Anda di halaman 1dari 17

DRAMA

Lia Rahma Prianty, S.Pd.

2020

LIA RAHMA PRIANTY, S.Pd.


DRAMA
Drama merupakan salah satu genre sastra dengan kekhasan pada
unsur dialog

Menurut Suryaman (2010 :10)


Drama adalah karya sastra yang berupa dialog-dialog yang memungkinkan
untuk dipertunjukkan sebagai tontonan.

Menurut Wahyudi
1. Closet drama/ drama baca yaitu karya sastra yang dibaca saja meskipun
di dalamnya terdapat dialog atau cakapan dan petunjuk pemanggungan
2. Drama pentas yaitu drama yang dipentaskan.
NASKAH DRAMA

karangan yang berisi cerita


atau lakon
UNSUR DRAMA
1. Alur/plot  Rangkaian cerita atau jalinan cerita dari awal
hingga akhir.
a) Eksposisi : Berupa tahap pengenalan
b) Konflik : Mulai muncul insiden (kejadian)
c) Komplikasi : Menimbulkan konflik-konflik yang
semakin banyak dan rumit.
d) Krisis : Titik pertikaian paling ujung yang dicapai
pemain protagonis dan antagonis
e) Resolusi : Penyelesaian konflik
f) Keputusan : Semua konflik berakhir dan cerita selesai.
Menurut Wiyanto (2002: 24), alur drama disajikan
dalam urutan babak dan adegan

Babak
• Adanya pergantian latar seperti properti, baik
latar waktu, latar tempat/ ruang, ditandai
dengan layar yang turun atau lighting sejenak
dimatikan.
Adegan
• Bagian dari babak

Jadi satu babak dapat terdiri atas beberapa adegan.


2. Tokoh  Pelaku yang menggerakkan alur drama.

Cara menggambarkan tokoh disebut penokohan/ perwatakan

Watak tokoh dapat digambarkan dalam tiga dimensi (watak


Dimensi
dimensional)
Dimensi Psikologis Dimensi Sosiologis
Fisiologis
terkait dengan terkait dengan
kondisi fisik tokoh terkait dengan kondisi sosial yang
seperti umur, jenis kondisi psikis melingkupinya,
kelamin, warna seperti watak, seperti pekerjaan
kulit, tinggi rendah moral, temperamen, atau mata
badan, kurus gemuk keadaan emosi, dan pencaharian, agama,
badan, suara dan sebagainya. ras, kelas sosial.
sebagainya
Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita:
1. Tokoh Protagonis

Tokoh yang mendukung cerita


2. Tokoh Antagonis

Tokoh penentang cerita


3. Tokoh Tritagonis

Tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis


maupun untuk tokoh antagonis.
3. Latar/setting  Tempat kejadian cerita. Latar divisualisasikan
di atas pentas dengan tampilan dekorasi, dan tata panggung yang
menunjukan situasi tertentu.

Tempat

Latar/Setting Waktu

Suasana
4. Tema  Pikiran tokoh yang mendasari lakon drama, yang
dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang
menarik.
5. Amanat  Amanat bersifat subjektif. Artinya, pembaca dapat
berbeda-beda menafsirkan makna atau amanat karya itu bagi
dirinya.
6. Dialog  Merupakan ciri khas drama.
7. Lakuan  Gerak gerik pemain di atas pentas. Lakuan dapat juga
bersifat batiniah atau laku batin, yaitu pergerakkan yang terjadi
dalam batin pelaku, yang dapat dihasilkan oleh dialog.
8. Teks Samping/Petunjuk Teknis  Mempunyai nama lain yaitu
kramagung. Sesuai namanya teks samping ini memberikan
petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana pentas, suara,
musik, keluar masuknya pemain, keras lemahnya dialog, warna
suara, perasaan yang mendasari dialog, dan sebagainya. Teks
samping ditandai huruf besar, huruf miring, atau di dalam kurung
buka dan kurung tutup.
Struktur Alur

Prolog Dialog Epilog


•Pengenalan
•Orientasi •Penutu
tokoh,
•Latar •Komplik p
•Latar asi •Intisari
belakang •Resolusi
cerita cerita
UNSUR PEMENTASAN DRAMA

1. Naskah Drama 8. Tata Suara


2. Pemain (Aktor dan aktris) 9. Penonton
3. Sutradara
4. Tata Rias
5. Tata Busana
6. Tata Pentas
7. Tata Lampu
JENIS DRAMA

Berdasarkan masanya drama dibagi menjadi dua:


1. Drama Tradisional
Drama yang lahir dan diciptakan masyarakat tradisional,
contahnya: wayang orang, wayang ludruk, ketoprak, lenong,
dan tari topeng
2. Drama Modern
Drama yang lahir pada masyarakat industri. Drama modern
sudah menggunakan naskah yang memuat nama pemain, dialog, dan
teks samping. Dalam penyajiannya dikemas secara modern.

Anda mungkin juga menyukai