Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DRAMA ANAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa dan Sastra

Dosen Pengampu: Tyasmiarni Citrawati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 8:

1.Rieke Dyah Ramadhani S (210611100123)

2. Atika Musyarrofah (210611100127)

3. Ikhda Aulia Adhiba (210611100143)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kajian Bahasa
dan Sastra Indonesia yang berjudul “Drama Anak”. Dan tidak lupa juga shalawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan bagi baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang lurus.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sadari banyak akan kekurangan baik
dalam penulisan materi maupun isi materi. Semoga dalam makalah ini para
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang
membangun dari para pembaca demi penyempurnaan pembuatan makalah agar
lebih baik kedepannya.

Dalam penulisan makalah ini juga kami menyampaikan ucapan


terimakasih kepada ibu Tyasmiarni Citrawati, S. Pd, M. Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
membimbing dalam penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Bangkalan, 20 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Ciri Drama Anak
2.2 Unsur Pembangun Drama Anak
2.3 Struktur Drama Anak
2.4 Perbedaan Drama Anak dan Drama Dewasa
2.5. Langkah Membuat Drama Anak
2.6. Contoh Drama Anak
2.7 Manfaat Drama Anak

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan drama anak dan bagaimana ciri drama anak?
1.2.2. Apa saja unsur pembangun dalam drama anak?
1.2.3. Apa saja struktur dari drama anak?
1.2.4. Bagaimana perbedaan drama anak dengan drama dewasa?
1.2.5. Bagaimana langkah dalam membuat drama anak?
1.2.6. Bagaimana contoh drama anak?
1.2.7. Apa manfaat dari drama anak?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui definisi pengertian dan ciri drama anak
1.3.2. Untuk mengetahui unsur pembangun drama anak
1.3.3. Untuk mengetahui struktur dari drama anak
1.3.4. Untuk mengetahui perbedaan drama anak dengan drama dewasa
1.3.5. Untuk mengetahui langkah dalam pembuatan drama anak
1.3.6. Untuk mengetahui contoh drama anak
1.3.7. Untuk mengetahui manfaat drama anak

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Drama Anak
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat,
berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama
dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada
para pendengar. Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang
dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand
Brunetierre, Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action. Menurut
Balthazar Vallhagen, Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia
dengan gerak. Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk
dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan
action dihadapan penonton (audience)
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis
yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon
mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah
drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting
– meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak
bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah
drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk
didalamnya tragedi dan lakon absurd. Drama adalah satu bentuk lakon seni yang
bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan
atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun
merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk
kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan
kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan
merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog;
mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan
untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu
disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau
tek sampingan.

5
Secara umum pengertian drama anak adalah teks yang bersifat dialog dan
isinya membentangkan sebuah alur (Luxemburg, 1984: 158). Dapat juga
dikatakan bahwa drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan
kehidupan dengan mengemukakan emosi lewat lakuan dan dialog, lazimnya
dirancang untuk pementasan di panggung, (Sudjiman, 1984: 20). Sedangkan
secara khusus, pengertian drama anak-anak adalah proses lakuan anak sebagai
tokoh. Dalam berperan, mencontoh atau meniru gerak pembicaraan seseorang,
menggunakan atau memanfatkan pengalaman dan pengetahuan tentang karakter
dan situasi dalam suatu lakuan, baik dialog maupun monolog guna menghadirkan
peristiwa dan rangkaian cerita tertentu, (Wood dan Attfield, 1996:144).
Pada drama anak-anak tidak jauh beda dengan cerita anak-anak, baik dari
segi bahasanya yang mudah dipahami oleh anak, tema yang berisi tentang
kehidupan sehari-hari seperti petualangan, olahraga dan keluarga, latarnya dikenal
oleh anak, alurnya maju dan tunggal, penokohan dari kalangan anak serta
pesannya yang mengandung moral dan pendidikan tetapi yang membedakan
drama anak dengan yang lainnya adalah dari segi dialog yang sederhana dan
jumlah adegan yang tidak terlalu panjang dan berbelit.
2.2. Unsur Pembangun Drama Anak
Tidak jauh berbeda unsur pembangun karya sastra yang lain (prosa, puisi)
karya sastra drama anak-anak mempunyai dua unsur pembangun, yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung
berada dalam karya sastra (drama) anak-anak yang merupakan kesatuan struktur
intern sedangkan unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar
karya sastra (drama) anak-anak, unsur ekstrinsik ini dianggap sebagai bagian dari
keseluruhan struktur yang membangun sebuah karya sastra (drama) anak-anak,
jika ia terbukti memberi pengaruh terhadap keseluruhan karya tersebut.
 Unsur Intrinsik Drama Anak-Anak
Seperti halnya karya prosa, unsur-unsur intrinsik yang membangun karya
drama anak-anak, yaitu tokoh, alur, latar, dan tema.
a. Tokoh
Tokoh dalam drama anak-anak selain orang dewasa dan anak-anak biasa
juaga berupa bonek, binatang, tumbuhan, dan benda mati. Namun, tokoh boneka,

