Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN
“Demokrasi Indonesia Berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Nabila Syafitri 5213240031


Novira Al Julpani Hasibuan 5213540001
Sari Wulandari Sitio 5213540029

DOSEN PENGAMPU :

Marlan S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI GIZI

JURUSAN PENDIDIKAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


1. PENDAHULUAN

Sebuah penelitian United Nations Educations Scientific and Cultural


Organization (UNESCO) pada tahun 1949 menyatakan bahwa mungkin untuk pertama
kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar
untuk demua system organisasi politik dan social yang diperjuangkan oleh para
pendukungnya yang berpengaruh (Miriam Budiardjo,2009). Hal tersebut tidaklah
berlebihan, sebab sebagai suatu system, demokrasi telah dijadikan alternative dalam
berbagai tatanan aktifitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada hamper
sebagian besar negara didunia.
Ada dua alasan mengapa demokrasi dipilih sebagai system kehidupan
bermasyarakat. Pertama, hamper semua negara di dunia ini telah menjadikaan
demokrasi sebagai asas yang fundamental dan kedua, demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.
Dalam Buku On Democracy menyatakan bahwa dibandingkan dengan
alternative manapun yang mungkin ada, demokrasi paling tidak lebih unggul dalam 10
hal
• Demokrasi mencegah tumbuhnya pemerintah oleh kaum otokrt yang kejam
daan licik
• Demokrasi menjamin bagi warga negaranya sejumlah hak asasi yang tidak
diberikan, dan tidak dapat diberikan oleh system-sistem yang tidak demokratis
• Demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warga negaranya
daripada alternative lain yang memingkinkan
• Demokrasi membantu orang-orang untuk melindungi kepentingan pokok
mereka
• Hanya pemerintahan yang demokrasi yang dapat memberikan kesempatan
sebesar-besarnya bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasan menentukan
nasibnya sendiri, yaitu untuk hidup dibawah hukum yang mereka pilih sendiri
• Hanya perintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan
sebesar-besarnya untuk menjalankan tanggung jawab moral
• Demokrasi membatu perkembangan manusia lebih total daripada alternative
lain yang memungkinkan
• Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan
kadar persamaan politik yang relative tinggi
• Negara-Negara demokrasi perwakilan modem tidak berperang satu sama lain;
• Negara-negara dengan pemerintahan yang demokratis cenderung lebih makmur
daripada negara-negara dengan pemerintahan yang tidak demokratis

Namun sejak negara ini didirikan, praktik sistem demokrasi di Indonesia kerapkali
mengalami pasang surut, perjalanan demokrasi di Indonesia penuh dengan ragam
warna yang tidak bisa dilepaskan dari kekuatan suatu rezim.
2. KONSEP DEMOKRASI

Secara Etiologi, kata demokrasi berasal dari istilah demokrasi yang berarti”rule
of the people”, merupakan paduan dari dua kata, demos berarti rakyat (peple) dan krotos
berarti kekuasaan (power) atau pemerintahan. Istilah itu muncul di Yunani pada abat
ke 5 sebelum masehi, yang waktu itu digunakan untuk menamakan suatu bentuk
pemerintahan di salah satu negara kota (city state, yaitu Athena. Ketika itu system
demokrasinya merupakan demokrasi langsung (direct democracy), yaitu suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan
secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindaak berdasarkan prosedur
mayoritas (Mariam Budiardjo,2008:109). Komunikasi politik juga tidak terlalu sukar
dilakukan dalam negara kota yang jumlah penduduknya relative
kecil(Suhekmi,2001:27)
Dalam Ucapan Abaraham Lincoln, Presiden Maerika Serikat ke-16 yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pada kesempatan lain Lincoln
juga mengatakan. Negara Ini (AS) dengan lembaga-lembaganya adalah milik
rakyatnya. Manakala mereka meragukan pemerintahan yang ada, mereka dapat
menggunakan hal konstitusional mereka dengan melakukan amandemen atas insitusi
itu, hak-hak revolusioner mereka untuk membubarkan atau menggulingkan
pemerintahan yang ada.
Dalam Pembicaraan demokrasi sering muncul istilah kebebasan dan sering
dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama. Memang dalam demokrasi
terkadung kebebasan, tetapi tidak kebebasan yang absolut, melainkan memiliki
keterbatasan . Keterbatasan itu adalah tidak menggangu kebebasan orang lain.
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih,
pemerintannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat, menegakkan rule of low, adannya kelompok mayoritas
menghormati hak-hak kelompok minoritas, dan masyarakat yang warga negaranya
saling memberi peluang yang sama. Definisi lain yang dikemukakan oleh Joseph
Shcumpeter yang menyatakan metode yang demokratis adalah suatu pengaturan
kelembagaan guna mencapai keputusan politik, dimana setiap individu berusaha
mendapatkan kekuasaan untuk mengambil keputusan lewat kompetisi guna
memperoleh suaatu rakyat (Shumpeter,1950)
Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintahan ada ditangan
rakyat. Dalam konteks ini kekuasaan atau pemerintahan tertinggi berada ditangan
rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih
dibawah system pemilihan bebas.
3. BENTUK DEMOKRASI

Menurut Budi Juliardi (2016:88-89) Menjelaskan, secara teoritis demokrasi yang


dianut oleh negara-negara didunia terbagi menjadi dua, yaitu:
- Demokrasi langsung (direct democracy), yaitu paham demokrasi yang
mengikutsertakan warganya dalam permusyawaratan untuk menentukan
kebijakan umum dan undang-undang
- Demokrasi tidak langsung (indirect democracy), yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui system perwakilan yang biasannya dilakukan melalui
pemilihan umum.
Dalam hubungannya dengan implementasi dalam system pemerintahan,
demokrasi melahirkan system yang bermacam-macam seperti demokrasi
dengan system presidensial, demokrasi dengan system parlementer, dan
demokrasi dengan system referendum. Demokrasi dengan system presidensial
menyejajarkan antara parlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan
kepada presiden, yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Demokrasi dengan system parlementer meletakkan pemerintah dipimpin oleh
perdana menteri dan kepala negara bisa menjadi symbol kedaulatan dan
persatuan. Demokrasi dengan system referendum meletakkan pemerintahan
sebagai badan dari parlemen. Dibeberapa negara ada yang menggunakan system
campuran seperti Prancis dan Indinesia yang menggunakan system presidensial
dan parlemen.

4. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

Ada 4 prinsip terkait pemerintahan demokrasi yaitu :


1. Kedaulatan rakyat
2. Persamaan politik
3. Konsultasi kepada rakyat
4. Aturan mayoritas

Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis,
apabila didalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memiliki persamaan dimuka hukum, dan
memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang adil.
Partisipasi dalam pembuatan keputusan
• Dalam negara yang menganut sistem pemerintahan, demokrasi kekuasaan tertinggi
berada ditangan rakyat dan pemerintahan dijalankan berdasarkan kehendak rakyat.
Aspirasi dan kemauan rakyat harus dipenuhi dan pemerintahan dijalankan berdasarkan
konstitusi yang merupakan arah dan pedoman dalam melaksanakan hidup bernegara.
• Persamaan kedudukan di depan hukum
Hukum itu mengatur bagaimana seharusnya penguasa bertindak, sebagaimana hak
kewajiban dari Penguasa dan juga rakyatnya. Semua rakyat memiliki kedudukan yang
sama di depan hukum. Artinya, hukum harus dijalankan secara adil dan benar. Hukum
tidak boleh pandang bulu. Siapa saja yang bersalah dihukum sesuai ketentuan yang
berlaku. Untuk menciptakan hal itu harus ditunjang dengan adanya aparat penegak
hukum yang tegas dan bijaksana, bebas dari pengaruh pemerintahan yang berkuasa dan
berani menghukum siapa saja yang bersalah.
• Distribusi pendapatan secara adil
Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan berdasarkan prinsip
keadilan bersama dan tidak berat sebelah, termasuk dalam bidang ekonomi. Semua
warga negara berhak memperoleh pendapatan yang layak.

