Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG DRAMA

NAMA : ANDINI ALIFIA


KELAS : XI TKJ
PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

SMK NEGERI 1 TANJUNG PURA


TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu dewi pertiwi sebagai guru
pelajaran agama islam yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tanjung pura, 22 Januari 2024

Smk negeri 1 tanjung pura


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai suatu aliran sastra, drama mempunyai kekhususan dibanding dengan
aliran puisi ataupun aliran prosa. Kesan dan kesadaran terhadap drama lebih
difokuskan kepada bentuk karya yang bereaksi lansung secara konkret.
Kekhususan drama disebabkan tujuan drama ditulis pengarangnya tidak hanya
berhenti sampai pada tahap pembeberan peristiwa untuk dinikmati secara artistik
imajinatif oleh para pembacanya, namun mesti diteruskan untuk kemungkinan
dapat dipertontonkan dalam suatu penampilan gerak dan perilaku konkret yang
dapat disaksikan. Kekhususan drama inilah yang kemudian menyebabkan
pengertian drama sebagai suatu aliran sastra lebih terfokus sebagai suatu karya
sastra yang lebih berorientasi pada seni pertunjukkan, dibandingkan sebagai aliran
sastra.
Kata drama sendiri berasal dari kata Yunani draomai yang berarti berbuat,
berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya. Jadi, drama berarti perbuatan atau
tindakan. Di dalam sebuah drama juga terdapat unsur-unsur yang membangun
salah satunya yaitu unsur intrinsik. Jika dibandingkan dengan fiksi, maka unsur
intrinsik drama dapat dikatakan kurang sempurna karena di dalam drama tidak
ditemukan adanya unsur pencerita, sebagaimana terdapat dalam fiksi. Alur di
dalam drama lebih dapat ditelusuri melalui motivasi yang merupakan alasan untuk
munculnya suatu peristiwa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian drama?
2. Apa jenis-jenis drama?
3. Apa unsur-unsur drama?
4. Bagaimanakah menulis drama?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian drama
2. Untuk mengetahui jenis-jenis drama
3. Untuk memahami unsur-unsur dalam drama
4. Untuk memahami cara menulis drama
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DRAMA
Istilah drama berasal dari bahasa yunani droomai yang berarti berbuat.
Pengertian drama adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang
dipentaskan. Drama ialah nimetic (peniruan), yaitu aksi yang meniru atau
mewakilkan perlakuan manusia. Drama adalah karya yang ditulis dalam bentuk
percakapan (dialog) yang dipertunjukkan oleh tokoh-tokoh diatas pentas. Drama
digolongkan kedalam dua bagian, yaitu drama dalam bentuk tertulis dan drama
yang dipentaskan. Menurut Moulton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan
gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand Brunetierre: drama haruslah
melaahirkan kehendak dengan action.
Menurut Balthazar Vallhagen; drama adlah kesenian melukiskan sifat dan
sifat manusia dengan gerak. Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia
dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan
percakapan dan action dihadapan penonton.
B. JENIS-JENIS DRAMA
Adapun jenis-jenis dalam drama adalah sebagai berikut:
1. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar
konvensi alur, penokohan dan tematik.
2. Drama borjuis, yaitu drama yang bertema kehidupan kaum bangsawan
3. Drama domestik, yaitu drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
4. Drama heroik, yaitu drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi
danyang selalu bertemakan cinta dan nama baik.
5. Drama liris, yaitu drama yang berbentuk puisi.
6. Drama rumah tangga, yaitu drama yang menggambarkan kehidupan suatu
rumah tangga yang realistis.
7. Drama satire, yaitu drama yang berisi sindiran, umumnya bersifat komedi.
8. Drama tari, yaitu drama yang dilakonkan dengan tarian.
9. Drama tandens, yaitu drama yang berisi masalah sosial, seperti
kepincangan-kepincangan yang terjadi dalam masyarakat.
10. Drama duka (tragedi), yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan
atau keruntuhan tokoh utama (KBBI, 2001: 275).
C. UNSUR-UNSUR DRAMA
Adapun Unsur-unsur dalam drama yaitu :
1. Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku
cerita atau pemain drama disebut aktor (pria), dan aktris (wanita). Tokoh
dalam cerita fiksi atau drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin,
tipe fisik, jabatan dan keadaan kejiwaan. Tokoh dalam drama di
klasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya dalam
sebuah drama terdapat satu atau dua figur tokoh protagonis utama
yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai
pendukung cerita.
2) Karakter antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya terdapat
seorang tokoh utama yang menentang cerita dan beberapa figur
pembantu.
3) Karakter tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh
protagonis maupun tokoh antagonis.
b. Karakter tokoh berdasarkan perannya dalam lakon serta fungsinya
yaitu:
1) Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak
lakon. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan antagonis.
2) Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau menentang tokoh
sentral. Tokoh utama dapat juga sebagai medium tokoh sentral atau
sebagai tokoh tritagonis.
3) Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran
pelengkap atau tambahan.
2. Perwatakan atau Penokohan
Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau penokohan adalah
menggambarkan efek batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita.
Watak pada tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional)
penggambaran tiu berdasarkan keadaan fisik, biasanya dilukiskan paling
awal, baru kemudian sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat lansung pada
dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon.
a. Keadaan fisik, keadaan fisik meliputi: umur, jenis kelamin, ciri-ciri
tubuh, suku, bangsa, raut muka, suaranya dan sebagainya.
b. Keadaan psikis, keadaan psikis meliputi: watak, kegemaran,
mentalitas, moral, temperamen, ambisi, kompleks psikologis yang
dialam, keadaan emosinya, dan sebagainya.
c. Keadaan sosiologis, keadaan sosiologis tokoh meliputi: jembatan,
pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dan sebagainya.
3. Setting/Latar
Setting adalah latar belakang tentang waktu kejadian atau zaman, waktu,
tempat dan cara berbudaya suatu masyarakat yang diceritakan dalam
sebuah drama. Dalam menentukan setting drama dapat dilakukan dengan
menonton atau membaca dengan seksama dan menganalisis waktu dan
tempat suatu peristriwa dalam drama terjadi.
4. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari sebuah drama
dan merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan oleh pengarang
melalui karya. Tema drama dapat ditentukan dengan memeperhatikan dan
mengingat-ingat peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam drama. Tema
dalam karya sastra drama terdiri dari masalah, pendapat dan pesan
pengarang, secara lansung dan intuitif disimak oleh pembaca atau
penonton. Tema sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi
dan menjadi kekayaan rohani pembaca dan penonton. Tema merupakan
tujuan akhir yang harus diungkapkan oleh plot, karakter, maupun bahasa.
Jadi tema menjadi unsur pemersatu dan pedoman bagi unsur-unsur drama
lainnya.
5. Plot/alur
Plot atau alur adalah kejadian atau peristiwa dalam drama yang disusun
secara logis dan kronologis, saling terkait. Plot cerita dalam drama sebagai
beriku:
a. Permulaan (protasis/exposition) yaitu bagian yang mengantarkan atau
memaparkan para tokoh, menjelaskan latar cerita, dan gambaran
peristiwa yang akan terjadi.
b. Jalinan kejadian (epitato/complication), bagian yang menggambarkan
pertikaian yang dialami oleh para tokoh.
c. Puncak laku (catastasis/klimaks), yaitu bagia yang menguraikan
peristiwa-peristiwa mencapai titik kulminasi, mencapai puncak
ketegangan.
d. Ketegangan menurun, bagian yang menceritakan ketegangan
berangsur-angsur menuju titik balik, menuju kesudahannya.
e. Peleraian (resolution), yaitu bagian yang menceritakan pertentangan-
pertentangan mulai mereda, seolah-olah pada kesepakatan damai di
antara para tokoh.
f. Penutupan (catastrophe/ conclusion/ penyelesaian), yaitu bagian yang
menceritakan pertentangan yang dialami para tokoh sudah berakhir
atau sudah terpecahkan.
6. Amanat/pesan
Amanat adalah tujuan yang hendak dicapai pengarang. Amanat bisa
berupa ajaran moral, ajakan, saran atau anjuran. Adapun amanat yang
terdapat dalam drama bisa lebih dari satu. Dalam menentukan amanat
utama yang terdapat dalam drama dilarang terlalau kaku, akan tetapi kit
hendaknya dapat mengmbil argument-argumen lain untuk dapat
mendukung suatu amanat dalam drama sebagai amanat utama.
D. MENULIS DRAMA
Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita, dialog yang diucapkan
para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan juga sikap pelaku saat pentas.
Naskah drama ditulis dengan selengkap-lengkapnya, bukan saja berisi keterangan
atau petunjuk. Selain itu, naskah drama merupakan jalinan cerita (plot) drama,
plot merupakan kerangka cerita dari awal hingga akhir. Yang merupakan jalinan
konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Selain itu, naskah drama juga
memasukan unsur intrinsik drama, naskah drama disampaikan dengan kalimat
langsung dan diberi informasi mengenai latar, ekspresi, dan keterangan bagi
pelaku.
Terkait dengan bahasa drama, berikut ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1. Kalimat yang digunakan harus komunikatif dan efektif.
2. Dialog harus ditulis dengan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan siapa
yang berbiacara, tepat pembicaraan itu berlangsung dan masalah yang
dibicarakan.
3. Harus dibedakan dengan hjelas antara prolog, epilog, dialog, dan monolog.
4. Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama.
5. Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan.
6. Dialog adalah percakapan para pemain
7. Monolog adalah percakapan seseorang pemain dengan dirinya sendiri
Apa yang diucapkan itu tidak ditunjukkan kepada orang lain. Selain hal di atas,
kalian juga perlu memperhatikan petunjuk teknis pementasan drama. Petunjuk
teknis ini berisi keterangan gerak pelaku, ekspresi pelaku, nada pengucapan
dialog, ataupun keterangan keadaan panggung. Adapun Langkah-langkah menulis
naskah drama diantaranya adalah :
1. Melihat gambar / perisitiwa yang menyentuh perasaan, atau menggali
sesuatu dalam diri dan lingkungan sekitar.
2. Membayangkan peristiwa yang dapat terjadi melalui gambaran itu
3. Membuat rangkaian cerita
4. Memilih peristiwa yang dapat digambarkan dalam naskah
5. Menulis dialog sehingga membentuk naskah drama
6. Memberi nama tokoh / pelaku dalam setiap dialog
7. Menambahkan narasi, berupa latar suasana, dan lakuan tokoh

