Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Teks Drama Menurut Para Ahli

Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen


Apa itu drama? Menurut Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen adalah kesenian
yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia
dengan action dan perilaku.

Moulton
Pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak drama
adalah menyaksikan kehidupan yang diekspresikan secara langsung. Jika
buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan yang
diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri.

Budianta dkk
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal
adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta dkk, 2002:95).

Krell dan Friedler


Pendapat Krell dan Friedler (dalam Nurhayati, 2000:9) tentang drama adalah drama
melukiskan suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelaku cerita untuk mencapai tujuan
tertentu, di mana dalam usahanya untuk mencapai tujuan tersebut ia menghadapi hambatan
dan rintangan; dipertunjukkan lewat gerak dan dialog.

Brander Mathews
Menurut Brander Mathews, konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa drama termasuk ragam sastra
karena ceritanya bersifat imajinatif dalam bentuk naskah drama, selain itu drama bukanlah
sekedar teks yang dimainkan, dilakonkan, dipentaskan karena itu penikmatnya dapat secara
langsung menyaksikan, menonton pementasan drama

Drama merupakan suatu pertunjukan yang membawakan sebuah cerita, media yang


digunakan untuk menyampaikan cerita tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang
dilakukan oleh para tokohnya.
Struktur Teks Drama

Adapun struktur drama terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Prolog: kata pendahuluan sebagai pengantar untuk memberikan gambaran umum


tentang pelaku, konflik atau hal yang terjadi dalam drama.
2. Dialog: percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan hal yang penting
dalam drama. Dalam drama harus ada penjiwaan emosi dan juga dialog disampaikan
dengan pengucapan kata serta volume suara yang jelas.
3. Epilog: kata penutup yang mengakiri suatu pementasan drama. Epilog berguna untuk
merumuskan isi pokok drama.

Adapun adegan hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh.

1. Orientasi: memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi cerita, mengajukan


konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita.
2. Komplikasi atau bagian tengah cerita: pelaku uama menemukan rintangan-rintangan
antara dia dan tujuannya, mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk
menanggulangi rintang-rintangan tersebut.
3. Resolusi atau denouement: titik batas yang memisahkan antara komplikasi dan
resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks terjadi perubahan
penting mengenai nasib pelaku utama.
Jenis-jenis Teks Drama
Menurut Budianta secara pokok ada 5 (lima) jenis drama, yaitu: tragedi, komedi,
tragikomedi, melodrama, dan farce. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Tragedi: sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan kedukaan atau dukacita.
2. Komedi: sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan sukacita.
3. Tragikomedi: sebuah sajian drama yang menggabungkan antara tragedi dan komedi.
4. Melodrama: sebuah pementasan yang ketika tanpa ada cakapan apapun, emosi
dibangun melalui musik.
5. Farce: secara umum dapat dikatan sebagai sebuah sajian drama yang bersifat
karikatural atau komedi yang dilebih-lebihkan.

Dalam Asmara (1983:12), jenis-jenis drama dibedakan kedalam tiga kategori yaitu tragedi,


sandiwara, dan komedi.

1. Tragedi merupakan jenis drama tertua yang muncul dari upacara kehidupan dan
kematian bangsa Dyonesis di Yunani yang diarahkan ke dimensi-dimensi kehidupan
dan karakter manusia yang serius.
2. Sandiwara menurut Haerkotter adalah sebuah bentuk lain dari tragedi. 
3. Komedi yaitu pelaku utamanya dilibatkan dalam kesalahan-kesalahan sendiri seperti
kesombongan, kebanggan atau dalam komplikasi hubungan-hubungan di luar dirinya.

Berdasarkan penyajian lakon, drama dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu:

1. Tragedi: drama yang berakhir dengan kesedihan.


2. Komedi: drama yang penuh dengan kelucuan.
3. Opera: drama yang dialognya diiringi musik.
4. Melodrama: hampir mirip dengan opera yaitu drama yang dialognya diucapkan dengan
diiringi melodi atau musik.
5. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya dagelan.
6. Tablo: drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog,
tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
7. Sendratari: jenis drama gabungan antara seni drama dan seni tari.

Berdasarkan sarana pementasannya, jenis drama dibagi menjadi 6 (enam) yaitu:

1. Drama panggung: jenis drama yang dimainkan oleh pelaku di panggung.


2. Drama radio: drama yang hanya bisa didengarkan oleh penikmat, tidak bisa dilihat
dan diraba.
3. Drama televisi: hampir mirip dengan drama panggung, bedanya drama televisi tidak
dapat diraba.
4. Drama film: drama yang menggunakan layar lebar biasanya dipertunjukkan bioskop.
5. Drama wayang: jenis drama yang diiringi pegelaran wayang.
6. Drama boneka: para pelaku darama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh
beberapa orang.

Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, jenis drama dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Drama tradisional: jenis drama yang tidak menggunakan naskah.


2. Drama modern: jenis drama yang menggunakan naskah.
Unsur-unsur Teks Drama
Unsur-unsur drama dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur intrinsik dan
unsur-unsur ekstrinsik. Penjelasannya sebagai berikut.

Unsur-unsur Intrinsik Drama

Berikut ini unsur-unsur intrinsik drama yaitu:

Tokoh dan Perwatakan


Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam
suatu pementasan drama (Budiyati, 2009:26). Tokoh dalam seni sastra termasuk drama
disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Proses penokohan
dapat juga disebut perwatakan atau karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan
adalah pelukisan tokoh cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam cerita.

Latar
Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa
serta aspek suasana (Budiyati, 2009:31).

Bahasa
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks darama. Dialog adalah percakapan
antara dua orang atau lebih tokoh (Budiyati, 2009:32).

Watak
Watak adalah perilaku yang diperankan oleh pelaku utama. Watak protagonis adalah watak
perilaku baik yang diperankan oleh tokoh. Sedangkan watak antagonis adalah watak perilaku
jahat yang diperankan oleh tokoh.

Alur
Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009:28). Alur adalah rangkaian peristiwa
yang terjalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan merupakan pola, perkaitan peristiwa yang
menggerakan jalannya cerita ke arah pertikaian dan penyelesaiannya.

Tema
Tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur,
dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.

Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan
bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang
dipaparkannya.

Unsur Ekstrinsik Drama


Unsur ekstrinsik drama adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi
ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain:

 Biografi atau riwayat hidup pengarang.


 Filsafah hidup pengarang.
 Unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang
menunjang penciptaan karya drama tersebut.
Ciri-ciri Teks Drama
Berikut ini ciri-ciri teks drama yang harus kalian ketahui.
 Seluruh cerita berbentuk dialog, baik narator maupun tokoh.
 Semua dialog pada drama tidak menggunakan tanda petik.
 Naskah drama dilengkapi dengan petunjuk tertentu yang harus dilakukan oleh tokoh
pemerannya.
 Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
 Mesti ada konfliks, aksi.
 Drama harus dilakonkan.
 Tempo masa kurang dari 3 jam.
 Tidak ada ulangan dalam satu masa.

Anda mungkin juga menyukai