Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 5 Atas Nama :

Amara Antika

Baiq Zahratil Khumaera

David Purnama Agung

Mauri Sukma Redani

Nova Rezna Fitria

Yuliatin

Dibimbing oleh :

Bapak Saharudin S,pd

BAHASA INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGRI MAN 1 LOMBOK TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Drama” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya, guna memenuhi tugas mata kuliah “ Kemahiran Bahasa Indonesia II”

Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta
membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.

Semoga makalah ini  dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku penulis, kami sadar dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun penulisan, untuk itu penulis sampaikan
maaf yang sebesar besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
penyusunan makalah kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Lombok Tengah, 30 Desember 2021

                       
Daftar Isi
Sampul…………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………...iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..…...1
B.Tujuan……………………………………………………………………………….….......1
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………………,,……..1
Bab II Awal Sejarah
A. Sejarah Drama……………………………………………………………………….……1
B. Pengertian Drama Menurut Para Ahli…………………………………………………….2
Bab III Pembahsan
A. Pengertian Drama………………………………………………………………………........................2
B. Unsur – Unsur Drama……………………………………………………………………………….3
C. Struktur Drama………………………………………………………………………..……………………….3
D. Jenis – Jenis Drama……………………………………………………………………................4
E. Langkah Langkah Mengarang Drama…………………………………………………………………5

   Bab IV Penutup
A.       Kesimpulan…………………………………………………………………………………………6
B.        Saran………………………………………………………………………………………………6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi
(dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif pada
hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan
yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan
dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
            Drama adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang, bahkan di zaman ini telah
terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan
pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup. Selain itu, seni
drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran
akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang
penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1)      Untuk meningkatkan pembelajaran tentang drama
2)      Meningkatkan kemampuan kalian dalam berbahasa indonesia, secara baik dan benar. Baik secara
lisan maupun tertulis.
3)       Dan supaya menambah keterampilan kalian dalam mengapresiasikan sastra.
C.  Rumusan Masalah
1)      Pengertian drama?
2)      Unsur – unsur drama?
3)      Struktur drama?
4)      Jenis jenis drama
5)      Langkah langkah mengarang drama

BAB    II
AWAL SEJARAH

A.   Sejarah Drama
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian,
sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada
Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid
yang bertanggal 4000SM. Adalah  naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar
masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa
dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.
B.  Pengertian Drama Menurut Para Ahli

Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia, drama berasal dari bahasa Yunani purba dram, artinya berbuat.
‘’Pengertian drama merujuk kepada karya tulis untuk teater, setiap situasi yang mempunyai konflik
dan solusi, jenis karya sastra yang berbentuk  dialog yang dibuat untuk  tujuan dipertunjukkan di atas
pentas (Hasanuddin WS dkk, 2007 : 229).
1)      menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
2)      Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
3)      Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan
gerak.

BAB III
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Drama

      Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi
drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi,
situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan
ketegangan pada para pendengar.
         Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya.
Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.
Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk
kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan
tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak
         Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.
         Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience)
         Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot
dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam
istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya
arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan
mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas
sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.
B.  Unsur – unsur Drama
Unsur-unsur dalam drama meliputi :
1)   Tema :Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema
dalam drama dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya
konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog.
2)   Alur: Alur atau plot adalah jalan cerita yang dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan
penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik
puncak-klimak sampai dengan antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan
ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebuah naskah drama itu pemaparan-
masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.
3)   Tokoh: Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain
drama disebut actor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam  cerita drama berkaitan dengan nama,
usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
·Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
·Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
4)   Latar/Setting: bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh 
mengalami peristiwa
     Latar terbagi dalam :
·latar sosial: latar yang berupa, waktu, suasana,  masa, bahasa.
·latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah, ruang tamu, dapur, sawah,
hutan, pakaian/ baju.
5)   Amanat  :  pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam
suatu cerita.

C.   Struktur Drama
   Adapun strukturdrama yaitu :
1)      Eksposisi : yaitu pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi
diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhirnya  antagonis berhasil menghimpun kekuatan
yang lebih dominan.
2)      Raising Action : yaitu menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhirnya
protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan
Protagonis. Awal terjadi masalah
3)      Complication : yaitu perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan
meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhirnya antagonis
dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
4)      Klimaks : yaitu jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil
akhirnya peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar
kubu.
5)      Resolusi : yaitu hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau  tokoh baru yang
berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta
kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan
dengan tema atau konflik yang sudah diusung.

D.  Jenis – jenis Drama


Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1.   Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang
umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2.   Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan
atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :


1.   Drama Komedi, adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2.   Drama Tragedi, adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3.   Drama Tragedi Komedi, adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4.   Opera, adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5.   Lelucon / Dagelan, adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak
tawa penonton.
6.   Operet / Operette, adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7.   Pantomim, adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan.
8.   Tablau, adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan
mimik wajah pelakunya.
9.   Passie, adalah drama yang mengandung unsur agama / religius.
10.        Wayang, adalah drama yang pemain dramanya berupa boneka wayang. Atau sejenisnya