5. DEMOKRASI DI INDONESIA

Demokrasi di Indonesia dikatakan demokrasi Pancasila, dimana prinsip-prinsip


demokrasi yang dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Demokrasi Pancasila
dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai berikut:
➢ Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarikan
pada nilai-nilai Pancasila baik secara pedoman penyelenggaraan maupun
sebagai cita-cita.
➢ Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan.
Dalam sejarah ketatanegaraan Negara Republik Indonesia yang telah lebih dari
setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami pasang surut. Praktik demokrasi
Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah dan berlaku dan
sejarah Indonesia.
Dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa orde baru dapat
dibagi menjadi 4 (empat) masa yaitu:
• Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi
konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan partai-partai dan karena
itu dinamakan demokrasi parlementer.
• Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa demokrasi terpimpin
yang banyak aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara
formal merupakan landasan dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.
• Masa ketiga Republik Indonesia (1965-1998) yaitu masa demokrasi Pancasila
yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensil.
• Masa keempat Republik Indonesia (1998- sekarang) yaitu masa reformasi yang
menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-
praktik politik yang terjadi pada masa ketiga Republik Indonesia.

6. PENDIDIKAN DEMOKRASI

Saat ini di alam demokrasi harus ditumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi


hanya akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang demokratis, yakni
warga yang memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Artinya warga negara
yang bersikap dan budaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara
demokrasi.

Perkembangan demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah faktor yang


menentukan, yakni: tingkat perkembangan ekonomi, perasaan akan identitas nasional,
pengalaman sejarah dan budaya kewarganegaraan. Budaya kewarganegaraan
mencerminkan tradisi demokrasi yang ada di masyarakat. Jika masyarakat tumbuh
budaya demokrasi, maka akan sangat mendukung perkembangan demokrasi negara
yang bersangkutan.

Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi
sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat.
1. Pendidikan demokrasi secara formal
Pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi timbal balik, presentasi serta studi
kasus.
2. Pendidikan demokrasi secara informal
Pendidikan yang lewat tahap pergaulan di rumah maupun masyarakat, sebagai
bentuk aplikasi nilai demokrasi sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan
sekitarnya dan langsung dapat dirasakan hasilnya.
3. Pendidikan demokrasi secara non formal
Pendidikan yang melewati lingkungan masyarakat secara lebih makro karena
pendidikan di luar sekolah memiliki parlementer yang signifikan terhadap
pembentukan jiwa seseorang, seperti kelompok masyarakat, lembaga swadaya,
partai politik,, pers dan lain-lain.
REFLEKSI

1. Coba anda buat daftar mengenai sikap dan perbuatan anda sebagai mahasiswa yang
mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai demokrasi, baik dilingkungan kampus maupun
lingkungan masyarakat!
Jawab :
a. Sikap saya sebagai mahasiswa yang mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai
demokrasi dilingkungan kampus
• Mendengarkan dengan baik ketika dosen sedang menjelaskan
• Tidak memotong pembicaraan ketika diskusi
• Mendengarkan masukan atau ide dari teman
• Pemilihan perangkat kelas dengan musyawarah dan mufakat
• Ikut serta piket kelas serta bersama-sama menjaga kebersihan kelas
b. Sikap saya sebagai mahasiswa yang mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai
demokrasi dilingkungan masyarakat
• Ikut serta pemilihan pemimpin dilingkungan masyarakat
• Menolong tetangga yang sedang butuh bantuan
• Mengikuti gotong royong
• Menyatakan ide dan pendapat saya dalam musyawarah
• Menghargai pendapat orang lain yang berbeda pendapat dengan saya

2. Berikan pengalaman anda dalam menerapkan sikap demokrasi tersebut!


Jawab :
Pada suatu kesempatan tepatnya hari di mana biasanya diadakan gotong royong
rutin, saya ikut serta membersihkan lingkungan. Kegiatan ini di gerakkan oleh sebagian
besar muda-mudi di lingkungan ku. Gotong royong ini mulai dilaksanakan pada pagi
hari tepatnya pukul 9, waktu dimana kami sudah selesai sarapan. Kegiatan gotong
royong ini diawali dengan membersihkan aspal dari rumput atau tanaman yang tumbuh
disela-sela dan pinggiran sepanjang jalan, para pemuda yang lain juga beriniatif
sekaligus menguras parit yang dipenuhi dengan lumpur bercampur sampah menumpuk.
Selesai itu kami juga menanam sebagian tanaman untuk memperindang lingkungan.
Tidak hanya pemuda pemudi, orangtua pun mengambil bagian dalam membersihkan
lingkungan dengan mengutip satu persatu sampah yang berserakan, ibu-ibu yang lain
mengambil bagian dalam memasak cemilan siang yang akan kami santap saat istirahat
nanti. Sangat senang rasanya bisa berpartisipasi dalam gotong royong, terasa damai dan
indah dipandang jika kita bisa saling tolong menolong dan peduli terhadap lingkungan
kita.
UJI KEMAMPUAN

