A. Pengertian Drama
Karya sastra fiksi terbagi atas prosa, puisi, dan drama. Sedangkan karya sastra nonfiksi di
antaranya adalah biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Pada kesempatan ini, kami akan menitik
beratkan penjelasan mengenai drama dan isinya.
Berikut ini adalah pengertian drama menurut para ahli:
1. Drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam dialog atau pantomim,
suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh, terutama sebagai suatu cerita
yang diperuntukkan untuk dipentaskan di panggung dramatik. (Benhart)
2. Drama adalah proses lakon sebagai tokoh dalam peran, mencontoh, meniru gerak pembicaraan
perseorangan, menggunakan secara nyata dari perangkat yang dibayangkan, penggunaan
pengalaman yang selalu serta pengetahuan, karakter dan situasi dalam suatu lakuan, dialog,
monolog, guna menghindarkan peristiwa dan rangkaian cerita-cerita tertentu. (Wood dan Attfield)
3. Drama merupakan jenis karya sastra yang dibangun oleh unsur intrinsik, satu kesatuan karya itu
membentuk kesatuan atau totalitas. (Erwan Juhara)
4. Drama adalah bentuk karangan yang berpijak pada dua cabang kesenian, yakni seni sastra dan seni
pentas sehingga drama dibagi dua, yaitu drama dalam bentuk naskah tertulis dan drama yang
dipentaskan. (Seni Handayani dan Wildan)
5. Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan
pertikaian/konflik dan emosi lewat adegan dan dialog. (Wahono dan Rusmiyanto)
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian drama adalah sebuah karya sastra yang
dibuat oleh penulis dalam wujud tulisan atau karya sastra tulis dengan memiliki tujuan dipentaskan dalam
sebuah panggung pertunjukan.
B. Ciri-ciri Drama
1. Drama terdi dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan
2. Harus ada konflik
3. Harus ada aksi
4. Harus dilakonkan
5. Tempo masa kurang dari pada 3 jam
D. Struktur Drama
Berikut merupakan 3 struktur drama:
• Prolog (adegan pembukaan).
• Dialog (percakapan).
• Epilog (adegan akhir atau penutup).
a. Orientasi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh,
menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian
utamaceritatersebut,dan adakalanyamembayangkanresolusiyangakandibuatdalamceritaitu.
b. Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku utama
menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman
dalamperjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintanganini.
c. Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya di dalam
komplikasi. Titikbatas yangmemisahkan komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point).
Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton
terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai- tidaknya perubahan itu dengan yang merekaharapkan.
Pengarang dapat mempergunakan teknik flashback atausorot balik untuk memperkenalkan penonton
dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu situasi, atau untukmemberikan motivasi bagi aksi-
aksinya.