NIM : 1704551024
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
berada ditangan rakyat melalui sistem pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh konstitusi. Pemilihan Umum (Pemilu)
adalah suatu proses untuk memilih orang-orang yang akan menduduki kursi pemerintahan.
Pemilu diadakan untuk mewujudkan Negara yang demokrasi, dimana para pemimpinnya dipilih
berdasarkan suara mayoritas terbanyak. Prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai dengan
konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat (demokrasi)
yang ditandai dengan setiap warga Negara berhak ikut serta dan aktif dalam setiap proses
Indonesia. Indonesia telah melaksanakan pemilu secara berkala sejak waktu yang sudah cukup
lama. Dalam proses pelaksanaan pemilu, untuk memastikan kelancarannya hal yang mendasar
yang harus diperkuat adalah undang-undang yang dapat memberikan perlindungan penuh kepada
pemilih terhadap ketakutan, bahaya, penyimpangan, kecurangan, dan praktik curang lainnya
yang dapat terjadi baik di sengaja maupun tidak selama penyelenggaraan pemilu. Mengingat
pentingnya pemilu, maka pelaksanaan pemilu harus dicegah dari segala bentuk tindakan
pelanggaran/pidana yang menghambat proses untuk mencapai tujuan pemilu itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum
Pemilihan Umum, serta bertujuan juga untuk lebih memahami mengenai tujuan dari pemilihan
PEMBAHASAN
Menurut terminology bahasa, yang dimaksud dengan istilah asas ada dua pengertian. Arti
asas yang pertama adalah dasar, alas, fundamen. Adapun arti asas yang kedua adalah suatu
1
kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir atau berpendapat dan sebagainya.
Asas dapat berarti dasar, landasan, fundamen, prinsip, dan jiwa atau cita-cita. Asas adalah suatu
dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum dengan tidak menyebutkan secara khusus cara
pelaksanaannya. Asas dapat juga disebut pengertian-pengertian dan nilai-nilai yang menjadi titik
Asas dalam pemilu bersifat universal, dimana Negara diseluruh dunia memiliki asas yang
sama secara umum hampir sama dalam melaksanakan asas-asas tersebut, maka Negara-negara
demokrasi yang melaksanakan pemilu tidak melenceng dari mekanisme universal yang dijadikan
sebagai pedoman penyelenggaraan pemilu. Asas adalah prinsip yang mengandung kebenaran-
kebenaran yang sifatnya umum. Dari asas, maka pengaturan yang teknis dapat ditetapkan, oleh
karena petunjuk dalam penyusunan peraturan teknis tersebut bersumber pada asas. Apabila
penetapan peraturan teknis tersebut ke luar dari asas, maka bisa saja ia batal demi hukum.
Chainur mengemukakan, “suatu asas adalah suatu alam pikiran atau cita-cita ideal yang
melatarbelakangi pembentukan norma hukum, yang konkret dan bersifat umum atau abstrak
(khususnya dalam bidang-bidang hukum yang erat hubungannya dengan agama dan budaya)”.2
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hlm. 60-61.
2
Chainur Arrasjid, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hlm. 36
Asas dalam pelaksanaan pemilu memang terlihat sepele, akan tetapi hal ini sangat
penting dalam pelaksanaan pemilu tersebut. Asas lebih sekedar visi dan misi, atau kaidah dan
motto. Asas merupakan roh dari pelaksanaan pemilu itu sendiri. Asas juga menentukan seberapa
kualitas pemilu itu dilaksanakan, serta sejauh mana integritas penyelenggara pemilu
dipertaruhkan. Asas memang bukan jaminan mutlak dalam pelaksanaan pemilu, namum asas
Dalam pelaksanaan pemilihan umum asas - asas yang digunakan diantaranya sebagai berikut :
a. Langsung
Asas ini berkaitan dengan enganged sang “demos” untuk memilih secara
langsung wakil-wakil mereka untuk duduk di parlemen. Demokrasi mengenal dua model
merupakan salah satu bentuk dari demokrasi langsung yang diselenggarakan di Negara-
kota Athena.
mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya, menurut hati nuraninya
tanpa perantara dan tanpa tingkatan. Oleh karena itu, asas langsung dalam pemilu
menjadi salah satu prefensi penting yang meneguhkan eksistensi demokrasi sebagai suatu
sistem politik.
b. Umum
Umum berarti pada dasarnya semua warga Negara yang memenuhi persyaratan
minimal dalam usia, yaitu sudah berumur 17 tahun atau telah/pernah kawin berhak ikut
pemilihan umum. Warga Negara yang sudah berumur 21 tahun berhak dipilih. Jadi,
pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku
menyeluruh bagi semua warga Negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa
diskriminasi (pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin,
sebagaimana yang ditentukan dapat dipilih dan memilih. Pemilihan seperti inilah yang
disebut bersifat umum. Karena ada juga pemilihan yang bersifat khusus, seperti
pemilihan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan yang dapat dipilih juga adalah
orang-orang tertentu. Misalnya pemilihan ketua partai politik. Mereka yang memiliki hak
untuk memilih dan dipilih adalah anggota dan pengurus partai politik tersebut.
