ILMU NEGARA
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
SURAKARTA
2021
PEMERINTAHAN DEMOKRASI MODERN
Demokrasi modern sering dikenali dan didefinisikan oleh kutipan Abraham Lincoln dari
pidatonya di Gettysburg: “[Democracy is a] government of the people, by the people, for the
people” (“[Demokrasi adalah] pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”). Perspektif
sederhana dan ringkas ini didasarkan pada kata Yunani kuno, dēmokratía, yang berarti
pemerintahan oleh rakyat. Namun, agar demokrasi bekerja secara efisien dan efektif, fitur yang
lebih kompleks harus dipertimbangkan.
Sistem pemerintahan demokrasi telah dianut dan berkembang diberbagai belahan dunia,
tetapi perkembangan demokrasi itu melalui suatu masa yang panjang. Dari sistem pemerintahan
demokrasi yang sederhana dan terbatas, sampai pada sistem pemerintahan demokrasi modern
sekarang. Di sisi lain, perkembangan sistem pemerintahan yang demokratis itu juga
memperlihatkan variasi dan perbedaannya di masing-masing negara. Demokrasi yang sering
dipahami sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat pengejawantahannya
tumbuh sedemikian rupa diberbagai negara dengan kelebihan dan kekurangannya. Karenanya
suatu sistem demokrasi yang dikembangkan pada suatu negara belum tentu cocok diterapkan pada
negara lain. Hal itu terutama dipengaruhi oleh sistem nilai, karakter dan sosial budaya serta realitas
dari kehidupan masyarakat suatu negara. Miriam Budiardjo menyebutnya, petumbuhan demokrasi
rakyat berbeda di tiap-tiap negara sesuai dengan situasi sosial-politik setempat.
Memahami demokrasi tidak cukup hanya dengan memahami ciri-ciri umumnya, karena
dalam ciri-ciri demokrasi yang umum terdapat ciri-ciri demokrasi yang khas sejalan dengan
dimana demokrasi itu tumbuh dan berkembang. Dalam konteks ini demokrasi modern dicirikan
berbagai hal antaranya seperti dikemukakan Frans Magnis Suseno, yakni:
1. Negara hukum
Namun enurut pendapat Ben Barr (2020), ada lima ciri khas demokrasi modern:
1. Representasi;
Dua konsep yang mendefinisikan demokrasi, dan membedakannya dari gaya
pemerintahan lainnya, adalah demokrasi perwakilan dan demokrasi langsung. Demokrasi
perwakilan adalah bentuk demokrasi yang paling menonjol dalam masyarakat modern. Ini
memungkinkan rakyat untuk memerintah secara tidak langsung di tingkat nasional melalui
perwakilan yang dipilih secara lokal. Yang penting, itu memberi orang kekuasaan atas hal-
hal paroki di distrik lokal mereka. Memastikan kepentingan lokal, merupakan aspek sentral
dari demokrasi perwakilan. Sistem ini juga mengakui bahwa tidak semua orang bisa terlibat
penuh dalam politik. Menempatkan otoritas, tanggung jawab, dan akuntabilitas di tangan
satu perwakilan lokal yang berpengetahuan luas berarti bahwa pandangan politik
konstituen lokal dapat didengar di panggung nasional.
Lawan dari demokrasi perwakilan adalah demokrasi langsung. Tidak ada
perwakilan yang dipilih, sebaliknya publik memilih dan berpartisipasi dalam majelis itu
sendiri. Karena bentuk demokrasi ini bergantung pada penduduk yang berpengetahuan luas
dan terlibat secara politik, hal ini jarang terlihat saat ini. Namun demikian, beberapa negara
telah mengadopsinya, seperti Swiss, di mana referendum dan pemungutan suara digunakan
secara teratur untuk mengubah atau meloloskan undang-undang baru. Kedua bentuk
demokrasi tersebut memiliki ciri-ciri pendefinisian penting yang memungkinkan warga
negara untuk memberdayakan badan terpilih dan meminta pertanggungjawaban mereka
atas tindakan mereka. Aspek-aspek ini mendefinisikan demokrasi modern dan
memisahkannya dari gaya pemerintahan lainnya, seperti rezim otoriter, di mana rakyat
tidak memiliki kekuasaan atau kendali atas kebijakan dan tindakan pemerintah.