1. Demokrasi selain disebut system politik, disebut pula sebagai system pemerintahan,
anda jelaskan pernyataan tersebut!
Jawab :
Selain disebut system politik demokrasi disebut pula sebagai system
pemerintahan, hubungannya dengan implementasi kedalam system pemerintahan yaitu
karena demokrasi melahirkan system yang bermacam-macam seperti demokrasi
dengan system presidensial, demokrasi dengan system parlementer dan demokrasi
dengan system referendum. Demokrasi dengan system presedensial menjajarkan antara
parlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan kepada presiden, yakni sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Demokrasi dengan system parlementer
meletakkan pemerintah (kepala pemerintah) dipimpin oleh perdana mentri dan kepala
negara bisa presiden, raja, ratu, kaisar, dan sebagainya yang menjadi symbol kedaulatan
dan persatuan. Demokrasi dengan system referendum meletakkan pemerintah sebagai
bagian (badan kerja) dari parlemen.

2. Dalam pilar-pilar demokrasi berdasarkan UUD 1945 terdapat demokrasi berdasarkan


ketuhanan YME dan demokrasi berdasarkan kecerdasan. Anda jelaskan pengertian
tersebut dan apakah demokrasi di Indonesia saat ini sudah berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945!
Jawab :
Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yakni seluk beluk
sistem perilaku dalam menyelenggarakan NKRI harus taat dengan asas,
konsisten, atau nilai dan kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
Demokrasi dengan kecerdasan yakni mengatur dan menyelenggarakan
demokrasi sesuai dengan UUD 1945 yang semata-mata bukan karena kekuatan
naluri, kekuatan otot atau kekuatan massa semata-mata. Demokrasi lebih
menuntut kecerdasan rohaniah, aqliyah, raisonal, dan emosional.
Demokrasi di Indonesia saat ini sudah berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Demokrasi pancasila sebagai sistem demokrasi yang dianut di Indonesia secara
ringkas adalah sistem demokrasi yang dilaksanakan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat bagi kesejahteraan rakyat. Kebebasan individu dijamin namun tidak bersifat
mutlak karena disesuaikan dengan tanggung jawab sosial.

3. Anda bandingkan pelaksaaan demokrasi di Indonesia pada masa orde lama, orde
baru, dan orde reformasi dewasa ini! Manakah pelaksanaan demokrasi yang
terbaik menurut anda !
Jawab :
a. Sistem yang ada pada masa Orde Lama pernah tidak stabil dan tidak demokratis.
Bahkan, setelah diberlakukannya kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli
1959, rakyat berharap kehidupan ketatanegaraan menjadi lebih stabil, namun semua
itu ternyata hanyalah impian belaka. Nama demokrasi pada masa ini adalah
demokrasi terpimpin. Pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan karena banyak
terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Penyimpangan-
penyimpangan tersebut antara lain:
➢ Penyimpangan terhadap ideologi
➢ Pergeseran dari pelaksanaan demokrasi yang cenderung menjadi
pemusatan kekuasaan kepada presiden
➢ Pengangkatan Ir. Sukarno sebagai presiden seumur hidup sesuai TAP
MPRS no.III/MPR/1963
➢ Pembubaran DPR hasil pemilu 1955 oleh presiden dan menggantinya
dengan DPR-GR
➢ Hak budget DPR yang tidak berfungsi
➢ Perubahan kebijakan politik luar negeri RI yang bebas dan aktif menjadi
"poros Jakarta-Peking"

b. Pelaksanaan demokrasi masa orde baru diletakkan pada kemurnian Pancasila dan
UUD 1945. Meski begitu, demokrasi pada masa Orde Baru ini tidak berjalan sesuai
rencana karena banyak terjadi penyimpangan seperti:
➢ Berkurangnya kontrol sipil terhadap militer
➢ Sistem peradilan yang kurang independen
➢ Pelaksanaan pemilu yang tidak demokratis
➢ Kekuasaan eksekutif yang lebih luas jika dibandingkan dengan kekuasaan
legislatif dan yudikatif
➢ Peran media massa yang dibatasi
➢ Adanya tekanan terhadap kelompok kepentingan
➢ Perlindungan yang minim terhadap kelompok minoritas

c. Pada masa reformasi ini, demokrasi sudah lebih terjamin dan dapat dilaksanakan
oleh semua golongan masyarakat. Bukti perkembangan yang signifikan pada
demokrasi di era reformasi ini ditandai dengan banyak munculnya partai politik,
kemerdekaan pers, terselenggaranya pemilu yang demokratis, adanya otonomi
daerah, hingga pembebasan narapidana politik dan tahanan politik.

