Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nyasehingga makalah yang berjudul “DRAMA” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas Individu mata kuliah bahasa
Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Keruak, 19 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Drama........................................................................................3
B. Sejarah Drma...............................................................................................5
C. Unsur-Unsur Drama....................................................................................6
D. Struktur Drama............................................................................................7
E. Jenis-Jenis Drama........................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata -
mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk
dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan
yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi
adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam
Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi,
yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan),
syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Drama / teater adalah salah satu
sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi
perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar
lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan
makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar
biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan
financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang
penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat
berkembang terus.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna
membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang
pengertian dan unsur – unsur drama, makalah ini juga memuat catatan tentang
manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana akting yang
baik.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah dari drama ?


2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat didalam drama?
3. Bagaimana struktur drama?
4. Apa saja jenis-jenis drama?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui bagaimana sejarah drama!
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam drama!
3. Untuk Mengetahui struktur dalam drama!
4. Untuk mengetahui apasaja jenis-jenis drama!
5.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat,
berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama
dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada
para pendengar. Arti kedua, menurut

1. Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in
action).
2. Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak
dengan action.
3. Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan
sifat manusia dengan gerak.
4. Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action
dihadapan penonton (audience)

Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis
yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon
mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat,
sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti
penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi
tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern,
istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk
didalamnya tragedi dan lakon absurd.

3
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga
dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk
kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya.
Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan
tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya
sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada
semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan
pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext
atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.
Contoh;
Chaterina ( bergegas masuk, membawa berita bagus ); Raina ! ( ia
mengucapkan Raina, dengan tekanan pada i ) Raina ! ( ia menunjuk ketempat
tidur, berharap menemukan Raina disitu ) Mengapa, di mana….! ( Raina menoleh
kedalam ruangan).
Fase-fase dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk sutradara
dan pemain. Ini memandu para aktor dan sutradara maupun tetang penataan
perlengkapan panggung. George Bernard Shaw ( 1856 – 1950 ), pelopor realisme
dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk secara panjang lebar pada
nebentext-nya yang ditemukan dalam kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin
interprestasi lakon-lakonnya menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia
kehendaki.
Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain
yang, dengan menghubunkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan,
perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasan dan menghidupkan panggung
itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh
disampaikan melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain. Pada
puisi, daya ekpresi dan irama mentepati posisi yang dominan. Oleh karena itu,
puisi tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada

4
adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan. Contohnya, mahabarata dan ramayana
dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti
yang dilakukan Rendra, aktor baik. Maka “Tidak tidak diragukan lagi drama
kadang dianggap diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk
dimainkan.”Mungkin drama memperoleh hampir semua efektivitasnya dari
kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan pengalaman manusia. Oleh
karenanya, drama, seperti halnya karya sastra pada umumnya, dapat dianggap
sebagai interprestasi penulis lakon tentang hidup. Unsur dasar drama-
perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur utama pengalaman
manusia.
Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut
merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya.
Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir semua
pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi
kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat makna dengan
menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada hal-hal yang
penting.
Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu
dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi
ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting,
yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama
mewujudkan action, emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari
dialog-dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk
menganalisis drama sebelum memanggugkan drama itu.
B. Sejarah Drama
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno.
Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre
menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah
kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang

5
bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu
saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum
Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan
indikasi berbagai tokohnya.
Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut
Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius primitif yang
dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak
benih drama. Para pendeta sering memerankan mahluk superaalami atau binatang;
dan kadang – kadang meniru action berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang
sekitar beberapa ritus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah
tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama.
Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama
didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan
memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu.
Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi.
Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makinlama makin kurang
penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara
diatas panggung.
Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia
untuk bercerita. Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan
menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan
gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teaori itu merupakan cikal-
bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus
diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon, action adalah
intisari dari seni pertunjukan.
C. Unsur -unsur Drama
Unsur-unsur dalam drama meliputi :
1. Tema : gagasan/ide/dasar cerita.

6
2. Alur : tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi Pemaparan, pertikaian,
penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun : alur
maju/lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur gabungan.
3. Tokoh : Pemain/orang yang berperan dalam cerita.
a. Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
b. Tokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.
c. Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan
tokoh bawahan (sampingan).
4. Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian
ketikatokoh mengalami peristiwa
Latar terbagi dalam :
a. latar sosial : latar yang berupa, waktu, suasana, masa, bahasa.
b. latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah,
ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.
5. Amanat : pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui
tokoh dan konflik dalam suatu cerita.
Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan
drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang
dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton,
apabila dalam bentuk drama pementasan.
D. Struktur Drama
Seorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah
menulis Poetics. Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan
spektakel dari tragedi. Kelak identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari
strukturalisme yang oleh T.S. Eliot disebut the Formalistick Approach.

1. Strukturdramatik :

7
Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang
berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir
: Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan
antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis.
Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik
sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua
kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya
memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban
dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan
dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu
protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan
konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini,
pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan
dengan tema atau konflik yang sudah diusung.
Berikut contoh penggunaan struktur drama dalam Drama Romeo
Juliet.
Pada awal plot kita ada eksposisi. Ini memberi penonton informasi
yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya, situasi sekarang atau tokoh-
tokohnya. Dalam kebanyakan lakon, sudah sejak awal pengarang memberi
tekanan kepada satu pertanyaan atau konplik penting. Pada awal kisah Romeo
and Juliet, Shakespeare telah menyajikan pertengkaran antara Sampson,
Gregory lawan Baltazar dan Abraham, satu penjelasan yang memberi
‘Leitmotive’ kepada tema, konplik dan rekonsiliasinya.
 Gregory : Anda berkelahi, ya ?
 Abraham : Berkelahi? Ah, ngak, nggak!

8
 Sampson : Tapi kalau ya, saya memihak anda, saya mengabdi sebaik anda
 Abraham : ah, tak akan lebih baik.
 Sampson : Baiklah
 Gregory : (kesamping kepada Sampson, melihat Tybalt keluar panggung)
 Katakanlah lebih baik. Itu salah satu dari orang majikanku datang.
 Sampson : Ya, lebih baik.
 Abraham : Bohong!
 Sampson : Cabut pedangmu, kalau kamu lelaki. Gregory, ingat
hantamanmu.
 ( mereka berkelahi ).
Dialog diatas menciptakan suasana babak itu dan suatu pelukisan
singkat tapi lengkap tenatang konplik antara keluarga Montague versus
keluarga Capulet yang akan menimbulkan bencana itu. Terkadang juga ada
eksposisi tentang tokoh-tokoh. Sebuah film berjudul Jango versus Santana
dapat dijadikan contoh. Film itu dimulai dengan sebuah pemandangan.
Sebidang tanah tandus dengan pohon-pohon kaktus tumbuh disana-sini.
Sementara fokus kamera bergerak kearah kanan, seorang lelaki dengan baju
kotor dan basah kuyup tampak berlutut didepan sebuah makam. Lelaki itu
berdiri dan kamera mengambil gambarnya dalam teknik medium. Posisi
enface memberikan gambaran jelas tokot itu. Ia tak mengalami kemalangan,
tapi ia menghadapinya dengan tegar. Pelukisan singkat tapi hampir lengkap
dari tokoh tersebut memberi titik awal yang jelas untuk memulai film itu.
Dalam eksposisi itu, unsur-unsur konpliknya statis. Melalui satu
insiden yang merangsang maka action mulai bergerak. Disini konflik dramatik
besar mulai jelas menyatukan kejadian – kejadian dalam lakon itu. Insiden
yang merangsang dalam Romeo and Juliet tampak ketika Tybalt mengenali
Romeo dan ingin menantang berkelahi. Presiden dari stimulasi itu terjadi
ketika inang memberi tahu Juliet bahwa Romeo adalah anggota keluarga
Montague. Unsur statis dalam eksposisi itu mulai bergerak dan konflik sehari-

9
hari antara Sampson versus Abraham makin lama makin menjadi makin
serius. ( Babak I ) timbul serentetan konflik ketika Romeo membocorkan
rahasianya kepada teman-temannya, memanjat tembok kebun keluarga
Capulet, dan menunggu Juliet muncul dijendelanya waktu gadis itu muncul,
keduanya saling mengungkapkan cinta dan memutuskan untuk kawin lari
( Babak II). Makin lama lakon itu makin tegang sampai pendeta sampai
pendeta Laurence berharap, setelah menyeleggarakan upacara pernikahan,
pertikaian antara keluarga itu akan berakhir dan Romeo berpendapat begitu.
Kisah cinta sederhana antara pemuda dan pemudi itu sekarang berkembang
menjadi idealisme yang melibatkan masalah besar yang dihadapi kedua orang
tua itu. Tidak diragukan bahwa konflikasi tersebut menuju suatu krisi, satu
titik balik ketika informasi yang sebelumnya dirahasiakan sedikit sebagian
terungkap dan masalah dramatik itu bisa dijawab.
Meskipun Juliet sudah menikah dengan Romeo, ia tidak berterus
terang pada ayahnya. Oleh karenanya itu, Capulet tetap menjalankan
rencananya untuk menikahkan Juliet dengan Paris. Karena pernikahan akan
berlangsung pada hari kamis, pendeta Laurence mengusulkan agar pada hari
rabu Juliet harus menelan ramuan yang akan membuatnya mati suri;
sementara Laurence akan mengirimkan pesan pada Romeo untuk
menyelamatkan Juliet dari makam keluarga Capulet, karena ia merasa yakin
gadis itu akan dimakamkan disana. Capulet, karena ditentang oleh putrinya,
memutuskan untuk mengajukan pernikahan itu sehari. Rencana itu membuat
Juliet harus segera mereguk racun tadi. Agar rencananya tidak terhalang, ia
menyuruh inang keluar dan tanpa pikir panjang langsung mereguk racun tadi.
Paginya inang menemukan Juliet sudah tak bernyawa. Laurence dan Paris
tiba; tapi upacara pernikahan harus diubah menjadi upacara
pemakaman( Babak IV ).
Bagian terakhir dari lakon itu, sering disebut resolusi, berkembang dari
krisis sampai tirai ditutup untuk terakhir kalinya. Ini terkadang

10
mengumpulkan berbagai alur action dan membawa situasinya ke suatu
keseimbangan baru, dengan demikian hasilnya bisa jadi memuaskan, tapi
mungkin juga mengecewakan harapan penonton.
Karena tidak tahu bahwa Jliet hanya kelihatannya mati, Balthazar tiba
di Mantua sebelum pendeta tiba dan memberi tahukan tentang kematian Juliet.
Mendengar itu Romeo membeli racun untuk bunuh diri dimakam Juliet.
Setelah membunuh Paris, Romeo mereguk racun itu. Ketika terjaga, Juliet
menemukan Romeo yang sudah mati dan bunuh diri. Pertikaian kedua
keluarga itu berakhir di atas dua kekasih yang sudah mati ( Babak V )
E. Jenis-jenis Drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama
baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan
pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia
sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan
tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi,
kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
a. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh
keceriaan.
b. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
c. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
d. Opera

11
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
e. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka
merangsang gelak tawa penonton.
f. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan
tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
h. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-
gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
i. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
j. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya. Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula
drama. Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius
primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa. Upacara ini
mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan mahluk
superaalami atau binatang; dan kadang – kadang meniru action berburu, misalnya.
Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap hidup bahkan setelah
upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan
dasar dari banyak drama.
Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama
didepan makam seorang pahlawan,dan Teori ketiga memberi kesan bahwa drama
tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita.

Adapun jenis-jenis drama adalah, drama barudan drama klasik yang


termasuk didalemnya drama komedi, overa dll.

B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan,
maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca
merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-
penulisan-naskah-drama/ 
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983 
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/ 
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-
pelajaran-bahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-drama 
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/

14

Anda mungkin juga menyukai