Ada banyak faktor yang mendefinisikan demokrasi modern, namun yang disorot dalam
artikel ini: representasi; pemilihan umum yang bebas dan adil; sistem multi-partai; pemisahan
kekuasaan; supremasi hukum dan perlindungan hak asasi manusia adalah yang paling penting
karena memiliki dampak terbesar baik bagi warga negara maupun cara negara dijalankan. Tanpa
dasar-dasar ini, akan sangat mudah bagi sebuah negara untuk jatuh ke dalam kediktatoran dan
menekan penduduknya, membengkokkan keinginannya pada keinginan segelintir elit yang
berkuasa. Sebuah demokrasi, yang dibangun dengan mempertimbangkan dasar-dasar ini, hampir
pasti akan menyediakan sistem dan kerangka pemerintahan bagi negara dan rakyatnya yang akan
memungkinkannya untuk berkembang dan berkembang di dunia modern.
PEMERINTAHAN AUTOKRASI
Definisi Autokrasi
Autokrasi, atau sering disebut juga Otokrasi adalah sistem pemerintahan di mana satu orang —
seorang otokrat — memegang semua kekuatan politik, ekonomi, sosial, dan militer serta aspek
kehidupan rakyat yang lainya. Aturan otokrat bersifat tak terbatas dan absolut dan tidak tunduk
pada batasan hukum atau legislatif.
Autokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu autos (diri) dan kratos/cratein (kekuatan), yang
apabila digabungkan menjadi “kekuatan yang dipegang seorang diri.
Tujuan negara autokrasi ialah dengan mendapatkan kekuatan yang sebesar besarnya untuk negara,
dimana hal tersebut sejalan dengan pandangan autokrasi dimana negara merupakan ornganisme
yang memiliki kepentingan.
Sejarah Autokrasi
Istilah otokrat memiliki arti yang lebih positif di masa lalu. Misalnya, rezim otokrasi tidak harus
berurusan dengan perselisihan politik dari pihak yang berlawanan karena tidak memilikinya.
Dengan demikian, pembentukan dan implementasi kebijakan dibuat tanpa adanya penundaan dari
pihak lain.
Di Indonesia, masa kepemimpinan Ir. Sukarno, terutama pada masa Demokrasi Terpimpin bisa
dibilang suatu bentuk dari Autokrasi, karena posisi presiden yang di atas DPR, dan para anggota
DPR ditunjuk serta diangkat oleh presiden dan bukan oleh rakyat (saat itu dikenal dengan DPR
Gotong Royong atau DPR-GR).
Sedangkan pada masa Orde Baru di bawah pimpinan Suharto juga bisa disebut sebagai
pemerintahan yang Autokrasi, karena kekuasaan dipegang oleh satu orang selama 32 tahun
lamanya.
Ciri-ciri Autokrasi
● Dipimpin oleh orang yang memiliki karakter yag kuat, tegas, dan dikenal suka
memaksakan putusan.
● Semua kekuatan politik terkonsentrasi di tangan satu orang yang disebut otokrat.
● Aturan otokrat adalah mutlak dan tidak dapat diatur oleh batasan hukum eksternal atau
metode kontrol demokratis, kecuali dengan ancaman pemecatan melalui kudeta atau
pemberontakan massal.
● Otokrasi seringkali dipaksa untuk menempatkan kebutuhan minoritas pendukung elit di
atas kebutuhan masyarakat umum.
● Tidak adanya oposisi. Bila ada, kekuatan oposisi tersebut cenderung lemah
● Sering muncul di dalam sistem pemerintahan Monarki alias Kerajaan, atau yang secara
turun temurun dipimpin oleh suatu Dinasti.
● Didukung oleh satu partai yang dominan dan tidak terbantahkan dalam mengatur segala
hal yang berkaitan dengan negara.
Kelebihan Autokrasi
1. Pengambilan keputusan yang lebih cepat
Pemerintahan autokrasi diklaim bahwa dengan memiliki satu penguasa atau orang untuk
memutuskan masalah-masalah yang menyangkut suatu bangsa dan tanpa gangguan dari pihak lain
akan mempermudah pemimpin untuk membuat keputusan yang tepat yang bermanfaat untuk
kepentingannya negara. Bila terjadi suatu hal yang darurat, pemimpin dapat mengambil keputusan
dengan cepat dan melaksanakan keputusan nya dengan segera.
Kekurangan Autokrasi
1. Kekuasaan mutlak
Dengan pemerintahan otokrasi, penguasa akan tetap berkuasa selama dia hidup karena
tidak akan ada pemilihan umum, tidak seperti dalam pemerintahan demokratis di mana
warganya diperbolehkan untuk memilih pemimpin mereka. Dalam kepemimpinan otokratis,
suksesi kekuasaan akan berada dalam keluarga pemimpin otokratis. Tanpa adanya pemilihan
umum, rakyat tidak akan bisa menuntut perubahan dan menyuarakan masalah yang
bertentangan dengan kepemimpinan seorang otokrat.
3. Menanamkan ketakutan
Sebuah pemerintahan yang diktator dengan hanya satu orang yang mengontrol kendali
pemerintahan dapat membuat rakyat yang dipimpinya berada dalam ketakutan, terutama takut
akan keamanan dan kenyamanan nyawa mereka. Sebab, dalam bentuk pemerintahan ini,
masyarakat diharapkan untuk mematuhi aturan. Apabila tidak maka akan menghadapi denda
dan hukuman yang berat cenderung memberatkan.
KONSTITUSI
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi didapat dari Bahasa Latin yaitu constitutio, berasal dari kata “cume” yang berarti
bersama dan “statuerre” mendirikan sesuatu”. Istilah constitution ini memiliki kaitan pada kata
“jus” atau “ius”, yang memiliki makna sebuah prinsip atau hukum. Maka constitution memiliki
arti kumpulan norma sistem politik dan hukum yang dibentuk dalam pemerintahan negara yang
bertujuan untuk berdirinya suatu negara. Pada umumnya, konstitusi dikodifikasikan dalam bentuk
dokumen tertulis. Konstitusi merupakan sebuah alat yang menjadi pondasi atau sendi hukum
ketatanegaraan yang penting bagi suatu negara. Oleh karena itu, pada masa sekarang ini tidak
memungkinkan apabila sebuah negara berdiri tanpa didasari atau diadakan sebuah konstitusi.
Konstitusi memiliki pengertian dalam setiap tahap, diantaranya dalam sosial-politik, hukum
dan pengertian konstitusi sebagai peraturan tertulis.
1. Pengertian konstitusi dalam sosial-politik, pada tahap tersebut konstitusi disebutkan atau
digambarkan sebagai suatu kesepakatan politik yang tercermin dalam pola perilaku
kebiasaan kehidupan masyarakat dan kesepakatan tersebut belum tertuang dalam bentuk
hukum tetap.
2. Pengertian konstitusi dalam hukum, berbeda dengan pengertian sebelumnya yang belum
dalam bentuk hukum, pada tahap ini konstitusi atau kesepakatan politik sudah dituangkan
sebagai suatu hukum.
3. Pengertian konstitusi sebagai peraturan tertulis, konstitusi merupakan alat atau kesepakatan
yang memiliki tujuan untuk tercapainya suatu kepastian, kesederhanaan, dan kesatuan
hukum.
Dapat dipahami bahwa, sebuah konstitusi adalah suatu sarana yang dipergunakan atau
berfungsi sebagai alat pembatas kekuasaan penguasa negara. Maka, dengan dasar tersebut
menciptakan suatu paham yaitu paham konstitualisme. Di dalam gagasan konstitusionalisme
tersebut, konstitusi atau undang-undang dasar tidak hanya merupakan suatu dokumen yang
mencerminkan pembagian kekuasaan (anatomy of a power relationship) saja, tetapi dipandang
sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu di satu pihak untuk menentukan dan
membatasi kekuasaan dan di pihak lain untuk menjamin hak-hak asasi politik warga negaranya.
Konstitusi dipandang sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara
dan pejabat-pejabat pemerintah, sesuai dengan dalil “Government by laws, not by men”.1
Dalam rangka perumusan konstitusi dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu praktik
penyelenggaraan negara, norma, dan nilai-nilai dasar yang hidup pada kehidupan bermasyarakat.
Pada Langkah pembentukan konstitusi diharuskan berdasarkan dengan filosofis, historis, politis,
dan sosiologis dengan berlatar belakang suasana kebatinan dalam masyarakat. Oleh karena itu,
ketentuan-ketentuan yang akan diberlakukan haruslah disusun dengan sedemikian rupa dan
bijaksana agar mudah dimengerti dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Materi muatan konstitusi adalah sebuah tujuan atau dasar-dasar yang digunakan dalam rangka
penyusunan konstitusi. Materi muatan yang terdapat dalam konstitusi haruslah bercerminkan asas-
asas, kondisi sosial budaya, prinsip negara, semangat kebangsaan, dan suasan kebathinan
dikarenakan sebuah konstitusi merupakan kesepakatan bersama antara negara dan masyarakat atau
disebut dengan kontrak politik. Oleh karena itu, materi muatan dalam konstitusi diharapkan
terdapat prinsip-prisip utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam hukum, wajar apabila terjadi perbedaan penafsiran atau perbedaan pendapat karena
pastinya setiap sarjana atau ahli hukum memiliki pandangannya masing-masing mengenai hukum.
