Teks drama adalah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang
dipentaskan. Drama juga diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.
Ciri-ciri drama
1. Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik tokoh dan juga narator
2. Dialog dalam naskah drama menggunakan tanda petik ("...").
3. Dalam drama harus terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama.
4. Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton di mana drama tersebut dilakukan sebagai sarana hiburan.
5. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi beberapa perlengkapan dan peralatan untuk
menghidupkan suasana.
Jenis-jenis drama
A. Berdasarkan Masanya:
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru / drama modern adalah drama yang ditampilkan dengan menggunakan naskah. Drama modern mendapat
pengaruh dari teori Barat. Drama modern sering menampilkan karya sastra atau kehidupan sehari-hari.
2. Drama Tradisional / Drama Klasik
Drama tradisional / drama klasik adalah drama yang tidak menggunakan naskah dan bersumber dari tradisi suatu
masyarakat. Karena tidak menggunakan naskah, maka para pemerannya biasanya melakukan improvisasi dan
spontan.
B. Berdasarkan Isi Kandungan Cerita:
1. Drama Komedi Drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi Drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragikomedi (Tragedi dan Komedi) Drama yang menggabungkan rasa sedih dan lucu. Bisa berbentuk di awal
menampilkan kesedihan, kemudian di akhir menampilkan kegembiraan.
4. Opera Drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan Drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Sendratari Drama gabungan antara seni drama dan tari.
7. Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan.
8. Tablo Drama yang karakter serta posisi pemain dibantu oleh dalang atau pencerita, sedangkan tokohnya tidak
berdialog.
9. Passie Drama yang mengandung unsur agama / religius.
10. Wayang Drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
Struktur drama
1. Prolog
adalah kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh
tertentu. Bagian ini merupakan pembuka dalam pertunjukkan drama atau sandiwara.
2. Dialog
adalah bagian yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia,
problematika yang dihadapi, dan cara manusia menyelesaikan permasalahannya.
Dialog sendiri terdapat 3 bagian, yaitu:
A. Orientasi, merupakan bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau akan terjadi.
B. Komplikasi, berisi konflik-konflik dan pengembangannya seperti adanya gangguan/halangan dalam mencapai tujuan.
Bagian ini menunjukkan juga bagaimana watak dari tokoh protagonis atau antagonis. Tanpa tokoh antagonis yang
merasa bertentangan dengan tokoh protagonis, maka cerita dalam dramanya tidak akan menarik.
C. Resolusi, merupakan klimaks (turning point) dari drama. Di bagian ini terdapat solusi dalam penyelesaian
masalah/konflik yang timbul. Resolusi harus didasari dengan alasan logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan
kejadian sebelumnya.
3. Epilog
Kalimat penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang isi keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan
oleh dalang atau tokoh tertentu.
Unsur Kebahasaan Teks Drama
1. Kalimat Langsung
Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para
tokohnya. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik (” ”).
2. Kata Ganti Orang Ketiga
3. Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak
pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
4. Kosakata Percakapan
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata
tidak baku dan kosakata percakapan seperti kok, sih, dong, oh.
5. Kalimat Seru, Suruhan, Pertanyaan
Di dalam teks drama juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan.
6. Konjungsi Temporal
Teks drama juga banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti: sebelum,
sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
7. Kata Kerja yang Menggambarkan Suatu Peristiwa
Di dalam teks drama juga banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
8. Kata Kerja yang Menyatakan Sesuatu yang Dipikirkan atau Dirasakan
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti :
merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
9. Kata Sifat untuk Menggambarkan Tokoh, Tempat, atau Suasana
Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.