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Drama adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang
dipentaskan,. jenis-jenis drama adalah : 1). drama absurd, 2) drama borjuis , 3)
drama domestik, 4) drama heroik 5) drama liris. 6) drama rumah tangga, 7) drama
satire, 8) drama tari, 9) drama tandens, 10) drama duka. adapun selain itu hal yang
penting untuk diketahui dalam drama yaitu unsure-unsurnya yaitu : tokoh,
perwatakan atau penokohan,setting/latar, tema, plot/alur, dan amanat/pesan.
Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita, dialog yang diucapkan
para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan juga sikap pelaku saat pentas.
oleh karena itu pementasan tak akan berjalan jika naskah drama tidk ada, atau ada
tetapi tidak terlalu sempurna oleh karena itu, harus memperhatikan langkah-
langkah dalm menuliskan drama, yaitu : melihat gambar / perisitiwa yang
menyentuh perasaan, atau menggali sesuatu dalam diri dan lingkungan sekitar.
2)membayangkan peristiwa yang dapat terjadi melalui gambaran itu 3) membuat
rangkaian cerita 4) memilih peristiwa yang dapat digambarkan dalam naskah 5)
menulis dialog sehingga membentuk naskah drama 6) memberi nama tokoh /
pelaku dalam setiap dialog dan menambahkan narasi, berupa latar suasana, dan
lakuan tokoh.
B. SARAN
Dalam sebuah pementasan drama haruslah kita mengenal drama itu
sendiri, hal-hal yang berkaitan dengan drama supaya kita benar-benar dapat
menyuguhkan pementasan drama yang sebenar-benarnya sebuah drama yang
layak untuk ditonton dan dapat bermanfaat untuk para pemeran atau semua yang
terlibat dalam pementasan drama itu sendiri serta dapat bermanfaat dan
memuaskan penonton.
Memperhatikan setia aspek yang ada, hal-hal kecil jangan pernah
disepelekan, yang nantinya dalam sebuah drama akan membuat pementasan yang
kita rencanakan nantinya menjadi sempurna dan terkenang oleh penonton,oleh
karena itu dibutuhkan kesiapan yang matang dalam semua aspek pementasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indoesia SMA Kelas XI Program IPA dan IPS.
Jakarta : Yudhistira
Budi S, Gunawan dkk. 2009. Terampil Berbahasa Indonesia 2 Program IPA dan
IPS. Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Rohmadi, Muhammad dan Yuli Kusumawati.2008 Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA/MA Kelas XII (Program IPA/IPS). Jakarta : Pusat Pembukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah Penunjang Pembelajaran Bahasa
Indonesia SMP dan SMA. Jakarta : PT Grasindo
Sumardjo, Jakob. 2004. Kesusastraan Melayu-Rendah Masa Awal. Yogyakarta :
Galang Press

Anda mungkin juga menyukai