Maka dalam penyebutan muatan materi konstitusi juga terdapat berbagai perbedaan pendapat yang
diajukan oleh beberapa ahli hukum yang dapat menjadi rujukan bagi penetapan konstitusi suatu
negara. Beberapa ahli yang menjelaskan dan menyebutkan mengenai muatan apa saja yang harus
ada dalam konstitusi diantaranya :
1. Sri Soemantri
1
Isharyanto, “ILMU NEGARA”, (Karanganayar : Oase Pustaka, 2016). Hal. 100
Sri Soemantri mengambil sebuah pendapat dari J.G. Steenbeek yang ditulis dalam buku
“Hukum Tata Negara Indonesia”. Dalam bukunya, Sri Soemantri menuliskan bahwa pada
umumnya dalam penulisan konstitusi setidaknya mengatur 3 kelompok materi muatan,
yaitu :
2. Erman Hermawan
megatakan bahwa Konstitusi sebagai hukum tertinggi suatu negara yang mengatur
penyelenggaraan kekuasaan negara dan sebagai jaminan atas hak-hak warga negara.2
konstitusi memuat berbagai hal berikut :
a. Organisasi negara.
d. Konstitusi yang juga dapat dipahami sebagai bagian dari social contract (kontrak
sosial) yang memuat aturan main dalam berbangsa dan bernegara.
2
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, (Sleman : UII Press, 2020), hal. 21
3. Kuntjoro Purbopranoto
Mengutip dari C.F. Strong, yang menjelaskan bahwa materi muatan konstitusi adalah
pokok-pokok kenegaraan yang diatur dalam konstitusi pada umumnya, yaitu :
Perbedaan pendapat tersebut terjadi karena adanya pandangan mengenai muatan materi
yang terkandung dalam konstitusi. Akan tetapi, walaupun terdapat berbagai pemikiran dan
pendapat mengenai materi muatan konstitusi, pada dasarnya materi muatan yang terkandung
dalam konstitusi harus memuat tentang ketentuan yang dapat menghindarkan potensi
penyimpangan kekuasaan negara.
C. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi merupakan suatu hukum yang berkedudukan paling tinggi dan memiliki sifat yang
paling fundamental. Konstitusi memiliki kedudukan sebagai dasar legitimasi3 dan landasan
otorisasasi4 hukum. sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku universal, maka agar
peraturanperaturan yang tingkatnya dibawah Undang-undang Dasar dapat berlaku dan
diberlakukan, Peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi
tersebut, atas dasar logika demikian itulah Mahkamah Agung Amerika Serikat menganggap
dirinya memiliki kewenangan untuk menafsirkan dan menguji materi peraturan produk legislatif
(judicial riview) tehadap materi konstitusi, meskipun Konstitusi Amerika tidak secara eksplisit
memberikan kewenangan demikian kepada Mahkamah Agung.5 Maka, konstitusi lebih
dimaksudkan sebagai sarana perumusan atau pembentukan suatu negara.
Kedudukan konstitusi mengalami perubahan seiring dengan pergantian jaman. Pada awal
masa peralihan dalam negara oligarki atau feodal, konstitusi negara memiliki kedudukan sebagai
3
Legitimasi adalah sebuah kualitas hukum yang berbasis pada penerimaan putusan dalam peradilan” Dapat juga
diartikan seberapa jauh masyarakat mau menerima dan mengakui kewenangan, keputusan serta kebijakan yang
diambil seorang pemimpin.
4
Otorisasi adalah sebuah tindakan pemberian kekuasaan; pemberian kuasa.
5
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, (Sleman : UII Press, 2020), hal. 23
alat untuk memisahkan antara rakyat dan penguasa yang kemudian dijadikan alat oleh rakyat untuk
melawan penguasa dalam rangka memperjuangkan kekuasaan. Seiring dengan kemajuan jaman,
konstitusi juga mengalami pergeseran kedudukan yang awalnya berkedudukan sebagai pelindung
rakyat dari kezholiman penguasa, menjadi senjata pamungkas untuk rakyat melakukan perlawanan
terhadap kekuasaan secara sepihak oleh seseorang atau sekelompok yang berguna untuk menata
ulang tata kehidupan rakyat berdasarkan kepentingan bersama.
Dalam bukunya, Sri Soemantri mengatakan konstitusi memiliki kedudukan penting bagi suatu
negara. Seperti yang dikutip dari pernyataan Van Maarseveen6, konstitusi negara berupa :
b. Dokumen politik dan hukum, konstitusi berkedudukan sebagai sarana atau alat yang
berguna untuk merancng sebuah sistem politik dan hukum pada suatu negara.
c. Sertifikat atau piagam, konstitusi berkedudukan sebagai tanda kelahiran sebuah negara.