Pelaksanaan demokrasi terbaik yaitu demokrasi pada masa reformasi karena


dmeokrasi yang sudah terjamin dan seluruh golongan masyarakat bisa ikut serta.
Tanya-Jawab

1. Penanya: Khairunnisyah Sari br Barus


Penjawab: Nabila Syafitri
Pertanyaan: Seperti yang kita tahu, asas-asas dalam demokrasi Pancasila adalah
cerminan dari kepribadian bangsa kita sendiri, Indonesia. Menurut teman-teman
Kelompok 6, jika asas tersebut tidak diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa
dengan baik, lalu apa fungsi adanya demokrasi Pancasila tersebut?
Jawab:
Menurut kelompok kami, Indonesia sudah menerapkan asas-asas demokrasi sehingga
dianggap demokratis dengan bukti menganut demokrasi Pancasila itu sendiri.
Mengimplementasikan asas-asas demokrasi berarti sebuah bangsa harus mampu
menemukan jati dirinya, dan Indonesia menemukannya dalam Pancasila, sehingga
dianutlah paham demokrasi Pancasila itu. Kemudian kami menganggap bahwa
demokrasi di Indonesia sendiri sudah menjalankan fungsinya dengan baik, yakni secara
umum telah menerapkan sistem politik yang memberikan kekuatan untuk memilih
pemimpin rakyat dan pemerintahan secara bebas serta adil dalam pemilihan umum, lalu
memberikan kebebasan bagi individu sebagai warga negara untuk dapat aktif
berpartisipasi di dalam politik dan sebagai warga, selanjutnya memberikan
perlindungan kepada hak asasi pada warga negara, serta menghasilkan sebuah aturan
yang berlaku kepada semua warga negara tanpa ada pandang bulu.
2. Penanya: Atika Salmah
Penjawab: Sari Wulandari Sitio
Pertanyaan: Bagaimana pandangan Pancasila tentang pluralisme dan bagaimana hal
tersebut diterapkan dalam sistem demokrasi Indonesia?
Jawab:
Pluralisme adalah fenonema yang sangat lekat dengan Indonesia. Enam agama resmi
negara (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu) dan lebih dari 150
aliran kepercayaan, cukup menjadi bukti bahwa Indonesia termasuk salah satu negara
pluralis terbesar di dunia. Pluralitas bisa menjadi potensi, namun dapat pula menjadi
problem. Dalam konteks inilah pluralisme diperlukan untuk mengelola keragaman itu.
Harus dipahami bahwa satu pandangan pluralisme tidak dapat mewakili,
menggambarkan dan memberi solusi terhadap seluruh kenyataan manusia di dunia ini.
Para tokoh pluralisme menyadari berbagai varian dalam pluralisme itu sendiri.
Pluralisme Pancasila adalah dirkursus menarik yang perlu dipikirkan secara filosofis.
Sejauh penelusuran saya, Pluralisme Pancasila telah lama hidup di tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Pela Gandong (aturan adat di Ambon), misalnya, mengandung
ajaran toleransi yang sangat tinggi. Apabila masyarakat Kristen memiliki hajat maka
orang Islam yang menjadi panitia, demikian pula sebaliknya. Hanya saja, tradisi-tradisi
bermuatan nilai pluralisme ini belum banyak diangkat oleh para ilmuan yang konsen
dengan Pancasila. Secara garis besar, Pluralisme Pancasila didasarkan pada konsep
Tuhan yang Satu, Kemanusiaan, Persatuan/kebangsaan, Demokrasi dan Keadilan.
Secara filosofis kelima sila ini dapat klasifikasikan sebagai berikut: sila 1 merupakan
dasar ontologis pluralisme, sila 2, 3 ,4 sebagai dasar epistemologis dan sila 5 menjadi
dasar aksiologis.

Anda mungkin juga menyukai