Anda di halaman 1dari 34

SUARA

DEMOKRASI
MENYONGSONG PEMILU 2024

SMKN 1 PASURUAN
DEMOKRASI DAN PEMILU
Kita telah mengetahui bahwa Negara Indonesia adalah
negara yang berdasarkan Demokrasi Pancasila. Demorasi
Pancasila memiliki makna demokrasi yang dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Demokrasi yang
dijiwai oleh nilai Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi Pancasila merupakan
demokrasi yang sesuai dengan bangsa Indonesia karena
bersumber pada tata nilai sosial budaya bangsa yang sudah
melekat dalam kehidupan masyarakat sejak dahulu.
PRINSIP UTAMA DEMOKRASI PANCASILA
Prinsip utama demokrasi pancasila yaitu pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat. Musyawarah berarti pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam
penyelesaian masalah bersama. Mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai
keputusan berdasarkan kebulatan pendapat. Jadi musyawarah mufakat berarti
pengambilan suatu keputusan berdasarkan kehendak orang banyak (rakyat), sehingga
tercapai kebulatan pendapat. Musyawarah mufakat harus berpangkal tolak pada hal-hal
berikut:
1. Musyawarah mufakat bersumberkan inti kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
2. Pengambilan keputusan harus berdasarkan kehendak rakyat melalui hikmat
kebijaksanaan.
3. Cara mengemukakan hikmat kebijaksanaan harus berdasarkan akal sehat dan hati
nurani luhur serta mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kepentingan
rakyat.
4. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
5. Keputusan harus dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab.
APA HUBUNGAN PEMILU
DENGAN DEMOKRASI?
1. Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat (rakyat yang berdaulat).
2. Dalam Negara Demokrasi semua warga negara berhak berpartisipasi dalam proses politik.
3. Pemilu adalah sarana perwujudan kedaulatan rakyat untuk membentuk pemerintahan
perwakilan.
4. Pemilu adalah suatu prosedur dimana warga negara akan memilih dan memberi wewenang
kepada yang terpilih untuk menjadi pemimpin dan wakil rakyat.
5. Pemilu adalah kondisi yang diperlukan bagi demokrasi.
6. Pemilu harus mencerminkan kehendak rakyat dan mengintegrasikan warga negara ke dalam
proses politik serta melegitimasi dan mengontrol kekuasaan pemerintahan.
7. Kekuasaan cenderung disalahgunakan apabila tidak ada kontrol dari rakyat (Lord Acton : power
tends to corrupt absolut power corrupt absolutely).
8. Pemilu adalah salah satu bentuk kontrol rakyat terhadap kekuasaan pemerintahan, dimana
pergantian kekuasaan pemerintahan dilaksanakan atas kehendak rakyat melalui Pemilu.
DEFINISI PEMILU
UU Nomor 8 Tahun 2022 menyebutkan bahwa Pemilu adalah sarana
kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAGAIMANA WUJUD KEKUASAAN RAKYAT
DALAM NEGARA DEMOKRASI?
Dalam negera demokrasi, kekuasaan rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintahan tidak dilaksanakan secara langsung tetapi dilaksanakan
dengan sistem perwakilan;
Dalam sistem perwakilan, pelaksanaan kekuasaan dilaksanakan oleh
wakilwakil rakyat yang duduk dalam lembaga perwakilan rakyat (parlemen);
Para wakil rakyat bertindak atas nama rakyat, dan wakil-wakil rakyat itulah
yang menentukan corak dan bekerjanya pemerintahan serta tujuan yang
hendak dicapai oleh Negara;
Agar wakil-wakil rakyat benar-benar dapat bertindak atas nama rakyat maka
wakil-wakil rakyat itu harus ditentukan sendiri oleh rakyat melalui
pemilihan umum (general election).
APAKAH MAKNA PEMILU DALAM NEGARA
DEMOKRATIS?

Pemilu sebagai arena kompetisi untuk mengisi


jabatan-jabatan politik di pemerintahan yang
didasarkan pada pilihan formal warganegara yang
memenuhi syarat.
Pemilu menjadi mekanisme terpenting bagi
keberlangsungan demokrasi perwakilan agar rakyat
dapat menentukan wakil-wakil mereka dalam lembaga
perwakilan.
ASAS-ASAS PEMILU
Langsung, artinya rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung
memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara

Umum, artinya semua WN yang telah berusia 17 tahun Bebas, artinya rakyat pemilih berhak memilih
atau telah menikah berhak untuk ikut memilih dan telah menurut hati nuraninya tanpa adanya
berusia 21 tahun berhak di pilih dengan tanpa ada pengaruh, tekanan atau paksaan dari
diskriminasi (pengecualian) siapapun/dengan apapun

Rahasia, artinya rakyat pemilih dijamin oleh Jujur, dalam penyelenggaraan pemilu, penyelenggaraan
pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta pemilu,
peraturan tidak akan diketahui oleh pihak siapapun
pengawas dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua
dan dengan jalan apapun siapa yang dipilihnya atau pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap jujur
kepada siapa suaranya diberikan (secret ballot) sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku

Adil, dalam penyelenggaraan pemilu setiap pemilihan dan partai


politik peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta
bebas dari kecurangan pihak manapun
PRINSIP PEMILU

1.MANDIRI 2. PROPORSIONAL

3. JUJUR 4. PROFESIONAL

Keteladanan Kesetaraan
5. ADIL 6. AKUNTABEL

7. BERKEPASTIAN HUKUM 8. TERTIB

9. EFEKTIF 10. EFISIEN

11. TERBUKA
PRINSIP PEMILU
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia sesuai dengan Pasal 3 UU Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilu, terdapat beberapa prinsip pemilu yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip tersebut antara
lain:
1.Mandiri
Pemilihan Umum harus diselenggarakan secara mandiri oleh penyelenggara , yaitu Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dalam rangka menjaga netralitas dan
independensi.
2. Proporsional
Pemilihan Umum harus mewakili berbagai kepentingan dan aspirasi masyarakat secara proporsional,
baik dalam hal perwakilan partai politik maupun masyarakat umum.
3. Jujur
Pemilu harus dilaksanakan secara jujur, bebas dari kecurangan, penipuan, atau manipulasi hasil
Pemilihan Umum.
4. Profesional
Penyelenggara Pemilihan Umum harus bertindak secara profesional dalam menjalankan tugas dan
fungsi mereka, dengan mematuhi kode etik dan standar kerja yang ditetapkan.
5. Adil
Harus dilaksanakan secara adil tanpa diskriminasi, memastikan kesempatan yang sama bagi semua peserta
Pemilihan Umum untuk berkompetisi secara adil.
6. Akuntabel
Penyelenggara harus bertanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan atas tindakan dan keputusan yang
diambil dalam penyelenggaraan nya.
7. Berkepastian Hukum
Harus dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, dengan adanya ketentuan yang jelas dan dapat dipahami oleh
semua pihak yang terlibat.
8. Efektif
Penyelenggaraan pemilihan umum harus efektif dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, termasuk
dalam hal partisipasi pemilih, keamanan, dan integritas pemilu.
9. Tertib
Pemilihan Umum harus dilaksanakan dengan tertib, menjaga ketertiban dan keamanan selama proses berlangsung.
10. Efisien
Penyelenggaraan harus dilakukan secara efisien, dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.
11. Terbuka
Harus dilaksanakan secara terbuka dan transparan, dengan memberikan kesempatan bagi partai politik, calon, dan
pemilih untuk memperoleh informasi yang diperlukan tentang proses Pemilihan Umum.
PENYELENGGARA PEMILU
KPU RI
KPU PROVINSI
KPU KABUPATEN/ KOTA
2 Uraian Materi
PANITIA PENYELENGGARA PEMILU
Solusi & Penyelesaian
PPK

