Anda di halaman 1dari 8

DRAMA

KD Pengetahuan KD Keterampilam
Menganalisis alur cerita, babak demi babak, dan Mempertunjukan salah satu tokoh dalam drama
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton yang dibaca atau ditonton secara lisan

Menganalisis kebahasaan drama yang dibaca Mendemosntrasikan sebuah naskah drama


atau ditonton dengan memperhatiakn isi dan kebahasaan

A. Menganalisis Alur, Babak, dan Konflik dalam Drama


Drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat bertindak, bereaksi dan
sebagainya. Jadi, kata “drama” dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan.
Secara umum, drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan
maksud dipertunjukan oleh aktor dan aktris. Pementasan naskah drama dikenal dengan
istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para
pemain di panggung.

Drama dalam arti luas


Drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di
depan orang banyak.
Drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas
panggung.

Berdasarkan penyajian lakon drama dapat dibedakan


menjadi sepuluh jenis sebagai berikut.
1. Tragedi, yaitu teks yang bercerita tentang kisah yang penuh kesedihan. Pemeran
utama dari awal cerita sampai akhir cerita selalu mengalami kegagalan dalam
memperjuangkan nasibnya. Contoh: Kapai-kapai karya Arifin C. Noer
2. Komedi, yaitu jenis teks yang bersifat menghibur. Jenis teks ini masih
mempertahankan aspek-aspek dramatik seperti latar, alr, konflik dan lakon.
Pada umumnya, drama ini ditutup dengan akhir yang bahagia. Contoh: Orang
Kaya Baru karya N.Riantiarno.
3. Tragikomedi, yaitu jenis teks yang memadu unsur-unsur antara tragedi dan
komedi. Artinya, drama tersebut ingin mengungkapkan perstiwa tragis (sedih),
tetapi ditampilkan delam gaya lucu, atau sebaliknya. Contoh: Opera Kecoa karya
N. Riantiarno
4. Melodrama, yaitu jenis teks yang menampilkan lakon tokoh senitmental,
mendebarkan, dan mengharukan. Tokoh-tokoh dalam melodrama merupakan
tokoh hitam putih. Maksudnya, tokoh yang jahat selamanya akan jahat, tokoh
yang baik selamanya akan baik. Contoh: Opera Primadona karya N. Riantiarno
5. Dagelan yaitu jenis teks yang menampilkan lakon lawakan atau jenaka. Tujuan
utama dagelan adalah membuat orang tertawa. Contoh: Srimulat
6. Opera yaitu bentuk drama yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan dengan
iringan orkes atau musik instrumental. Contoh: Julius Caesar karya Muhamad
Yamin
7. Tablo yaitu bentuk drama yang mengutamakan gerak. Para pemain tidak
berdialog.
8. Sendratari yaitu bentuk drama gabungan antara seni drama dan seni tari.
Adegan diwujudkan dalam gerakan yang diringi musik (tarian) tanpa adanya
dialog.
9. Pantomim yaitu bentuk drama yang mengutamakan perpaduan ekspresi gerak-
gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
10. Monolog yaitu bentuk drama percakapan seorang pemain dengan dirinya
sendiri. Tidak dintujukkan kepada orang lain. Contoh: Demokrasi dan Sejarah
karya Putu Wijayah.

Berdasarkan sarana pertunjukan, drama dapat dibagi


menjadi lima jenis yaitu:
1. Drama panggung yaitu drama yang dimainkan oleh para pemain di panggung
pertunjukkan. Penonton berada di sekitar panggung dan dapat menonoton
drama secara langsung.
2. Drama radio yaitu jenis drama yang disiarkan di radio
3. Drama televisi yaitu drama yang bervisual dan beraudio
4. Drama film yaitu drama yang ditampilkan dengan layar lebar
5. Wayang yaitu pertunjukan drama tradisional dengan pemain seorang dalang
yang menggunakan boneka tiruan orang dari pahatan kulit atau kayu yang dapat
memerankan tokoh tertentu.