6
binatang, tumbuhan, dan benda mati, sikap dan tingkah lakunya tetap
menggambarkan kehidupan manusia.
Ciri-ciri tokoh drama anak-anak, yaitu memiliki ciri-ciri kebadanan,
misalnya usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, dan kondisi wajah. Ciri-ciri
kejiwaan, misalnya mentalitas, moral, temperamen, kecerdasan, dan kepandaian
dalam bidang tertentu. Sedangkan ciri-ciri kemasyarakatan, misalnya status sosial,
pekerjaan atau peranannya dalam masyarakat, pendidikan, ideologi, kegemaran,
dan kewarganegaraan.
Tokoh utama adalah pelaku yang diutamakan dan biasanya intensitas
kemunculannya lebih sering dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain. Tokoh
tambahan adalah pelaku/tokoh yang kemunculannya lebih sedikit dan tidak begitu
dipentingkan kehadirannya. Penokohan drama anak-anak dapat diciptakan
pengarang dengan cara mengungkapkan gambaran tentang tokoh melalui cakapan
tokoh, penggambaran keadaan tokoh, dan tingkah laku tokoh.
b. Alur
Sebagai mana pada cerita rekaan, alur disebut juga plot, jalan cerita, atau
struktur neratif. Demikian pula alur drama disebut juga struktur drama. Berkaitan
dengan drama anak-anak maka alur drama anak-anak adalah rangkaian peristiwa
yang mempunyai hubungan sebab akibat. Struktur drama anak-anak digolongkan
menjadi lima bagian, yaitu (a) perkenalan, (b) penajakan laku, (c) klimaks, (d)
leraian, dan (e) keputusan (Christopher Rusell Reaske, 1996:29). Alur atau
struktur drama anak-anak pada umumnya mengandung lima bagian rangkaian
peristiwa, yaitu:
1. Perkenalan adalah bagian rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak
berisi keterangan mengenai tokoh dan latar. Dalam bagian ini pengarang
memperkenalkan para tokoh, menjelaskan tempat peristiwa, dan gambaran
peristiwa yang akan terjadi.
2. Konflik adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak
dengan alam, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan pencipta,
manusia dengan diri sendiri.