Pada intinya, konstitusi berlaku dan berkedudukan sebagai satu hukum dasar yang
mengikat didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu
negara.7
6
Johannes Henricus "Johan" van Maarseveen (Utrecht, 3 Agustus 1894 – Utrecht, 18 November 1951) adalah
seorang politikus dan pengacara Belanda.
7
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, (Sleman : UII Press, 2020), hal. 25
D. Fungsi dan Tujuan Konstitusi
Konstitusi merupakan sebuah dasar hukum bagi suatu negara. Oleh sebab itu, sebuah konstitusi
harus memiliki berbagai kegunaan dan untuk apa konstitusi tersebut dibentuk. Fungsi dan tujuan
konstitusi tentunya harus berdasarkan landasan dasar bangsa dan tujuan hidup suatu bangsa.
Beberapa fungsi dan tujuan konstitusi diantaranya :
I.Fungsi Konstitusi
Seperti yang sudah diutarakan diatas, setiap pakar hukum pastinya memiliki berbagai
pandangan tersendiri termasuk juga mengenai fungsi dan tujuan konstitusi, beberapa pakar hukum
yang mengemukakan pendapatnya adalah :
1. Prof. Jimli Asshidiqie, beliau menyebutkan tentang fungsi konstitusi sebagai berikut :
➢ Kostitusi memiliki fungsi sebagai penentu dan pembatas kekuasaan penguasa negara.
➢ Memiliki fungsi simbolik sebagai alat pemersatu, untuk identitas jati diri bangsa, serta
sebagai center of ceremony.
➢ Berfungsi sebagai sarana pengendali sosial masyarakat, baik dalam segi politik, sosial
dan ekonomi.8
2. Marwan Mas, pakar hukum ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan Prof. Jimly.
Seperti yang dikatakan dalam bukunya yaitu konstitusi memiliki fungsi yang sangat
substansial bagi suatu negara, kemudian diuraikan lebih lanjut yaitu :
➢ Merupakan patokan dasar bagi kekuasaan dasar pemerintah dan lembaga negara agar
kekuasaan yang diberikan tidak dilaksanakan secara sewenang-wenang.
8
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, Op.cit, hal. 25
➢ Merupakan piagam mengenai terbentuknya suatu negara yang berdaulat agar diakui
oleh negara lain dengan batas wilayah dan penduduk yang jelas.
➢ Sumber hukum tertinggi suatu negara dan dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan
peraturan perundang undangan yang ada di bawahnya. 9
3. Miriam Budiharjo, beliau mengatakan dengan jelas tentang fungsi konstitusi yaitu “Di
dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas Demokrasi Konstitusional, Undang-
undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi”.10
II.Tujuan Konstitusi
9
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, Op.cit , hal 24-25
10
Ibid.
11
Ibid. Op.cit, hal 28
12
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, Op.cit , hal 28
III. Nilai Konstitusi
1. Nilai normatif,
2. Nilai nominal,
Konstitusi dapat berlaku secara hukum namun tidak berlaku secara sempurna dalam
prakteknya, dikarenakan tidak berlakunya ketentuan beberapa pasal tertentu didalam
kehidupan nyata.
3. Nilai semantik,
konstitusi hanya berkontribusi sebagai bentuk dari apa yang telah ada.
Kesimpulannya, pembentukan konstitusi memiliki fungsi dan tujuan sebagai alat untuk
membatasi kekuasaan, menjamin hak rakyat, serta merumuskan penyelenggaraan pada negara. Hal
ini sejalan dengan tujuan daripada hukum, yaitu menciptakan adanya keselarasan, keseimbangan
serta kepastian kepada warga negara. Pada hakikatnya, konstitusi memiliki fungsi dan tujuan
sebagai alat mencapai tujuan negara berdasarkan dengan tujuan hidup dan nilai-nilai yang hidup
dalam berbangsa dan bernegara.
E. Klasifikasi Konstitusi
Seluruh negara didunia tentunya telah memiliki konstitusi nya masing-masing dan dalam
bentuk yang sedemikian rupa. Maka apabila kita melihat lebih dalam tentang konstitusi tiap-tiap
negara, akan terlihat perbedaan yang ada dari berbagai aspek mengenai konstitusi yang ada dalam
tiap negara. Para ahli hukum kemudian mengemukakan beberapa perbedaan dan penggolongan
kontitusi untuk lebih mudah mengenali suatu bangsa. Beberapa klasifikasi tersebut di uraikan
sebagai berikut:
- Konstitusi tidak tertulis, berbanding terbalik dengan konstitusi tertulis, pada konstitusi
tidak tertulis dapat dikatakan sebagai konstitusi tiak tertulis apabila konstitusi tersebut
tidak tertuang dalam suatu naskah resmi.
