KELAS XI
DRAMA
OLEH
EWIL LASSA, S.Pd
DRAMA
Pengertian Drama
1.Moulton
Drama merupakan kisah hidup yang dilukiskan
dalam sebuah pertunjukan gerak
2. Ferdinand Brunetierre
Drama merupakan sebuah seni yang dapat
menghasilakn sebuah gerakan dan aksi yang dapat
dipertontonkan.
3. Anne Civardi
Drma merupakan kisah yang ditampilkan melalui
kata-kata dan diperagakan dengan gerak.
Seiring perkembangan zaman, drma tidak hanya terbatas dipentaskan
antar panggung. Sekarang ini drama didefenisikan sebagai suatu
cerita yang dipentaskan di atas panggung atau tidak dipentaskan di
atas panggung, misalnya seperti film, televisi, drama radio, dan lain
sebagainya.
Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian
dari bentuk karya sastra yang berisi cerita tentang kehidupan yang
dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau
perbuatan.
Sementara itu, drma sendiri biasanya diperankan oleh seseorang yang
disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama,
aktor dan aktris ini akan membuat gerakan dan dialog sesuai
dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada banyak orang.
CIRI-CIRI DRAMA
• Setelah mengetahui pengertian tentang drama, selanjutnya akan dijelaskan
mengenai ciri-ciri teks drama. Ciri-ciri pada teks drama dapat digunakan untuk
menandai atau membedakan teks ini dengan teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri
drama juga menjadi tanda khusus pembeda dengan karya sastra lainnya. Berikut
ini adalah ciri-ciri dari teks drama yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:
1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh
narator maupun tokoh.
2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor
atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu
UNSUR-UNSUR TEKS DRAMA
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama.
Unsur-unsur intrinsik ini adalah sebagai berikut:
a. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada
dalam sebuah cerita drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi
dalam teks drama merupakan sebuah gambaran yang menceritakan
karakter tokoh tersebut.
b. Latar (Setting)
Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau
tempat, waktu, hingga suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks
drama.
c. Alur
Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa
yang terjalin pada sebuah teks sastra, dengan berlandaskan
hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami
sebagai pola dan keterkaitan peristiwa untuk
menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian
cerita tersebut.
d. Tema
Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang
didukung oleh jalinan unsur lainnya, misalnya seperti tokoh,
alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.
e. Amanat
Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca teks drama
atau penonton pementasan drama.
• 2. Unsur Ekstrinsik
Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan unsur dari teks drama, selanjutnya akan
dipaparkan penjelasan tentang struktur teks drama. Sebagai bagian yang menjadi
kerangka dari sebuah teks, struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi
prolog, dialog, dan epilog. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Prolog
Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami
sebagai kata pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai
pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang
tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam drama.
Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan oleh narator atau bisa
disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus disampaikan
oleh tokoh tertentu dalam drama.
2. Dialog
Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat
didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua
orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi unsur yang
memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah
pementasan drama dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar
tokohnya.
Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang
perasaan dari para tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan drama
perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter dan
perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga
harus mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya
dengan menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari
karakternya
• 3. Epilog
Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya
adalah kata penutup dalam sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog
untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam pementasan drama,
epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks
drama. Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau
dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan
oleh tokoh dalam drama tersebut.
Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur
teks drama sendiri memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan
resolusi (denouement). Tiga bagian dialog tersebut kemudian dibagi lagi
dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam sebuah teks
drama biasanya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam
dialog. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau
perkembangan dari peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Sedangkan,
adegan dalam sebuah teks drama hanya mencakup satu pilihan-pilihan
dialog dari setiap tokoh.
Kaidah Kebahasaan Drama
1. Teks drama berisi dialog.
2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog
3. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.
4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua, misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.
5. Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan
lain sebagainya.
6. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan,
menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.
7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang
menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh, misalnya seperti merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami, dan lain sebagainya.