuk pendidikan politik bagi warga
Negara yang bersifat langsung, bebas, dan adil. Dan bisa mencerdaskan
pemahaman politik kepada masyarakat tentang demokrasi.
5. PEMBAHASAN
(a) Perbandingan sistem pemilu di Indonesia dengan di Malaysia
Jika TNI dan POLRI tidak memiliki hak suara berbeda dengan di Malaysia.
Mereka diperbolehkan atau diberi kebebasan mengundi pada waktu 2 hari sebelum
tanggal pengundian sehingga mereka bisa bertugas saat pemilihan raya dan mereka
mengundi lewat pos
Jadwal kampanye menjadi hal unik, jika di Indonesia ada masa tenang dimana
tidak diperkenankan adanya kerumunan massa seminggu saat menjelang hari
pemilihan umum. Berbeda dengan di Malaysia karena sampai hari pemilu petugas
partai dan tim sukses masih diperbolehkan kampanye secara aktif. Apalagi di jalan
protokol menuju tempat membuang undi mereka saling berkampanye dan merayu
undi di tepi jalan kepada orang-orang yang datang untuk menjalankan tanggung
jawabnya.
6. PENUTUP
(a) Kesimpulan