Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PKKMB TAHUN 2022

RESUME PEMILIHAN UMUM

Oleh :
NAMA : I PUTU GEDE DEVA PRADNYANA PUTRA
NPM : 202210121420
GUGUS : 17
KELOMPOK : BANGSA

UNIVERSITAS WARMADEWA
RESUME PEMILIHAN UMUM
Pengertian secara umum, Pemilihan umum merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh warga negara untuk memilih calon aparatur negara. Pemilihan
tersebut dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia. Semua warga negara
tentunya memiliki hak suara untuk menentukan masa depan negara. Namun, tak
sembarang warga negara dapat memilih. Hanya warga negara yang telah berumur
17 tahun ataupun sudah menikah yang dapat melakukannya. Pemilihan umum
merupakan salah satu prosesi politik yang melibatkan peran masyarakat secara
langsung. Namun, dalam hal ini sudah menjadi hak masyarakat untuk
menggunakan hak suaranya atau tidak. Tentunya hal tersebut sangat berkaitan
dengan Hak Asasi Manusia. Sejauh ini Indonesia telah melaksanakan pemilihan
umum sebanyak 12 kali. Tepatnya pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992,
1997, 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019.

A. Pengertian Menurut Para Ahli


Untuk menambah wawasan kita mengenai pemilu. Berikut ada beberapa
pendapat para ahli dan sumber terpercaya lainnya mengenai pengertian
pemilihan umum.
1. Menurut Ali Moertopo, pemilu adalah sarana yang tersedia bagi rakyat
untuk menjalankan kedaulatannya yang bersesuaian dengan azas yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
2. Menurut Suryo Untoro, pemilu adalah suatu pemilihan yang dilakukan
oleh warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih untuk
memilih wakil-wakilnya yang duduk dalam badan perwakilan rakyat.
3. Menurut Ramlan, pemilu adalah mekanisme penyeleksian dan
pendelegasian atau pencerahan kedaulatan kepada orang ataupun partai
yang dipercayai.
4. Menurut Morissan (2005:17), pemilu adalah cara atau sarana untuk
mengetahui keinginan rakyat mengenai arah dan kebijakan negara untuk
kedepannya.
5. Menurut Harris G, pemilu adalah Elections are the accostions when
citizens choose their officials and decide, what they want the
government to do, and these decisions citizens determine what rights
they want to have and keep.
6. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pemilu adalah
pemilihan yang dilakukan serentak oleh seluruh rakyat suatu negara
(untuk memilih wakil rayat dan sebagainya).
7. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 pasal 1 ayat (1), pemilu
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam lingkup Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

B. Sejarah Pemilihan Umum


Pelaksanaan pemilihan umum pada tahun 1955 merupakan pelaksanaan
pemilihan umum pertama kali sepanjang kemerdekaan Indonesia. Pada tahun
1955, proses pemilihan umum dilaksanakan sebanyak dua kali atau dua tahap.
Tahapan pertama merupakan tahapan untuk memilih anggota DPR. Sedangkan
pada tahapan yang kedua berkaitan dengan pemilihan anggota konstituante.
Dalam pelaksanannya, pemilu pada tahun1955 diikuti oleh lima partai besar.
Lima partai tersebut mencakup Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul
Ulama, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia. Namun
pelaksananan pemilu 1955 yang berjalan sangat sukses tidak diikuti dengan
pelaksanaan pemilu selanjutnya. Pelaksanaan pemilu baru dapat dilaksanakan
lagi pada tahun 1971. Saat dasar hukum Indonesia dikembalikan ke Undang
Undang Dasar 1945.

C. Tujuan Pelaksanaan Pemilihan Umum


Pelaksanaan pemilihan umum yang diadakan setiap 5 tahun sekali,
secara umum bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Hal itu
dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi pemerintahan kedepannya
yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Selain itu, wujud kedaulatan rakyat
ini telah dilaksanakan sesuai dengan pancasila dan Undang Undang Dasar
1945. Namun, menurut Prihatmoko, pelaksanaan pemilihan umum memiliki
tiga tujuan lainya. Tujuan itu mencakup,
Salah satu sistem kerja yang ditetapkan untuk melakukan pemilihan
atau penyeleksian terhadap para pemimpin yang mengajukan diri beserta
dengan alternatif kebijakan yang menyertaianya.
Pemilihan umum ini juga dijadikan sebagi suatu sarana
pemindahan konflik kepentingan yang terjadi diantara masyarakat. Konflik
kepentingan itu dialihkan kepada lembaga perwakilan rakyat yang telah
ditetapkan dalam pemilihan umum.
Pelaksanaan pemilu juga dijadikan sebagai suatu sarana untuk menggerakan
dan memobilisasi segala dukungan masyarakat terhadap kemajuan negara dan
juga pemerintahannya.