- Konstitusi derajat tinggi, yang dimaksud disini adalah apabila konstitusi memiliki
kedudukan tertinggi dalam sebuah negara melebihi peraturan perundang-undangan
lainnya.
- Konstitusi yang tidak derajat tinggi, jika dalam konstitusi derajat tinggi kedudukan
konstitusi berada pada kedudukan tertinggi daripada peraturan lainnya, maka pada
konstitusi ini sebuah konstitusi tidak memiliki derajat yang lebih tinggi dari peraturan
perundang-undangan lainnya.
Untuk menyesuaikan pada perkembangan jaman, apabila sebuah konstitusi pada sebuah
negara sudah tidak relevan pada jaman yang berjalan, tentunya negara tersebut akan melakukan
perubahan pada konstitusinya agar dapat menyesuaikan dengan jaman. Perubahan pada
konstitusi negara ini dibagi menjadi dua macam, yaitu dengan cara mencabut UUD lama untuk
digantikan dengan UUD baru secara keseluruhan dan melakukan perubahan melalui
amandemen, yaitu melakukan perubahan atau mengganti isi atau pasal dari konstitusi tersebut
tanpa mengganti konstitusinya atau biasa disebut dengan addendum.13 Pada perubahan yang
dilakukan terhadap konstitusi tentunya harus ada tata cara tersendiri, oleh karena itu para ahli
hukum membagi prosedur perubahan konstitusi tersebut.
1. C.F. Strong
2. K.C Wheare
1) Some primary forces, perubahan ini dilakukan oleh kekuatan yang bersifat primer;
13
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, (Sleman : UII Press, 2020), hal. 35
14
Ibid. Hal 36
15
Salah satu contoh perubahan konstitusi melalui prosedur yang diatur dalam konstitusi (mekanisme formal
perubahan konstitusi), didalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur melalui pasal
37 ayat 1 sampai dengan ayat 5 Bab tentang Perubahan.
2) Verfassungswandlung, yaitu perubahan yang dilakukan dengan cara-cara diluar
cara yag diatur dalam konstitusi itu sendiri.16
Pada dasarnya, tata cara untuk melakukan perubahan konstitusi itu berbeda-beda. berbagai cara
yang digunakan untuk melakukan perubahan pada konstitusi adalah dengan metode perubahan
konstitusi secara formal dan metode perubahan secara informal. Berikut ini adalah penjelasan
secara lebih rinci mengenai dua metode perubahan konstitusi tersebut.
Pada metode formal memiliki pengertian sebagai perubahan konstitusi baik dalam pengubahan
terhadap pasal tertentu maupun secara keseluruhan yang dilakukan melalui tata cara yang telah
diatur dalam konstitusi itu sendiri. Pada metode perubahan formal konstitusi, terdapat empat
macam cara untuk melakukan perubahan konstitusi secara formal, yaitu :
i. By the ordinary legislature but under certain rescriction,perubahan yang dilakukan dengan
cara ini dilakukan oleh Lembaga legislatif sejalan dengan tata cara yang telah disebutkan
dalam konstitusi. Untuk menerapkan cara tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam
kemungkinan. Kemungkinan pertama, dengan kuorum, yaitu dalam rangka mengubah
konstitusi pada siding legislatif diharuskan peserta yang hadir tidak kurang dari 2/3
keseluruhan anggota dan jumlah suara untuk suatu keputusan memenuhi kuota 2/3 dari jumlah
peserta hadir maka keputusan tersebut dapat dinyatakan sah.17 Kemungkinan kedua,
pembubaran Lembaga Perwakilan Rakyat, kemudian dilakukan pemilihan ulang lalu
Lembaga Perwakilan Rakyat yang baru tersebutlah yang berwenang mengubah konstitusi.
Ketiga, cara ini terjadi dan berlaku dalam sistem dua kamar. Untuk mengubah konstitusi,
kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harus mengadakan sidang gabungan. Sidang
gabungan inilah dengan syaratsyarat seperti dalam cara kesatu yang berwenang mengubah
konstitusi.18
ii. By the people through a referendum, pada cara perubahan konstitusi ini dapat berlangsung
apabila Lembaga yang berwenang memiliki ide atau kehendak untuk melakukan perubahan
16
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, Op.cit, Hal. 36
17
Ibid. Hal. 37
18
Ahmad, Fence M.Wantu, Novendri M.Nggilu, “HUKUM KONSTITUSI”, (Sleman : UII Press, 2020), hal. 37
kemudian diajukan saran dan usul perubahan kepada rakyat dalam bentuk referendum atau
plebisit. Singkatnya, mekanisme untuk melakukan cara tersebut adalah dengan melalui
pemungutan suara dari rakyat.
iii. By majority for all units a federal state, perubahan ini hanya berlaku pada negara yang
memiliki bentuk sebagai negara serikat, karena konstitusi negara serikat dianggap sebagai
sebuah perjajian antara negara-negara bagian. Oleh sebab itu, perubahan selanjutnya haruslah
mengikutsertakan negara-negara bagian tersebut.
iv. By special convention, pada cara ini dilakukan oleh suatu Lembaga khusus yang diberi
wewenang untuk melakukan perubahan pada konstitusi. Sehingga car aini dapat berjalan
secara efektif untuk kedua bentuk negara yaitu serikat dan kesatuan.