Berdasarkan ada atau tidaknya teks, drama dibagi


menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
1. Drama tradisional yaitu tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
Kalaupun ada hanya berupa kerangka cerita dan beberapa catatan yang berkaitan
dengan pementasan drama.
Contoh: drama tradisional adlaah ketoprak ( Jawa Tengah), lenong (Betawi),
ludruk (Jawa Timur)
2. Drama modern yaitu tontonan drama yang menggunakan naskah. Naskah yang
berisi dialog dan perbuatan para pemain sangat diterapkan. Artinya. Pemain
menghafalkan dialog dan melakukan gerak-gerik seperti yang dikehendaki penulis
dalam naskahnya.
UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Tema
Tema merupakan satu di antara unsur paling penting dalam pementasan drama.
Tanpa adanya tema, pementasan drama tidak akan menarik, sebab tokoh akan
kesulitan memerankan watak atau karakter yang diperankan. Pasalnya, tema atau
pikiran pokok tersebut yang akan menjadi dasar sebuah pementasan drama.
Selain itu, tema juga akan membantu penonton dalam menangkap atau
memahami sajian pementasan tersebut.
2. Amanat atau Pesan
Unsur drama yang tidak kalah pentingnya ialah amanat. Dalam pementasan
drama harus ada amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan ke penonton.
Amanat dalam drama biasanya akan diselipkan melalui dialog-dialog yang
diperankan oleh para tokoh. Dengan adanya amanat, penonton akan
mendapatkan pelajaran atau pesan yang ada di dalam drama tersebut.
3. Plot
Plot atau alur merupakan rangkaian cerita dari awal sampai akhir pementasan
drama. Secara umum, unsur drama ini mengandung permasalahan, konflik,
klimaks, dan penyelesaian permasalahan.
Plot menjadi satu di antara unsur paling penting dalam sebuah drama, hal ini yang
akan menentukan menarik tidaknya pementasan drama.
4. Penokohan
Unsur drama berikutnya, yaitu karakter atau perwatakan tokoh. Dalam sebuah
pementasan drama, tokoh harus memiliki watak dan perilaku yang menonjol.
Watak tokoh ini harusnya sudah diciptakan saat penulis menulis sebuah naskah
drama. Penokohan biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu protagonis dan
antagonis.
5. Dialog
Dialog merupakan percakapan yang terjadi dalam sebuah pementasan drama.
Dialog yang ada bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh lainnya.
Ada juga berupa dialog sendiri atau yang biasa disebut monolog. Adanya dialog
bisa menjadi penjelasan jalannya cerita.
6. Setting atau Latar
Setting merupakan satu di antara unsur drama yang paling mendukung
pementasan. Biasanya setting akan disesuaikan dengan suasana dalam cerita.
Jadi, penonton akan memahami kapan, di mana, serta suasana yang diciptakan
dalam pementasan tersebut. Selain itu, panggung juga harus mampu
menggambarkan suasana yang tercipta dalam setiap adegan.
7. Gaya bahasa atau majas adalah (1) cara menyampaikan pikiran dan perasaan
dengan kata-kata, (2) cara khas dalam penyusunan dan penyampaian pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat
menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa dipakai untuk
menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis.
STRUKTUR DRAMA

Struktur dalam drama adalah sebagai berikut.


1. Pemaparan yaitu babak yang menjelaskan situasi awal dan belum ada konflik
2. Komplikasi yaitu babak munculnya konflik
3. Klimaks yaitu babak puncak konflik
4. Peleraian yaitu babak peleraian konflik atau masalah
5. Penyelesaian yaitu babak akhir sebuah drama yang pada umumnya berupa salah satu
dari dua bentuk akhir cerita, entah sedih atau senang.

ALUR, BABAK, KONFLIK dalam DRAMA

Alur, babak, konflik, dalam drama mempunyai kaitan yang erat. Alur yang merupakan
bagian dari babak-babak peristiwa atau kejadian menggambarkan konflik-konflik yang
terdapat dalam drama. Alur cerita yang mampu memunculkan konflik dalam drama
merupakan daya pikat bagi penonton untuk mengikut alur drama sampai akhri cerita.
Dalam tiap babak peristiwa terdapat bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.
Bagian ini menyatu dalam cerita secara keseluruhan.

Bagian awal
Pada bagian ini, pengarang memberikan berbagai informasi penting. Babak ini
mengungkapkan dimana peristiwa terjadi, kapan terjadi, siapa pelakunya, bagaimana
peristiwa terjadi, yang semuanya mengatur pembaca atau penonton menuju bagian
tengah drama

Bagian tengah
Pada bagian ini, situasi mulai menegangkan. Permasalahan atau konflik antartokoh, mulai
muncul. Konflik tidak selalu terjadi secara eksternal, yaitu antartokoh dan tokoh lain,
tetapi bisa juga secara internal, yaitu tokoh dengan diri sediri. Jika tidak teratasai, konflik
akan membesar, meluas dan menjadi kompleks.

Bagian akhir, Pada bagian ini, seluruh konflik diselesaikan.

Alur dalam drama berkaitan dengan konflik. Konflik dalam drama merupakan kunci untuk
enemukan alur cerita. Dengan adanya konflik, cerita suatu drama dapat berlangsung
menarik. Berikut cara-cara memunculkan konflik dalam drama.
1. Tafsirkan tema dengan memperhatikan akhir cerita (sedih, atau senang)
2. Munculkan konflik melalui penokohan
3. Drmatisasikan suasana cerita. Artinya, dilaog-dialog disusun sedemikian rupa
sehingga memicu emosi pembaca/penonton. Misalnya ikut terharu, sedih, marah,
senang, dan sebagainya.
B. Menganalisis Kebahasaan Drama

Untuk menganalisis drama, hal penting yang harus diperhatikan adalah kriteria
analisisnya. Kriteria analisis ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan langkah-
langkah yang lain. Jika analisis didasarkan pada kebahasaan, yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan dialog dalam pentas drama adalah kejelasan lafal dialog.

Namun, menjadi berbeda apabila drama yang dianalisis adalah naskah drama. Untuk
menganalisisnya, unsur kebahasaan menjadi hal utama. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis kebahasaan naskah drama adalah sebagai berikut.
1. Membaca naska drama secara terperinci
2. Memahami isi dan alur yang dipaparkan
3. Memahami konflik-konflik di dalamnya
4. Memperhatikan nilai/pesan yang hendak disampaikan.

KAIDAH DRAMA
Kaidah dalam drama sebagai berikut.
1. Prolog, yaitu pembicaraan awal yang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dan
situasi atau dapat juga disebut sebagai pengantar untuk masuk ke bagian awal
drama
2. Dialog yaitu bagain dari drama yang berupa percakapan atau obrolan antara satu
tokoh dan tokoh yang lain. Dialog juga merupakan bagian yang sangat dominan
dalam drama
3. Tokoh yaitu pemegang peran dalam drama. Tokoh-tokoh dalam drama sebagai
berikut:
a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang berperan utama sebagai tokoh sentral
b. Tokoh antagonis yaitu tokoh yang berperan sebagai penantang tokoh sentral
baik ide ataupun sikapnya
c. Figuran yaitu tokh yang kehadirannya mendampingi tokoh utama atau
merupakan pelengkap.
4. Epilog yaitu bagian terakhir dari drama. Epilog berisi simpulan dari drama.
Biasanya memuat pesan dan makna baik eksplisit maupun implisit.

C. Mempertunjukan Tokoh dalam Drama


Dalam memahami drama tokoh memiliki posisi yang sangat penting karena bertugas
mengaktualisasikan cerita atau naskah dramam di atas pentas. Dalam cerita drama,
tokoh merupakan unsur paling aktif yang menggerakan cerita. Oleh kerena itu,
seorang tokoh haruslah memiliki karakter agar dapat berfungsi sebagai penggerak
cerita yang baik.
Dalam naskah drama ditentukan juga dimensi-dimensi sang tokoh. Berikut tiga
dimensi yang ditentukan.
1. Dimensi fisiologis (ciri-ciri bdani), misalnya usia, jenis, kelamin, keadaan tubuh,
dan ciri-ciri muka.
2. Dimensi sosiologis (latar belakang kemasyarakatan), misalnya status sosial,
pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi,
pandangan hidup dan agama
3. Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalis,
sifat, sikap, dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu
dan kecakapan.
Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu.
1. Tokoh utama yaitu tokoh sentral cerita atau pementasan drama
2. Tokoh pembantu yaitu tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan cerita dan memilii kaitan dengan tokoh utama.
Berdasarkan perkembanann sifat/perwatakannya, tokoh dalam pementasa drama
terdiri dari.
1. Tokoh berkembang, yaitu tokoh yang mengalami perubahan atau perkembangan
perwatakan sejalan dengan perkembangan (dan perubahan) peristiwa dan plot
yang dikisahkan selama pertunjukan
2. Tokoh pembantu yaitu tokoh yang diperbantukan untuk menjelaskan tokoh lain.
Tokoh pembantu adalah minor character yang fungsinya hanya membantu atau
tokoh yang memerankan suatu bagian penting dalam drama tetapi fungsi
utamanya tetap tokoh pembantu
3. Tokoh statis yaitu tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari awal
hingga akhir dalam suatu drama.
4. Tokoh serbabisa yaitu tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain.

D. Mendemonstrasikan Drama Berdasarkan Isi


dan Kebahasaan
Mendemonstrasikan drama dapat dimaknai dengan mementasan naskah drama.
Beberapa kru, pelaku dalam pentas drama.
1. Penulis skenarioa, menulis teks drama mulai dari ide cerita, alur cerita, dialog
hingga latar belakang yang lengkap tergambar dalam sekenario
2. Sutradara bertanggungjawab terhadap keseluruhan proses pembuatan drama
yang meliputi skenario, akting para tokoh, pengambilan gambar, perekaman
suara sampai selesai, dan pengubahan dari yang tadinya berupa teks menjadi
pertunjukan
3. Pemain (aktris/aktor) berperan sebagai pemeran utama, pendamping, atau
tambahan yang harus menjiwai peran yanng dimainkan.
4. Juru kamera menguasai teknik-teknik pengambilan gambar yang diikuti gerak
5. Produser bertanggungjawab atas pembuatan drama mulai dari pengurus
perizinan, distribusi, sampai peredaran
6. Narator bertugas menceritakan gambaran isi cerita kepada penonton
7. Penata artistik meliputi penata suara, penata busana, penata rias, dan latar yang
mendukung pemetasan drama.

Berikut langkah mendemonstrasikan drama.


1. Membaca dan memahami teks drama
2. Menghayati watak tokoh yang akan diperankan
3. Memahami teknik bermain drama
Ada beberapa hal yang sangat medasar dengan teknik bermain drama.
a. Teknik muncul
b. Teknik memberi isi
c. Teknik pengembangan (tergantung daya kratifitas pemain).
Beberapa cara yang dapat dilakukan bagi pemain untuk teknik
pengembangan;
1) Pengucapan adalah menaikan atau menurunkan volume sera nada
2) Gestur
Cara mengembangkan gestur:
a) Menaikan posisi tubuh
b) Berpaling

c) Berpindang tempat
d) Gerakan
e) Mimik adalah ekspresi gerak-gerak wajah untuk menunjukan emosi
yang dialami pemain.
4. Menciptakan peran
Hal-hal berikut dapat membantu menciptakan peran
a. Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran
dalam pementasan
b. Kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol
c. Carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya
d. Ciptakan gerakan mimik atau gestur yang mampu mengekspresikan watak
tokoh
e. Ciptakan intonasi yang sesuai dengan karater tokoh.
Hal yang penting dalam mendemonstrasikan drama adalah dialog. Oleh karena itu
seorang pemain harus mampu:
a. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas
b. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara

c. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.


Ada tiga macam tekanan yang bisa digunakan dalam melisankan naskah drama, yaitu.
a. Tekanan dinamik adalah tekanan yang diberikan pada kata atau kelompokkata
tertentu dalam kalimat sehinga kata atau kelompok kata tersebut terdengar lebih
menonjol dari kata-kata yang lain.
b. Tekanan tempo adalah tekanan pada kata atau kelompok kata tertentu dengan
jalan memperlambat pengucapannya. Kata yang mendapat tekanan tempo
diucapkan seperti mengeja suku katanya.
c. Tekanan nada adalah nda yang diucapkan secara berbeda-beda untuk menunjukan
perbedaan keseriusan orang yang mengucapkannya.

Anda mungkin juga menyukai