Dalam pemilihan umum, syarat-syarat yang dapat dipilih dan yang memilih
Negara. Mereka yang memenuhi syarat yang umum itu, seperti dewasa (cakap) menurut
hukum. Meskipun dari partai atau organisasi politik tertentu, selama dia warga Negara
Indonesia dan cakap menurut hukum, maka yang bersangkutan memiliki hak untuk
c. Bebas
Bebas, berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih
pada pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan dicoblos untuk membawa
aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari siapa pun. Di dalam melaksanakan
haknya, setiap warga Negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai
utama. Prinsip kebebasan ini menempati posisi sentral apabila dikaitkan dengan pemilu
sebagai sarana pergantian kekuasaan dalam demokrasi. Mengenai asas ini, didalam
menurut hati nuraninya tanpa adanya pengaruh, tekanan atau paksaan dari siapa
d. Rahasia
pilihannya. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui
oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan. Asas rahasia ini tidak berlaku lagi
bagi pemilih yang telah keluar dari tempat pemungutan suara dan secara sukarela
bersedia mengungkapkan pilihannya kepada pihak mana pun. Kerahasiaan ini merupakan
rantai dari makna kebebasan sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. Kebebasan yang
individu bisa menceritakan siapa yang dia pilih kepada orang lain. Namun Negara
memfasilitasi privasi pemilih untuk memilih siapa saja dalam melakukan pemilihan.
para pemilih dijamin oleh peraturan, tidak akan diketahui oleh pihak siapapun dan
dengan jalan apapun, siapa pun siapa yang dipilihnya. Pemilih memberikan suaranya
pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya
e. Jujur
dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak
langsung, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan pengaturan perundangan yang
berlaku. Perilaku jujur ini berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu secara umum,
Kejujuran harus dilakukan oleh berbagai pihak agar memperoleh hasil pemilu
yang baik dan bisa diterima oleh semua pihak. Jujur adalah sikap etis dan sikap moral
yang ditunjukan dengan perilaku yang tidak culas sehingga tidak merugikan orang lain.
f. Adil
Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan
umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun. 3 Adil
memiliki dua makna, yakni; adil sebagai sikap moral dan adil karena perintah hukum.
Adil sebagai sikap moral menunjuk pada prinsip yang melekat pada individu dan
keharusan yang dikehendaki orang lain. Di satu sisi adil inheren dalam diri seseorang,
namun pada sisi yang lain adil juga adalah keharusan bersikap yang berhubungan dengan
orang lain.
3
Fajlurrahman Jurdi, Pengantar Hukum Pemilihan Umum, Kencana, Jakarta, 2018, hlm 27-32.
Karena itu, pemilu memerlukan sikap fair dari semua pihak, baik dari masyarakat,
pemilih, partai politik maupun penyelenggara pemilu. Sikap adil ini dilakukan agar tetap
menjaga kualitas pemilu yang adil dan tidak berpihak kepada kepentingan individu dan
kelompok tertentu yang menyebabkan hasil pemilu tidak memiliki kredibilitas yang dapat
Tujuan dari pemilu adalah sebagai perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan
pemerintahan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ada dua pemilu yaitu pemilu
legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden. Pemilu legislatif dilaksanakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sedangkan pemilu presiden dan wakil presiden
kepada badan badan perwakilan rakyat melewai wakil wakil yang sudah dipilih
atau partai yang memenangkan kursi sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin
kepada Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut sera dalam proses politik.
Sedangkan tujuan pemilu dalam pelaksanaannya yang berdasarkan Undang-
Undang No.8 Tahun 2012 pasal 3 yaitu pemilu diadakan untuk memilih anggota
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Asas-asas dalam penyelenggaraan pemilu memang sangat diperlukan dan harus
diterapkan agar menjadikan pemilihan umum yang tertib dan teratur. Asas dalam pemilu
ada enam, yaitu asas langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil. Asas-asas ini harus
Asas langsung memiliki makna bahwa suara yang diberikan bersifat langsung
tanpa melalui perantara atau perwakilan. Asas umum bermakna bahwa setiap warga
Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat dapat terlibat dalam pemilu tersebut. Asas
bebas memiliki makna bahwa pemilih bebas memberikan suaranya terhadap pilihannya
berdasarkan hati nurani bukan karna paksaan orang lain. Asas rahasia yaitu siapapun
yang dipilih oleh pemilih tidak akan diketahui oleh siapa pun. Asas jujur yaitu semua
kecurangan dan kebohongan. Dan asas adil yaitu tidak adanya keberpihakan pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Fajlurrahman Jurdi. 2018. Pengantar Hukum Pemilihan Umum. Prenadamedia Group. Jakarta