Kerja sama internasional merupakan bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain yang bertujuan guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk kepentingan
negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama pada bidang politik,
sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, serta ekonomi, berpedoman di politik luar negeri
masing-masing.
Kerja sama internasional adalah perwujudan dari hubungan antarbangsa yang berpijak
pada kepentingan nasional. Kepentingan nasional berkaitan dengan tujuan nasional pada kurun
waktu tertentu yang berisi target-target konkret yang harus diwujudkan. Keberhasilan
mewujudkan tujuan nasional bisa menjamin kelangsungan hidup bangsa.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka setiap negara yang mengadakan kerja sama dengan
negara lain sudah pasti memiliki tujuan. Berikut adalah tujuan kerja sama antarnegara, antara lain:
19
Ferdiawan, Y. (2014). KERJASAMA INTERNASIONAL.
2. Meningkatkan perekonomian negara-negara yang mengadakan kerja sama di berbagai
bidang.
3. Meningkatkan taraf hidup manusia, kesejahteraan, dan kemakmuran dunia.
4. Memperluas hubungan dan mempererat persahabatan.
5. Meningkatkan devisa negara.
6. Memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran hasil produksi dan faktor-
faktor produksi serta memperlancar sistem pembayaranantarnegara.
7. Menciptakan kerja sama secara timbal balik antarnegara melalui perjanjianataupun melalui
badan/organisasi internasional dan nasional.
Kerja sama Internasional yang dilakukan tersebut diantaranya dalam bidang sosial, politik,
budaya, kemanaan dan ekonomi.
Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam4 (empat) macam,
• Kerja sama ekonomi bilateral adalah kerja sama ekonomi yang melibatkan dua negara dan
bersifat membantu satu samalain.Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina hubungan
yang telahada serta menjalin hubungan kerjasama perdagangan dengan negara mitra.
• Contoh : kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia,Indonesia dengan Cina,
dan sebagainya. Pemerintah indonesia sendiritelah menandatangani perjanjian
perdagangan dan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik dengan 14 negara, di Afrika dan Timur
Tengah dengan 10 negara, di Eropa Timur dengan 9 negara, di Eropa Barat dengan 12
negara dan di Amerika Latin dengan 7 negara.
• Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi di antara beberapa negara yang
berada di kawasan tertentu.
• Contoh: kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN),
antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE),antara negara-negara di kawasan Asia
Pasifik (APEC), dan lain sebagainya
3. Kerja Sama Ekonomi Multilateral/Internasional
• Kerja sama ekonomi multilateral adalah kerja sama ekonomi yang melibatkan banyak
negara dan tidak terikat oleh wilayah atau kawasan negara tertentu. Kerja sama ini bisa
dalam satu kawasan seperti ASEAN, MEE tetapi dapat pula kerja sama antar negara yang
berbedakawasan seperti GATT-WTO, UNCTAD, OPEC, IMF, WCO/WCCdan lain-lain.
• Perkembangan organisasi dan kerja sama ekonomi dan bisnis regional semakin meningkat.
Hal ini dapat mendorong jaringan bisnis regional yang semakin intens, terutama dengan
semakin berkurangnya hambatan tarif barrier dan non tarif barrier serta adanya homogen
city characteristic regional.
Berdasarkan pada bidangnya, kerja sama antara negara dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu:
20
Putri.A.S. Bentuk Kerja Sama Internasional: Bilateral, Regional, Multilateral. Kompas.com. 2019.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/19/180000269/bentuk-kerja-sama-internasional-bilateral-regional-
multilateral
1. Kerja sama bidang ekonomi Kerja sama bidang ekonomi adalah bentuk kerja sama yang
menitikberatkan pada kepentingan ekonomi negara-negara yang melakukan kerja sama.
Kerja sama ekonomi ini di antaranya:
• APEC ( Asia Pasifik Economis Corporation), yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan
negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.
• MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh negara-
negara di kawasan Eropa.