D. Fungsi Pemilihan Umum


Adapun beberapa fungsi dari pelaksanaan pemilihan umum menurut
pendapat C.S.T Kansil. Secara umum, pelaksanaan dari pemilihan umum ini
berfungsi sebagai alat demokrasi yang nantinya akan dipergunakan untuk,
1. Mempertahankan dan mengembangkan semua aspek demokrasi yang ada
di Indonesia.
2. Mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dan makmur yang mana
bersesuaian dengan sila sila pancasila.
3. Menjamin keberlangsungan pancasila dan UUD 1945 untuk senantiasa
terus dipertahankan.
4. Pemilu sebagai sebuah sarana yang memfasilitasi partisipasi
masyarakat secara langsung dalam bidang politik.
5. Pemilu sebagai wadah legtimasi politik.
6. Pemilihan umum juga dijadikan sebagai prosedur pemilihan wakil wakil
pemerintahan.

E. Asas Pemilihan Umum


Adapun beberapa asas yang dijunjung dalam pelaksanaan proses pemilihan
umum. Berikut merupakan asas asas pemilihan umum.
1. Langsung
Dalam pelaksanaan pemilihan umum masyarakat akan datang secara
langsung untuk memberikan hak suaranya terhadap para paslon. Dan
tentunya pemilihan ini dilakukan secara langsung sesuai dengan kehendak
diri, bukan berasal dari tekanan pihak manapun.
2. Umum
Semua warga negara yang telah memenuhi ketentuan pemilihan
umum,tentunya memiliki hak suaranya masing masing tanpa dibeda
bedakan.
3. Bebas
Warga negara yang sudah memiliki hak suara. Tentunya dapat menentukan
pilihannya sendiri secara bebas. Namun, dengan pedoman bahwa paslon
yang akan dipilih diharapkan mampu membawa Indonesia ke arah yang
lebih baik.
4. Rahasia
Setiap pilihan yang telah ditentukan oleh warga negara,sebaiknya tidak
perlu ditunjukkan kepada warga negara yang lain. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir adanya unsur memprovokasi dan lain sebagainya.
5. Jujur
Sebagai warga negara yang sudah diberikan haknya, tentunya juga harus
melaksanakan kewajibannya. Dalam hal pemilihan umum ini, sebagai
warga negara yang baik, kita harus bersikap jujur dan tidak melakukan
berbagai tindakan yang sifatnya menyimpang dari peraturan perundang
undangan. Hal itu menandakan bahwa kita menjunjung tinggi segala bentuk
peraturan perundang undangan yang ada.
6. Adil
Semua warga negara tentunya harus diperlakukan dengan sama satu dengan
yang lainnya. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan unsur pilih
kasih ataupun kecurangan dari pihak pihak tertentu.

F. Jenis Pemilihan Umum


Berikut ini jenis dari pemilihan umum :
1. Pemilihan umum anggota DPR dan DPRD.
2. Pemilihan umum presiden dan wakil presiden.
3. Pemiliham umum kepala daerah dan wakil kepala daerah.
• Pemilihan Umum Langsung
Pemilihan umum langsung merupakan pemilihan umum yang
dilakukan secara langsung oleh masyarakat tanpa melalui perantara
ataupun perwakilan. Dalam hal ini, warga negara yang telah memiliki
suara bisa secara langsung datang ke tempat pemungutan suara (TPS)
yang bersesuaian dengan domisili daerah mereka.
• Pemilihan Umum Tidak Langsung
Pemilihan umum tidak langsung merupakan proses pemilihan
yang dalam pelaksanaannya menggunakan perantara atu perwakilan.
Perwakilan perwakilan ini sering disebut dengan parlemen. Sehingga
nanti dalam memberikan suaranya, pemilih hanya dapat berpartisipasi
melalui cara voting ataupun musyawarah. Barulah nanti hasil kesepatan
tersebut diberikan kepada perwakilan atau parlemen.

G. Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Umum


Berikut ini merupakan tahapan dari pelaksanaan pemilihan umum :
1. Pemutakhitan dari data pemilih dan juga penyusunan daftar pemilih
yang sudah memenuhi persyaratan.
2. Melakukan pendaftaran dan penetapan terhadap jumlah dan identitas
para peserta pemilu yang berhak menggunakan suaranya.
3. Menentukan jumlah pasti dari kursi dan penetapan daerah pelaksanaan
pemilihan umum.
4. Pencalonan dari para pasangan calon, baik anggota DPR, DPD, DPRD,
dan lain sebagainya.
5. Pemberian masa kampanye bagi para paslon untuk
secara persuasif mengumpukan masa yang mendukungnya.
6. Masa tenang, pelaksanaan kampanye atau hal lainnya yang
berhubungan dengan mempromosikan paslon harus dihentikan.
7. Tahap pemungutan dan perhitungan suara yang dilakukan di seluruh
wilayah Indonesia yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Penetapan hasil pemilu.
Pengucapan janji dan sumpah jabatan bagi para calon yang sudah
dinyatakan memenangkan suara dalam pemilihan umum.