PPS

KPPS
PENYELENGGARA PEMILU
Penyelenggara Pemilu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum, disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang
menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan
Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi
Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah secara langsung oleh rakyat.
KPU
Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga
Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang
bertugas melaksanakan Pemilu. Jumlah anggota KPU sebanyak 7 orang;
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, selanjutnya disingkat KPU Provinsi, adalah
Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di provinsi.
Jumlah Anggota KPU Provinsi sebanyak 5 atau 7 Orang. Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota, adalah
Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di
Kabupaten/Kota. Jumlah Anggota KPU Kabupaten/Kota berjumlah 5 orang.
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis. Masa
Keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota 5 tahun semenjak
pengucapan sumpah/janji. Keberadaan KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota adalah tetap.
TUGAS KPU
1. Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal,
2. Menyusun tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN,
3. Menyusun Peraturan KPU untuk setiap tahapan pemilu,
4. Mengoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan dan memantau semua tahapan pemilu,
5. Menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi,
6. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan memperhatikan data
kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar
pemilih,
7. Membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara serta wajib menyerahkannya
kepada saksi peserta pemilu dan Bawaslu,
8. Mengumumkan calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan Pasangan Calon terpilih serta membuat berita
acaranya,
9. Menindaklanjuti dengan segera putusan Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran
atau sengketa Pemilu,
10. Menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU
kepada masyarakat,
11. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan pemilu, dan
12. Melaksanakan tugas lain dalam penyelenggaraan pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KEWENANGAN KPU
1. Menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN,
2. menetapkan Peraturan KPU untuk setiap tahapan pemilu,
3. menetapkan peserta pemilu,
4. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional berdasarkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara di KPU Provinsi untuk Pemilu Presiden dan Wakil presiden dan untuk pemilu anggota DPR serta hasil
rekapitulasi penghitungan suara di setiap KPU provinsi untuk pemilu anggota DPD dengan membuat berita acara
penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara,
5. menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya,
6. menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah kursi anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD
kabupaten/kota untuk setiap partai politik peserta pemilu Anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD
kabupaten/kota,
7. menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan,
8. membentuk KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPLN,
9. mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota KPU Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan anggota PPLN,
10. menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota KPU provinsi, anggota KPU
Kabupaten/Kota, anggota PPLN, anggota KPPSLN, dan sekretaris Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan putusan
Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan,
11. menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye Pemilu dan mengumumkan laporan sumbangan
dana Kampanye Pemilu, dan
12. melaksanakan wewenang lain dalam penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENYELENGGARA AD HOC ;
1. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan atau nama lain. Jumlah
anggota PPK adalah 5 orang.
2. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah
panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
Pemilu di tingkat desa atau nama lain/kelurahan. Jumlah Anggota
PPS adalah 3 orang
3. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya
disingkat KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk
melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
Jumlah Anggota KPPS adalah 7 orang.
4. Pantarlih
Pantarlih adalah singkatan dari Petugas Pemutakhiran Data Pemilih.
Pantarlih diangkat oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS). Jumlah
Pantarlih adalah 1 orang setiap TPS.
TUGAS DAN KEWENANGAN PPK
TUGAS PPK DALAM PEMILU YAITU;
Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat kecamatan
yang telah ditetapkan oleh KPU;
Menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU kabupaten/kota;
Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara
Pemilu di kecamatan yang bersangkutan berdasarkan berita acara hasil
penghitungan suara di Tempat pemungutan suara (TPS) dan dihadiri oleh
saksi peserta Pemilu;
Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilu di wilayah kerjanya;
Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan
dengan tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Adapun wewenang PPK yaitu;
Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di
wilayah kerjanya;
Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU
provinsi dan KPU kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
TUGAS PPS
1. Mengumumkan daftar Pemilih sementara.
2. Menerima masukan dari masyarakat mengenai daftar Pemilih sementara.
3. Melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan daftar Pemilih
sementara.
4. Mengumumkan daftar Pemilih tetap dan melaporkannya kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK.
5. Melaksanakan seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau dengan nama lain yang ditetapkan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK.
6. Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari semua TPS di wilayah
kerjanya.
7. Menyampaikan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS kepada PPK.
8. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilu di wilayah kerjanya.
9. Melaksanakan sosialisasi mengenai penyelenggaraan Pemilu dan tugas
serta wewenang PPS kepada masyarakat.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
11. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KEWENANGAN PPS
1. Membentuk KPPS;
2. Mengangkat Pantarlih;
3. Menetapkan hasil perbaikan daftar Pemilih sementara
untuk menjadi daftar Pemilih tetap;
4. Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU,
KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan; dan
5. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
TUGAS KPPS
1. mengumumkan daftar Pemilih tetap di TPS;
2. menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi peserta Pemilu yang
hadir dan Pengawas TPS dan dalam hal peserta Pemilu tidak memiliki
saksi, daftar pemilih tetap diserahkan kepada peserta Pemilu;
3. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
4. membuat berita acara dan sertifikat hasil pemungutan dan penghitungan
suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu,
Pengawas TPS, PPS, dan PPK melalui PPS;
5. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
6. menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemilih sesuai dengan
daftar Pemilih tetap untuk menggunakan hak pilihnya di TPS; dan
7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KEWENANGAN KPPS
1. Mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;
2. Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, PPK dan PPS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
3. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
TUGAS KPPS 1-7
KPPS 1 atau Ketua KPPS
Memanggil pemilih berdasarkan nomor urut kedatangan yang telah dituliskan pada Model C6,
dan memisahkan Model C6 berdasarkan jenis kelamin. Ketua KPPS bertugas menandatangani
surat suara, memberikan empat jenis surat suara kepada pemilih, memberikan surat suara
pengganti kepada pemilih paling banyak 1 kali, apabila terdapat surat suara rusak atau salah
coblos.
KPPS 2 dan KPPS 3
Mengisi nama kecamatan, nama desa/kelurahan, dan nomor TPS pada Surat Suara kemudian
memberikan surat suara yang telah diisi nama kecamatan, nama desa/kelurahan, dan nomor TPS
kepada Ketua KPPS untuk ditandatangani.
KPPS 4
Menerima pemilih dan memeriksa Model C6 yang dibawa pemilih dan mencocokan dengan DPT,
DPTb, atau DPK. Membuat dan mengisi daftar hadir yang berisi kolom nomor urut kedatangan,
nomor urut pemilih dalam daftar pemilih (DPT/DPTb/DPK/DPKTb), dan jenis kelamin. Meminta
pemilih untuk duduk di tempat yang telah disediakan sambil menunggu panggilan.
TUGAS KPPS 1-7
KPPS 5
Mengarahkan pemilih untuk memasuki bilik suara yang kosong untuk memberikan
suara.
Membantu pemilih kelompok disabilitas maupun pemilih yang memerlukan bantuan
untuk memberikan suara, apabila diminta oleh pemilih yang bersangkutan.
KPPS 6
Membantu mengarahkan pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak suara
sesuai jenis surat suara mulai dari surat suara DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota. Dan mempersilakan pemilih menuju tempat duduk Anggota KPPS
Ketujuh dekat pintu keluar TPS.
KPPS 7
Mempersilakan pemilih untuk mencelupkan salah satu jari tangannya ke dalam botol
tinta dan memastikan bahwa bekas tinta telah membasahi kuku jari tersebut. Serta
mempersilakan pemilih untuk keluar TPS.
TUGAS SAKSI TPS
1.Menghadiri persiapan, pembukaan TPS serta pelaksanaan pemungutan
suara dan penghitungan suara di dalam TPS;
2. Mengikuti pemeriksaan terhadap perlengkapan pemungutan suara dan
penghitungan suara di TPS;
3. Menyaksikan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di
TPS;
4. Meminta penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS kepada
Ketua KPPS;
5. Mengajukan keberatan atas terjadinya kesalahan dan /atau pelanggaran
dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara ke KPPS;
6. Menerima:
a. Salinan formulir Model A.3-KPU, Model A.4-KPU dan Model A.DPK-KPU;
b. Salinan Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara; dan
c. Salinan sertifikat hasil Penghitungan Suara.
LARANGAN SAKSI TPS
1.Mempengaruhi dan mengintimidasi pemilih dalam
menentukan pilihannya;
2. Melihat pemilih mencoblos Surat Suara dalam
bilik suara;
3. Mengerjakan atau membantu mempersiapkan
perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara
serta mengisi formulir pemungutan suara dan hasil
penghitungan suara;
4. Mengganggu kerja KPPS dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya;
5. Mengganggu pelaksanaan pemungutan suara
dan penghitungan suara;
BAWASLU
Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disingkat Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemilu
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Jumlah Anggota Bawaslu RI adalah 5 Orang.
Badan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disingkat Bawaslu Provinsi, adalah badan yang
dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi.
Jumlah Anggota Bawaslu Provinsi adalah 5 -7 orang.
Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat Bawaslu Kabupaten/Kota,
adalah badan dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
wilayah kabupaten/kota. Jumlah anggota Panwaslu Kabupaten/Kota adalah 5 orang. Bawaslu
bersifat tetap.
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disingkat Panwaslu Kecamatan, adalah panitia
yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di wilayah kecamatan atau nama lain. JumlahAnggota Panwascam 3 orang sifatnya
adalah ad hoc.
Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan yang
bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa atau namalain/kelurahan. Jumlah PPL
adalah1orang dan paling banyak 5 orang.
Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut Pengawas TPS adalah petugas
yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu Panwaslu Kelurahan/Desa
DKPP
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu,
selanjutnya disingkat DKPP, adalah lembaga yang
bertugas menangani pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu
kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu. DKPP
bersifat tetap dan berkedudukan di Ibu Kota Negara.
DKPP dibentuk paling lama dua bulan sejak Anggota
KPU dan Bawaslu mengucapkan sumpah/janji. DKPP
terdiri dari 7 orang: unsur KPU, Bawaslu, DPR, dan
dari pemerintah.
SIAPA SAJA YANG DAPAT
DIDATA SEBAGAI PEMILIH?

• WNI yang pada hari pemungutan suara pemilihan sudah


berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin
mempunyai hak pilih.
• Anggota TNI dan Polri yang berubah status menjadi status sipil
atau purnatugas (Dibuktikan dengan SK Pensiun dari pejabat
TNI/Polri yang berwenang memberhentikan).
• Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya.
• Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
PERLENGKAPAN
PEMUNGUTAN SUARA
BILIK SUARA KOTAK SUARA

PAKU ALAT UNTUK MENCOBLOS BANTALAN ALAS UNTUK MENCOBLOS

SURAT SUARA TINTA


TERIMA KASIH
AYO COBLOS 5 MENIT UNTUK 5 TAHUN

Anda mungkin juga menyukai