NIM : E1031191087
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemilu diartikan sebagai proses, cara perbuatan
memilih yang dilakukan serentak oleh seluruh rakyat suatu negara. Konsep demokrasi pada
hakikatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan konsep pemilu demokrasi yang
berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is government of
the people, by the people, and for the people)l maka hal ini mengandung makna bahwa
kekuasaan negara tersebut berada di tangan rakyat dan segala tindakan negara ditentukan oleh
rakyat. Samuel P. Huntington menyatakan bahwa sebuah sistem politik sudah dapat
dikatakan demokratis bila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu
dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan berkala, dan di dalam sistem itu para
calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak
memberikan suara. Pelaksanaan demokrasi melalui pemilu dirancang untuk menggantikan
sistem pengangkatan dalam bentuk negara Monarki yang dinilai cenderung memunculkan
pemimpin yang otoriter.
Dalam hal terjadi transisi demokrasi, pemilu dalam proses konsolidasi demokrasi
membutuhkan prakondisi yang spesifik.Berdasarkan pendapat para ahli, terdapat 3 (tiga)
prakondisi demokrasi yang akan memengaruhi kualitas dari pelaksanaan pemilu tersebut.
Prakondisi tersebut antara lain:
Pemilihan umum merupakan satu sarana untuk menilai kualitas demokrasi pada
suatu negara, selain adanya berbagai macam kebebasan (kebebasan berpendapat, kebebasan
pers, dan kebebasan dalam beragama) dan persamaan di depan hukum. Sulastomo
mengemukakan bahwa dengan pemilihan umum, sebuah negara diyakini dapat membangun
bangsa sesuai dengan aspirasi rakyatnya secara berkelanjutan, tertib dan aman. Dengan
pemilihan umum dapat tercipta suasana kehidupan berbangsa dan bernegarayang dapat
melindungi hakhak setiap warga negara, sehingga mampu mendorong kreativitas setiap
individu untuk ikut berperan dalam membangun bangsanya.
Adapun fungsi-fungsi dari pemilihan umum menurut Rose dan Mossawir antara lain:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sistem adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.Dengan kata lain, kita dapat juga
mengartikan bahwa sisrem adalah bagianbagian atau komponen-komponen yang saling
bergantung kepadayang lain dan saling mengadakan interaksi. Lawrence M. Friedman
ketika mengupas mengenai legal system menyebutkan bahwa sistem adalah sebuah unit yang
beroperasi dengan batas-batas tertentu. jika dilihat dari unsur-unsur yang diperlukan dalam
pemilihan umum, yakni: Kesatu, adalah objek pemilu, yaitu warganegara yang memilih
pemimpinnya. Kedua, adalah sistem kepartaian atau pola dukungan yang menjadi perantara
antara pemilik suara dan elite atau para pejabat publik. Ketiga, adalah sistem pemilihan
(electoral system) yang menerjemahkan suara-suara menjadi kursi jabatan di parlemen
ataupun pemerintahan (Lipset dan Rokkan ,1967). Donald L. Horowitz mengatakan bahwa
sistem pemilu yang baik haruslah memerhatikan hal-hal yang ditetapkan sebagai berikut:
Pertimbangan lain dalam memilih sistem pemilihan umum juga diajukan Andrew
Reynold, dkk. Menurut mereka, hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam memilih sistem
pemilihan umum adalah:
Di dalam ilmu Politik, dikenal banyak sekali variasi bentuk sistem pemilu yang telah
dipraktikkan oleh banyak negara. Menurut Miriam Budiarjo secara umum bentuk sistem
pemilu tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan dua prinsip pokok saja, yaitu:
Namun, dalam perkembangannya, selain dua bentuk sistem pemilihan tersebut juga
dipraktikkan sistem lain, yaitu Sistem Campuran dan Sistem Di Luar Ketiga Sistem
Mainstream.
1. Sistem Distrik, Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan
didasarkan atas kesatuan geografis. Dalam sistem distrik, wilayah negara dibagi
berdasarkan daerah-daerah pemilihan (distrik pemilihan). Banyaknya daerah
pemilihan tergantung kepada jumlah kursi legislatif yang akan diperebutkan. Setiap
daerah tersebut diwakili oleh satu orang perwakilan.
a. Varian Sislem Distrik
Sistem Distrik mempunyai 5 (lima) varian, antara lain:
1) First Past the Post (FPTP)
sistem ini disebut juga dengan mayoriras relatif (relativemajority) atau
mayoritas sederhana (simply majority). Sebab, satu distrik menjadi bagian
dari suatu daerah pemilihan. satu distrik hanya berhak atas satu kursi, dan
kontestan yang memperoleh suara terbanyak menjadi pemenang tunggal.
