Anda di halaman 1dari 4

1.

Hakekat Pemilihan Umum menurut Undang-undang , dan para Sarjana

Hakikat sebuah penyelenggaraan pemilihan umum adalah untuk memastikan

bahwa rakyat berdaulat, sebab kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan

menurut Undang-Undang (UUD 1945 Pasal 1 ayat 2) yang dalam arti sebagai sarana

perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpin dan memilih para wakilnya

untuk duduk di parlemen yang dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

melalui kebijakan yang berlandaskan nilai-nilai transendental. Pemilihan umum

bukan hanya sekedar prosedur rutin yang wajib dijalankan oleh Negara-Negara

Demokrasi. Terlaksananya Pemilu adalah prasyarat paling minimalis dan prosedural

demokrasi atau sebagai konsep inti (Conseptual Core) dari demokrasi.

Pemilu adalah sebagai sarana yang penting dalam kehidupan suatu negara

yang mengantu azas demokrasi yang memberi kesempatan berpartisipasi politik

bagi warga negara untuk memilih wakil-wakilnya yang akan menyuarakan dan

menyalurkan aspirasi mereka.

Adam Pzeworski (1988) menulis, minimal ada dua alasan mengapa pemilu

menjadi variabel sangat penting dalam suatu negara demokrasi;

 Pertama, pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik

secara damai. Pengertiannya adalah, legitimasi kekuasaan seseorang atau partai

politik tertentu tidak diperoleh dengan menggunakan cara-cara kekerasan,

tetapi karena yang bersangkutan memenangkan suara mayoritas rakyat melalui

pemilu yang fair.

 Kedua, demokrasi yang memberikan ruang kebebasan bagi individu,

meniscayakan terjadinya konflik-konflik. Pemilu dalam konteks ini, hendaknya


melembagakannya – khususnya berkenaan dengan merebut dan

mempertahankan kekuasaan – agar konflik-konflik tersebut diselesaikan

melalui lembaga-lembaga demokrasi yang ada.

Pemilihan umum dianggap penting dalam proses kenegaraan, setidak-tidaknya

“ada dua manfaat yang sekaligus sebagai tujuan atau sasaran langsung yang

hendak dicapai dengan pelaksanaan pemilu, yaitu pembentukan atau pemupukan

kekuasaan yang absah (otoritas) dan mencapai tingkat keterwakilan

politik (political representativeness)”.

Hakikat Pemilu Menurut Undang-undang

 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk

memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan

Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Hakikat Pemilu Menurut Para Ahli:

 Morissan menurutnya Pemilihan Umum adalah cara atau sarana untuk

mengetahui keinginan rakyat mengenai arah dan kebijakan Negara kedepan.

Paling tidak ada tiga macam tujuan Pemilihan Umum, yaitu memungkinkan
peralihan pemerintahan secara aman dan tertibuntuk melaksanakan kedaulatan

rakyat dalam rangka melaksanakan hak asasi warga negara

 Suryo Untoro menurutnya Pemilihan Umum adalah suatu pemilihan yang

dilakukan oleh Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, untuk

memilih wakil-wakilnya yang duduk dalam Badan Perwakilan Rakyat, yakni

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I

dan Tingkat II (DPRD I dan DPRD II)

 Ali Moertopo menurutnya Pemilihan Umum pada hakekatnya Pemilihan Umum

adalah sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya sesuai

dengan asas yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar Tahun

1945. Pemilu itu sendiri pada dasarnya adalah suatu lembaga Demokrasi yang

memilih anggota perwakilan rakyat dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang pada

gilirannya bertugas untuk bersama-sama dengan pemerintah, menetapkan politik

dan jalannya pemerintahan Nergara.

 Ramlam menurutnya Pemilihan Umum diartikan sebagai mekanisme

penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau

partai yang dipercayai.

 Harris G. Warren menurutnya “elections are the accostions when citizens

choose their officials and cecide, what they want the government to do. these

decisions citizens determine what rights they want to have and keep” yang

artinya Pemilihan Umum adalah proses ketika warga negara memilih pejabat

mereka dan memutuskan, apa yang mereka ingin pemerintah lakukan.


keputusan-keputusan ini menentukan warga negara apa hak yang mereka ingin

miliki dan pertahankan.

 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menurut mereka Pemilu adalah salah

satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipiil, karena dalam pelaksanaan

hak asasi adalah suatu keharusan pemerintah untuk melaksanakan pemilu.

Sesuai asas bahwa rakyatlah yang berdaulat maka semua itu dikembalikan

kepada rakyat untuk menentukannya. Oleh karena itu pemilu adalah suatu syarat

yang mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat.

 A.S.S. Tambunan menurutnya Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan

asas kedaulatan rakyat pada hakikatnya merupakan pengakuan dan perwujudan

daripada hak-hak politik rakyat dan sekaligus merupakan pendelegasian hak-hak

tersebut oleh rakyat kepada wakil-wakilnya untuk menjalankan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai