Anda di halaman 1dari 4

A.

PENGERTIAN PILKADA

Pilkada atau pemilihan kepala daerah diselenggarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota serta diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi
dan Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota.

Adapun khusus untuk daerah Aceh, pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan
(KIP) dan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).

Pemilihan kepala daerah ini dilakukan satu paket bersama dengan pemilihan wakil kepala daerah.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut terdiri atas :

 Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi.


 Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten.
 Wali kota dan wakil wali kota untuk kota.

Selain itu, pilkada juga dapat diartikan sebagai Pemilihan Gubernur dan pemilihan Bupati/Walikota
yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
memilih Gubernur dan Bupati/Walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

 Undang-Undang yang mengatur tentang Dasar Hukum Penyelenggaraan PILKADA adalah


sebagai berikut.
 Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Pemerintah Daerah.
 Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Penjelasan Pemerintahan Daerah.
 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 17 tentang Perubahan atas Peraturam Pemerintah nomor 6
tahun 2005tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah
dan wakil kepala daerah.
 PP Pengganti UU Nomor: 3 tentang PERPU NO 3 TAHUN 2005.

Peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik,
hal ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Ketentuan ini kemudian diubah
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga bisa
berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini
menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan beberapa pasal
menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

B. PENGERTIAN PEMILU
Pemilihan umum yang disingkat pemilu menjadi sangat dekat hubungannya dengan masalah politik
dan pergantian pemimpin. Dilansir dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum, dalam sebuah negara
demokrasi, pemilu merupakan salah satu pilar utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat.
Pemilu sekaligus merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin.

Pengertian pemilu : Sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah pengertian pemilihan umum diuraikan secara detail. Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945. Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan
kedaulatan dan merupakan lembaga demokrasi.

Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari berbagai rangkaian
kehidupan tata negara yang demokratis. Sehingga pemilu merupakan motor penggerak mekanisme
sistem politik Indonesia. Sampai sekarang pemilu masih dianggap sebagai suatu peristiwa kenegaraan
yang penting. Hal ini karena pemilu melibatkan seluruh rakyat secara langsung. Melalui pemilu,
rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam politik atau sistem kenegaraan.

Alasan dan fungsi pemilu Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu aspek yang penting untuk
dilaksanakan secara demokratis. Semua demokrasi modern melaksanakan pemilihan. Namun tidak
semua pemilihan adalah demokratis. Karena pemilihan secara demokratis bukan sekedar lambang,
melainkan pemilihan yang harus kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif untuk menentukan
pemerintah. Terdapat dua alasan mengapa pemilu menjadi variabel penting suatu negara, yakni:

 Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara damai. Legitimasi
kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak diperoleh dengan cara kekerasan.
Namun kemenangan terjadi karena suara mayoritas rakyat didapat melalui pemilu yang fair.
 Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu dalam konteks ini, artinya
konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan melalui lembaga-lembaga demokrasi.

Pemilu sebenarnya memiliki empat fungsi utama, yaitu: Pembentukan legitimasi penguasa dan
pemerintah Pembentukan perwakilan politik rakyat Sirkulasi elite penguasa Pendidikan politik

Dalam pelaksanaannya pemilu memiliki lima tujuan, yaitu:

 Pemilu sebagai implementasi kedaulatan rakyat Kedaulatan terletak di tangan rakyat. Hal ini
karena rakyat yang berdaulat tidak bisa memerintah secara langsung. Dengan pemilu, rakyat
dapat menentukan wakil-wakilnya. Para wakil terpilih juga akan menentukan siapa yang akan
memegang tampuk pemerintahan.
 Pemilu sebagai sarana membentuk perwakilan politik

Melalui pemilu, rakyat dapat memilih wakil-wakil yang dipercaya untuk menyalurkan aspirasi dan
kepentingannya. Semakin tinggi kualitas pemilu, semakin baik pula kualitas para wakil rakyat yang
bisa terpilih dalam lembaga perwakilan rakyat.

 Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional Pemilu bisa


mengukuhkan pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk mewujudkan reformasi
pemerintahan.Melalui pemilu, pemerintahan yang aspiratif akan dipercaya rakyat untuk
memimpin kembali. Sebaliknya, jika rakyat tidak percaya maka pemerintahan tersebut harus
berakhir dan berganti.
 Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi

Pemberian suara para pemilih dalam pemilu pada dasarnya merupakan pemberian mandat rakyat
kepada pemimpin yang dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan.

Pemimpin politik terpilih mendapatkan legitimasi politik rakyat.

 Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat

Melalui pemilu rakyat secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui dukungannya
kepada kontestan yang memiliki program aspiratif. Kontestan yang menang karena didukung rakyat
harus merealisasikan janji-janji ketika memegang tampuk pemerintahan. Secara singkat, tujuan
pemilu adalah untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif. Serta
untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai UUD 1945.

Dalam pelaksanaannya, pemilu harus menggunakan beberapa asas, yaitu:

 Umum

Pemilu berlaku untuk semua warga negara yang memenuhi syarat. Pemilu tidak membedakan agama,
suku, ras, jenis kelamin, golongan, pekerjaan, dan lain-lain.

 Langsung

Masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara langsung dalam pemilihan umum
sesuai keinginan sendiri tanpa perantara.

 Bebas

Seluruh warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih pada pemilu bebas menentukan siapa
saja yanh akan dipilih untuk membawa aspirasinya tanpa tekanan.

 Jujur

Semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan juga bersikap jujur sesuai peraturan
yang berlaku.

 Adil

Pelaksanaan pemilu baik pemilih dan peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas
dari kecurangan dari pihak mana pun.

 Rahasia

Dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan atas pilihannya. Pemilih memberikan
suara pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun.

C. PERBEDAAN PEMILU DAN PILKADA


Perbedaan PEMILU dan PILKADA yang pertama terletak pada singkatannya. Pemilu adalah
kepanjangan dari Pemilihan Umum. Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil presiden, dan untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemilu diselenggarakan oleh tiga Lembaga yaitu :

 Komisi Pemilihan Umum (KPU)


 Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
 Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

LATAR BELAKANG

Anda mungkin juga menyukai