E.   Langkah Langkah Mengarang Drama


1)         Menentukan Tema.
                  Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada
penonton. Tema, akan menuntun laku cerita dari awal sampai akhir. Misalnya tema yang dipilih
adalah “kebaikan akan mengalahkan kejahatan”, maka dalam cerita hal tersebut harus dimunculkan
melalui aksi tokoh-tokohnya sehingga penonton dapat menangkap maksud dari cerita bahwa sehebat
apapun kejahatan pasti akan dikalahkan oleh kebaikan.
2)         Menentukan Persoalan (Konflik).
                  Persoalan atau konflik adalah inti dari cerita drama. Tidak ada cerita drama tanpa konflik. Oleh
karena itu pangkal persoalan atau titik awal konflik perlu dibuat dan disesuaikan dengan tema yang
dikehendaki. Misalnya dengan tema “kebaikan akan mengalahkan kejahatan,” pangkal persoalan yang
dibicarakan adalah sikap licik seseorang yang selalu memfitnah orang lain demi kepentingannya
sendiri. Persoalan ini kemudian dikembangkan dalam cerita yang hendak dituliskan.
3)         Membuat Sinopsis (ringkasan cerita).
                  Gambaran cerita secara global dari awal sampai akhir hendaknya dituliskan. Sinopsis digunakan
pemandu proses penulisan naskah sehingga alur dan persoalan tidak melebar. Dengan adanya sinopsis
maka penulisan lakon menjadi terarah dan tidak mengada-ada.
4)         Menentukan Kerangka Cerita.
                  Kerangka cerita akan membingkai jalannya cerita dari awal sampai akhir. Kerangka ini
membagi jalannya cerita mulai dari pemaparan, konflik, klimaks sampai penyelesaian. Dengan
membuat kerangka cerita maka penulis akan memiliki batasan yang jelas sehingga cerita tidak bertele-
tele. William Froug (1993) misalnya, membuat kerangka cerita (skenario) dengan empat bagian, yaitu
pembukaan, bagian awal, tengah, dan akhir. Pada bagian pembukaan memaparkan sketsa singkat
tokoh-tokoh cerita. Bagian awal adalah bagian pengenalan secara lebih rinci masing-masing tokoh
dan titik konflik awal muncul. Bagian tengah adalah konflik yang meruncing hingga sampai klimaks.
Pada bagian akhir, titik balik cerita dimulai dan konflik diselesaikan. Riantiarno (2003), sutradara
sekaligus penulis naskah Teater Koma, menentukan kerangka lakon dalam tiga bagian, yaitu pembuka
yang berisi pengantar cerita atau sebab awal, isi yang berisi pemaparan, konflik hingga klimaks, dan
penutup yang merupakan simpulan cerita atau akibat.
5)         Menentukan Protagonis.
                  Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawa laku keseluruhan cerita. Dengan menentukan
tokoh protagonis secara mendetil, maka tokoh lainnya mudah ditemukan. Misalnya, dalam persoalan
tentang kelicikan, maka tokoh protagonis dapat diwujudkan sebagi orang yang rajin, semangat dalam
bekerja, senang membantu orang lain, berkecukupan, dermawan, serta jujur. Semakin detil sifat atau
karakter protagonis, maka semakin jelas pula karakter tokoh antagonis. Dengan menulis lawan dari
sifat protagonis maka karakter antagonis dengan sendirinya terbentuk. Jika tokoh protagonis dan
antagonis sudah ditemukan, maka tokoh lain baik yang berada di pihak protagonis atau antagonis akan
mudah diciptakan.
6)         Menentukan Cara Penyelesaian.
                  Mengakhiri sebuah persoalan yang dimunculkan tidaklah mudah. Dalam beberapa lakon ada
cerita yang diakhiri dengan baik tetapi ada yang diakhiri secara tergesa-gesa, bahkan ada yang
bingung mengakhirinya. Akhir cerita yang mengesankan selalu akan dinanti oleh penonton. Oleh
karena itu tentukan akhir cerita dengan baik, logis, dan tidak tergesa-gesa.
7)         Menulis.
                  Setelah semua hal disiapkan maka proses berikutnya adalah menulis. Mencari dan
mengembangkan gagasan memang tidak mudah, tetapi lebih tidak mudah lagi memindahkan gagasan
dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, gunakan dan manfaatkan waktu sebaik mungkin.
BAB IV
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya.
Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action, dalam
sebuah cerita drama tentu memiliki unsure yang akan mendukung sebuah cerita drama ursur tersebut
adalah tema, alur, tokoh, latar/setting, dan amanat. Terciptnya sebuah drama yang menarik tentu harus
ada pondasi yang di susun dengan teratur yaitu mulai dari  eksposisi, rising action, complication,
klimaks, resolu. Untuk mengarang sebuah cerita drama, langkah langkahnya yaitu; menentukan tema,
menentukan persoalan (konflik), membuat sinopsis (ringkasan cerita), menentukan kerangka
cerita, menentukan protagonist, menentukan cara penyelesaian, setelah itu menulis.  

B.   SARAN

Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat di mata internasional,
disini Penulis mengharapkan agar seni drama mendapatkan perhatian yang tinggi, baik di kalangan
biasa, pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.
Daftar Pustaka
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaran-bahasa-indonesia

http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/01/unsur-unsur-drama.html

http://www.dbp.gov.my/lamandbp/main.php?Content=vertsections&SubVertSectionID=893&VertSectionID=25&CurLocation=208&IID=&Page=1

http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-penulisan-naskah-
drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaran-
bahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-drama
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/
Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo
Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai