Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DEMOKRASI DAN KERAKYATAN


Dosen Pengampu : Rival Hanip, S.Pd, M.Pd

Kelompok 5
Eka Aprilia Rustamaji (210611100122)
Rieke Dyah Rammadhani S (210611100123)
Moh. Dimas Yanuardana (210611100124)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.
Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem
politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan
tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan pusat maupun
pemerintahan daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis,
kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh
negara Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus
penerapan prinsip-prinsip atau nilainilai demokrasi, meningkatkan kesadaran
politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya
cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?
1.2.2. Apa saja bentuk-bentuk demokrasi?
1.2.3. Bagaimana ciri-ciri demokrasi?
1.2.4. Apa saja unsur pendukung tegaknya demokrasi?
1.2.5. Bagaimana Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahu apa yang dimaksud dengan demokrasi.
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk demokrasi.
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri demokrasi.
1.3.4. Untuk mengetahui unsur tegaknya demokrasi.
1.3.5. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal bahasa Yunani, yakni kata “demos” berarti rakyat atau
peduduk suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.
Dengan demikian maka demokrasi dapat diartikan sebagai kekuasaan atau
kedaulatan rakyat. Demokrasi merupakan wujud kebersamaan dalam negara,
juga merupakan hak sekaligus kewajiban bagi warga Negara karena sistem
kekuasaan yang berlaku adalah “Res pulica” yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

Dalam Penerapan di negara kesatuan republik Indonesia, demokrasi dapat


dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada
dalam UUD 1945 yang disebut dengan kerakyatan. Demokrasi juga dapat
dipanndang sebagai pola hidup berkelompok dalam organisasi negara, sesuai
dengan keinginan orang-orang yang hidup dalam kelompok tersebut (demos).

Pengertian demokrasi menurut para ahli:

 Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. (Democracy id government on the people, by
the people, and for people).
 Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan
Negara dijalankan oleh wakil-wakil rakyat.
 Joseph A. Schmeter
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik di mana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat.
 Henry B. Mayo
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas
dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif
oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan
dalam suasana terjaminnya kebebasan politik

 Aristoteles
Demokrasi adalah kebebasan setiap warga negara untuk saling
berbagi kekuasaan. Demokrasi menurut Aristoteles
mengemukakan ialah suatu kebebasan atau prinsip demokrasi
ialah kebebasan. Ini karena hanya melalui kebebasanlah setiap
warga negara bisa saling berbagi kekuasaan di dalam
negaranya.

2.2. Bentuk-Bentuk Demokrasi

2.2.1. Demokrasi Menurut Cara Penyaluran Aspirasi Rakyat

1. Demokrasi Langsung atau Demokrasi Bersih


Di sini rakyat memiliki kebebasan secara mutlak untuk memberikan
pendapatnya, dan semua aspirasi mereka dimuat dengan segera di dalam satu
pertemuan.
Jenis demokrasi ini dapat dipraktekkan hanya dalam kotak kecil dan
komunitas yang secara relatif belum berkembang, di mana secara fisik
memungkinkan untuk seluruh elektrokat untuk bermusyawarah dalam satu
tempat, walaupun permasalahan pemerintahan tersebut bersifat kecil.
Demokrasi langsung berkembang di negara kecil seperti Yunani kuno dan
Romawi. Demokrasi ini tidak dapat dilaksanakan di dalam masyarakat yang
kompleks dan negara yang besar. Demokrasi murni yang masih bisa diambil
contoh terdapat di wilayah Switzerland.
2. Demokrasi Tidak Langsung
merupakan sistem demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan keinginan dari
rakyat melalui perwakilan parlemen.

2.2.2. Demokrasi Menurut Dasar Prinsip Ideologi


1. Demokrasi Liberal
Demokrasi yang berdasarkan atas hak individu suatu negara yang
menekankan suatu kebebsan setiap individu dan sering mengabaikan kepentingan
umum. Dalam demokrasi liberal keputusan-keputusan mayoritas (dari proses
perwakilan atau langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang
kebijakan pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum
dalam konstitusi. Ciri khas demokrasi konstitusional adalah kekuasaan
pemerintahnya terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur tangan dan
bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik dan demokrasi
Barat di Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada. Demokrasi liberal dipakai oleh
negara yang menganut sistem presidensial dan sistem parlementer atau sistem
quasi presidensial. Kelemahan demokrasi liberal adalah adanya kesenjangan yang
lebar antara golongan ekonomi kuat dan golongan ekonomi lemah.
2. Demokrasi Rakyat(Demokrasi Proletar/Demokrasi Terpimpin)
Demokrasi Rakyat adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah
mufakat tanpa oposisi. Disebut juga sebagai demokrasi terpimpin yakni demokrasi
yang berada di bawah komando "Pemimpin Besar Revolusi"

2.2.3. Demokrasi Menurut Dasar Wewenang (Hubungan Lembaga Negara)


1. Demokrasi Sistem Parlementer
Sistem parlementer adalah menempatkan kedudukan badan legislatif lebih
tinggi daripada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang
Perdana Menteri. Perdana Menteri dan menteri-menteri dalam Kabinet diangkat
dan diberhentikan oleh parlemen yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi
tidak percaya. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat hanya menjadi
simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung
dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau
parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu,
tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang
legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan
keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena ke
fleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia
sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil. Sistem parlemen biasanya
memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintah dan kepala negara,
dengan kepala pemerintahan adalah ah Perdana Menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa
sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa
sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini. Negara yang
menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris Jepang Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya .
2. Demokrasi Sistem Presidensial (presidentil)
Sistem presidensial(presidentil) merupakan sistem pemerintahan negara
republik dimana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasaan legislatif. Orang-orang yang menjalankan pemerintahan (para menteri
dalam susunan kabinet presidensial) bertanggung jawab kepada presiden karena
yang memilih menteri-menteri itu adalah presiden.Negara yang menganut sistem
demokrasi presidensial antara lain negara Pakistan pada masa pemerintahan
Presiden Ayub Khan tahun 1960. Negara Indonesia sejak tahun 1966 hingga
sekarang juga menjalankan demokrasi ini.

2.3. Ciri-Ciri Demokrasi


Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian.
Namun, diantara banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah
persamaan penting yang menunjukkan unuversalitas konsep demokrasi
berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut.
Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus
diperhatikan untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat demokratis atau
tidak, yaitu:
1. Adanya penyelesaian perselisihan dengan damai dan suka rela.
2. Adanya jaminan bagi terjadinya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3. Adanya pergantian penguasa yangberlangsung secara teratur.
4. Adanya pembatasan atas pemakaian kekerasan cara minimum.
5. Adanya pengakuan dan penghormatan atas keanekaragaman
6. Adanya jaminan penegakan keadilan.
7. Adanya upaya memajukan ilmu pengetahuan.
8. Adanya pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.
2.4. Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi
Tegaknya demokrasi sebagai tatanan kehidupan kenegaraan sangat
tergantung pada unsur-unsur penopang tegaknya deemokrasi itu sendiri. Beberapa
unsur penting tersebut antara lain:
1. Negara hukum Negara hukum adalah negara yang memberikan
perlindungan hukum bagi warga negara melalui kelembagaan. peradilan
yang bebas dan tidak memihak serta adanya penjaminan HAM.
2. Masyarakat madani Masyarakat madani yakni sebuah masyarakat
dengan ciri-ciri terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan
negara, serta berpartisifasi aktif dalam menegakkan demokrasi.
3. Aliansi kelompok strategis Komponen berikutnya yang dapat
mendukung tegaknya demokrasi adalah adanya aliansi kelompok
strategis yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan dan
kelompok penekan atau kelompok kepentingan termasuk di dalamnya
pres yang bebas dan bertanggung jawab.
2.5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima priode :
1. Pelaksanaan demokrasi masa revolusi 1945-1950.
2. Pelaksanaan demokrasi masa orde lama.
a. Masa demokrasi liberal 1950-1959.
b. Masa demokrasi terpimpim tahun 1959-1965.
3. Pealaksanaan demokrasi masa orde baru tahun 1966-1998.
4. Pelaksanaan demokrasi masa transisi tahun 1998-1999.
5. Pelaksanaan demokrasi masa reformasi tahun 1999 sampai sekarang.
 Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi
Tahun 1945-1950 Indonesia masih berjuang mengghadapi belanda yang
ingin kembali ke Indonesia.Pada masa itu penyelenggaraan pemerintah dan
demokrasi Indonesia belum berjalan baik.Hal itu disebabkan masih adanya
revolusi fisik.Berdasarkan pada konstitusi Negara , yaitu UUD 1945, Indonesia
adalah Negara demokrasi yang berkedaulatan rakyat.Masa pemerintahan tahun
1945- 1950 mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin Negara untuk
membentuk pemerintahan demokratis. Untuk menghindari kesan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara absolute maka dilakukan serangkaiaan Kebijakan untuk
menciptakan pemerintahan demokratis. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut
a. Maklumat pemerintah No. X tanggal 16 oktober 1945 tentang
perubahan fungsi KNIP menjadi Fungsi parlemen.
b. Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 Mengenai
pembentukan partai politik.
c. Maklumat pemerintah tanggal 14 N0vember 1945 mengenai perubahan
cabinet ke cabinet parlementer.
Dengan kebijakan tersebut terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan
di Indonesia.Sistem pemerintahan berubah menjadi system pemerintahan
parlementer.Cita-cita dan proses demokrasi masa itu trhambat oleh revolusi fisik
menghadapi belanda dan pemberontakan PKI madiun tahun 1948.
 Pelaksanaan Demokrasi masa Orde Lama.
1. Masa Demokrasi Liberal Proses demokrasi pada masa itu telah dinilai
gagal dalam menjamin stabilitas politik,kelangsungan pemerintahan,dan
penciptaan kesejahteraan rakyat.Kegagalan pratik demokrasi parlementer atau
liberal tersebut disebabkan oleh beberapa hal,yaitu sebagai berikut:
a) Dominannya politik aliran.
b) Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
c) Tidak mempunyai para anggota konstituante dalam bersidang
menetapkan dasar Negara sehingga keadaan menjadi berlarutlarut.Hal ini
menjadikan presiden soekarno mengeluarkan Dekrit Presidan tanggal 5
juli 1959.
Dengan turunnya dekrit presiden tersebut,berakhirlah masa demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal di Indonesia.selanjutnya Indonesia memasuki
masa
2. Masa Demokrasi Terpimpin
masa antar tahun 1959-1965 adalah periode demokrasi
terpimpin.Pengertian dasar demokrasi terpimpin menurut ketetapan MPR S No.
VIII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat
secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif
revulusioner dengan berporoskan nasakom. Adapun ciri-ciri demokrasi terpimpin
adalah sebagai berikut:
a) Dominasi presiden, artinya Presiden Soekarno sangat berperan dalam
menentukan penyelenggaraan pemerintahan Negara.
b) Terbatasnya peran partai politik.
c) Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial
politik di
Indonesia.
 Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru.
Masa Orde baru dimulai tahun 1966. Demokrasi masa orde baru bercirikan
pada kuatnya kekuasaan presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses
politik yang terjadi. Lembaga kepresidenan telah menjadi pusat dari seluruh
proses politik dan menjadi pembentuk dan penentu agenda nasional,mengontrol
kegiatan politik dan pemberi legalitas bagi seluruh anggota pemerintah dan
Negara.Akibatnya,secara substantive tidak ada perkembangan demokrasi dan
justru penurunan derajat demokrasi.
Orde baru sesungguhnya telah mampu membangun stabiliats
pemerintahan dan kemajuain ekonomi.Namun,makin lama semakin jauh dari
semangat demokrasi dan kontrol rakyat. Pemerintahan orde baru berakhir pada
saat Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kekuasaannya
pada tanggal 29 Mei 1998. Berakhirnya orde baru membuka jalan munculnya
Masa Transisi dan periode Reformasi.
 Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi.
Masa transisi berlangsung antara 1998-1999.Pada masa transisi banyak
sekali pembangunandan perkembangan kearah kehidupan Negara
demoktasi.Beberapa pembangunan kearah demokrasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Keluarnya ketetapan MPR RI Dalam siding istimewa bulan November
1998 sebagai awal perubahan sitem demokrasi secara konstitusional.
b) Adanya jaminan kebebasan pendirian partai poltik ataupun organisasi
kemasyarakatan secara luas.
c) Melaksanakan pemilihan umum 1999 yang bebas dan demokratis
dengan diikuti banyak partai politik.
d) Terbukanya kesempatan yang luas dan untuk warga Negara dalam
melaksanakan demokrasi di berbagai bidang.Demokrasi saat itu menjadi
harapan banyak orang sehingga sering eufhoria demokrasi.
 Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi.
Di masa Reformasi ini juga terdapat peningkatan prinsipprinsip demokrasi
yang terpenting,yaitu jaminan penegakan hak asasi manusia dengan di
keluarkannya Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak asasi manusia.
Pelaksanaan demokrasi yang sangat penting pada masa reformasi ini
adalah adanya amandemen terhadap UUD 1945.,Amandemen UUD 1945
dimaksudkan untuk mengubah dan memperbaharui konstitusi Negara agar sesuai
dengan prinsip-prinsip Negara demokrasi.Proses amandemen terhadap UUD 1945
adalah:
a). Amandemen pertama tahun 1999
b). Amandemen kedua tahun 2000
c). Amandemen ketiga tahun 2001.
d). Amandemen keempat tahun 2002.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat
turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat.Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian.
Namun, diantara banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah
persamaan penting yang menunjukkan unuversalitas konsep demokrasi
berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut.
Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus
diperhatikan untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat demokratis atau
tidak.
Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung
merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam
pengambilan keputusan negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem
demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan parlemen.Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan
negara.Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem
demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat diparlemen
namun tetap di kontrol oleh referendum. Demokrasi perwakilan dengan sistem
parlementer merupakan sistem demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan
kuat antara badan eksekutif dengan badan legislatif.
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima priode
yaitu demokrasi masa revolusi, masa orde lama, masa orde baru, masa transisi,
masa reformasi.
3.2. Saran
Kita sebagai warga Indonesia memahami demokrasi yang ada di Indonesia
agar semua masyarakat Indonesia bisa menggunakan demokrasi masing-masing
dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
April Carter. (1985). Otoritas dan Demokrasi. (Terjemah). Sahat
Simamora, Jakarta: Rajawali Press.

Suleman, Zulfikri, Demokrasi Untuk Indonesia, Jakarta: Kompas,


2010.

Nasution, Adnan Buyung. 2010. Demokrasi Konstitusional.Jakarta:


Kompas,2010.

Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan


Sidoarjo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan: Akasha


Sakti, 2018.

Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, jakarta


Timur: PT Balai Pustaka, 2012

Anda mungkin juga menyukai