H. Sistem Pemilihan Umum


Adapun sistem dari pelaksaan pemilihan umum ini :
1. Sistem Distrik : Satu wilayah atau satu distrik pemilihan hanya memiliki
satu paslon tunggal.Yang mana dalam menentukan paslon tersebut
didasarkan pada perolehan suara terbanyak. Sehingga suara dari paslon
lainnya yang kurang, dapat dianggap hilang.
2. Sistem Proposional : Satu wilayah dapat memiliki beberapa wakil paslon.
Yang mana jumlahnya nanti disesuaikan dengan perbandingan yang sesuai
antara wakil dan juga para pemilihnya. Sistem ini tentunya lebih bersifat
demokratis, sebab tidak akan ada suara dari partai politik yang menghilang.
Namun, disisi lain sistem pemilihan umum ini juga dapat memicu adanya
persaingan sengit antar partai.
3. Sistem Campuran : Dalam pelaksanaannya, penggunaan sistem campuran
ini merupakan gabungan dari sistem distrik dan proporsional. Yang mana
setengah dari jumlah parlemen diputuskan untuk dipilih melalui sistem
distrik,dan setengah lainya harus dipilih dengan menggunakan sistem
proporsionalitas.
TUGAS PKKMB TAHUN 2022
RESUME BEBAS NARKOBA DI PERGURUAN TINGGI

Oleh :
NAMA : I PUTU GEDE DEVA PRADNYANA PUTRA
NPM : 202210121420
GUGUS : 17
KELOMPOK : BANGSA

UNIVERSITAS WARMADEWA
A. APA ITU NARKOBA?
Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada
kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan.
Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat
dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis
obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk
proses penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika
dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan.
Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang
menyenangkan. Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar
bisa mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak
narkoba sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi
jumlah pemakainya.Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut
memang bisa disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti
menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis,
maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran,
halusinasi, serta daya rangsang. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat
1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal
dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta
menyebabkan kecanduan.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya
berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri
serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi
hukum.

B. NARKOBA DI PERGURUAN TINGGI.


Usia remaja merupakan usia dimana individu sudah mulai bisa
merencanakan kehidupannya di masa depan, dan juga merupakan usia yang
sangat kritis dalam mencari jati dirinya sendiri. Mahasiswa termasuk dalam
usia peralihan dari remaja menuju dewasa. Pada saat usia tersebut, pergaulan
semakin meluas sehingga informasi sangat mudah diperoleh.
Hal tersebut bisa menyebabkan mahasiswa menjadi target para bandar
narkoba dalam upaya memasarkan narkoba. Pengetahuan mahasiswa terhadap
bahaya narkoba dapat menjadi gambaran bagaimana informasi maupun
pengetahuan mahasiswa terhadap masalah narkoba.
Faktor yang menyebabkan remaja mudah terjerumus dalam bahaya
narkoba antara lain adalah pergaulan dan rasa keingintahuan yang tinggi untuk
mencoba-coba, mengikuti trend serta gaya hidup. Data Badan Narkotika
Nasional pada tahun 2018 menunjukkan bahwa pada kelompok pelajar dan
mahasiswa di Indonesia, angka prevalensi pengguna narkoba sebesar 3,2%
atau setara dengan 2.297.492 orang dari total pengguna 15.440.000 orang.

C. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan kampus


bebas narkoba antara lain:
• Menetapkan kebijakan (peraturan, tata tertib) dan memberikan dukungan
kegiatan dalam upaya menghindarkan lingkungan kampus dari bahaya
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba oleh rektorat.
• Menjalin kerja sama dengan lembaga kesehatan, keagamaan, penegak
hukum, dan Badan Narkotika Nasional setempat.
• Mensinergikan pendidikan tentang pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) ke dalam mata
kuliah.
• Mahasiswa dihimbau untuk:
- Mempelajari bahaya penyalahgunaan narkoba dan
mengembangkan potensi dirinya dalam upaya menghindarkan diri
dari pengaruh penyalahgunaan narkoba.
- Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan P4GN yang
dilaksanakan di lingkungan kampus.
- Melaporkan segala bentuk kepemilikan, peredaran, atau
penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus.
- Aktif mengikuti kegiatan pelatihan, seminar, workshop tentang
pencegahan penyalahgunaan narkoba baik yang dilaksanakan oleh
pihak kampus maupun di luar kampus.

Anda mungkin juga menyukai