Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SENI DRAMA
MEMAHAMI PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DRAMA, UNSUR-
UNSUR DRAMA DAN PERSYARATAN NASKAH
DOSEN PEMBIMBING: Hilda Zahra Lubis, MP.d
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. Mawaddah ( 0306192152)
2. Astary Desty Rahmadhani Hasibuan ( 0306192130)
3. Gustiani ( 0306193156)
4. Suci Rahmadhani (0306193167)
5. Nur Jamilah ( 0306192132)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN-SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT , akhirnya kami dari kelompok
satu dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Seni Drama ini dengan baik
dan tepat waktu, adapun maksud dan tujuan penyususan makalah ini, antara lain
salah satunya untuk memenuhi tugas dari dosen selain itu untuk membantu
mahasiswa agar dapat memahami materi Pengertian, Karakteristik Drama, Unsur-
Unsur Drama dan Persyaratan Naskah, Makalah ini menjadi salah satu bacaan
atau referensi dalam menambah wawasan kita akan ilmu Seni Drama.
Penulis menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu, demi kesempurnaan penyusunan makalah di tugas selanjutnya,
maka dari itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari
para pembaca, harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi kita dan juga
para pembaca, teman-teman dan mahasiswa lainnya.

Medan, September 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertia Drama.............................................................................................3
2.2 Karakteristik Drama.......................................................................................4
2.3 Unsur-Unsur Drama.......................................................................................4
2.4 Persyaratan Naskah Drama............................................................................7
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Drama sebagai salah satu genre sastra, memiliki kekhasan dibandingkan
dengan genre lain yaitu puisi dan fiksi. Puisi dalam menyampaikan pesan melalui
pemadatan makna dengan membatasi kata dan menyajikan kosakata pilihan yang
imajimatif dan menghasilkan multimakna bagi pembacanya. Demikian pula fiksi
baik yang pendek berupa cerita pendek dan yang cerita panjang berupa novel
menyajikan narasi panjang untuk menggambarkan tokoh dan amanat yang akan
disampaikannya. Drama memiliki kekhasan dari sudut pemakaian bahasa dan
penyampaian amanatnya. Pemaparan bahasa dalam karya sastra drama berupa
pemakaian petunjuk lakuan yang menggambarkan suasana dan penggunaan dialog
para tokoh. Dari segi isi pesan, penulis drama mengisahkan kehidupan manusia
dengan berbagai persoalannya.

Drama sebagai karya sastra secara struktural memiliki elemen tokoh, jalan
cerita, latar, tema, dan amanat. Persoalan yang muncul dalam teks sastra drama
berupa kejadian sehari-hari, atau reproduksi dari kisah-kisah yang sudah ada
seperti mite, legenda, sage, untuk digali persoalannya dalam konfliks antartokoh
dalam naskah.Tema penulisan naskah drama biasanya diperoleh pengarang dari
kesaksian hidup, penggambaran realitas hidup, bahkan persoalan politik, sosial,
dan budaya yang dialami pengarangnya. Drama sebagai teater adalah pengolahan
naskah drama oleh sutradara untuk dipentaskan. Arahan sutradara dipelajari dan
ditafsirkan oleh aktor ke sejumlah penonton. Dalam hubungannya dengan
penonton, ia memiliki tafsir sendiri terhadap apa yang dilakukan oleh aktor.
Untuk itulah di bawah ini penulis akan menjelaskan apakah pengertian,
karakteristik drama, unsur-unsurnya, serta persyaratan naskahnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan drama ?

2. Tuliskanlah karakteristik drama ?

3. Tuliskanlah apa saja unsur-unsur drama ?

3
4. Apa saja persyaratan naskah drama ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu drama

2. Untuk mengetahui karakteristik drama

3. Untuk mengetahui unsur-unsur drama

4. Untuk mengetahui persyaratan naskah drama

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertia Drama


Kata Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya
sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga
dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan
sebuah naskah.
Menururt Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang
menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang
dipentaskan. Menurut KBBI drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama
diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog
yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau
emosi, yang khusus disusun untukpertunjukan teater. Ketiga, kejadian yang
menyedihkan.
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk
diperankan oleh aktor. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media, di atas
panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan
musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera. Drama adalah genre sastra yang
menggambarkan gerak kehidupan manusia. Drama menggambarkan realitas
kehidupan, karakter dan perilaku manusia melalui partisipasi dan dialog yang
dipentaskan.
. Istilah untuk drama di masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut
tonil. Tonil kemudian diganti dengan istilah play yang dikembangkan oleh PKG
Mangku VII. Drama berasal dari kode dalam bahasa Jawa dan wara. Sandi berarti
rahasia, sementara wara (warah) berarti mengajar. Maka istilah menyiratkan
ajaran teater yang dilakukan oleh simbol.

5
2.2 Karakteristik Drama
Drama memiliki karakteristik tersendiri dibanding dengan jenis karya sastra yang
lain. Berikut merupakan karakteristik dalam drama:

1. Drama disajikan dalam bentuk monolog atau dialog. Monolog merupakan


percakapan atau narasi yang disampaikan oleh satu tokoh, tanpa ada balasan dari
tokoh lain. Sementara dialog merupakan percakapan yang melibatkan lebih dari
satu tokoh. Biasanya saling berbalasan.

2. Drama disajikan melalui tokoh, Tokoh tersebut bisa diperankan oleh manusia,
boneka, wayang, atau sejenisnya.

3. Dalam mengandung konflik, Konflik tersebut menjadi unsur pembangun


penting dalam cerita yang ingin disajikan dalam drama.

4. Drama disajikan dalam berbagai durasi tergantung panjang pendeknya naskah


drama. Drama kolosal dapat berlangsung berjam-jam. Sementara drama singkat,
dapat selesai dalam hitungan menit.

5. Drama disajikan dengan memperhatikan tata letak panggung. Posisi atau latar
yang diperlihatkan saat pemeran memainkan tokoh, berpengaruh pada drama. Ada
makna-makna simbolis di balik tata panggung. Sehingga semua benda, pemilihan
warna, serta cahaya tidak serta merta ada. Semua harus ada kaitannya dengan
naskah.

6. Drama disajikan untuk menghibur penonton, tetapi amanat atau pesan dalam
drama juga menjadi perhatian tersendiri untuk para penonton.

2.3 Unsur-Unsur Drama


1. Tokoh

Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita
atau pemain drama disebut aktor (pria), dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita
fiksi atau drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan dan
keadaan kejiwaan. Tokoh dalam drama di klasifikasikan menjadi:

a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut :

6
1. Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya dalam sebuah drama
terdapat satu atau dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu oleh tokoh-
tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita.

2. Karakter antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya terdapat seorang


tokoh utama yang menentang cerita dan beberapa figur pembantu.

3. Karakter tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun
tokoh antagonis.

b. Karakter tokoh berdasarkan perannya dalam lakon serta fungsinya yaitu:

1. Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh
sentral meliputi tokoh protagonis dan antagonis.

2. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau menentang tokoh sentral. Tokoh
utama dapat juga sebagai medium tokoh sentral atau sebagai tokoh tritagonis.

3. Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau


tambahan.

2. Perwatakan atau Penokohan

Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau penokohan adalah


menggambarkan efek batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Watak
pada tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) penggambaran
tiu berdasarkan keadaan fisik, biasanya dilukiskan paling awal, baru kemudian
sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat lansung pada dialog yang mewujudkan
watak dan perkembangan lakon.

a. Keadaan fisik, keadaan fisik meliputi: umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, suku,
bangsa, raut muka, suaranya dan sebagainya.

b. Keadaan psikis, keadaan psikis meliputi: watak, kegemaran, mentalitas, moral,


temperamen, ambisi, kompleks psikologis yang dialam, keadaan emosinya, dan
sebagainya.

7
c. Keadaan sosiologis, keadaan sosiologis tokoh meliputi: jembatan, pekerjaan,
kelas sosial, ras, agama, ideologi, dan sebagainya.

3. Setting/Latar

Setting adalah latar belakang tentang waktu kejadian atau zaman, waktu, tempat
dan cara berbudaya suatu masyarakat yang diceritakan dalam sebuah drama.
Dalam menentukan setting drama dapat dilakukan dengan menonton atau
membaca dengan seksama dan menganalisis waktu dan tempat suatu peristriwa
dalam drama terjadi.

4. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari sebuah drama dan
merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan oleh pengarang melalui karya.
Tema drama dapat ditentukan dengan memeperhatikan dan mengingat-ingat
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam drama. Tema dalam karya sastra drama
terdiri dari masalah, pendapat dan pesan pengarang, secara lansung dan intuitif
disimak oleh pembaca atau penonton. Tema sebagai satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan lagi dan menjadi kekayaan rohani pembaca dan penonton. Tema
merupakan tujuan akhir yang harus diungkapkan oleh plot, karakter, maupun
bahasa. Jadi tema menjadi unsur pemersatu dan pedoman bagi unsur-unsur drama
lainnya.

5. Plot/alur

Plot atau alur adalah kejadian atau peristiwa dalam drama yang disusun secara
logis dan kronologis, saling terkait. Plot cerita dalam drama sebagai beriku:

a. Permulaan (protasis/exposition) yaitu bagian yang mengantarkan atau


memaparkan para tokoh, menjelaskan latar cerita, dan gambaran peristiwa yang
akan terjadi.

b. Jalinan kejadian (epitato/complication), bagian yang menggambarkan


pertikaian yang dialami oleh para tokoh.

8
c. Puncak laku (catastasis/ klimaks), yaitu bagia yang menguraikan peristiwa-
peristiwa mencapai titik kulminasi, mencapai puncak ketegangan.

d. Ketegangan menurun, bagian yang menceritakan ketegangan berangsur-angsur


menuju titik balik, menuju kesudahannya.

e. Peleraian (resolution), yaitu bagian yang menceritakan pertentangan-


pertentangan mulai mereda, seolah-olah pada kesepakatan damai di antara para
tokoh.

f. Penutupan (catastrophe/conclusion/penyelesaian), yaitu bagian yang


menceritakan pertentangan yang dialami para tokoh sudah berakhir atau sudah
terpecahkan.

6. Amanat/pesan

Amanat adalah tujuan yang hendak dicapai pengarang. Amanat bisa berupa ajaran
moral, ajakan, saran atau anjuran. Adapun amanat yang terdapat dalam drama bisa
lebih dari satu. Dalam menentukan amanat utama yang terdapat dalam drama
dilarang terlalau kaku, akan tetapi kit hendaknya dapat mengmbil argument-
argumen lain untuk dapat mendukung suatu amanat dalam drama sebagai amanat
utama.

2.4 Persyaratan Naskah Drama


Kejujuran adalah syarat utama untuk menulis sebuah naskah drama.
Seorang penulis harus jujur dalam menyampaikan, mengungkapkan, merasakan,
memikirkan, dan membayangkan segala sesuatu permasalahan, peristiwa, tempat,
dan sebagainya yang penulis akan terlihat dan terasa oleh pembaca naskah
maupun penonton (setelah naskah dipentaskan) sehingga akan menjadi kritik dan
polemik bagi para penggiat dan pelaku seni drama. Bahkan dapat menjadi
bumerang bagi penulis itu sendiri.

Di samping kejujuran sebagai syarat utama, ada beberapa kriteria lain yang
harus dipahami dan dimiliki seorang penulis naskah yaitu

1. Penulisan naskah harus mengikuti struktur dan pola yang sudah ditetapkan
(harus ada prolog, monolog, dialog, epilog)

9
2. Naskah harus memiliki tema yang jelas berkaitan dengan judul naskah.

3. Naskah harus memiliki unsur-unsur intrinsikyang jelas.

4. Naskah harus memiliki dan mendeskripsikan tokoh dengan karakteristiknya.

5. Naskah harus memiliki sinopsis (ringkasan cerita).

6. Naskah harus mencerminkan sisi kehidupan

7. Naskah harus memiliki muatan sifat baik dan buruk (bersifat mendidik tapi
tidak menggurui) moralitas tetap harus terjaga

8. Naskah harus memiliki prinsip sebab akibat menyampaikan permasalahan


mengembangkan dan menyelesaikan

9. Naskah drama selalu berhubungan erat dengan perilaku manusia dengan sisi
kehidupannya.

Selain beberapa persyaratan di atas ada juga beberapa hal yang harus
diperhatikan penulis sebelum menulis sebuah naskah drama. Berikut ini beberapa
poin yang perlu diperhatikan sebelum menulis naskah drama.

1. Pemilihan tema.

Dalam memilih tema hendaknya kita harus jeli dan cermat karena tema
merupakan konsep dasar cerita yang akan disampaikan kepada pembaca atau
penonton untuk mengetahui dan memahami permasalahan apa yang akan
diceritakan. Sebaiknya tema yang dipilih tema yang ada di sekitar hidup kita, tema
yang kita pahami dan kuasai baik terkait dengan permasalahan hidup dan
kehidupan kita atau orang lain di sekitar kita. Misalnya, tema persahabatan,
kepedulian lingkungan (sosial), bencana kemanusiaan, kejiwaan, dan sebagainya.

2. Pemilihan judul.

Judul merupakan unsur yang sensitif dan sensasional maka pandai-pandailah


memilih dan menentukan judul untuk sebuah naskah drama. Dari judul saja

10
penonton mencoba menafsirkan bahkan kadang memastikan sebuah naskah drama
pementasan itu bagus atau tidak bagus.

3. Penentuan tokoh dan karakteristiknya

Penentuan dan pemilihan tokoh adalah unsur vital dalam penulisan naskah drama
pentas. Bayangkan bila sebuah naskah cerita tidak memiliki tokoh. Apa yang akan
diceritakan. Pemilihan dan penentuan tokoh dalam cerita tidak dilakukan semena-
mena oleh seorang penulis tetapi sungguh-sungguh tokoh-tokoh yang telah
dipersiapkan oleh penulis mulai dari latar belakang tokoh, status tokoh, hingga
sudah diposisikan sebagai tokoh protagonis (tokoh pembawa cerita dengan segala
permasalahannya), tokoh antagonis (tokoh penentang atau tokoh perlawanan
tokoh )

4. Sumber penceritaan

Sebuah cerita dalam naskah yang dibaca atau dipertontonkan akan selalu
menimbulkan pertanyaan asal-usul atau sumber penceritaan dalam naskah drama
yang ditulis. Untuk penulis tidak bisa hanya menngandalkan kekuatan imajinasi
saja tetap penulis juga harus memilih dan menentukan sumber cerita sebagai dasar
pengembangan naskah keseluruhan sehingga penonton dapat memastikan cerita
dalam naskah drama yang dibaca atau ditonton merupakan fakta (kejadian,
peristiwa, kondisi, dan situasi) yang benar-benar terjadi atau dialami penulis.

5. Alur cerita

Sebuah naskah tidak lepas dari yang namanya alur cerita atau jalan cerita. Penulis
dalam menyusun dan mengembangkan alur cerita atau jalan cerita harus bertindak
secermat mungkin. Penulis harus mematuhi struktur pemetaan alur cerita sesuai
pola yang sudah ada dan diberlakukan. Dalam alur cerita harus memiliki unsur
perkenalan tokoh dan gambaran cerita yang akan disampaikan, pemunculan
konflik cerita, pergerakan konflik tokoh, antartokoh, tokoh dengan
lingkungannya, pemuncakan konflik, penurunan permasalahan, dan penyelesaian
permasalahan.

6. Penjelasan petunjuk.

11
Yang dimaksud penjelasan petunjuk dalam naskah adalah penjelasan atau
perintah untuk tokoh atau pemain melakukan tindakan dan gerakan sesuai dengan
dialog yang diucapkan. Petunjuk tersebut diistilahkan dengan sebutan kramagung
yang ditulis dalam tanda kurung. Penjelasan petunjuk tidak hanya berlaku untuk
tindakan atau gerakan tokoh tetapi juga petunjuk untuk pengekspresian tokoh atau
pemain dalam mengungkapkan perasaannya. Penjelasan tersebut diistilahkan
dengan wawancang yang ditulis lepas, tidak menggunakan tanda kurung.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk
diperankan oleh aktor. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media, di atas
panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan
musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera. Drama adalah genre sastra yang
menggambarkan gerak kehidupan manusia. Drama menggambarkan realitas
kehidupan, karakter dan perilaku manusia melalui partisipasi dan dialog yang
dipentaskan.
Drama sebagai karya sastra secara struktural memiliki elemen tokoh, jalan
cerita, latar, tema, dan amanat. Persoalan yang muncul dalam teks sastra drama
berupa kejadian sehari-hari, atau reproduksi dari kisah-kisah yang sudah ada
seperti mite, legenda, sage, untuk digali persoalannya dalam konfliks antartokoh
dalam naskah.Tema penulisan naskah drama biasanya diperoleh pengarang dari
kesaksian hidup, penggambaran realitas hidup, bahkan persoalan politik, sosial,
dan budaya yang dialami pengarangnya.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu, demi kesempurnaan penyusunan makalah di tugas selanjutnya,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari
para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Jakob. 2004. Kesusastraan Melayu Rendah Masa Awal. Yogyakarta:


Galang Press

Anwar, Chairul dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Antar, Semi, M. 1993. Anatomi Sastra. Bandung : Angkasa Raya

Nurindah, R. d. 2021. Seni Drama. Makassar: RG Akademik

Hadi, M Sinar. 2018. Naskah Drama dalam Pementasan Teater Modern.


Diterbitkan Oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan
Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

14

Anda mungkin juga menyukai