Keuntungan dari sistem FPTP ini antara lain: dapat mengonsolidasikan
dan membatasi jumlah partai, memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan pemerintahan yang kuat, dapat membuat partai bertanggung
jawab atas tindakan mereka, mendorong adanya posisi yang bertanggung
jawab, sederhana untuk dimengerti dan dilaksan akan.sedangkan,
kelemahan dari sistem FPTP ini antara lain: kursi yang dimenan gkan tidak
proporsional, proses the w inner t akes all mengakibatkan banyak suara
yang hilang, tidak memberikan insentif untuk kandidatkandidat dari partai
minoritas, tidak sensitif terhadap perubahan opini publik, dan dapat
dipengaruhi manipulasi dari batas-batas daerah pemilihan.a
2) BlockVote (BV)
Sistem ini merupakan penerapan FPTP pada atas banyak tingkat
(multimember district). Pemilih memiliki suara sebanyak jumlah kursi
yang harus diisi di daerah (distrik) mereka, dan biasanya bebas untuk
memilih calon perseorangan terlepas dari afiliasi partai. Kelebihan sistem
ini adalah, memberikan keleluasaan bagi pemilih untuk menentukan
pilihannya. Sistem ini juga menguntungkan partaipartaiyang punya basis
koherensi anggota dan organisasi yang kuat. Kekurangannya adalah, hasil
dari sistem ini sulit untuk diprediksi dan kadangkala menghasilkan hasil
yang tidak diinginkan dalam sebuah pemilu. Misalnya, ketika pemilih
memberikan semua suara kepada semua calon dari satu partai yang sama,
maka akan terjadi disproporsionalitas suara yang menyebabkan
kepentingan partai lain menjadi terabaikan.
kelemahannya adalah:
a. sering kali tidak ada hubungan yang kuat antara para pemilih dengan
wakilnya.
b. Daftar Tertutup
c. sangat jarangbagi suatu partai untuk menjadi mayoritas dalam badan
legislatif membutuhkan sistem partai yang berfungsi dengan baik.
d. Terutama dalam sistem RP Daftar Ternrtup,
e. kurang dapat mengakomodasi kandidat independen.
f. RP menghasilkan banyak partai dan dapat menimbulkan fragmenrasi
g. Memungkinkan bertahannya partai-partai ekstrimis.
h. Pemerintahan terpilih di bawah RP akan menjadi kurang bertanggung
jawab karena lebih sulit untuk menjatuhkan sebuah partai dari kekuasaan.
i. Versi yang lebih rumit.
2. Singel Transterable Vofe (STV), STV adalah salah satu bentuk dari sistem PR
di mana pemilih meranking kandidat secara preferensial. Setiap partaipeserta
pemilu mengajukan calon sebanyak yang mereka perkirakan akan menang
pada setiap daerah pemilihan.
b. Kelebihan Sistem Proporsionalsecara Umum
1. Aspek tingkat proporsionalitas perwakilan. bersifat representatifkarena
setiap suara ikut diperhitungkan sehingga tidak ada suara yang hilang.
memungkinkan terpilihnya wakil dari kelompok minoritas. mendorongpartai
untuk mengajukan daftar calon yang inklusif dan secara komunal berbeda-
beda.
2. Sistem Kepartaian . Ditinjau dari sistem kepartaian, sistem proporsionalitas
memungkinkan partai minoritas untuk memperoleh kursi di parlemen
3. Lembaga Perwakilan .Terwakilinya golongan yang kecil dalam lembaga
perwakilan.
4. Hubun gan Wakil Terpilih dan Konstituen .Kelemahan sistem proporsional
terletak pada aspek ini, oleh karena itu aspek ini bukanlah kelebihan dari
sistem proporsional.
5. TeknisPenyelenggaraan. Sistem proporsional juga memiliki kelemahan
dalam aspek ini. Teknis penyelenggaraan pada sistem proporsional dianggap
sebagai kelemahan karena lebih rumit dibandingkan sistem distrik.
c. Kelemahan Sistem Proporsionalsecara Umum
1. Aspek Tingkat Proporsionalitas Perwakilan.Tidak ada kelemahan dalam
aspek ini karena tingkat proporsionalitas perolehan suara dan perolehan kursi
pada sistem ini lebih baik dari sistem distrik.
2. Sistem Kepartaian .a) Adanya kecenderungan untuk membentuk suatu sistem
multi partai karena peluang untuk mendapatkan kursi sangat besar. b)
Memancing partai-partai untuk memfragmentasikan diri dengan membentuk
partai-p artai baru. c) Diberlakukannya sistem daftar pada sistem proporsional
ini memberikan peluang kepada pimpinan partai politik untuk menempatkan
kroninya pada urutan teratas.
3. Lembaga Perwakilan dan Efektivitas Pemerintahan. politik sulit untuk
memperoleh suara mayoritas di parlemen. Dengan tidak adanya partai yang
memperoleh suara mayoritas absolut sehingga menolong rerbenruknya koalisi-
koalisi yang dapat menimbulkan instabilitas pemerintahan.
4. Hubungan Wakil Terpilih dan Konstituen. Hubungan antarawakil terpilih
dengan konstituen cenderung menjadi renggang karena: pertama, wilayah
pemilihannya lebih besar, hedua, besarnya peranan partai dalam meraih
kemenangan lebih besar dari kepribadian seseorang. Sehingga wakil terpilih
akan terdorong untuk memerhatikan kepentingan partai.
5. Penyelenggaraan.Sistem proporsional ini lebih sulit untuk dipahami dan
diselenggarakan.
3. Sistem Campuran.Sistem ini juga dikenal sebagai sistem pemilihan semi
proporsional. Dalam sistem ini suara dikonversi menjadi kursi dengan hasil yang
berada diantarasistem pemilihan proporsional dan sistem pluralitas-mayoritas atau
distrik. Dalam sistem ini terdapat dua varian, yaitu :
a. Sistem Patalel . Sistem ini disebut sistem paralel karena dua perangkat sistem
pemilihan yang digunakan tidak berhubungan dan dibedakan, dan satu sama
lain tidak saling bergantung. Keuntungan dari Sistem Paralel Ketika tersedia
cukup kursi pada sistem proporsional, maka partai-partai minoritas yang telah
gagal dalam pemilihan distrik masih mendapatkan kesempatan atas suara yang
mereka miliki dengan memenangkan kursi yang telah dialokasikan pada sistem
proporsional. Kekurangan Sistem Paralel Seperti MMB ada kemungkinan
bahwa dua kelas perwakilan akan dibuat. Juga, sistem paralel tidak menjamin
proporsionalitas secara keseluruhan, dan beberapa pihak mungkin masih
menutup keluar dari representasi meski menang jumlah besar suara.
b. Sistem Mixed Member Prcpurtional (MMP). Dalam sistem MMP kursi
proporsional diberikan untuk mengompensasi disproporsionalitas yang
dihasilkan oleh hasil kursi distrik. Kelebihan Sistem MMP.Kelebihan dari
sistem MMP adalah memberikan kesempatan kedua bagi partai politik yang
tidak dapat memenangkan kursi distrik, maka ia akan tetap mendapatkan kursi
di lembagaperwakilan dengan menggunakan sistem proporsional.Kekurangan
dari sistem MMP adalah akan ada dua kubu yang berbeda yaitu wakil rakyat
sebagai wakil distrik dan wakil partai.
4. Sistem di Luar Ketiga Sistem Mainstream. Sistem lain ini memiliki metode
yang berkisar pada sistem distrik dan proporsional atau campuran dari keduanya.
varian-varian dari sistem ini anrara lain:
1. Non Transferable vote (SNTV). SNTV memiliki prinsip yaitu distrik
memiliki wakil banyak dan tidak terdapat redistribusi suara berdasarkan
preferensi seperti yang terdapat pada sistem singletransferableyote (STV).
2. Limited Vote (LV). Sistem ini memiliki persamaan dengan SNTV yaitu distrik
berwakil banyak. Namun, perbedaannya adalah dalam sistem ini pemilih
memberikan suara lebih dari satu kali.
3. Borda Count (BC). Dalam sistem ini pemilih merangking calon atau kandidat
seperti dalam sistemAlternativeVote (AV), hanya saja bedanya adalah setiap
preferensi memiliki nilai yang berbeda. Preferensi pertama bernilai satu,
preferensi kedua bernilai setengah, dan preferensi ketiga bernilai sepertiga.