Kerja sama bidang sosial adalah bentuk kerja sama antara negara yang dilakukan dalam
bidang sosial. Kerja sama sosial ini di antaranya:
• WHO (World Health Organization), yaitu kerja sama antara negara anggota PBB dalam
bidang kesehatan.
• UNICEF (United Nations Children and Education Fund), yaitu kerja sama antara anggota-
anggota PBB dalam menangani permasalahan anak-anak.
Kerja sama bidang pertahanan atau politik adalah kerja sama yang dilakukan dalam bidang
pertahanan atau politik. Bentuk kerja sama ini di antaranya:
• SEATO (South East Asia Treaty Organization), yaitu pakta milite ryang bertujuan untuk
membendung komunisme di kawasan Asia Tenggara.
• ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), adalah pakta militer yang bertujuan
untuk membendung arus komunisme dikawasan Australia, Selandia Baru, dan Amerika
Serikat.
• NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta pertahanan militer yang
bertujuan untuk membendung arus komunisme dikawasan Atlantik Utara.
• CENTO (Central Treaty Organication), adalah pakta militer yang bertujuan untuk
membendung komunisme di Timur Tengah. Pakta militer ini dikenal juga dengan sebutan
yang terkenal dengan Pakta Baghdad.
• Pakta Warsawa, yaitu pakta militer yang dibentuk oleh Uni Soviet untuk membendumg
pengaruh Amerika di Eropa Timur.21
Kerja sama ekonomi yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik yang
sifatnya regional maupun internasional, tentunya akan memberikan dampak bagi
perekonomian Indonesia. Berikut ini dampak dari kerja sama ekonomi antar negara.
Kerja sama ekonomi antar negara dapat memberikan banyak manfaat bagi Indonesia,
salah satunya di bidang keuangan. Melalui kerja sama ini Indonesia memperoleh bantuan
berupa pinjaman keuangan dengan syarat lunak yang digunakan untuk pembangunan.
Dengan demikian, adanya pinjaman keuangan otomatis dapat meningkatkan keuangan
negara.
Kerja sama ekonomi dapat menciptakan persaingan yang sehat di antara negara-
negara anggota. Persaingan yang sehat ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
2
Ardyanto.F. 10 Macam-Macam Organisasi Internasional, Ketahui Fungsi dan Tujuannya. liputan6.com. 2020.
https://hot.liputan6.com/read/4445478/10-macam-macam-organisasi-internasional-ketahui-fungsi-dan-tujuannya
kemampuan produsen tiap negara dalam menghasilkan produk-produk yang mampu
bersaing dengan negara-negara lain. Keberhasilan bersaing suatu negara ditingkat regional
dan internasional pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian negara yang
bersangkutan.
c . Meningkatkan Investasi
Kerja sama ekonomi antar negara dapat menjadi cara menarik bagi para investor
untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Banyaknya investor yang mau
menginvestasikan modalnya di Indonesia dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk
meningkatkan perekonomian dan pembangunan Indonesia. Selain itu, banyaknya investasi
dapat juga menambah lapangan kerja baru, sehingga jumlah pengangguran dapat
berkurang.
Persaingan dagang di tingkat internasional sangat berat. Hal ini disebabkan adanya
berbagai aturan dan hambatan perdagangan di setiap negara. Untuk itu perlu adanya kerja
sama ekonomi. Sehingga dalam kerja sama tersebut perlu dibuat aturan perdagangan yang
menguntungkan negara-negara anggotanya. Dengan demikian adanya aturan tersebut dapat
memperlancar kegiatan ekspor dan impor dan menciptakan perdagangan yang saling
menguntungkan. Akibatnya posisi perdagangan dalam negeri semakin kuat.
Sikap ketergantungan yang semakin dalam pada negara lain, dapat menyebabkan
negara lain berpeluang melakukan campur tangan pada kebijakan-kebijakan ekonomi
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil
pemerintah mendapat campur tangan negara lain, hal ini dapat merugikan rakyat.
Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antar negara memberi peluang
masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Jika hal ini terjadi tenaga kerja Indonesia
menjadi tersingkir dan dampaknya terjadi banyaknya pengangguran.
22
Tim detikcom. Dampak Positif dan Negatif Perdagangan Internasional bagi Indonesia. Finance.detik.com. 2021.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5367409/dampak-positif-dan-negatif-perdagangan-internasional-
bagi-indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Barr, Ben. 2020. The 5 Defining Features of a Modern Democracy. Medium: Dialogue &
Discourse. https://medium.com/discourse/the-5-defining-features-of-a-modern-
democracy-d7cd1e6a4b72
Mugasejati, N. P. (2006). Konsep legalisasi dalam politik kerjasama internasional. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 10(2), 121-141.