Amara Antika
Yuliatin
Dibimbing oleh :
BAHASA INDONESIA
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Drama” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya, guna memenuhi tugas mata kuliah “ Kemahiran Bahasa Indonesia II”
Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta
membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku penulis, kami sadar dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun penulisan, untuk itu penulis sampaikan
maaf yang sebesar besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
penyusunan makalah kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Daftar Isi
Sampul…………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………...iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..…...1
B.Tujuan……………………………………………………………………………….….......1
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………………,,……..1
Bab II Awal Sejarah
A. Sejarah Drama……………………………………………………………………….……1
B. Pengertian Drama Menurut Para Ahli…………………………………………………….2
Bab III Pembahsan
A. Pengertian Drama………………………………………………………………………........................2
B. Unsur – Unsur Drama……………………………………………………………………………….3
C. Struktur Drama………………………………………………………………………..……………………….3
D. Jenis – Jenis Drama……………………………………………………………………................4
E. Langkah Langkah Mengarang Drama…………………………………………………………………5
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………6
B. Saran………………………………………………………………………………………………6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi
(dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif pada
hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan
yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan
dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Drama adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang, bahkan di zaman ini telah
terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan
pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup. Selain itu, seni
drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran
akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang
penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1) Untuk meningkatkan pembelajaran tentang drama
2) Meningkatkan kemampuan kalian dalam berbahasa indonesia, secara baik dan benar. Baik secara
lisan maupun tertulis.
3) Dan supaya menambah keterampilan kalian dalam mengapresiasikan sastra.
C. Rumusan Masalah
1) Pengertian drama?
2) Unsur – unsur drama?
3) Struktur drama?
4) Jenis jenis drama
5) Langkah langkah mengarang drama
BAB II
AWAL SEJARAH
A. Sejarah Drama
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian,
sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada
Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid
yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar
masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa
dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.
B. Pengertian Drama Menurut Para Ahli
Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia, drama berasal dari bahasa Yunani purba dram, artinya berbuat.
‘’Pengertian drama merujuk kepada karya tulis untuk teater, setiap situasi yang mempunyai konflik
dan solusi, jenis karya sastra yang berbentuk dialog yang dibuat untuk tujuan dipertunjukkan di atas
pentas (Hasanuddin WS dkk, 2007 : 229).
1) menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
2) Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
3) Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan
gerak.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi
drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi,
situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan
ketegangan pada para pendengar.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya.
Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.
Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk
kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan
tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience)
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot
dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam
istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya
arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan
mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas
sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.
B. Unsur – unsur Drama
Unsur-unsur dalam drama meliputi :
1) Tema :Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema
dalam drama dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya
konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog.
2) Alur: Alur atau plot adalah jalan cerita yang dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan
penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik
puncak-klimak sampai dengan antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan
ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebuah naskah drama itu pemaparan-
masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.
3) Tokoh: Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain
drama disebut actor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita drama berkaitan dengan nama,
usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
·Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
·Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
4) Latar/Setting: bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh
mengalami peristiwa
Latar terbagi dalam :
·latar sosial: latar yang berupa, waktu, suasana, masa, bahasa.
·latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah, ruang tamu, dapur, sawah,
hutan, pakaian/ baju.
5) Amanat : pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam
suatu cerita.
C. Struktur Drama
Adapun strukturdrama yaitu :
1) Eksposisi : yaitu pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi
diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhirnya antagonis berhasil menghimpun kekuatan
yang lebih dominan.
2) Raising Action : yaitu menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhirnya
protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan
Protagonis. Awal terjadi masalah
3) Complication : yaitu perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan
meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhirnya antagonis
dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
4) Klimaks : yaitu jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil
akhirnya peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar
kubu.
5) Resolusi : yaitu hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang
berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta
kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan
dengan tema atau konflik yang sudah diusung.
B. SARAN
Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat di mata internasional,
disini Penulis mengharapkan agar seni drama mendapatkan perhatian yang tinggi, baik di kalangan
biasa, pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.
Daftar Pustaka
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaran-bahasa-indonesia
http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/01/unsur-unsur-drama.html
http://www.dbp.gov.my/lamandbp/main.php?Content=vertsections&SubVertSectionID=893&VertSectionID=25&CurLocation=208&IID=&Page=1
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-penulisan-naskah-
drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaran-
bahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-drama
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/
Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo
Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara