Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DRAMA

DISUSUN

OLEH

Amta Rifa Damayanti.

Hazar Sofi Nuraeni.

Iin Nasirotun.

Kori Melinda Sari.

Wahyuni.

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PRINGSEWU

KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Drama” ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.           
Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu
yang bermanfaat serta membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.
Semoga makalah ini  dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku
penulis, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi
maupun penulisan, untuk itu penulis sampaikan maaf yang sebesar besarnya dan
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyusunan
makalah kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Pringsewu, Maret 2020

Penulis                                    

ii
DAFTAR ISI

Sampul............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B.Tujuan........................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah........................................................................................ 1

Bab II Pembahsan
A. Pengertian Drama........................................................................................ 3
B. Unsur – Unsur Drama.................................................................................. 4
C. Struktur Drama............................................................................................. 5
D. Jenis – Jenis Drama...................................................................................... 5
E. Langkah Langkah Mengarang Drama.......................................................... 6

Bab III Penutup


A.       Kesimpulan............................................................................................ 9
B.        Saran...................................................................................................... 9

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata
sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk
dan hasil sebuah pekerjaan kreatif pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan
manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang
permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra
lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Drama adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang, bahkan
di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama.
Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain
yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup. Selain itu, seni drama juga
telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara
ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi
terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran
harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1. Untuk meningkatkan pembelajaran tentang drama
2. Meningkatkan kemampuan kalian dalam berbahasa indonesia, secara
baik dan benar. Baik secara lisan maupun tertulis.
3. Dan supaya menambah keterampilan kalian dalam mengapresiasikan
sastra.

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian drama?
2. Unsur – unsur drama?

1
3. Struktur drama?
4. Jenis jenis drama
5. Langkah langkah mengarang drama

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat,
berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti
pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala
yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting),
dan ketegangan pada para pendengar.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa
juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk
kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan
lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang
melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan
merupakan karya sastra yang dicetak
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala
yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting),
dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action
dihadapan penonton (audience)
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis
yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-
lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih
ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang
punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak
bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga,
dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup
semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.

3
B. Unsur – unsur Drama
Unsur-unsur dalam drama meliputi :
1) Tema :Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari
pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan melalui
alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya konflik,
dan ditulis dalam bentuk dialog.
2) Alur: Alur atau plot adalah jalan cerita yang dimulai dengan pemaparan
(perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik),
konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak-
klimak sampai dengan antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan
ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan
alur dalam sebuah naskah drama itu pemaparan-masalah-pemecahan
masalah atau resolusi-keputusan.
3) Tokoh: Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku
cerita. Pelaku cerita atau pemain drama disebut actor (pria) dan aktris
(wanita). Tokoh dalam  cerita drama berkaitan dengan nama, usia, jenis
kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
 Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
 Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral)
dan tokoh bawahan (sampingan).
4) Latar/Setting: bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat
kejadian ketika tokoh  mengalami peristiwa
Latar terbagi dalam :
 latar sosial: latar yang berupa, waktu, suasana,  masa, bahasa.
 latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal,
rumah, ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.
5) Amanat  :  pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang
melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita.

4
C. Struktur Drama
Adapun strukturdrama yaitu :
1) Eksposisi : yaitu pemaparan masalah utama atau konflik utama yang
berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis.
Hasil akhirnya  antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih
dominan.
2) Raising Action : yaitu menggambarkan pertentangan kepentingan antar
tokoh. Hasil akhirnya protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis.
Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Awal terjadi masalah
3) Complication : yaitu perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik
sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu
kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhirnya antagonis dan sekutunya
memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
4) Klimaks : yaitu jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari
kubu Antagonis. Hasil akhirnya peristiwa-peristiwa tragis dan
menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
5) Resolusi : yaitu hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu
protagonis atau  tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan
kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta
kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya
berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang
sudah diusung.

D. Jenis – jenis Drama


Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru
dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan
pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan
manusia sehari-hari.

5
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan
tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-
dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :


1. Drama Komedi, adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh
keceriaan.
2. Drama Tragedi, adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi, adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera, adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan, adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola
jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette, adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim, adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh
atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau, adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-
gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie, adalah drama yang mengandung unsur agama / religius.
10. Wayang, adalah drama yang pemain dramanya berupa boneka wayang.
Atau sejenisnya

E. Langkah Langkah Mengarang Drama


1) Menentukan Tema.
Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang akan disampaikan
oleh pengarang kepada penonton. Tema, akan menuntun laku cerita dari
awal sampai akhir. Misalnya tema yang dipilih adalah “kebaikan akan
mengalahkan kejahatan”, maka dalam cerita hal tersebut harus
dimunculkan melalui aksi tokoh-tokohnya sehingga penonton dapat
menangkap maksud dari cerita bahwa sehebat apapun kejahatan pasti
akan dikalahkan oleh kebaikan.

6
2) Menentukan Persoalan (Konflik).
Persoalan atau konflik adalah inti dari cerita drama. Tidak ada cerita
drama tanpa konflik. Oleh karena itu pangkal persoalan atau titik awal
konflik perlu dibuat dan disesuaikan dengan tema yang dikehendaki.
Misalnya dengan tema “kebaikan akan mengalahkan kejahatan,”
pangkal persoalan yang dibicarakan adalah sikap licik seseorang yang
selalu memfitnah orang lain demi kepentingannya sendiri. Persoalan ini
kemudian dikembangkan dalam cerita yang hendak dituliskan.
3) Membuat Sinopsis (ringkasan cerita).
Gambaran cerita secara global dari awal sampai akhir hendaknya
dituliskan. Sinopsis digunakan pemandu proses penulisan naskah
sehingga alur dan persoalan tidak melebar. Dengan adanya sinopsis
maka penulisan lakon menjadi terarah dan tidak mengada-ada.
4) Menentukan Kerangka Cerita.
Kerangka cerita akan membingkai jalannya cerita dari awal sampai
akhir. Kerangka ini membagi jalannya cerita mulai dari pemaparan,
konflik, klimaks sampai penyelesaian. Dengan membuat kerangka
cerita maka penulis akan memiliki batasan yang jelas sehingga cerita
tidak bertele-tele. William Froug (1993) misalnya, membuat kerangka
cerita (skenario) dengan empat bagian, yaitu pembukaan, bagian awal,
tengah, dan akhir. Pada bagian pembukaan memaparkan sketsa singkat
tokoh-tokoh cerita. Bagian awal adalah bagian pengenalan secara lebih
rinci masing-masing tokoh dan titik konflik awal muncul. Bagian
tengah adalah konflik yang meruncing hingga sampai klimaks. Pada
bagian akhir, titik balik cerita dimulai dan konflik diselesaikan.
Riantiarno (2003), sutradara sekaligus penulis naskah Teater Koma,
menentukan kerangka lakon dalam tiga bagian, yaitu pembuka yang
berisi pengantar cerita atau sebab awal, isi yang berisi pemaparan,
konflik hingga klimaks, dan penutup yang merupakan simpulan cerita
atau akibat.

7
5) Menentukan Protagonis.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawa laku keseluruhan cerita.
Dengan menentukan tokoh protagonis secara mendetil, maka tokoh
lainnya mudah ditemukan. Misalnya, dalam persoalan tentang
kelicikan, maka tokoh protagonis dapat diwujudkan sebagi orang yang
rajin, semangat dalam bekerja, senang membantu orang lain,
berkecukupan, dermawan, serta jujur. Semakin detil sifat atau karakter
protagonis, maka semakin jelas pula karakter tokoh antagonis. Dengan
menulis lawan dari sifat protagonis maka karakter antagonis dengan
sendirinya terbentuk. Jika tokoh protagonis dan antagonis sudah
ditemukan, maka tokoh lain baik yang berada di pihak protagonis atau
antagonis akan mudah diciptakan.
6) Menentukan Cara Penyelesaian.
Mengakhiri sebuah persoalan yang dimunculkan tidaklah mudah.
Dalam beberapa lakon ada cerita yang diakhiri dengan baik tetapi ada
yang diakhiri secara tergesa-gesa, bahkan ada yang bingung
mengakhirinya. Akhir cerita yang mengesankan selalu akan dinanti oleh
penonton. Oleh karena itu tentukan akhir cerita dengan baik, logis, dan
tidak tergesa-gesa.
7) Menulis.
Setelah semua hal disiapkan maka proses berikutnya adalah menulis.
Mencari dan mengembangkan gagasan memang tidak mudah, tetapi
lebih tidak mudah lagi memindahkan gagasan dalam bentuk tulisan.
Oleh karena itu, gunakan dan manfaatkan waktu sebaik mungkin.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa
juga dipandang sebagai pengertian action, dalam sebuah cerita drama tentu
memiliki unsure yang akan mendukung sebuah cerita drama ursur tersebut
adalah tema, alur, tokoh, latar/setting, dan amanat. Terciptnya sebuah drama
yang menarik tentu harus ada pondasi yang di susun dengan teratur yaitu
mulai dari  eksposisi, rising action, complication, klimaks, resolu. Untuk
mengarang sebuah cerita drama, langkah langkahnya yaitu; menentukan
tema, menentukan persoalan (konflik), membuat sinopsis (ringkasan cerita),
menentukan kerangka cerita, menentukan protagonist, menentukan cara
penyelesaian, setelah itu menulis.  

B. SARAN
Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat
di mata internasional, disini Penulis mengharapkan agar seni drama
mendapatkan perhatian yang tinggi, baik di kalangan biasa, pendidikan,
pebisnis maupun pemerintah.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-
pelajaran-bahasa-indonesia
http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/01/unsur-unsur-drama.html
http://www.dbp.gov.my/lamandbp/main.php?
Content=vertsections&SubVertSectionID=893&VertSectionID=25&CurLocation
=208&IID=&Page=1
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-
penulisan-naskah-drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-
pelajaran-bahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-
drama
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/
Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV.
Aneka Ilmu
Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo
Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan
Pariwara

10

Anda mungkin juga menyukai