7
3. Klimaks adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak yang
menimbulkan puncak ketegangan. Peristiwa dalam tahapan ini merupakan
pengubah nasib tokoh.
4. Antiklimaks adalah tahapan rangkain peristiwa dalam drama anak-anak
yang menunjukan perkembangan lakuan kearah selesaian. Tahapan ini
kadar pertentangan dan ketegangan mereda.
5. Penyelesaian adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak
yang diakhiri dengan kebahagiaan, kedamaian, ataupun kesedihan.
Ketentuan final dari segala pertentangan yang terjadi terungkapan.
c. Latar
Latar menunjuk pada tempat, yaitu lokasi dimana cerita itu terjadi, waktu,
kapan cerita itu terjadi. Fungsi latar sangat penting yaitu memberikan pijakan
cerita secara konkret dan jelas, menciptakan kesan realitis kepada pembaca atau
penonton, menciptakan suasana yang seakan-akan nyata ada sehingga
mempermudah pembaca atau penonton dalam berimajinasi, dan mendorong
pembaca atau penonton agar berperan kritis terhadap teks drama atau pementasan
yang berkaitan dengan pengetahuan latar. Latar dalam karya sastra anak yang
dikenal adalah latar tempat dan latar waktu.
Latar tempat merujuk pada pengertia tempat dimana cerita yang dikisahkan
itu terjadi. Pengertian tempat luas, bisa dimana saja, seperti di rumah peyot,
gedung sekolah, gedung megah, di ruang kelas, di halaman sekolah, jalan raya, di
kebun, dan lain-lain tergantung dengan tuntutan alur cerita sedangkan latar waktu
dapat dipahami sebagai kapan berlangsungnya berbagai peristiwa yang dikisahkan
dalam cerita fiksi. Dalam banyak kasus masalah waktu lazimnya dikaitkan dengan
waktu kejadian yang ada di dunia nyata, waktu faktual, waktu yang mempunyai
referensi sejarah.
d. Tema
Tema pada drama terdapat keseluruhan teks. Tema menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita suatu drama anak-anak. jadi, penentuan tema sebuah
drama anak-anak dilakukan berdasarkan keseluruhan teks yang bersangkutan
tidak hanya berdasarkan pada bagian tertentu. Pada umumnya tema dalam teks
drama anak-anak dinyatakan secara eksplisit. Di samping itu tema drama anak-
anak merupakan pikiran utama yang dikaitkan dengan masalah kebenaran dan
kejahatan. Misalnya, perbuatan yang jahat akan dikalahkan oleh perbuatan yang
baik.
 Unsur Ekstrinsik Drama Anak-Anak
Adapun unsur ekstrinsik karya sastra, yaitu unsur-unsur yang meliputi
biografi pengarang, aspek psikologi, dan aspek sosiologi.

8
a. Biografi Pengarang
Seorang pengarang karya sastra, dalam hal ini pengarang sastra anak-anak
perlu menjiwai corak kepribadian anak-anak.
b.  Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang (P.
Hariyanto, 1997/1998: 9.30) Psikologi juga dikatakan ilmu yang berkaitan dengan
proses-proses mental, baik berkenaan dengan proses mental yang normal maupun
yang abnormal dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang
gejala dan berbagai kegiatan jiwa. Pengarang drama anak-anak dalam menulis
hasil karyanya sudah barang tentu menggunakan kaidah-kaidah dari ilmu jiwa
anak-anak atau karakter khusus yang dimiliki oleh binatang tertentu
c. Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur  sosial
dan proses-proses sosial (P. Hariyanto, 1997/1998: 9.32). Pengarang menulis
karya drama anak-anak juga dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat
asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.
 Kelengkapan Drama
1. Naskah drama : skrip yang dijadikan panduan pemain sebelum pentas.
2. Penulis naskah : orang yang menulis skenario dan dialog dalam bentuk
jadi naskah drama.
3. Sutradara : orang yang memimpin atau yang mengatur suatu kelompok
drama.
4. Pemain : orang yang berperan melakonkan cerita.
5. Lighting : pengatur cahaya dalam pementasan.
6. Tata busana/make up : bagian kelengkapan drama yang bertugas merias
dan memakaian propertis pakaian.
7. Tata suara : pengatur suara untuk memunculkan efek tertentu dalam
pementasan.
8. Tata panggung : kelengkapan drama yang mengatur latar setiap adegan.
9. Panggung : tempat bagi pemain untuk melakonkan cerita.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

Rahmanto, B & Hariyanto, P. ( 1997 ). Cerita Rekaan Dan Drama .Jakarta:


Universitas Terbuka

 Hj. Dra . Yusi Rosdiana, M.Pd., Dkk. ( 2007 ). Bahasa Dan Sastra Indonesia Di
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak “Pengantar Pemahaman Dunia


Anak”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

11

Anda mungkin juga menyukai